Universitas Kristen Maranatha
seberapa besar penghematan pembayaran pajak yang dapat dilakukan oleh perusahaan setelah diterapkannya perencanaan pajak. Oleh karena itu, skripsi ini
diberi judul:
“Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan PPh Terutang Sebelum dan Setelah Penerapan Perencanaan Pajak: Studi Kasus pada PT. Pupuk Kujang
“
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana penerapan perencanaan pajak pada PT Pupuk Kujang
2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata PPh terutang sebelum dan setelah
diterapkannya perencanaan pajak tax planning
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui penerapan perencanaan pajak pada PT Pupuk Kujang
2. Untuk mengetahui besarnya perbedaan rata-rata PPh terutang sebelum dan
setelah diterapkannya perencanaan pajak
1.4. Kegunaan penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak berikut ini:
Universitas Kristen Maranatha
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan tentang pentingnya perencanaan pajak agar dapat dilakukan penghematan
pajak. 2.
Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman wawasan
keilmuan penulis di bidang perpajakan sehingga dapat diperoleh gambaran nyata mengenai penerapan teori-teori dalam praktik dunia kerja khususnya
mengenai perencanaan pajak. 3.
Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk
memperluas wawasan maupun sebagai sumber acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang perencanaan pajak.
166
Universitas Kristen Maranatha
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Penerapan tax planning di perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai
kebijakan dalam pos-pos tertentu dalam laporan laba rugi perusahaan, sehingga biaya-biaya yang sebelumnya tidak dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto menjadi biaya yang secara ketentuan perundang- undangan perpajakan boleh untuk dikurangkan. Pemberian kebijakan
tersebut antara lain adalah sebagai berikut: a.
Kenikmatan fasilitas perumahan Biaya ini dapat dibiayakan menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan oleh perusahaan dengan cara mengambil kebijakan untuk memberikannya dalam bentuk
tunjangan perumahan yang diberikan kepada karyawannya. b.
Kenikmatan mendapatkan fasilitas pendidikan dan pelatihan Biaya untuk fasilitas pendidikan dan pelatihan dapat menjadi
biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto oleh perusahaan dengan cara mengambil kebijakan untuk mengganti
biaya tersebut dalam bentuk tunjangan bagi karyawannya. c.
Kenikmatan mendapatkan fasilitas pengobatan Biaya untuk fasilitas klinik pengobatan karyawan dapat
dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto bagi perusahaan
Universitas Kristen Maranatha
dengan cara menerapkan kebijakan untuk memberikannya dalam bentuk penggantian pengobatan ataupun dalam bentuk tunjangan
kesehatan bagi karyawannya. d.
Kenikmatan program umum pendidikan dan pelatihan Biaya program umum pendidikan dapat diakui sebagai biaya yang
dapat mengurangi penghasilan bruto deductible expenses dengan cara perusahaan harus menerapkan kebijakannya dalam
bentuk pemberian tunjangan umum pendidikan e.
Pemberian kenikmatan berupa cuti karyawan Biaya cuti karyawan yang dibayarkan oleh perusahaan merupakan
biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto non deducttible expenses. Agar biaya tersebut dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto perusahaan harus mengambil kebijakan dalam bentuk tunjangan.
f. Biaya perjalanan dinas dan rekreasi
Sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 Pasal 9 Ayat 1 huruf e, bahwa biaya perjalanan dinas dan
rekreasi termasuk imbalan natura atau kenikmatan yang merupakan biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto non deductible expenses. Agar biaya tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto menurut ketentuan perpajakan
maka sebaiknya perusahaan memberikannya dalam sistem kombinasi lumpsum dan at cost yaitu pegawai yang melakukan
dinas atau rekreasi menerima sejumlah uang tertentu yang
Universitas Kristen Maranatha
dibayarkan sekaligus seperti uang saku dan untuk beberapa hal uang yang diberikan perusahaan disesuaikan dengan bukti yang
dikeluarkan seperti biaya penginapan atau transportasi pegawai.
2. Berdasarkan hasil analisis pengujian secara statistik yang sudah dibahas
sebelumnya diperoleh hasil bahwa rata-rata PPh terutang perusahaan
sebelum penerapan perencanaan pajak tax planning lebih besar dibandingkan dengan rata-rata PPh terutang perusahaan setelah
penerapan perencanaan pajak tax planning. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan perencanaan pajak tax planning dapat
meminimalkan kewajiban atau PPh terutang.
5.2 Saran