Universitas Kristen Maranatha
5
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan pemodelan numerik untuk mempelajari simulasi kegagalan
sambungan kayu batang tekan. 2. Melakukan penelitian eksperimental untuk mempelajari simulasi kegagalan
sambungan kayu batang tekan. 3. Membandingkan hasil penelitian numerik dengan penelitian eksperimental.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Sambungan yang ditinjau ada dua tipe, tipe pertama adalah sambungan tiga
komponen dua irisan. Sedangkan tipe kedua adalah sambungan dua komponen satu irisan.
2. Kayu yang digunakan adalah kayu Pete untuk sambungan tipe pertama, dan kayu Meranti Merah untuk sambungan tipe kedua.
3. Alat sambung yang digunakan adalah baut. 4. Pemodelan numerik menggunakan perangkat lunak ADINA.
5. Pembahasan yang ditinjau adalah beban maksimum yang mampu ditahan oleh sambungan, dan slip yang terjadi pada saat terjadi kegagalan.
6. Penelitian eksperimental dilakukan di laboratorium konstruksi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
7. Peraturan Kayu menggunakan acuan draft SNI 03-xxxx-2000.
1.4 Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan terdiri dari empat bab, yaitu Pendahuluan. Tinjauan Literatur, Studi kasus dan Pembahasan, dan Kesimpulan dan Saran.
BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR, terdiri dari Kayu, Baut, Sambungan Kayu Batang Tekan, Perangkat Lunak ADINA, Uji Eksperimental.
Universitas Kristen Maranatha
6
BAB III STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN, terdiri dari Preliminary Desain Model Benda Uji, Pemodelan Numerik, Pembahasan.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN, terdiri dari Kesimpulan, Saran
Universitas Kristen Maranatha
75
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah 1.
Untuk sambungan kayu pete dengan alat sambung baut sebanyak 2 buah, didapat bahwa perbedaan hasil rata-rata deformasi arah-z antara
eksperimental dan ADINA, dengan beban sebesar 57188 N sebesar 28.19 pada tumpuan merata dan nilai friksi 0.1, hal ini menunjukkan
bahwa pemodelan pada analisis numerik lebih kaku seperti yang terlihat pada Gambar 3.46.
2. Untuk sambungan meranti merah dengan alat sambung baut sebanyak
1 buah, didapat bahwa perbedaan hasil rata-rata deformasi arah-x antara eksperimental dan ADINA, dengan beban 5047 N sebesar
35.69 pada tumpuan merata dan nilai friksi 0.5, hal ini menunjukkan bahwa pemodelan pada analisis numerik lebih kaku seperti yang
terlihat pada Gambar 3.47. 3.
Untuk sambungan meranti merah dengan alat sambungan baut sebanyak 2 buah, didapat bahwa perbedaan hasil rata-rata deformasi
arah-x antara eksperimental dan analisis numerik dengan beban 11207.9 N sebesar 3.05 dengan tumpuan merata dan nilai friksi 1,
hal ini menunjukkan bahwa pemodelan pada analisis numerik lebih kaku seperti yang terlihat pada Gambar 3.48.
4. Perilaku kekakuan sambungan kayu Meranti Merah dengan 2 baut,
yaitu berupa kurva hubungan beban dan deformasi antara penelitian numerik dan penelitian eksperimental, dimana grafik menunjukkan
trend yang mirip seperti yang terlihat pada Gambar 3.48, hal ini dapat terjadi karena pemodelan properti material kayu yang digunakan
dalam penelitian eksperimental diperoleh langsung dari uji properti material kayu Meranti Merah, sesuai dengan benda uji yang
digunakan untuk membuat sambungan kayu.
Universitas Kristen Maranatha
76
5. Perilaku kekakuan sambungan kayu Pete, yaitu berupa kurva
hubungan beban dan deformasi antara penelitian numerik dan eksperimental sambungan kayu Pete menunjukkan trend yang
mempunyai perbedaan signifikan seperti yang terlihat pada Gambar 3.46, hal ini dapat terjadi karena pemodelan properti material kayu
Pete diambil dari tinjauan literatur [FPL, 2010].
4.2 Saran