9
1.7. Metode dan Teknik Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, yaitu suatu metode untuk memperoleh data lapangan dengan cara pengamatan, pengukuran dan
pencatatan secara sistematik terhadap fenomena yang diselidiki. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan satuan lahan.
1.71. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi maupun penelitian terdahulu, sedangkan
data primer didapatkan dari pengukuran di lapangan dan dari analisa di laboratorium.
a. Data Sekunder meliputi :
1 Data curah hujan
2 Peta Topografi skala 1 : 50.000
3 Peta Penggunaan Lahan skala 1 : 50.000
4 Peta Geologi skala 1 : 100.000
5 Peta Tanah skala 1 : 50.000
b. Data Primer meliputi : 1
Data lingkungan sekitar profil tanah dan data karakteristik tanah yang meliputi : struktur tanah, panjang dan kemiringan lereng, data
pengelolaan tanaman yang meliputi jenis dan periode tanam tahun terakhir dan pola tanamnya, data pengelolaaan lahan atau teknik
konservasi tanah yang diterapkan, dan penutupan lahan. 2
Data hasil analisa sampel tanah di laboratorium yang meliputi : tekstur tanah, permeabilitas tanah, kandungan bahan organik.
1.7.2. Teknik Pengambilan Sampel
Satuan pemetaan yang digunakan adalah satuan lahan yang dihasilkan dari tumpang susun peta bentuk lahan, peta kemiringan lereng, peta tanah, dan peta
penggunaan lahan. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratifled sampling
,
yaitu dengan stratifikasi sampel berdasarkan pertimbangan strata satuan
10
lahan. Setiap satuan lahan dilakukan observasi, pengukuran, dan pengamatan terhadap kualitas dan karakteristik lahan yang digunakan untuk perhitungan laju
erosi dan mengambil sampel tanah setiap satuan lahan untuk dianalisa di laboratorium.
1.7.3. Tahapan Penelitian
1.7.3.1. Pemrosesan Data Pemrosesan data merupakan tindakan operasional dalam pengumpulan
datameliputi: 1 Indeks Faktor Erosivitas Hujan R
Indeks erosivitas hujan dapat diperoleh dengan menghitung besarnya energi kinetik hujan Ek yang ditimbulkan oleh intensitas hujan maksimum
selama 30 menit El
30
. Nilai El
30
didapat dari setiap kejadian hujan merupakan daya erosi hujan untuk masa atau musim yang bersangkutan. Nilai
indeks faktor erosivitas hujan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Bols 1978, yaitu :
El
30
= 6,119 R
1,21
D
-0,47
M
0,63
Keterangan : El
30
= Erosivitas hujan bulanan tonhabulan R
= Banyaknya curah hujan bulanan rerata cm D
= Banyaknya hari hujan rerata per bulan M
= Huajan harian maksimum rerata per bulan cm 2 Indeks faktor Erodibilitas Tanah K
Penentuan indeks faktor erodibilitas tanah ditetapkan dengan menggunakan nomograf. Data yang dikelompokkan untuk menentukan indek
faktor K meliputi tekstur tanah bahan organik, permeabilitas tanah dan struktur tanah. Harkat tipe dan kelas struktur tanah dan kelas permeabilitas
tanah dapat dilihat pada tabel 1.2 dan tabel 1.3 sebagai berikut :
11
Tabel 1.2. Kode Struktur Tanah No.
Struktur Tanah Diameter Struktur Tanah
Harkat 1.
2. 3.
4. Granuler sangat halus
Granuler halus Granuler sedang
Gumpal, Lempeng, Pejal atau struktur yang lain
selain struktur di atas. 1 mm
1 - 2 mm 2 – 10 mm
10 mm 1
2 3
4
Sumber : Arsyad 1989 Tabel 1.3. Kode Permeabiltas Tanah
No. Kelas Permeabilitas
Kecepatan Harkat
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Sangat Lambat Lambat
Lambat – Sedang Sedang
Sedang – Cepat Cepat
0,5 0,5 – 2,0
2,0 – 6,3 6,3 – 12,7
12,7 – 25,4 25,4
6 5
4 3
2
1
Sumber : Arsyad 1989 Adapun cara untuk mengetahui nilai erodibilitas tanah K dengan
menggunakan nomograf dari Wischemeier dan Smith adalah sebagai berikut : a.
Hasil penjumlahan antara persentase debu dengan persentase pasir halus dimasukkan pada skala di sebelah kiri dari nomograf erodibilitas tanah
tersebut, kemudian ditarik garis kearah kanan sampai memotong pada garis yang menunjukkan persentase pasir atau pasir kasar 0,10-2,0 mm.
b. Setelah diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan persentase
pasir atau pasir kasar 0,10-2,0 mm, kemudian ditarik garis kearah bawah hingga memotong garis yang menunjukkan prosentase bahan organik
tanah.
12
c. Setelah diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan persentase bahan organik tanah, kemudian ditarik garis kearah kanan hingga
memotong garis yang menunjukkan kode struktur tanah. d. Setelah diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan kode struktur
tanah tanah, kemudian ditarik garis kearah bawah hingga memotong garis yang menunjukkan permeabilitas tanah.
e. Setelah diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan permeabilitas tanah tanah, kemudian ditarik garis kearah kiri hingga menunjukkan
erodibilitas tanah. Adapun gambar dari Nomograf Wischemeier dan Smith dapat dilihat pada gambar
1.2.
Gambar 1.2. Nomograf Wischmeier dan Smith 1978
13
3 Indeks Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng LS Panjang dan kemiringan lereng erosi adalah panjang dan kemiringan
lereng yang dihitung mulai dari titik awal aliran permukaan sampai suatu titik pada saat air masuk ke dalam saluran atau sungai, atau pada suatu keadaan
kemiringan lereng berkurang sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran air berubah. Indeks faktor L dan S dihitung sekaligus berupa faktor LS. LS
adalah rasio antara besarnya erosi dari sebidang tanah dengan panjang lereng dan kecuraman lereng tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah. Indeks
faktor LS dihitung berdasarkan rumus Arsyad 1989 : LS =
√x 0,0138 + 0,00965s + 0,00138s
2
Keterangan : LS
= Indeks faktor panjang dan kemiringan lereng x
= Panjang lereng m s
= Kemiringan lereng
4 Indeks Faktor Pengelolaan Tanaman C Perhitungan C tahunan rata-rata pada setiap satuan lahan ditentukan
berdasarkan masa tanaman dengan menggunakan indeks rat-rata seimbang. Misalnya masa tanam pertama selama 3 bulan pertama adalah kedelai dan
kacang tanah, sedangkan indeksnya adalah 0,399 untuk kedelai 0,2 untuk kacang tanah sehingga indeks rata-rata adalah 0,299. Sedangkan masa tanam
kedua berupa pada sawah selama 6 bulan dengan indeks 0,01 dan pada lahan tersebut sisa waktunya adalah tanpa tanaman atau bero dengan indeks
adalah 1,0. Dengan kondisi demikian maka indeks pengelolaan tanaman dapt
diciri dengan menambah indeks tanaman-tanaman di atas dibagi satu tahun 12 bulan, maka :
C =
bulan 12
0,1x3 0,01x6
0,299x3 +
+ = 0,163
14
Tabel 1.4. Faktor Pengelolaan Tanaman C Tunggal No
Macam Penggunaan lahan Nilai Faktor C
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. 14.
15. 16.
17. 18.
19. 20.
21. 22.
23. 24.
25. 26.
27. 28.
29. 30.
31. 32.
33. 34.
35. 36.
37. Tanah terbuka tanpa tanaman
Sawah Tegalan tidak dispesikasi
Ubi kayu Jagung
Kedelai Kentang
Kacang tanah Padi gogo
Tebu Pisang
Akar wangi serah wangi Rumput badeBachiria sp. Tahun I
Rumput badeBachiria sp. Tahun II Kopi dengan penutup tanah buruk
Talas Kebun campuran : - Kerapatan tinggi
- Kerapatan sedang - Kerapatan rendah
Perindangan Hutan alam : - Serasah banyak
- Serasah kurang Hutan produksi : - Tebang habis
- Tebang pilih Semak belukarpadang rumput
Ubi kayu + Kedelai Ubi Kayu + Kacang tanah
Padi – sorgaum Padi – Kedelai
Kacang tanah + gude Kacang tanah + Kacang tunggak
Kacang tanah + mulsa jerami 4 tonha Padi + mulsa jerami 4 tonha
Kacang tanah + mulsa jagung 4 tonha Kacang tanah + mulsa Crotalaris 3 tonha
Kacang tanah + mulsa kacang tunggak Kacang tanah + mulsa jerami 2 tonha
Padi + mulsa Crotalaris 3 tonha Pola tanam tumpang gilir + mulsa jerami
Pola tanam berurutan + mulsa sisa tanaman Alang-alang murni subur
1,000 0,010
0,700 0,800
0,638 0,399
0,400 0,200
0,561 0,200
0,600 0,434
0,287 0,002
0,200 0,850
0,100 0,200
0,500 0,400
0,001 0,005
0,500 0,200
0,300 0,181
0,195 0,345
0,417 0,495
0,571 0,049
0,096 0,128
0,136 0,259
0,377 0,387
0,079 0,357
0,001
Sumber : Penunjuk Pelaksanaan RLT – RLKT 1988 5 Indeks Faktor Pengelolaan Lahan P
Faktor pengelolaan lahan adalah perbandingan antara besarnya erosi atau tanah yang hilang pada lahan dengan tindakan pengawetan tertentu
terhadap besarnya erosi tanah sama sekali. Indeks pengelolaan lahan ini
15
ditentukan dengan menggunakan tabel pengelolaan tanah P yang dibuat RTL – RLKT seperti dalam tabel 1.5.
Tabel 1.5. Faktor Pengelolaan Tanah P Teknik Konservasi
Nilai P Teras tungku
a. Sempurna
b. Sedang
c. Jelek
Teras tidak sempurna Perumputan permanen
a. Baik
b. Jelek
Hill side ditch Persamaan kontur
a. kemiringan lereng 0 – 8
b. kemiringan lereng 9 – 20
c. kemiringan lereng
20 Limbah jeram
a. 6 tonhath
b. 3 tonhath
c. 1 tonhath
Reboisasi 0,04
0,15 0,35
0,40
0,04 0,40
0,30
0,50 0,75
0,90
0,30 0,50
0,80 0,30
Sumber : Petunjuk Pelaksanaan RTL – RLKT 1988 1.7.3.2. Klasifikasi Data
Klasifikasi data adalah tindakan menggolongkan atau mengelompokkan atas dasar kriteria tertentu terhadap data yang ada. Klasifikasi tingkat besar erosi
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
16
Tabel 1.6. Klasifikasi Besar Erosi Tanah Kelas
Besarnya Erosi tonhath
Keterangan I
II III
IV V
15 15 – 60
60 – 180 180 – 480
480 Erosi sangat ringan SR
Erosi ringan R Sedang S
Erosi berat B Erosi sangat berat SB
Sumber: Departemen Kehutanan 1988 1.7.3.3. Analisa Data
Analisa data yang digunakan ddaam penelitian ini dengan menggunakan rumus USLE.
1.8. Batasan-Batasan