Beban dan Kekangan Perilaku Umum Penghentian Pengujian Uji Kuat Tekan Pasca Bakar

Ayu Wulandari,2013 PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 33

e. Beban dan Kekangan

Untuk komponen pemikul beban, harus dicatat waktu ketika benda uji tidak mampu mendukung beban uji. Variasi gaya terukur danatau momen yang diperlukan untuk menjaga kekangan harus direkam.

f. Perilaku Umum

Pengamatan dilakukan dengan mengamati perilaku umum benda uji sepanjang pengujian dan mencatat gejala yang terkait seperti deformasi, terjadinya retakan, peristiwa pelelehan atau pelembekan material, peristiwa letupan permukaan beton akibat desakan uap air dalam beton spalling atau proses peng-arang-an charring bahan dari kayu, dll., dari bahan konstruksi benda uji yang dibuat. Jika terdapat asap di permukaan tak terekpos, maka kejadian ini dicatat dalam laporan.

g. Penghentian Pengujian

Pengujian dapat diakhiri karena satu atau lebih pertimbangan berikut: a Keselamatan personil atau segera terjadi kerusakan pada peralatan; b Pencapaian kriteria tertentu; c Permintaan pengguna jasa uji. Pengujian dapat dilanjutkan setelah kegagalan b untuk memperoleh data tambahan.

3.5 Uji Kuat Tekan Pasca Bakar

Setelah dibakar maka beton akan diuji kuat tekannya dengan prosedur yang sama dengan pengujian kuat tekan pada uji kuat tekan high strength concrete normal tanpa bakar dan bertujuan untuk mengetahui berapa sisa berat dan sisa kuat tekan beton tersebut pasca bakar dengan durasi 1 jam dan 2 jam dan akan dibandingan kuat tekan high strength concrete menggunakan proses pendinginan dengan suhu ruang atau normal dan dengan penyiraman air. Ayu Wulandari,2013 PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN HIGH STRENGTH CONCRETE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan data pengujian di Laboratorium PT. Beton Perkasa dan di Laboratorium Uji Ketahanan Api, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman PUSKIM Bandung, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. High strength concrete yang dibakar durasi 1 jam menunjukan : a. Bahwa HSC mengalami penurunan berat dan kuat tekannya pada pendinginan dengan suhu ruang 25,2 ˚ C selama 48 jam menunjukan berat sisa rata-ratanya menjadi 89,40 , atau mengalami penurunan sebesar 10,60 dari rata-rata berat awal 12,59 kg.. Dan rata-rata kehilangan kuat tekan sebesar 56,71, jadi kuat tekan sisa rata-rata menjadi 43,29 atau sekitar 22,99 Mpa dari kuat tekan rata-rata awal 60, 15 Mpa. b. Pada HSC dengan tretmen penyiraman air selama 30 menit menunjukan berat sisa rata-ratanya menjadi 91,61 jadi mengalami penurunan sebesar 8,39 dari rata-rata berat awal 12,59 kg. Dan rata-rata kehilangan kuat tekan sebesar 48,83 , jadi kuat tekan sisa rata-rata menjadi 51,17 atau sekitar 30,78 Mpa dari kuat tekan rata-rata awal 60, 15 Mpa. 2. High strength concrete yang dibakar durasi 2 jam menunjukan : a. Bahwa HSC mengalami penurunan berat dan kuat tekannya pada pendinginan dengan suhu ruang 26,4 ˚ C selama 48 jam menunjukan berat sisa rata-ratanya menjadi 83,64 , atau mengalami penurunan sebesar 16,36 dari rata-rata berat awal 12,59 kg.. Dan rata-rata kehilangan kuat tekan sebesar 82,67 , jadi kuat tekan sisa rata-rata menjadi 17,33 atau sekitar 10,41 Mpa dari kuat tekan rata-rata awal 60, 15 Mpa.