Pengaruh kemampuan intekltual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap perilaku etis auditor serta dampaknya pada kenerja : studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta
PENGARUH KEMAMPUAN INTELEKTUAL, KECERDASAN
EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP
PERILAKU ETIS AUDITOR SERTA DAMPAKNYA P ADA KINERJA
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
•
•
ii1ll •!!lb..
111
Universitas lslarn Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
.,
....
dnri
Oleh
••
,,
o,"'
',•,:
::·x::;·:::::e;:··..:·,..\S"Z\.........
. ... ........,.... 2'. .... セᄋァN@
.
·
No. i.ndul; :
,
O..LtJ..:::..1?.J..::....,...........セN@
Afria Lisda klasifikasi : .............................................
NIJ.\1:105082002647
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 HI 2009 M
PENGARUH KEMAMPUAN INTELEKTUAL, KECERDASAN
EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP
PERILAKU ETIS AUDITOR SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
II
1111
111
Universitas lslarn Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh
Afria Lisda
Nll\1:105082002647
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIDAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 HJ 2009 l\1
PENGARUH KEMAMPUAN INTELEKTUAIL, KECERDASAN
EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP
PERILAKU ETIS AUDITOR SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilnm Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Afria Lisda
NIM:l05082002647
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Dr. Yahya Hamja, MM
Hepi
NIP. 130 676 334
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Hari ini Senin, Tanggal Lima Belas Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Afria Lisda NIM: 105082002647
dengan judul
Skripsi
KECERDASAN
"PENGARUH
EMOSIONAL,
KEMAMPUAN
DAN
INTELEKTUAL,
KECERDASAN
SPIRITUAL
TERHADAP PERILAKU ETIS AUDITOR SERTA DAMPAKNYA PADA
KINERJA (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)".
Memperhatikan penampilan dan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonorni dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
'
A
,..._,,
, SE, Ak., M.Si
Ketua
Rahmawatj,. SE, MM
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
Hari ini Jumat, Tanggal Dua Puluh Enam Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan
telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Afria Lisda NIM: l 05082002647 dengan
Skripsi
"PENGARUH
KECERDASAN
EMOSIONAL,
judul
KEMAMPUAN
DAN
INTELEKTUAL,
KECERDASAN
SPIRITUAL
TERHADAP PERILAKU ETIS AUDITOR SERTA DAMPAKNYA PADA
KINERJA (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)".
Memperhatikan penan1pilan dan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Juni 2009
Tim Penguji Uiian Skripsi
Dr. Yahya Hamja,
Ketua
Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM
Sekretaris
Dr. Wiwik Utami, SE, Ak., M.Si
P.enm1ii Ahli
DAFTAR RIWA YAT HIDUP
DATA PIUBADI
.
·
· '
.
,
I
Afria Lisda
Perempuan
Jakarta, 03 April 1987
Islam
Belum Menikah
JI. Mawar I Rt. 004 Rw. 014 No. 2
Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan
Jakarta Selatan 12330
(021)99055104/085813841874
afria_ lisda@yahoo.com
Nama
Jenis Kelamin
Tempat/Tanggal Lahir
Agama
Status Perkawinan
Alamat
Telepon/ Hp
E-mail
RJV\'AYAT PEND ID I.KAN forャ|aセN@
I.
2.
3.
4.
5.
•
ᄋQセ|Gayt@
:
I ; . セ@ ..... ; ..
TK Al-Husnaa
SD Negeri 08 Pagi Bintaro
SMP Negeri 178 Jakarta
SMA Negeri 87 Jakarta
SI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi
PENDIDIKAN INFORl\IAli
•
I
j
I,
Ii
'
1992 - 1993
1993 -1999
1999 - 2002
2002-2005
2005 - 2009
• .
.
, '
I
I
Pendidikan program komputer (Level Microsoft Office System) by
Target Training Center
.
'
.
The Effect ofIntelligence Abillity, Emotional Quotient, and Spiritual Quotient to
Auditors Ethical Behavior and The Affect to Auditors Performance
(Empirical Study to Public Accountant Office in Jakarta)
By:
Afria Lisda
ABSTRACT
This research is to know the effect of intelligence abillity, emotional
quotient, and spiritual quotient to auditors ethical behavior and the affect to
auditors pe1formance. This research used Convenience Sampling Method to
collect sample. The method of data analyzing used Path Analysis. It's obtained
with spreading of questionnaires to 82 auditors who work in Public Accountant
Office in Jakarta. The data analyzing researcher used SPSS version 12. The
variables used in this research were intelligence ability (X1), emotional quotient
(X2;, and spiritual quotient (X3) as exogen variable and auditors et,'11cal behavior
(Y1) and auditors performance (Y 2) as a endogen variable.
The data analysis of this research consisted of two sub-structure of path
analysis. The first ofsub-structure was analyzing the effect of intelligence abillity,
emotional quotient, and spiritual quotient to auditors ethical behavior. The
second of sub-structure was analyzing the effect of intelligence abillity, spiritual
quotient, and auditors ethical behavior to auditors performance.
The result on first sub-structure shows that intelligence abillity, emotional
quotient, and spiritual quotient simultaneously had significantly effect to auditors
ethical behavior with significant level is 0.000 from the result F test. Partially
only intelligence ability has not significantly effect to auditors ethical behavior,
whereas emotional quotient and spiritual quotie1Jt had significantly effect to
auditors ethical behavior. Based on the t test, shows that significant level of
intelligence ability is 0.347 > 0. 05, emotional quotient is 0. 027 < 0. 05, and
spiritual quotient is 0. 000 < 0. 05.
The result on second sub-structure shows that intelligence abillity, spiritual
quotient, and auditors ethical behavior simultaneously had significantly effect to
auditors performance with significant level is 0.000 from the result F test.
Partially only intelligence ability has not significantly effect to auditors
performance. Spiritual quotient and auditors ethical behavior had significantly
effect to auditors performance. Based on the t test, shows that significant level of
intelligence ability is 0.318 > 0.05, spiritual quotient is 0.028 < 0.05, and
auditors ethical behavior is 0. 019 < 0. 05.
Kevwords: 1ntellif!'ence abillitv. emotional auotient. sviritual auotient. auditors
Pengaruh Kemampuan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan
Spiritual Tcrhadap Perilaku Etis Auditor Serta Dampaknya pada Kinerja
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Oleh:
Afria Lisda
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan intelektual,
kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap perilaku etis auditor serta
dampaknya pada kinerja. Pengmnpiilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode convenience sampling. Metode analisis menggunakan analisis jalur, data
diambil dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 82 auditor yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik yang berada di Jalcarta. Penelitian ini menggunakan SPSS
versi 12 untuk menganalisis data. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah terdiri dari variabel . eksogen, yaitu kemampuan intelektual (X1),
kecerdasan emosional (X2), kecerdasan spiritual (X3) dan variabel endogen , yaitu
perilaku etis auditor (Y1) dan kinerja auditor (Y2)..
Analisis data dalam penelitian ini terdiri atas dua sub-struktur analisis jalur.
Analisis jalur pada sub-struktur pertama menguji pengaruh kemampuan
intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap perilaku etis
auditor. Analisis jalur pada sub-struktur kedua menguji pengaruh kemampuan
intelektual, kecerdasan spiritual, dan perilaku etis terbadap kinerja auditor.
Hasil analisis jalur pada sub-struktur pertan1a menuajukkan bahwa
kemampuan intelektual, ·kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara
simultan berpengaruh terbadap perilaku etis auditor dengan tingkat signifikansi
0.000 dari basil uji F. Secara parsial, hanya kemampuan intelektual yang tidak
berpengaruh signifikan terhadap perilaku etis auditor, sedangkan kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terbadap perilaku etis
auditor. Berdasarkan basil uji t, menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
kemampuan intelektual sebesar 0.347 > 0.05, kecerdasan emosional 0.027 > 0.05,
dan kecerdasan spiritual 0.000 < 0.05.
Hasil analisis jalur pada sub-strul.'iur kedua menunjukkan bahwa
kemampuan intelektual, kecerdasan spiritual, dan perilaku etis auditor secara
simultan berpengarub terbadap kinerja auditor dengan tingkat signifikansi 0.000
dari basil uji F. Secara parsial, banya kemampuan intelektual yang tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, sedangkan kecerdasan spiritual
dan perilalm etis auditor berpengaruh signifikan terhadap · kinerja auditor.
Berdasarkan basil uji t, menunjukkan bahwa tingkat signifilcansi kemampuan
intelektual .sebesar 0.318 > 0.05, dan kecerdasan spiritual 0.028 < 0.05, dan
perilaku etis 0.000 < 0.05.
Kata kunci: Kemamnuan intelektual. kecerdasan emosional. kecerdasan sniritual.
"'!!>
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robill 'Aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
atas kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan taufik dan hidayal1-Nya tnaka penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam terlimpahkan
kepada baginda besar Nabi Muh=ad SAW, yang telah menyatnpaikan ajaran
islam yang telah terbukti kebenarannya dan semakin terns terbukti kebenarannya.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk metne1mhi syarat-syatat 1rteraih
gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeti Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses pembuatan skripsi ini, berbagai
hambatan dan kesulitan telah penulis hadapi. Berka! petunjuk dan hidayah dari
Allah SWT, dukungan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga
pada akhimya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Atas segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membar1tu dan mendukung penulis
dalatn penyusunai1 skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis san1paikan kepada:
I. Kedua ora11g tua tercinta, untuk Mama dan Papa yang selaln memberika11 rasa
cinta, perhatian, kasih saya11g, motivasi da11 membantu secara moral dan
materi serta selalu mengiringi penulis melalui doa dan restu. Terima kasih atas
semua ya11g Maina Papa berikat1, setnoga kelak Lisda bisa membalas semua
jasa kalian dengan yang lebih baik lagi. Tak lupa juga teruntuk kal(ak (Mira)
dan adik-adlk tersayang (Dita dan Aliya) yru1g telah memberikan wama-warni
dalam kehidupan ini. Jadilall anak yang shaleha dan berbakti kepada kedua
orang tua, kalia11 harus lebih baik dari kakaktnu ifii.
2. Bapak Dr. Yahya Hamja MM, selaku pembimbing I ya11g telah memberikan
perhatian da11 waktunya dengan segala profesionalltas da11 kesabaran, semoga
segala kebaika11 da11 ketulusa11 ya11g Bapak berika11 menjadi amal shaleh.
3. Bapak Hepi Ptayudiawan, SE, Ak., MM, selaku pernbimbing II, atas Segala
motivasi da11 waktu ya11g telah diberikat1, semoga ilmu yang Bapak berikai1
meiiiadi ilmu vatw hermanfaat.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS (Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial), Bapak Afif Sulfa SE, M.Si, Ak., (Ketua Jurusan Akuntansi), dan Ibu
Yessi Fitri SE, Ak., M.Si (Sekretaris Jurusan Akuntansi).
5. Para penguji ujian komprehensif: Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, Bapak
Amilin, SE, Ak., M.Si, dan lbu Rahmawati SE, MM.
6. Para penguji ujian skripsi: !bu Dr. Wiwik Utami, SE, Ak., M.Si, Bapak Dr.
Yahya Hamja MM, dan Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM.
7. Semua dosen yang telah memberikan ilmunya yang tidak bisa disebutkan
namanya satu per satu, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak dan
lbu.
8. Seluruh jajaran staf Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, terima kasih atas
bantuan, kemudahan, perhatiai1, dan pelayanati yang telah diberikan.
9. Para auditor yang bekerja di Kai1tor Akuntan Publik yang berada di Jakarta,
selaku tesponden, terima kasih atas kesediaan waktu dan. bantuannya dalam
mengisi knesioner.
I 0. Sahabat-sahabat tercinta dan semua te111a11 seperjua11gan Akuntansi 2005 yang
tidak bisa disebutkan namanya satu per satu, terima kasih telah memberikan
rasa kebersamaan, keakrabai1, kepedulian dan silaturahmi yang telah terjalin
selama ini. Tetap semangat untuk kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih be!U111 sempurna dan masih belum
lengkap. Demi menyempumakau dan meleugkapi skripsi ini, penulis berharap
koreksi dan saran karena penulis yakin masih banyak kekurangan dan kesalahan
yang dilakukan penulis dalam peuyusunan skripsi ittl. Akhir kata penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutubkannya.
Jakarta, Juni 2009
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................ i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii
DAFT AR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... iv
ABSTRACT ..................................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISi ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BABI.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian....................................................................... 7
2. Manfaat Penelitian..................................................................... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Inteligensi, Intelektual, dan Kecerdasan ................................. 10
2. Kemampuan Intelektual (IQ) .................................................. 11
3. Emosi dan Emosional .............................................................. 12
4. Kecerdasan Emosional(EQ) .................................................... 12
5. Spiritual ................................................................................... 14
6. Kecerdasan Spiritual (SQ) ....................................................... 15
7. Etika dan Etis .......................................................................... 18
8. Perilaku Etis ............................................................................ 20
9. Etika Profesi ............................................................................ 21
10. Kinerja ...................................................................................... 27
C. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 31
D. Hipotesis ............................................................................................. 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 33
B. Mctode Pcncntuan Sampel ............................................................... 33
C. Mctodc Pengumpulan Data
1. Data Primer ............................................................................. 34
2. Data Sekunder ......................................................................... 34
D. Mctodc Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uj i Validitas Data ........................................................ 34
b. Uji Reliabilitas Data .................................................... 35
E. Uji Hipotcsis ....................................................................................... 35
F. Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 38
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ObjekPenelitian
!. Tempat dai1 Waktu Penelitian ................................................. 45
2. Karakteristik Responden ......................................................... 46
B. Peuemuan dan Pembahasan
1. Uji Validitas ............................................................................ 51
2. Uji Reliabilitas .................................................................... :.... 54
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Analisis Jalur Sub-Struktur 1 ................................ 58
b. Uji Analisis Jalur Sub-Struktur 2 ................................ 67
C. Pembabasan ....................................................................................... 83
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ........................................................................................ 86
B. Implikasi.. ........................................................................................... 89
C. Saran ................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93
T.AMPJRAN ..
......................................................................................... 96
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran ....................................................... 31
Gambar 4.1
Hnbnngan Snb-Struktnr I Variabel X1, X2, dan X3 Terhadap
Yi ............................................................................ 58
Gambar 4.2
Hnbw1gan Kansai Empiris Snb-Struktur I Variabel X1, X2, dan
X3 Terhadap Yt······························· ............................ 58
Gambar 4.3
Hnbungan Snb-Struktur 2 Variabel Xi, X3, dan Y 1 Terhadap
Yz ........................................................................... 67
Gambar 4.4
Hnbnngan Kansai Empiris Snb-Struktur 2 Variabel Xi, X3, dan
Y1 Terhadap Yz ............................................................ 75
Gambar 4.5
Hnbnngan Kansai Empiris Variabel Xi, X2, X3, Terhadap Y1
dan Yz ...................................................................... 76
DAFTARTABEL
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian .................................................. 41
Tabel 4.1
Data Kantor Akuntan Publik ....................................................... 45
Tabel 4.2
Data Penyebaran Kuesioner ......................................................... 46
Tabel 4.3
Data Distribusi Kuesioner ........................................................... 47
Tabel 4.4
Data Statistik Responden ............................................................ 48
Tabel 4.5
Uji Validitas Variabel Keman1puan Intelektual.. ......................... 51
Tabel 4.6
Uji V aliditas V ariabel Kecerdasan Emosional ............................ 52
Tabel 4.7
Uji V aliditas V ariabel Kecerdasan Spiritual ............................... 52
Tabel 4.8
Uji Validitas Variabel Perilaku Etis ............................................. 53
Tabel 4.9
Uji Validitas Variabel Kinerja Auditor ....................................... 54
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Intelektual .................... 55
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Instrumen Kecerdasan Emosional ...................... 55
Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Instrumen Kecerdasan Spiritual.. ....................... 56
Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Instrumen Perilaku Etis ...................................... 56
Tabel 4.14 Uji Reliabilitas Instrnmen Kine1ja Auditor ................................. 57
Tabel 4.15 Anova Sub-Stru.ktur 1 ................................................................. 59
Tabel 4.16 Model Summary Sub-Stru.ktur 1 ................................................. 60
Tabel 4.17 Coefficient Sub-Strukt1u- 1 .......................................................... 62
Tabel 4.18 Anova Sub-Struktur 2 ................................................................. 68
Tabel 4.19 Model Summary Sub-Struktur 2 .................................................. 69
Tabel 4.20 Coefficient Sub-Struktur 2 ........................................................... 71
Tabel 4.21 Correlation.................................................................................... 77
Tabel 4.22 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ......................................... 77
Tabel 4.23 Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Tida.k Langsung,
Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama Kemampuan Intele.ktual
(X1), Kecerdasan Emosional (X2), dan Kecerdasan Spiritual (X3)
Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Pedlaku Etis Auditor
(Y 1) Serta Dampa.knya Pada Kinerja (Y2) ...........•....................... 80
DAFTAR LAMPIRAN
Larnpiran I
Daftar Kuesioner
Lampiran 2
Daftar Jawaban Responden
Lampiran3
Hasil Perhitungan Reliabilitas
Larnpiran 4
Hasil Perhitungan Validitas
Lampiran 5
Hasil Uji Hipotesis
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kecerdasan mernpakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada
manusia dan
menj adikannya
sebagai
salah
satu kelebihan
manusia
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia dengan kecerdasannya dapat
terns menerns mempertahaukan dan meningkatkm1 kualitas hidupnya yang
semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terns menerns.
Selan1a ini, kata "kecerdasan" senantiasa dikonotasikan dengan kecerdasan
intelektual atau yang lazim dikenal sebagai Intelligence Quotient (IQ) saja
Anggapmi bahwa kecerdasan mmiusia hmiya tertumpu pada dimensi
intelektual saja sudah tidak berlaku lagi pada zmnan sekarmig ini. Selain IQ,
mmiusia juga masih memiliki dimensi kecerdasmi lainnya, dimitaranya yaitu:
kecerdasmi emosional atau Emotional Quotient (EQ) dmi kecerdasan spiritual
atau Spiritual Quotient (SQ). Memasuki abad ke-21, legenda IQ sebagai satusatunya tolok ukur kecerdasan ym1g juga sering dijadikmi parmneter
keberhasilmi mmiusia, digugurkmi oleh muncnlnya konsep EQ dmi SQ.
Kecerdasmi emosional adalah kecerdasmi ymig berada di dalmn bagimi diri
yang berhubungmi dengan kearifmi di luar ego atau pikirmi sadar. Lain halnya
dengmi kecerdasan spiritual, kecerdasmi spiritual merupakmi kesadarmi ymig
dengannya kita tidak hanya mengakui nilai-nilai yang ada, tetapi kita juga
harfiah, kecerdasan spiritual beroperasi dari pusat otak, yaitu dari fungsifungsi penyatu otak. Kecerdasan spiritual mengintegrasikan semua kecerdasan
kita. Kecerdasan spiritual menjadikan kita makhluk yang benar-benar utuh
seeara intelektual, emosional, dan spiritual. Kecerdasan spiritual memberi kita
rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan
pema11aman sampai pada batasannya. Kita menggunakan kecerdasan spiritual
untuk bergulat dengan ihwal baik dan jahat (Zahar dan Marshall, 200 I).
Kecerdasan spiritual beke1ja maksimal ketika emosi tenang dan terkendali
yang diatur oleh piranti kecerdasan emosional, sehingga akhirnya kecerdasan
intelektual bisa menghitung dengan efisien, tepat, cepat, serta tetap bergerak
pada garis orbit spiritual (Agustian, 2003). Seseorang yang memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu mengendalikan emosinya
sehingga dapat menghasilkan optimalisasi pada fungsi kerjanya (RM dan
Aziza, 2006).
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan mampu
untuk mengetahui serta menangani perasaan mereka dengan baik, mampu
untuk menghadapi perasaan orang lain dengan efektif. Selain itu juga
seseorang akuntan yang memiliki pemahaman atau kecerdasan emosi dan
tingkat religinsitas yang tinggi akan mampu bertindak atau berperilaku dengan
etis dalam profesi dan organisasi.
Tanpa adanya pengendalian atau kematangan emosi (EQ) dan keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (SQ), sangat sulit bagi seorang auditor untuk
konflik yang sudah menjadi bagian atau risiko profesi, dan memikul tanggung
jawab seperti apa yang disebutkan dalam Pedomm1 Kode Etik Akuntan
Indonesia, serta untuk tidak menyalahgunakan kemmltpuan dan keahlian yang
merupakan amanah yang dimilikinya kepada jalan ym1g tidak dibenarkan. Hal
tersebut akan berpengaruh terhadap hasil kinei:ja mereka (mutu dan kualitas
audit)
atau
terjadinya
penyimpangan-penyimpangan,
kecurm1gan
dan
manipulasi terhadap tugas yang diberikan.
Etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik di Indonesia. Perilaku
etika
merupakan
fondasi
peradaban
modem
yang
menggarisbawahi
keberhasilan berfungsinya harnpir setiap aspek masyarakat, dari kehidupan
keluarga sehari-hari sarnpai hukum, kedokteran, dan bisnis. Etika (ethic)
mengacu pada suatu sistem atau kode perilaku berdasarkan kewajiban moral
yang menunjukkan bagaimana seorang individu harus berperilaku dalarn
masyarakat. Perilaku etika juga merupakan fondasi profesionalisme modem.
Seluruh
profesi
mempunyai
aturan
atau
!code
perilaku
yang
mendefinisikan perilaku etika bagi anggota profesi tersebut. Untuk menjadi
sumber
ッセェ・ォエゥヲ@
yang dapat dipercaya, profesional harus memiliki reputasi
yang kuat tidak hanya untuk kompetensi tetapi juga untuk km·akter dan
integritas yang tidak diragukan lagi. Mengingat pentingnya reputasi, perilaku
etika, dan profesionalisme, profesi akuntan telah mengembangkan Kode
Perilaku Profesional yang memberikan pedoman pada perilaku profesional
akuntansi.
Kade etik profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi
eksistensi profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat
karena dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan
kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat (Baidaie, 2000 dalam
Ludigdo, 2006). Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi
akuntansi adalah penyedia informasi w1tuk proses pembuatan keputusan bisnis
oleh para pelaku bisnis. Disamping itu, profesi akuntansi mendapat sorotan
yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa
pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan publik, akuntan
intern perusahaan maupun akuntan pemerintah. Oleh sebab itu, akuntan
mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka
kepada organisasi dimana mereka bemaung, profesi mereka, masyarakat dan
diri mereka sendiri (Nugra11aningsih, 2005).
Kinerja Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berkualitas sangat ditentukan
oleh kinerja auditor. Auditor harus mentaati aturan etika profesi yang
meliputi pengaturan tentang independensi, integritas dan obyektivitas, standar
umum dan prinsip akuntansi, tanggung jawab kepada klien, tanggung jawab
kepada rekan seprofesi, serta tanggung jawab dan praktik laiimya (Satyo,
2005 dalam Trisnaningsih, 2007).
Berbicara tentang penelitian dan karya ilmia11 tentang kecerdasan
emosional dan spiritual, terutama sekali semenjak mulai dipopulerkannnya
istilah kecerdasan emosional oleh Daniel Goleman pada tahun 1990-an,
ke-20, serta kecerdasan emosional dan spiritual oleh Ary Ginanjar Agustian.
Penelitian tentang kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual sudah banyak diteliti oleh para peneliti baik dari dalam
maupun luar negeri. Akan tetapi penelitian kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual yang berhubungan dengan bidang
akuntansi (khususnya auditing) adalah sangat sedikit dan jarang sekali
dilakukan. Oleh karena itulah maka peneliti tertarik untuk membahasnya.
Penelitian ini pada dasarnya merupakan replikasi dari penelitian Mora
Herina (2008) yang berjudul "Pengaruh Kemampuan Intelektual,
k・」イ、。セョ@
Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa
Akuntansi (Studi Kasus Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta)". Peneliti tertarik untuk mereplikasi penelitian tersebut karena
masalah tentang sikap dan perilaku etis menjadi sesuatu yang menarik saat ini,
apalagi jika dikaitkan dengan masalah kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain:
I. Perbedaan pertama terletak pada responden penelitian. Responden
penelitian sebelumnya adalah mahasiswa akuntansi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan pada penelitian ini adalah
auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP).
2. Tempat penelitian. Tempat penelitian pada penelitian sebelumnya adalab
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan pada
penelitian ini adalab di KAP yang lerdapat di wilayah DKI Jakarta.
3. Jumlab variabel endogen. Penelitian sebelumnya hanya terdiri dari satu
variabel endogen, yaitu sikap etis mabasiswa akuntansi, sedangkan dalam
penelitian ini terdapat dua variabel endogen yaitu perilaku etis audior dan
kinerja (kine1ja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja
auditor).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, melihat pentingnya nilai dan perilaku
etis bagi seorang auditor maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
perilaku etis auditor dengan judul "Pengarnh Kemampuan Intelektual,
Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Perilaku Etis
Auditor Serta Dampaknya Pada Kinerja (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan
Publik di Jakarta)".
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalab di atas, maka masalab dalam
penelitian ini dirnmuskan sebagai berikut:
l. Apakab kemampuan intelektual secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap perilaku etis auditor?
2. Apakab kecerdasan emosional secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap perilaku etis auditor?
d. Mengetahui dan menguji pengaruh kemampuan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual secara simultan terhadap perilaku
etis auditor.
e. Mengetahui dan menguji pengaruh keman1puan intelektual terhadap
kinerja auditor.
f.
Mengetahui dan menguJJ pengaruh kecerdasan emosional terhadap
kinerja auditor.
g. Mengetahui dan menguji pengaruh kecerdasan spiritual terhadap
kinerja auditor.
h. Mengetahui dan menguji pengaruh kemampuan intelektual, kecerdasan
spiritual, dan perilaku etis secara simultan terhadap kinerja auditor.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:
a. Memberikan masukan bagi dunia akademisi (khususnya dalam bidang
pendidikan akuntansi) dalam mendidik dan mendiskusikan mengenai
pentingnya kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual bagi para
mahasiswa, sebagai calon ak'U!ltan dan auditor dimasa yang akan
datang.
b. Sebagai sarana informasi bagi masyarakat tentang kecerdasan
emosional
dan
kecerdasan
spiritual
yang dapat
memberikan
konstribusi positif untuk pengembangan dan perbaikan diri ke arah
yang lebih baik.
c. Memberikan masukan bagi KAP agar dapat lebih meningkatkan
kemampuan auditor mereka dalam melaksanakan tugas dengan lebih
memberikan perhatian dan pelatihan terkait dengan pengembangan
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual sehingga mereka
bekerja dengan optimal, berintegritas dan bertanggung jawab.
d. Memberikan
informasi
kecerdasan emosional
bagi
responden
mengenai
pentingnya
dan kecerdasan spiritual, sehingga mereka
dapat mengembangkan dan melatih kecerdasan emosional
dan
kecerdasan spiritual secara mandiri sebagai bekal dalain melakukan
pekerjaan dan mampu bersaing dengan pai·a auditor dari luar negeri.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi konseptual bagi
pengembangan literatur dalain bidang akuntansi khususnya auditing dan
diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi riset-riset selanjutnya
terkait dengan penelitian kemampuan intelektual, kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual yang lebih sempurna dan komperehensif dalain bidang
akuntansi dan auditing,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Inteligensi, Intelektual, dan Kecerdasan
Pengertian inteligensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
daya membuat reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara
fisik maupun mental, terhadap pengalan1an-pengalaman baru, membuat
pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk dipakai
apab:ia dihadapkan pada faktor-faktor atau kondisi-kondisi baru;
kecerdasan. Lain halnya dengan intelektual, intelektual dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti cerdas berakal dan berpikiran jernih
berdasarkan ilmu pengetahuan; yang mempunyai kecerdasan tinggi
(cendikiawan); dan totalitas pengertian atau kesadaran, temtama yang
menyangkut pemikiran dan pemahaman (Depdiknas, 2007).
Sebenarnya hingga saat ini para ahli pun tampaknya masih mengalami
kesulitan untuk mencari mmusan yang komprehensif tentang kecerdasan.
Tentang intelektual anak dalam suatu makalah psikologi menyatakan
ballwa menumt English & English (2009) dalan1 buku "A Comprehensive
Dictionary of Psychological and Psychoalitical Terms", istilall intellect
berarti antara Jain:
a. Kekuataan mental dimana manusia dapat berpikir,
c. Suatu rumpun nama untuk proses kognitit: terutama untuk aktivitas
yang berkenaan dengan berpikir.
C.P. Chaplin (1975) dalam Sudrajat (2008) memberikan pengertian
kecerdasan sebagai kemampuan menghadapi clan menyesuaikan diri
terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Anita E. Woolfolk (1975)
dalam Sudrajat (2008) mengemukakan bahwa menurut teori lama,
kecerdasan meliputi tiga pengertian, yaitu:
a. Keseluruhan pengetahuan yang diperoleh,
b. Kemampuan untuk belajar, dan
c. Kemwapuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan
pada umumnya.
Istilah inteligensi jika dirumuskan akan mendapat pengertian yaitu
sebagai keseluruhan kemampuan inclividu untuk berpikir dan bertindak
secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan
secara efektif.
2. Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual merupakan logika decluktif dan pemikiran
abstrak, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah clan sanggup
menyelesaikan clilema etis. Intelligent Quotient (IQ) clihitung berdasarkan
perbandingan antara tingkat kemampuan mental (mental age) dengan
tingkat usia (chronological age), merentang mulai dari kemampuan
dengan kategori idiot sampai dengan genius (Syaodih, 2005 dalam
Sudraiat. 2008:)_ Ada 7 ciimf':n ..:::i v::1no- mP:mhP:ntnk
lrPm!lmnnnn 1ntP1..,.t-h1>;1l
seseorang, yaitu: kemahiran berhitung, pemahaman verbal, kecepatan
perseptual, penalaran induktit: penalaran
、・オォエゥヲセ@
visualisasi ruang, dan
ingatan
3. Emosi dan Emosional
Pengertian emosi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah luapan
perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat serta keadaan
dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan,
keharuan, kecintaan; keberanian yang bersifat subyektif). Pengertian
emosional adalah menyentuh perasaan; mengharukan; dengan emos1;
beremosi; dan µenuh emosi (Depdiknas, 2007).
Oxford English Dictionary pada makna yang paling harfiah,
mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, nafsu; setiap kcadaan mental yang hebat atau meluap-luap.
Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-·pikiran khasnya, suatu
keadaan psikologis dan biologis, dan serangkaian kecenderungankecenderungan untuk bertindak (Goleman, 2007).
4. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk menggunakan emosi
sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk mengendalikan emosi
sehingga memberikan dampak yang positif. Kecerdasan emosional dapat
membantu membangun hubungan dalam menuju kebahagiaan dan
kesejahteraan
(Wibowo, 2002 dalam RM dan A.ziza, 2006). Menurut
Goleman (2005) dalam Tikollah dkk (2006) memberikan definisi bahwa
kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri
dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi
dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
Menurut Goleman (2007) terdapat lima dimensi atau komponen
kecerdasan emosional (EQ) yaitu:
a. Pengenalan diri (self awareness)
Dimensi peruuna adalah self awareness, artinya mengetahui keadaan
dalam diri, hal yang lebih disukai, dan intuisi. Kompetensi dalam
dimensi pertama adalah mengenali emosi sendi:ri, mengetalmi kekuatan
dan keterbatasar1 airi, dan keyakinan akan kemampuan sendi:ri.
b. Pengendalian diri (self regulation)
Di:mensi kedua adalah self regulation, artinya mengelola keadaan
dalam di:ri dan sumber daya diri sendiri. Kompetensi dimensi kedua ini
adalah menahan emosi dan dorongan negatif, menjaga norma kejujuran
dan integritas, bertanggung jawab atas kine1ja pribadi, luwes terhadap
perubahan, dan terbuka terhadap ide-ide serta informasi baru.
c. Motivasi (motivation)
Di:mensi ketiga adalah motivation, artinya dorongan yang membi:mbing
atau membantu peraihan sasaran atau tujuan. Kompetensi dimensi
ketiga adalah dorongan untuk menjadi lebih baik, menyesuaikan
dengan
sasaran
kelompok
atau
organisasi,
kesiapan
untuk
memanfaatkan kesempatan, dan kegigihan dalam mempe1juangkan
ke11:a11:alan dan hamhatan.
d. Empati (empathy)
Dimensi keempat adalah empathy, yaitu kesadaran akan perasaan,
kepentingan, dan keprihatinan orang. Dimensi keempat terdiri dari
kompetensi understanding others, developing others, customer service,
meneiptakan kesempatan melalui pergaulari dengan berbagai macam
orang, membaca hub1mgan antara keadaan emosi dan kekuatan
hubungan suatu kelompok.
e. Keterampilan sosial (social skills)
Dimensi kelima adalah social skills, artinya kemahiran dalam
menggugah tanggapa.1 yang dikehendaki oleh orang lain. Diantaranya
adalah kemampuan persuasi, mendengar dengan terbuka dan memberi
pesan yang jelas, kemampuan menyelesaikan pendapat, semangat
leadership, kolaborasi dan kooperasi, serta team building.
Kelima komponen tersebut dikelompokkan ke dalam dua kecakapan,
yaitu:
a. Kecakapan pribadi, meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, dan
motivasi.
b. Kecakapan sosial, meliputi empati dan keterampilan sosial.
5. Spiritual
Kata spiritual memiliki akar kata spirit yang berarti roh. Kata ini
berasal dari bahasa Latin, spiritus, yang berarti napas. Kata spiritus dapat
mengandung arti sebuah bentuk alkohol yang dimurnikan, sehingga kata
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang berhubungan
dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin) (Depdiknas, 2007). Diri kita
yang sebenarnya adalah rob yang bisa diartikan selbagai energi kehidupan,
yang membuat kita dapat hidup, bemapas, dan bergerak. Spiritual berarti
pula segala sesuatu diluar tubuh fisik kita, termasuk pikiran, perasaan dan
karakter (Fery, 2007 dalam Herina, 2008).
6. Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan
hidup manusia dalam konteb makna yang lebin luas dan kaya, serta
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain (Zohar dan Marshall, 2002 dalam Tikollah
dkk, 2006).
Definisi kecerdasan spiritual yang lebih sesuai dengan perkembangan
psikologi mutakhir dijelaskan oleh Sinetar. Mlenurutnya, kecerdasan
spiritual adalah pikiran yang mendapat inspirasi, dorongan, dan efektivitas
yang terinspirasi, theisness atau penghayatan ketuhanan yang di dalarnnya
kita semua menjadi bagian (Sinetar, 2000 dalam Zohar dan Marshall,
2001).
Tanda-tanda dari SQ yang telah berkembang dengan baik mencakup
hal-hal berikut (Zohar dan Marshall, 2001):
a. Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif),
b. Tingkat kesadaran diri vang tinggi.
c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan,
d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit,
e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai,
f.
Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu,
g. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai ha!,
h. Kecenderungan nyata untuk bertanya "mengapa?" atau "bagaimana
jika?" untuk mencarijawaban-jawaban yang mendasar, dan
1.
Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai "bidang mandiri"
yaitu memiliki kemudahan untuk beke1ja melawan konvensi.
Zohar dan Marshall (2001) berpendapat, bahwa kecerdasan spiritual
sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna
dan nilai yaitu kecerdasan m1tuk menempatkan perilaku dan hidup
seseorang dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. Metode
implementasi SQ bisa meliputi dua metode, menurut Sukidi (2002)
terdapat 2 metode secara umum, yait11:
a. Metode Vertikal: bagaimana kecerdasan spiritual bisa mendidik hati
kita untuk menjalin hubungan ke hadirat Tuhan.
b. Metode Horizontal: kecerdasan spiritual mendidik hati kita ke dalam
budi pekerti yang baik dan moral yang baik.
Implementasi dari metode vertikal, bisa seperti sikap hidup yang
religius dan pandai bersyukur atas eksistensi dirL Imlementasi dari metode
horizontal, bisa seperti jujur, toleran, beretika, kepedulian sosial, dan
Menurut Darmayuwono (2008), orang yang cerdas secara spiritual
memiliki sejumlah ciri-ciri antara lain:
a. Fleksibel
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai
dengan sikap hidupnya yang fleksibel atau luwes. Orang ini dapat
membawa diri dan mudah menyesuaikan diri clengan berbagai situasi
yang dihadapi.
b. Kemampuan refleksi tinggi
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi, memiliki
kemampuan refleksi yang tinggi ,pula. Dia cenderung bertanya
"mengapa" atau "bagaimana seandainya" sebagai kelanjutan dari "apa"
dan "bagaimana".
c. Kesadaran diri dan lingkungan tinggi
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yartg tinggi akan memiliki
kesadaran diri (self-awareness) dan kesadaran Engkungan yang tinggi.
Kesadaran
tinggi
berarti
telah
mengena:t
dirinya
(misalnya
mengendalikan emosi), dengan mengenal dirinya maka dia juga
mengenal orang lain, mampu membaca maksud dan keinginan orang
lain. Kesadaran lingkungan tinggi mencakup kepedulian terhadap
sesama, persoalan hidup yang dihadapi bersmna, dan juga peduli
terhadap bangsa dan negara.
d. Kemampuan kontemplasi tinggi
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai juga
dengan adanya kemampuan kontemplasi yang tinggi, misalnya
kemampuan mendapat inspirasi dari berbagai ha!, kemampuan
menyampaikan nilai dan makna kepada orang lain, mengamati berbagai
ha! untuk menarik hikmahnya dan memiliki kreativitas tinggi.
e. Berpikir secara holistik
Berpikir secara holistik berarti berpikir secara menyeluruh, mengaitkan
berbagai ha! yang berbeda-beda dan terintegrasi.
f. Berani menghadapi penderitaan
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi adalah orang
yang berani menghadapi penderitaan dan perbedaan.
g. Berani melawan arus atau tradisi
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi, juga ditandai
dengan adanya keberanian melawan arus yang buruk.
h. Sesedikit mm1gkin menimbulkan kerusakan
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi akan
berperilaku secara hati-hati sehingga dapat meminimalisir kerusakan.
7. Etika dan Etis
Etika (ethics) berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti karakter.
Kata lain untuk etika adalah moralitas (morality), yang berasal dari bahasa
Latin mores yang berarti kebiasaan. Moralitas berpusat pada benar dan
salah dalam oerilaku manusia (Bovnton dan Johnson. 2008).
Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak) (Depdiknas, 2007). Etika merupakan studi sistematis tentang
tabiat konsep nilai, baik, burnk, harus, benar, salah, dan lain sebagainya
. .
. .
prms1p-pnns1p
dan
umum
yang
membenarkan
kita
untnk
mengaplikasikannya atas apa saja. Etika dapat dimaknai sebagai dasar
moralitas di saat bersamaan juga sebagai filsufoya dalam berperilaku.
Etika dapat diartikan sebagai sikap untuk memahami opsi-opsi yang harus
diambil di antara sekian banyak pilihan tindakan yang ada (Badroen dkk,
2006).
Etika dalam pengertian luas berarti keseluruhan norma dan penilaian
yang dipergunakan oleh masyarakat untnk mengetajhui bagaimana manusia
seharusnya menjalankan kehidupannya Pengertian etika dalam arti sempit
berarti seperangkat nilai atau prinsip moral yang berfungsi sebagai
panduan, prinsip moral juga berfungsi sebagai kriteria untnk menilai benar
atau salahnya perbuatan atau perilaku. Etika merupakan pedoman cara
bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila, dan agama
(Pratiwi, 2008), oleh karena itu, etika berkaitan dengan pertanyaan tentang
bagaimana orang akan berperilaku terhadap sesamanya.
Etik pada dasarnya merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang
menjadi
landasan
bertindaknya
seseorang,
sehingga
apa
yang
dilaknkannya dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji
banyak berhubungan dengan sifat manusia yang
ゥ、ᄋセ。ャ@
dan disiplin pribadi
di luar yang ditentukan oleh undang-undang atau peraturan.
Pengertian etis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
berhubungan (sesuai dengan etika) dan sesuai dengan asas perilaku yang
disepakati secara umum (Depdiknas, 2007).
8. Perilaku Etis
Pengertian perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan yang
terwujud dalam gerakan (sikap) (Depdiknas, 2007). Perilaku etis
merupakan perilaku yang sesuai dengan norma-nonna SJsial yang diterima
secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bennanfaat dan
yang membahayakan (Maryani dan Ludigdo, 200 I dalam Tikollah dkk,
2006).
Perilaku etis penting dalam sebuah masyarakat karena berfungsi
sebagai eara untuk menjaga ketertiban dan dapat menjadi perekat yang
dipegang oleh semua anggota masyarakat. Pentingnya etika dalam
masyarakat membuat banyak nilai-nilai etis yang dijabarkan secara
eksplisit dalam sebuah peraturan atau undang-undang. Banyak juga nilainilai etis yang tidak dapat dijabarkan dalam sebuah peraturan atau undangundang, karena sifat judgmental yang menyertai nilai tersebut. Misalnya
kejujuran, loyalitas, toleransi, tanggungjawab, keadilan, dan lain-lain.
Maksud perilaku etis auditor menurut penulis adalah perilaku yang
sesuai dengan norma-norma sosial dan aturan-aturan yang terdapat di
dalam Kade Etik Auditor (Aturan Perilaku Auditor).
9. Etika Profesi
Etika profesional lebih luas dari prinsip-prinsip moral. Etika tersebut
mencakup prinsip perilaku untuk orang-orang profesional yang dirancamg
baik untuk tujuan praktis maupun untuk tujuan idealistis. Kode etik harus
realistis dan dapat dilaksanakan karena kode etik profesional dibuat dan
dirancang untuk mendorong perilaku ideal (Yusuf, 2001 dalam Hery dan
Agustini, 2007). Etika profesional (professional ethics) harus lebih dari
sekedar prinsip-prinsip moral (Boynton dan Johnson, 2008).
Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan
Indonesia. Kode Etik ini mengikat para anggota Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) di satu sisi dan dapat dipergunakan oleh akuntan lainnya
yang bukan (seperti akuntan pendidik) atau belun1 menjadi anggota IAPI
(calon akuntan publik) di sisi lainnya. Auditor yang bekerja secara
profesional telah memahami pelaksanaan etika profesi yang berlaku (Hery
dan Agustini, 2007).
Prinsip etika yang tertulis dalam kode etik IAPI terdiri atas (Rahmadi
dkk, 2006 dalam Pratiwi 2008):
a. Tanggung Jawab Profesi
Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral clan bersikap
b. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban senantiasa bertindak dalan1 kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
c. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
integritas setinggi mungkin.
d. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari 0enturan
kepentingan dalarn pemenuhan kewajiban profesionalnya.
e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap akuntan harus melaksanakan jasa profosionalnya dengan kehatihatian, kompetensi dan keteknnan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada
tingkat-tingkat yang diperluk:an untuk memastilr.an bahwa auditan atau
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang
kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik
yang paling mutakhir.
f.
Kerahasiaan
Setiap akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh selarna melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai
atau mengungkapkan informasi tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
g. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi
profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
h. Standar teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesional sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan.
Aturan etika (peraturan perilaku) yang terdapat didalam kode etik IAPI
(SPAP, 2004) terdiri atas:
a. Independensi, Integritas, dan Objektivitas
I) Independensi. Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP hams
selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam
memberikan jasa profesional. Sikap mental independen tersebut
harus meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam
penampilan (in appearance).
2) Integritas dan Objektifitas. Dalam
EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP
PERILAKU ETIS AUDITOR SERTA DAMPAKNYA P ADA KINERJA
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
•
•
ii1ll •!!lb..
111
Universitas lslarn Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
.,
....
dnri
Oleh
••
,,
o,"'
',•,:
::·x::;·:::::e;:··..:·,..\S"Z\.........
. ... ........,.... 2'. .... セᄋァN@
.
·
No. i.ndul; :
,
O..LtJ..:::..1?.J..::....,...........セN@
Afria Lisda klasifikasi : .............................................
NIJ.\1:105082002647
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 HI 2009 M
PENGARUH KEMAMPUAN INTELEKTUAL, KECERDASAN
EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP
PERILAKU ETIS AUDITOR SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
II
1111
111
Universitas lslarn Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh
Afria Lisda
Nll\1:105082002647
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIDAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 HJ 2009 l\1
PENGARUH KEMAMPUAN INTELEKTUAIL, KECERDASAN
EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP
PERILAKU ETIS AUDITOR SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilnm Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Afria Lisda
NIM:l05082002647
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Dr. Yahya Hamja, MM
Hepi
NIP. 130 676 334
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Hari ini Senin, Tanggal Lima Belas Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Afria Lisda NIM: 105082002647
dengan judul
Skripsi
KECERDASAN
"PENGARUH
EMOSIONAL,
KEMAMPUAN
DAN
INTELEKTUAL,
KECERDASAN
SPIRITUAL
TERHADAP PERILAKU ETIS AUDITOR SERTA DAMPAKNYA PADA
KINERJA (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)".
Memperhatikan penampilan dan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonorni dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
'
A
,..._,,
, SE, Ak., M.Si
Ketua
Rahmawatj,. SE, MM
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
Hari ini Jumat, Tanggal Dua Puluh Enam Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan
telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Afria Lisda NIM: l 05082002647 dengan
Skripsi
"PENGARUH
KECERDASAN
EMOSIONAL,
judul
KEMAMPUAN
DAN
INTELEKTUAL,
KECERDASAN
SPIRITUAL
TERHADAP PERILAKU ETIS AUDITOR SERTA DAMPAKNYA PADA
KINERJA (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)".
Memperhatikan penan1pilan dan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Juni 2009
Tim Penguji Uiian Skripsi
Dr. Yahya Hamja,
Ketua
Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM
Sekretaris
Dr. Wiwik Utami, SE, Ak., M.Si
P.enm1ii Ahli
DAFTAR RIWA YAT HIDUP
DATA PIUBADI
.
·
· '
.
,
I
Afria Lisda
Perempuan
Jakarta, 03 April 1987
Islam
Belum Menikah
JI. Mawar I Rt. 004 Rw. 014 No. 2
Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan
Jakarta Selatan 12330
(021)99055104/085813841874
afria_ lisda@yahoo.com
Nama
Jenis Kelamin
Tempat/Tanggal Lahir
Agama
Status Perkawinan
Alamat
Telepon/ Hp
RJV\'AYAT PEND ID I.KAN forャ|aセN@
I.
2.
3.
4.
5.
•
ᄋQセ|Gayt@
:
I ; . セ@ ..... ; ..
TK Al-Husnaa
SD Negeri 08 Pagi Bintaro
SMP Negeri 178 Jakarta
SMA Negeri 87 Jakarta
SI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi
PENDIDIKAN INFORl\IAli
•
I
j
I,
Ii
'
1992 - 1993
1993 -1999
1999 - 2002
2002-2005
2005 - 2009
• .
.
, '
I
I
Pendidikan program komputer (Level Microsoft Office System) by
Target Training Center
.
'
.
The Effect ofIntelligence Abillity, Emotional Quotient, and Spiritual Quotient to
Auditors Ethical Behavior and The Affect to Auditors Performance
(Empirical Study to Public Accountant Office in Jakarta)
By:
Afria Lisda
ABSTRACT
This research is to know the effect of intelligence abillity, emotional
quotient, and spiritual quotient to auditors ethical behavior and the affect to
auditors pe1formance. This research used Convenience Sampling Method to
collect sample. The method of data analyzing used Path Analysis. It's obtained
with spreading of questionnaires to 82 auditors who work in Public Accountant
Office in Jakarta. The data analyzing researcher used SPSS version 12. The
variables used in this research were intelligence ability (X1), emotional quotient
(X2;, and spiritual quotient (X3) as exogen variable and auditors et,'11cal behavior
(Y1) and auditors performance (Y 2) as a endogen variable.
The data analysis of this research consisted of two sub-structure of path
analysis. The first ofsub-structure was analyzing the effect of intelligence abillity,
emotional quotient, and spiritual quotient to auditors ethical behavior. The
second of sub-structure was analyzing the effect of intelligence abillity, spiritual
quotient, and auditors ethical behavior to auditors performance.
The result on first sub-structure shows that intelligence abillity, emotional
quotient, and spiritual quotient simultaneously had significantly effect to auditors
ethical behavior with significant level is 0.000 from the result F test. Partially
only intelligence ability has not significantly effect to auditors ethical behavior,
whereas emotional quotient and spiritual quotie1Jt had significantly effect to
auditors ethical behavior. Based on the t test, shows that significant level of
intelligence ability is 0.347 > 0. 05, emotional quotient is 0. 027 < 0. 05, and
spiritual quotient is 0. 000 < 0. 05.
The result on second sub-structure shows that intelligence abillity, spiritual
quotient, and auditors ethical behavior simultaneously had significantly effect to
auditors performance with significant level is 0.000 from the result F test.
Partially only intelligence ability has not significantly effect to auditors
performance. Spiritual quotient and auditors ethical behavior had significantly
effect to auditors performance. Based on the t test, shows that significant level of
intelligence ability is 0.318 > 0.05, spiritual quotient is 0.028 < 0.05, and
auditors ethical behavior is 0. 019 < 0. 05.
Kevwords: 1ntellif!'ence abillitv. emotional auotient. sviritual auotient. auditors
Pengaruh Kemampuan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan
Spiritual Tcrhadap Perilaku Etis Auditor Serta Dampaknya pada Kinerja
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Oleh:
Afria Lisda
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan intelektual,
kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap perilaku etis auditor serta
dampaknya pada kinerja. Pengmnpiilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode convenience sampling. Metode analisis menggunakan analisis jalur, data
diambil dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 82 auditor yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik yang berada di Jalcarta. Penelitian ini menggunakan SPSS
versi 12 untuk menganalisis data. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah terdiri dari variabel . eksogen, yaitu kemampuan intelektual (X1),
kecerdasan emosional (X2), kecerdasan spiritual (X3) dan variabel endogen , yaitu
perilaku etis auditor (Y1) dan kinerja auditor (Y2)..
Analisis data dalam penelitian ini terdiri atas dua sub-struktur analisis jalur.
Analisis jalur pada sub-struktur pertama menguji pengaruh kemampuan
intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap perilaku etis
auditor. Analisis jalur pada sub-struktur kedua menguji pengaruh kemampuan
intelektual, kecerdasan spiritual, dan perilaku etis terbadap kinerja auditor.
Hasil analisis jalur pada sub-struktur pertan1a menuajukkan bahwa
kemampuan intelektual, ·kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara
simultan berpengaruh terbadap perilaku etis auditor dengan tingkat signifikansi
0.000 dari basil uji F. Secara parsial, hanya kemampuan intelektual yang tidak
berpengaruh signifikan terhadap perilaku etis auditor, sedangkan kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terbadap perilaku etis
auditor. Berdasarkan basil uji t, menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
kemampuan intelektual sebesar 0.347 > 0.05, kecerdasan emosional 0.027 > 0.05,
dan kecerdasan spiritual 0.000 < 0.05.
Hasil analisis jalur pada sub-strul.'iur kedua menunjukkan bahwa
kemampuan intelektual, kecerdasan spiritual, dan perilaku etis auditor secara
simultan berpengarub terbadap kinerja auditor dengan tingkat signifikansi 0.000
dari basil uji F. Secara parsial, banya kemampuan intelektual yang tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, sedangkan kecerdasan spiritual
dan perilalm etis auditor berpengaruh signifikan terhadap · kinerja auditor.
Berdasarkan basil uji t, menunjukkan bahwa tingkat signifilcansi kemampuan
intelektual .sebesar 0.318 > 0.05, dan kecerdasan spiritual 0.028 < 0.05, dan
perilaku etis 0.000 < 0.05.
Kata kunci: Kemamnuan intelektual. kecerdasan emosional. kecerdasan sniritual.
"'!!>
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robill 'Aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
atas kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan taufik dan hidayal1-Nya tnaka penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam terlimpahkan
kepada baginda besar Nabi Muh=ad SAW, yang telah menyatnpaikan ajaran
islam yang telah terbukti kebenarannya dan semakin terns terbukti kebenarannya.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk metne1mhi syarat-syatat 1rteraih
gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeti Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses pembuatan skripsi ini, berbagai
hambatan dan kesulitan telah penulis hadapi. Berka! petunjuk dan hidayah dari
Allah SWT, dukungan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga
pada akhimya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Atas segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membar1tu dan mendukung penulis
dalatn penyusunai1 skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis san1paikan kepada:
I. Kedua ora11g tua tercinta, untuk Mama dan Papa yang selaln memberika11 rasa
cinta, perhatian, kasih saya11g, motivasi da11 membantu secara moral dan
materi serta selalu mengiringi penulis melalui doa dan restu. Terima kasih atas
semua ya11g Maina Papa berikat1, setnoga kelak Lisda bisa membalas semua
jasa kalian dengan yang lebih baik lagi. Tak lupa juga teruntuk kal(ak (Mira)
dan adik-adlk tersayang (Dita dan Aliya) yru1g telah memberikan wama-warni
dalam kehidupan ini. Jadilall anak yang shaleha dan berbakti kepada kedua
orang tua, kalia11 harus lebih baik dari kakaktnu ifii.
2. Bapak Dr. Yahya Hamja MM, selaku pembimbing I ya11g telah memberikan
perhatian da11 waktunya dengan segala profesionalltas da11 kesabaran, semoga
segala kebaika11 da11 ketulusa11 ya11g Bapak berika11 menjadi amal shaleh.
3. Bapak Hepi Ptayudiawan, SE, Ak., MM, selaku pernbimbing II, atas Segala
motivasi da11 waktu ya11g telah diberikat1, semoga ilmu yang Bapak berikai1
meiiiadi ilmu vatw hermanfaat.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS (Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial), Bapak Afif Sulfa SE, M.Si, Ak., (Ketua Jurusan Akuntansi), dan Ibu
Yessi Fitri SE, Ak., M.Si (Sekretaris Jurusan Akuntansi).
5. Para penguji ujian komprehensif: Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, Bapak
Amilin, SE, Ak., M.Si, dan lbu Rahmawati SE, MM.
6. Para penguji ujian skripsi: !bu Dr. Wiwik Utami, SE, Ak., M.Si, Bapak Dr.
Yahya Hamja MM, dan Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM.
7. Semua dosen yang telah memberikan ilmunya yang tidak bisa disebutkan
namanya satu per satu, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak dan
lbu.
8. Seluruh jajaran staf Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, terima kasih atas
bantuan, kemudahan, perhatiai1, dan pelayanati yang telah diberikan.
9. Para auditor yang bekerja di Kai1tor Akuntan Publik yang berada di Jakarta,
selaku tesponden, terima kasih atas kesediaan waktu dan. bantuannya dalam
mengisi knesioner.
I 0. Sahabat-sahabat tercinta dan semua te111a11 seperjua11gan Akuntansi 2005 yang
tidak bisa disebutkan namanya satu per satu, terima kasih telah memberikan
rasa kebersamaan, keakrabai1, kepedulian dan silaturahmi yang telah terjalin
selama ini. Tetap semangat untuk kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih be!U111 sempurna dan masih belum
lengkap. Demi menyempumakau dan meleugkapi skripsi ini, penulis berharap
koreksi dan saran karena penulis yakin masih banyak kekurangan dan kesalahan
yang dilakukan penulis dalam peuyusunan skripsi ittl. Akhir kata penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutubkannya.
Jakarta, Juni 2009
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................ i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii
DAFT AR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... iv
ABSTRACT ..................................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISi ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BABI.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian....................................................................... 7
2. Manfaat Penelitian..................................................................... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Inteligensi, Intelektual, dan Kecerdasan ................................. 10
2. Kemampuan Intelektual (IQ) .................................................. 11
3. Emosi dan Emosional .............................................................. 12
4. Kecerdasan Emosional(EQ) .................................................... 12
5. Spiritual ................................................................................... 14
6. Kecerdasan Spiritual (SQ) ....................................................... 15
7. Etika dan Etis .......................................................................... 18
8. Perilaku Etis ............................................................................ 20
9. Etika Profesi ............................................................................ 21
10. Kinerja ...................................................................................... 27
C. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 31
D. Hipotesis ............................................................................................. 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 33
B. Mctode Pcncntuan Sampel ............................................................... 33
C. Mctodc Pengumpulan Data
1. Data Primer ............................................................................. 34
2. Data Sekunder ......................................................................... 34
D. Mctodc Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uj i Validitas Data ........................................................ 34
b. Uji Reliabilitas Data .................................................... 35
E. Uji Hipotcsis ....................................................................................... 35
F. Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 38
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ObjekPenelitian
!. Tempat dai1 Waktu Penelitian ................................................. 45
2. Karakteristik Responden ......................................................... 46
B. Peuemuan dan Pembahasan
1. Uji Validitas ............................................................................ 51
2. Uji Reliabilitas .................................................................... :.... 54
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Analisis Jalur Sub-Struktur 1 ................................ 58
b. Uji Analisis Jalur Sub-Struktur 2 ................................ 67
C. Pembabasan ....................................................................................... 83
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ........................................................................................ 86
B. Implikasi.. ........................................................................................... 89
C. Saran ................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93
T.AMPJRAN ..
......................................................................................... 96
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran ....................................................... 31
Gambar 4.1
Hnbnngan Snb-Struktnr I Variabel X1, X2, dan X3 Terhadap
Yi ............................................................................ 58
Gambar 4.2
Hnbw1gan Kansai Empiris Snb-Struktur I Variabel X1, X2, dan
X3 Terhadap Yt······························· ............................ 58
Gambar 4.3
Hnbungan Snb-Struktur 2 Variabel Xi, X3, dan Y 1 Terhadap
Yz ........................................................................... 67
Gambar 4.4
Hnbnngan Kansai Empiris Snb-Struktur 2 Variabel Xi, X3, dan
Y1 Terhadap Yz ............................................................ 75
Gambar 4.5
Hnbnngan Kansai Empiris Variabel Xi, X2, X3, Terhadap Y1
dan Yz ...................................................................... 76
DAFTARTABEL
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian .................................................. 41
Tabel 4.1
Data Kantor Akuntan Publik ....................................................... 45
Tabel 4.2
Data Penyebaran Kuesioner ......................................................... 46
Tabel 4.3
Data Distribusi Kuesioner ........................................................... 47
Tabel 4.4
Data Statistik Responden ............................................................ 48
Tabel 4.5
Uji Validitas Variabel Keman1puan Intelektual.. ......................... 51
Tabel 4.6
Uji V aliditas V ariabel Kecerdasan Emosional ............................ 52
Tabel 4.7
Uji V aliditas V ariabel Kecerdasan Spiritual ............................... 52
Tabel 4.8
Uji Validitas Variabel Perilaku Etis ............................................. 53
Tabel 4.9
Uji Validitas Variabel Kinerja Auditor ....................................... 54
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Intelektual .................... 55
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Instrumen Kecerdasan Emosional ...................... 55
Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Instrumen Kecerdasan Spiritual.. ....................... 56
Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Instrumen Perilaku Etis ...................................... 56
Tabel 4.14 Uji Reliabilitas Instrnmen Kine1ja Auditor ................................. 57
Tabel 4.15 Anova Sub-Stru.ktur 1 ................................................................. 59
Tabel 4.16 Model Summary Sub-Stru.ktur 1 ................................................. 60
Tabel 4.17 Coefficient Sub-Strukt1u- 1 .......................................................... 62
Tabel 4.18 Anova Sub-Struktur 2 ................................................................. 68
Tabel 4.19 Model Summary Sub-Struktur 2 .................................................. 69
Tabel 4.20 Coefficient Sub-Struktur 2 ........................................................... 71
Tabel 4.21 Correlation.................................................................................... 77
Tabel 4.22 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ......................................... 77
Tabel 4.23 Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Tida.k Langsung,
Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama Kemampuan Intele.ktual
(X1), Kecerdasan Emosional (X2), dan Kecerdasan Spiritual (X3)
Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Pedlaku Etis Auditor
(Y 1) Serta Dampa.knya Pada Kinerja (Y2) ...........•....................... 80
DAFTAR LAMPIRAN
Larnpiran I
Daftar Kuesioner
Lampiran 2
Daftar Jawaban Responden
Lampiran3
Hasil Perhitungan Reliabilitas
Larnpiran 4
Hasil Perhitungan Validitas
Lampiran 5
Hasil Uji Hipotesis
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kecerdasan mernpakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada
manusia dan
menj adikannya
sebagai
salah
satu kelebihan
manusia
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia dengan kecerdasannya dapat
terns menerns mempertahaukan dan meningkatkm1 kualitas hidupnya yang
semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terns menerns.
Selan1a ini, kata "kecerdasan" senantiasa dikonotasikan dengan kecerdasan
intelektual atau yang lazim dikenal sebagai Intelligence Quotient (IQ) saja
Anggapmi bahwa kecerdasan mmiusia hmiya tertumpu pada dimensi
intelektual saja sudah tidak berlaku lagi pada zmnan sekarmig ini. Selain IQ,
mmiusia juga masih memiliki dimensi kecerdasmi lainnya, dimitaranya yaitu:
kecerdasmi emosional atau Emotional Quotient (EQ) dmi kecerdasan spiritual
atau Spiritual Quotient (SQ). Memasuki abad ke-21, legenda IQ sebagai satusatunya tolok ukur kecerdasan ym1g juga sering dijadikmi parmneter
keberhasilmi mmiusia, digugurkmi oleh muncnlnya konsep EQ dmi SQ.
Kecerdasmi emosional adalah kecerdasmi ymig berada di dalmn bagimi diri
yang berhubungmi dengan kearifmi di luar ego atau pikirmi sadar. Lain halnya
dengmi kecerdasan spiritual, kecerdasmi spiritual merupakmi kesadarmi ymig
dengannya kita tidak hanya mengakui nilai-nilai yang ada, tetapi kita juga
harfiah, kecerdasan spiritual beroperasi dari pusat otak, yaitu dari fungsifungsi penyatu otak. Kecerdasan spiritual mengintegrasikan semua kecerdasan
kita. Kecerdasan spiritual menjadikan kita makhluk yang benar-benar utuh
seeara intelektual, emosional, dan spiritual. Kecerdasan spiritual memberi kita
rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan
pema11aman sampai pada batasannya. Kita menggunakan kecerdasan spiritual
untuk bergulat dengan ihwal baik dan jahat (Zahar dan Marshall, 200 I).
Kecerdasan spiritual beke1ja maksimal ketika emosi tenang dan terkendali
yang diatur oleh piranti kecerdasan emosional, sehingga akhirnya kecerdasan
intelektual bisa menghitung dengan efisien, tepat, cepat, serta tetap bergerak
pada garis orbit spiritual (Agustian, 2003). Seseorang yang memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu mengendalikan emosinya
sehingga dapat menghasilkan optimalisasi pada fungsi kerjanya (RM dan
Aziza, 2006).
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan mampu
untuk mengetahui serta menangani perasaan mereka dengan baik, mampu
untuk menghadapi perasaan orang lain dengan efektif. Selain itu juga
seseorang akuntan yang memiliki pemahaman atau kecerdasan emosi dan
tingkat religinsitas yang tinggi akan mampu bertindak atau berperilaku dengan
etis dalam profesi dan organisasi.
Tanpa adanya pengendalian atau kematangan emosi (EQ) dan keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (SQ), sangat sulit bagi seorang auditor untuk
konflik yang sudah menjadi bagian atau risiko profesi, dan memikul tanggung
jawab seperti apa yang disebutkan dalam Pedomm1 Kode Etik Akuntan
Indonesia, serta untuk tidak menyalahgunakan kemmltpuan dan keahlian yang
merupakan amanah yang dimilikinya kepada jalan ym1g tidak dibenarkan. Hal
tersebut akan berpengaruh terhadap hasil kinei:ja mereka (mutu dan kualitas
audit)
atau
terjadinya
penyimpangan-penyimpangan,
kecurm1gan
dan
manipulasi terhadap tugas yang diberikan.
Etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik di Indonesia. Perilaku
etika
merupakan
fondasi
peradaban
modem
yang
menggarisbawahi
keberhasilan berfungsinya harnpir setiap aspek masyarakat, dari kehidupan
keluarga sehari-hari sarnpai hukum, kedokteran, dan bisnis. Etika (ethic)
mengacu pada suatu sistem atau kode perilaku berdasarkan kewajiban moral
yang menunjukkan bagaimana seorang individu harus berperilaku dalarn
masyarakat. Perilaku etika juga merupakan fondasi profesionalisme modem.
Seluruh
profesi
mempunyai
aturan
atau
!code
perilaku
yang
mendefinisikan perilaku etika bagi anggota profesi tersebut. Untuk menjadi
sumber
ッセェ・ォエゥヲ@
yang dapat dipercaya, profesional harus memiliki reputasi
yang kuat tidak hanya untuk kompetensi tetapi juga untuk km·akter dan
integritas yang tidak diragukan lagi. Mengingat pentingnya reputasi, perilaku
etika, dan profesionalisme, profesi akuntan telah mengembangkan Kode
Perilaku Profesional yang memberikan pedoman pada perilaku profesional
akuntansi.
Kade etik profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi
eksistensi profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat
karena dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan
kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat (Baidaie, 2000 dalam
Ludigdo, 2006). Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi
akuntansi adalah penyedia informasi w1tuk proses pembuatan keputusan bisnis
oleh para pelaku bisnis. Disamping itu, profesi akuntansi mendapat sorotan
yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa
pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan publik, akuntan
intern perusahaan maupun akuntan pemerintah. Oleh sebab itu, akuntan
mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka
kepada organisasi dimana mereka bemaung, profesi mereka, masyarakat dan
diri mereka sendiri (Nugra11aningsih, 2005).
Kinerja Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berkualitas sangat ditentukan
oleh kinerja auditor. Auditor harus mentaati aturan etika profesi yang
meliputi pengaturan tentang independensi, integritas dan obyektivitas, standar
umum dan prinsip akuntansi, tanggung jawab kepada klien, tanggung jawab
kepada rekan seprofesi, serta tanggung jawab dan praktik laiimya (Satyo,
2005 dalam Trisnaningsih, 2007).
Berbicara tentang penelitian dan karya ilmia11 tentang kecerdasan
emosional dan spiritual, terutama sekali semenjak mulai dipopulerkannnya
istilah kecerdasan emosional oleh Daniel Goleman pada tahun 1990-an,
ke-20, serta kecerdasan emosional dan spiritual oleh Ary Ginanjar Agustian.
Penelitian tentang kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual sudah banyak diteliti oleh para peneliti baik dari dalam
maupun luar negeri. Akan tetapi penelitian kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual yang berhubungan dengan bidang
akuntansi (khususnya auditing) adalah sangat sedikit dan jarang sekali
dilakukan. Oleh karena itulah maka peneliti tertarik untuk membahasnya.
Penelitian ini pada dasarnya merupakan replikasi dari penelitian Mora
Herina (2008) yang berjudul "Pengaruh Kemampuan Intelektual,
k・」イ、。セョ@
Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa
Akuntansi (Studi Kasus Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta)". Peneliti tertarik untuk mereplikasi penelitian tersebut karena
masalah tentang sikap dan perilaku etis menjadi sesuatu yang menarik saat ini,
apalagi jika dikaitkan dengan masalah kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain:
I. Perbedaan pertama terletak pada responden penelitian. Responden
penelitian sebelumnya adalah mahasiswa akuntansi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan pada penelitian ini adalah
auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP).
2. Tempat penelitian. Tempat penelitian pada penelitian sebelumnya adalab
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan pada
penelitian ini adalab di KAP yang lerdapat di wilayah DKI Jakarta.
3. Jumlab variabel endogen. Penelitian sebelumnya hanya terdiri dari satu
variabel endogen, yaitu sikap etis mabasiswa akuntansi, sedangkan dalam
penelitian ini terdapat dua variabel endogen yaitu perilaku etis audior dan
kinerja (kine1ja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja
auditor).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, melihat pentingnya nilai dan perilaku
etis bagi seorang auditor maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
perilaku etis auditor dengan judul "Pengarnh Kemampuan Intelektual,
Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Perilaku Etis
Auditor Serta Dampaknya Pada Kinerja (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan
Publik di Jakarta)".
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalab di atas, maka masalab dalam
penelitian ini dirnmuskan sebagai berikut:
l. Apakab kemampuan intelektual secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap perilaku etis auditor?
2. Apakab kecerdasan emosional secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap perilaku etis auditor?
d. Mengetahui dan menguji pengaruh kemampuan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual secara simultan terhadap perilaku
etis auditor.
e. Mengetahui dan menguji pengaruh keman1puan intelektual terhadap
kinerja auditor.
f.
Mengetahui dan menguJJ pengaruh kecerdasan emosional terhadap
kinerja auditor.
g. Mengetahui dan menguji pengaruh kecerdasan spiritual terhadap
kinerja auditor.
h. Mengetahui dan menguji pengaruh kemampuan intelektual, kecerdasan
spiritual, dan perilaku etis secara simultan terhadap kinerja auditor.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:
a. Memberikan masukan bagi dunia akademisi (khususnya dalam bidang
pendidikan akuntansi) dalam mendidik dan mendiskusikan mengenai
pentingnya kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual bagi para
mahasiswa, sebagai calon ak'U!ltan dan auditor dimasa yang akan
datang.
b. Sebagai sarana informasi bagi masyarakat tentang kecerdasan
emosional
dan
kecerdasan
spiritual
yang dapat
memberikan
konstribusi positif untuk pengembangan dan perbaikan diri ke arah
yang lebih baik.
c. Memberikan masukan bagi KAP agar dapat lebih meningkatkan
kemampuan auditor mereka dalam melaksanakan tugas dengan lebih
memberikan perhatian dan pelatihan terkait dengan pengembangan
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual sehingga mereka
bekerja dengan optimal, berintegritas dan bertanggung jawab.
d. Memberikan
informasi
kecerdasan emosional
bagi
responden
mengenai
pentingnya
dan kecerdasan spiritual, sehingga mereka
dapat mengembangkan dan melatih kecerdasan emosional
dan
kecerdasan spiritual secara mandiri sebagai bekal dalain melakukan
pekerjaan dan mampu bersaing dengan pai·a auditor dari luar negeri.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi konseptual bagi
pengembangan literatur dalain bidang akuntansi khususnya auditing dan
diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi riset-riset selanjutnya
terkait dengan penelitian kemampuan intelektual, kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual yang lebih sempurna dan komperehensif dalain bidang
akuntansi dan auditing,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Inteligensi, Intelektual, dan Kecerdasan
Pengertian inteligensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
daya membuat reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara
fisik maupun mental, terhadap pengalan1an-pengalaman baru, membuat
pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk dipakai
apab:ia dihadapkan pada faktor-faktor atau kondisi-kondisi baru;
kecerdasan. Lain halnya dengan intelektual, intelektual dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti cerdas berakal dan berpikiran jernih
berdasarkan ilmu pengetahuan; yang mempunyai kecerdasan tinggi
(cendikiawan); dan totalitas pengertian atau kesadaran, temtama yang
menyangkut pemikiran dan pemahaman (Depdiknas, 2007).
Sebenarnya hingga saat ini para ahli pun tampaknya masih mengalami
kesulitan untuk mencari mmusan yang komprehensif tentang kecerdasan.
Tentang intelektual anak dalam suatu makalah psikologi menyatakan
ballwa menumt English & English (2009) dalan1 buku "A Comprehensive
Dictionary of Psychological and Psychoalitical Terms", istilall intellect
berarti antara Jain:
a. Kekuataan mental dimana manusia dapat berpikir,
c. Suatu rumpun nama untuk proses kognitit: terutama untuk aktivitas
yang berkenaan dengan berpikir.
C.P. Chaplin (1975) dalam Sudrajat (2008) memberikan pengertian
kecerdasan sebagai kemampuan menghadapi clan menyesuaikan diri
terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Anita E. Woolfolk (1975)
dalam Sudrajat (2008) mengemukakan bahwa menurut teori lama,
kecerdasan meliputi tiga pengertian, yaitu:
a. Keseluruhan pengetahuan yang diperoleh,
b. Kemampuan untuk belajar, dan
c. Kemwapuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan
pada umumnya.
Istilah inteligensi jika dirumuskan akan mendapat pengertian yaitu
sebagai keseluruhan kemampuan inclividu untuk berpikir dan bertindak
secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan
secara efektif.
2. Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual merupakan logika decluktif dan pemikiran
abstrak, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah clan sanggup
menyelesaikan clilema etis. Intelligent Quotient (IQ) clihitung berdasarkan
perbandingan antara tingkat kemampuan mental (mental age) dengan
tingkat usia (chronological age), merentang mulai dari kemampuan
dengan kategori idiot sampai dengan genius (Syaodih, 2005 dalam
Sudraiat. 2008:)_ Ada 7 ciimf':n ..:::i v::1no- mP:mhP:ntnk
lrPm!lmnnnn 1ntP1..,.t-h1>;1l
seseorang, yaitu: kemahiran berhitung, pemahaman verbal, kecepatan
perseptual, penalaran induktit: penalaran
、・オォエゥヲセ@
visualisasi ruang, dan
ingatan
3. Emosi dan Emosional
Pengertian emosi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah luapan
perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat serta keadaan
dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan,
keharuan, kecintaan; keberanian yang bersifat subyektif). Pengertian
emosional adalah menyentuh perasaan; mengharukan; dengan emos1;
beremosi; dan µenuh emosi (Depdiknas, 2007).
Oxford English Dictionary pada makna yang paling harfiah,
mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, nafsu; setiap kcadaan mental yang hebat atau meluap-luap.
Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-·pikiran khasnya, suatu
keadaan psikologis dan biologis, dan serangkaian kecenderungankecenderungan untuk bertindak (Goleman, 2007).
4. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk menggunakan emosi
sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk mengendalikan emosi
sehingga memberikan dampak yang positif. Kecerdasan emosional dapat
membantu membangun hubungan dalam menuju kebahagiaan dan
kesejahteraan
(Wibowo, 2002 dalam RM dan A.ziza, 2006). Menurut
Goleman (2005) dalam Tikollah dkk (2006) memberikan definisi bahwa
kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri
dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi
dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
Menurut Goleman (2007) terdapat lima dimensi atau komponen
kecerdasan emosional (EQ) yaitu:
a. Pengenalan diri (self awareness)
Dimensi peruuna adalah self awareness, artinya mengetahui keadaan
dalam diri, hal yang lebih disukai, dan intuisi. Kompetensi dalam
dimensi pertama adalah mengenali emosi sendi:ri, mengetalmi kekuatan
dan keterbatasar1 airi, dan keyakinan akan kemampuan sendi:ri.
b. Pengendalian diri (self regulation)
Di:mensi kedua adalah self regulation, artinya mengelola keadaan
dalam di:ri dan sumber daya diri sendiri. Kompetensi dimensi kedua ini
adalah menahan emosi dan dorongan negatif, menjaga norma kejujuran
dan integritas, bertanggung jawab atas kine1ja pribadi, luwes terhadap
perubahan, dan terbuka terhadap ide-ide serta informasi baru.
c. Motivasi (motivation)
Di:mensi ketiga adalah motivation, artinya dorongan yang membi:mbing
atau membantu peraihan sasaran atau tujuan. Kompetensi dimensi
ketiga adalah dorongan untuk menjadi lebih baik, menyesuaikan
dengan
sasaran
kelompok
atau
organisasi,
kesiapan
untuk
memanfaatkan kesempatan, dan kegigihan dalam mempe1juangkan
ke11:a11:alan dan hamhatan.
d. Empati (empathy)
Dimensi keempat adalah empathy, yaitu kesadaran akan perasaan,
kepentingan, dan keprihatinan orang. Dimensi keempat terdiri dari
kompetensi understanding others, developing others, customer service,
meneiptakan kesempatan melalui pergaulari dengan berbagai macam
orang, membaca hub1mgan antara keadaan emosi dan kekuatan
hubungan suatu kelompok.
e. Keterampilan sosial (social skills)
Dimensi kelima adalah social skills, artinya kemahiran dalam
menggugah tanggapa.1 yang dikehendaki oleh orang lain. Diantaranya
adalah kemampuan persuasi, mendengar dengan terbuka dan memberi
pesan yang jelas, kemampuan menyelesaikan pendapat, semangat
leadership, kolaborasi dan kooperasi, serta team building.
Kelima komponen tersebut dikelompokkan ke dalam dua kecakapan,
yaitu:
a. Kecakapan pribadi, meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, dan
motivasi.
b. Kecakapan sosial, meliputi empati dan keterampilan sosial.
5. Spiritual
Kata spiritual memiliki akar kata spirit yang berarti roh. Kata ini
berasal dari bahasa Latin, spiritus, yang berarti napas. Kata spiritus dapat
mengandung arti sebuah bentuk alkohol yang dimurnikan, sehingga kata
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang berhubungan
dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin) (Depdiknas, 2007). Diri kita
yang sebenarnya adalah rob yang bisa diartikan selbagai energi kehidupan,
yang membuat kita dapat hidup, bemapas, dan bergerak. Spiritual berarti
pula segala sesuatu diluar tubuh fisik kita, termasuk pikiran, perasaan dan
karakter (Fery, 2007 dalam Herina, 2008).
6. Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan
hidup manusia dalam konteb makna yang lebin luas dan kaya, serta
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain (Zohar dan Marshall, 2002 dalam Tikollah
dkk, 2006).
Definisi kecerdasan spiritual yang lebih sesuai dengan perkembangan
psikologi mutakhir dijelaskan oleh Sinetar. Mlenurutnya, kecerdasan
spiritual adalah pikiran yang mendapat inspirasi, dorongan, dan efektivitas
yang terinspirasi, theisness atau penghayatan ketuhanan yang di dalarnnya
kita semua menjadi bagian (Sinetar, 2000 dalam Zohar dan Marshall,
2001).
Tanda-tanda dari SQ yang telah berkembang dengan baik mencakup
hal-hal berikut (Zohar dan Marshall, 2001):
a. Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif),
b. Tingkat kesadaran diri vang tinggi.
c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan,
d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit,
e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai,
f.
Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu,
g. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai ha!,
h. Kecenderungan nyata untuk bertanya "mengapa?" atau "bagaimana
jika?" untuk mencarijawaban-jawaban yang mendasar, dan
1.
Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai "bidang mandiri"
yaitu memiliki kemudahan untuk beke1ja melawan konvensi.
Zohar dan Marshall (2001) berpendapat, bahwa kecerdasan spiritual
sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna
dan nilai yaitu kecerdasan m1tuk menempatkan perilaku dan hidup
seseorang dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. Metode
implementasi SQ bisa meliputi dua metode, menurut Sukidi (2002)
terdapat 2 metode secara umum, yait11:
a. Metode Vertikal: bagaimana kecerdasan spiritual bisa mendidik hati
kita untuk menjalin hubungan ke hadirat Tuhan.
b. Metode Horizontal: kecerdasan spiritual mendidik hati kita ke dalam
budi pekerti yang baik dan moral yang baik.
Implementasi dari metode vertikal, bisa seperti sikap hidup yang
religius dan pandai bersyukur atas eksistensi dirL Imlementasi dari metode
horizontal, bisa seperti jujur, toleran, beretika, kepedulian sosial, dan
Menurut Darmayuwono (2008), orang yang cerdas secara spiritual
memiliki sejumlah ciri-ciri antara lain:
a. Fleksibel
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai
dengan sikap hidupnya yang fleksibel atau luwes. Orang ini dapat
membawa diri dan mudah menyesuaikan diri clengan berbagai situasi
yang dihadapi.
b. Kemampuan refleksi tinggi
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi, memiliki
kemampuan refleksi yang tinggi ,pula. Dia cenderung bertanya
"mengapa" atau "bagaimana seandainya" sebagai kelanjutan dari "apa"
dan "bagaimana".
c. Kesadaran diri dan lingkungan tinggi
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yartg tinggi akan memiliki
kesadaran diri (self-awareness) dan kesadaran Engkungan yang tinggi.
Kesadaran
tinggi
berarti
telah
mengena:t
dirinya
(misalnya
mengendalikan emosi), dengan mengenal dirinya maka dia juga
mengenal orang lain, mampu membaca maksud dan keinginan orang
lain. Kesadaran lingkungan tinggi mencakup kepedulian terhadap
sesama, persoalan hidup yang dihadapi bersmna, dan juga peduli
terhadap bangsa dan negara.
d. Kemampuan kontemplasi tinggi
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai juga
dengan adanya kemampuan kontemplasi yang tinggi, misalnya
kemampuan mendapat inspirasi dari berbagai ha!, kemampuan
menyampaikan nilai dan makna kepada orang lain, mengamati berbagai
ha! untuk menarik hikmahnya dan memiliki kreativitas tinggi.
e. Berpikir secara holistik
Berpikir secara holistik berarti berpikir secara menyeluruh, mengaitkan
berbagai ha! yang berbeda-beda dan terintegrasi.
f. Berani menghadapi penderitaan
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi adalah orang
yang berani menghadapi penderitaan dan perbedaan.
g. Berani melawan arus atau tradisi
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi, juga ditandai
dengan adanya keberanian melawan arus yang buruk.
h. Sesedikit mm1gkin menimbulkan kerusakan
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi akan
berperilaku secara hati-hati sehingga dapat meminimalisir kerusakan.
7. Etika dan Etis
Etika (ethics) berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti karakter.
Kata lain untuk etika adalah moralitas (morality), yang berasal dari bahasa
Latin mores yang berarti kebiasaan. Moralitas berpusat pada benar dan
salah dalam oerilaku manusia (Bovnton dan Johnson. 2008).
Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak) (Depdiknas, 2007). Etika merupakan studi sistematis tentang
tabiat konsep nilai, baik, burnk, harus, benar, salah, dan lain sebagainya
. .
. .
prms1p-pnns1p
dan
umum
yang
membenarkan
kita
untnk
mengaplikasikannya atas apa saja. Etika dapat dimaknai sebagai dasar
moralitas di saat bersamaan juga sebagai filsufoya dalam berperilaku.
Etika dapat diartikan sebagai sikap untuk memahami opsi-opsi yang harus
diambil di antara sekian banyak pilihan tindakan yang ada (Badroen dkk,
2006).
Etika dalam pengertian luas berarti keseluruhan norma dan penilaian
yang dipergunakan oleh masyarakat untnk mengetajhui bagaimana manusia
seharusnya menjalankan kehidupannya Pengertian etika dalam arti sempit
berarti seperangkat nilai atau prinsip moral yang berfungsi sebagai
panduan, prinsip moral juga berfungsi sebagai kriteria untnk menilai benar
atau salahnya perbuatan atau perilaku. Etika merupakan pedoman cara
bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila, dan agama
(Pratiwi, 2008), oleh karena itu, etika berkaitan dengan pertanyaan tentang
bagaimana orang akan berperilaku terhadap sesamanya.
Etik pada dasarnya merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang
menjadi
landasan
bertindaknya
seseorang,
sehingga
apa
yang
dilaknkannya dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji
banyak berhubungan dengan sifat manusia yang
ゥ、ᄋセ。ャ@
dan disiplin pribadi
di luar yang ditentukan oleh undang-undang atau peraturan.
Pengertian etis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
berhubungan (sesuai dengan etika) dan sesuai dengan asas perilaku yang
disepakati secara umum (Depdiknas, 2007).
8. Perilaku Etis
Pengertian perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan yang
terwujud dalam gerakan (sikap) (Depdiknas, 2007). Perilaku etis
merupakan perilaku yang sesuai dengan norma-nonna SJsial yang diterima
secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bennanfaat dan
yang membahayakan (Maryani dan Ludigdo, 200 I dalam Tikollah dkk,
2006).
Perilaku etis penting dalam sebuah masyarakat karena berfungsi
sebagai eara untuk menjaga ketertiban dan dapat menjadi perekat yang
dipegang oleh semua anggota masyarakat. Pentingnya etika dalam
masyarakat membuat banyak nilai-nilai etis yang dijabarkan secara
eksplisit dalam sebuah peraturan atau undang-undang. Banyak juga nilainilai etis yang tidak dapat dijabarkan dalam sebuah peraturan atau undangundang, karena sifat judgmental yang menyertai nilai tersebut. Misalnya
kejujuran, loyalitas, toleransi, tanggungjawab, keadilan, dan lain-lain.
Maksud perilaku etis auditor menurut penulis adalah perilaku yang
sesuai dengan norma-norma sosial dan aturan-aturan yang terdapat di
dalam Kade Etik Auditor (Aturan Perilaku Auditor).
9. Etika Profesi
Etika profesional lebih luas dari prinsip-prinsip moral. Etika tersebut
mencakup prinsip perilaku untuk orang-orang profesional yang dirancamg
baik untuk tujuan praktis maupun untuk tujuan idealistis. Kode etik harus
realistis dan dapat dilaksanakan karena kode etik profesional dibuat dan
dirancang untuk mendorong perilaku ideal (Yusuf, 2001 dalam Hery dan
Agustini, 2007). Etika profesional (professional ethics) harus lebih dari
sekedar prinsip-prinsip moral (Boynton dan Johnson, 2008).
Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan
Indonesia. Kode Etik ini mengikat para anggota Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) di satu sisi dan dapat dipergunakan oleh akuntan lainnya
yang bukan (seperti akuntan pendidik) atau belun1 menjadi anggota IAPI
(calon akuntan publik) di sisi lainnya. Auditor yang bekerja secara
profesional telah memahami pelaksanaan etika profesi yang berlaku (Hery
dan Agustini, 2007).
Prinsip etika yang tertulis dalam kode etik IAPI terdiri atas (Rahmadi
dkk, 2006 dalam Pratiwi 2008):
a. Tanggung Jawab Profesi
Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral clan bersikap
b. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban senantiasa bertindak dalan1 kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
c. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
integritas setinggi mungkin.
d. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari 0enturan
kepentingan dalarn pemenuhan kewajiban profesionalnya.
e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap akuntan harus melaksanakan jasa profosionalnya dengan kehatihatian, kompetensi dan keteknnan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada
tingkat-tingkat yang diperluk:an untuk memastilr.an bahwa auditan atau
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang
kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik
yang paling mutakhir.
f.
Kerahasiaan
Setiap akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh selarna melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai
atau mengungkapkan informasi tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
g. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi
profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
h. Standar teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesional sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan.
Aturan etika (peraturan perilaku) yang terdapat didalam kode etik IAPI
(SPAP, 2004) terdiri atas:
a. Independensi, Integritas, dan Objektivitas
I) Independensi. Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP hams
selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam
memberikan jasa profesional. Sikap mental independen tersebut
harus meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam
penampilan (in appearance).
2) Integritas dan Objektifitas. Dalam