Dampak Penggunaan Tepung Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dalam Pakan Terhadap Penampilan dan Komposisi Karkas Itik Lokal Jantan

DAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS
(Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP
PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS
ITIK LOKAL JANTAN

SKRIPSI
ARIF WAHYUDIN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN
ARIF WAHYUDIN. D14202006. 2006. Dampak Penggunaan Tepung Daun
Beluntas (Pluchea indica L.) dalam Pakan Terhadap Penampilan dan
Komposisi Karkas Itik Lokal Jantan. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil
Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
: Ir. Rukmiasih, MS
Pembimbing Anggota : Prof. Emeritus Peni S. Hardjosworo, MSc.

Itik merupakan salah satu ternak unggas air (waterfowl) yang memiliki
potensi sebagai penghasil telur dan daging. Selama ini tujuan utama dalam budidaya
itik adalah sebagai sumber telur, sedangkan sebagai sumber daging biasanya
digunakan itik jantan atau dengan memotong itik betina yang tidak produktif lagi.
Salah satu kelemahan daging itik yaitu memiliki bau yang lebih amis
dibandingkan dengan daging unggas lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
konsumsi daging itik masih terbatas, sehingga permintaannya ikut terbatas. Upaya
yang telah dilakukan dalam rangka mengurangi bau amis tersebut, diantaranya
dengan memanipulasi pakan melalui penambahan bahan tertentu sehingga dapat
mengurangi bau amis pada daging itik setelah pemotongan.
Beluntas (Pluchea indica L.) merupakan sejenis tanaman perdu yang banyak
dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman pagar dan sebagai obat tradisional. Sejak
lama tanaman beluntas dipercaya dapat mengurangi bau badan dengan cara
mengkonsumsinya. Sejalan dengan tujuan mengurangi bau amis pada daging itik,
maka digunakan daun beluntas yang dijadikan tepung dan dicampurkan ke dalam
pakan itik. Namun penambahannya dalam pakan diduga akan memberikan efek
samping mengingat beluntas mengandung serat kasar dan juga senyawa antinutrisi
berupa tanin. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak
penggunaan tepung daun beluntas dalam pakan itik lokal jantan terhadap penampilan
dan komposisi karkasnya.

Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor mulai akhir Juli hingga Oktober 2005. Itik yang
digunakan adalah itik lokal jantan umur satu hari (DOD) sebanyak 90 ekor, yang
dipelihara selama 10 minggu kemudian dipotong. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan tiga taraf
perlakuan penambahan tepung daun beluntas (0%; 1% dan 2%) dalam pakan.
Masing-masing perlakuan terdiri dari enam ulangan dan masing-masing ulangan
terdiri dari lima ekor itik. Peubah yang diukur berupa konsumsi ransum, bobot badan
akhir, pertambahan bobot badan, konversi ransum, persentase karkas, persentase
bagian karkas (dada, paha, sayap dan punggung), serta persentase daging dan tulang
bagian dada dan paha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung daun beluntas
dalam pakan sebesar 1% dan 2% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
penampilan itik lokal jantan, persentase karkas dan bagian-bagiannya (dada, paha,
sayap dan punggung) serta tidak pula memberikan pengaruh yang nyata terhadap
persentase daging dan tulang bagian dada dan paha.
Kata-kata kunci : itik jantan, beluntas, penampilan, komposisi karkas

ABSTRACT
Effect of Beluntas Leaf Powder in Fed Diet on Performance and Carcass

Composition of Domectic Male Ducks
Wahyudin, A., Rukmiasih, and Peni S. Hardjosworo
Duck meat has an unlike odor. An effort that is used to reduce it, is by adding
beluntas leaf powder in fed diet. However, there is side effect that need to be studied.
Therefore, the purpose of this research is to evaluate the effect of adding beluntas
leaf powder in fed diet to performance and carcass composition of domestic male
ducks. This research was conducted in Faculty of Animal Science, Bogor
Agricultural University from July until October 2005. Ninety Day Old Ducks (DOD)
were raised and given additional beluntas leaf powder to their fed in their 5-10 weeks
of age, before being killed. Completely randomize design was used with three
beluntas leaf mill concentration adding treatment (0%; 1% and 2%). Each treatment
consisted of six replication and each of it contained five ducks. The result showed
that this adding treatment has not significant effect on domestic male ducks
performance, carcass and it’s parts (breast, tight, wing, and back) percentage and also
meat and bone percentage of breast and tight.
Keywords : male duck, beluntas, performance, carcass composition

DAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS
(Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP
PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS

ITIK LOKAL JANTAN

ARIF WAHYUDIN
D14202006

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

DAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS
(Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP
PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS
ITIK LOKAL JANTAN


Oleh
ARIF WAHYUDIN
D14202006

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan
Komisi Ujuan Lisan pada tanggal 11 Agustus 2006

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

Ir. Rukmiasih, MS
NIP. 131 284 605

Prof. Emer. Peni S. Hardjosworo, MSc.

Dekan Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, MRur.Sc.

NIP. 131 624 188

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 19 Maret 1983 di Jakarta, merupakan anak
ketiga dari lima bersaudara pasangan Bapak Ayub dan Ibu Rosyati. Sejak lahir
penulis tinggal di kota Ciledug Kabupaten Tangerang yang berbatasan langsung
dengan Jakarta Selatan.
Pendidikan formal dialami semenjak memasuki bangku sekolah dasar pada
tahun 1990 di SDN Sudimara Timur I sampai dengan tahun 1996. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 11 Tangerang. Setelah lulus penulis
melanjutkan pendidikan ke SMUN 63 Jakarta. Tiga tahun berselang penulis
dinyatakan lulus dari sekolah tersebut dan pada tahun 2002 penulis diterima di
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Program Studi
Teknologi Hasil Ternak.
Selama tahun pertama mengikuti pendidikan kampus, penulis aktif di Badan
Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (BEM-TPB) dan menjabat sebagai
ketua. Pada tahun-tahun selanjutnya, penulis berkecimpung di dunia Himpunan
Mahasiswa Ilmu Produksi Ternak (Himaproter) Fakultas Peternakan dengan jabatan
sebagai ketua Departemen Penelitian dan Pengembangan. Pada tahun ketiga penulis
diamanahkan menjabat sebagai Badan Pengawas Himaproter. Selain itu penulis juga

pernah menjadi asisten dosen Mata Kuliah Dasar-dasar Mikrobiologi Hasil Ternak
pada tahun 2004-2005.
Beberapa pelatihan dan magang pernah diikuti oleh penulis, diantaranya
Pelatihan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) 2005 dan magang
liburan di Silado Corp. Purwokerto serta Internship Programme di PT. Cheil Jedang
Superfeed, Serang.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan
kesempatan yang diberikan oleh-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Dampak Penggunaan Tepung Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dalam
Pakan Terhadap Penampilan dan Komposisi Karkas Itik Lokal Jantan” dengan baik.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa
cahaya ke dalam dunia ini.
Berawal dari sebuah pemikiran untuk mampu mengembangkan potensi ternak
itik di Indonesia, penulis bersama dengan rekan-rekan dan dosen di Fakultas
Peternakan Istitut Pertanian Bogor mencoba melakukan serangkaian penelitian untuk
mengurangi sifat bau amis yang dimiliki oleh daging itik. Penggunaan tepung daun
beluntas (Pluchea indica L.) yang ditambahkan dalam pakan telah dilakukan sebagai
upaya dalam mengurangi bau amis pada daging itik tersebut.

Mengingat terdapat berbagai kandungan bahan aktif dalam tanaman beluntas,
penulis menduga akan adanya efek samping yang diberikan sehingga berpengaruh
langsung terhadap produktivitas itik sebagai sumber daging. Hal inilah yang penulis
kaji lebih dalam, sehingga penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian
tepung daun beluntas dalam pakan terhadap penampilan dan komposisi karkas itik
lokal jantan.
Penelitian mengalami beberapa kendala terutama dalam hal mortalitas selama
pemeliharaan. Namun secara umum beberapa kendala yang ada telah mampu penulis
dan tim hadapi sehingga penelitian yang dilakukan dapat diselesaikan dengan baik.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Penulis
sadar bahwa tiada kesempurnaan abadi yang pernah dicapai. Oleh karena itu, saran
dan kritik demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga amal dan niat
baik kita diterima oleh-Nya. Amin.

Bogor, Agustus 2006

Penulis

DAFTAR ISI


Halaman
RINGKASAN ..................................................................................................

ii

ABSTRACT .....................................................................................................

iii

RIWAYAT HIDUP .........................................................................................

vi

KATA PENGANTAR .....................................................................................

vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................


viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xii

PENDAHULUAN ...........................................................................................

1

Latar Belakang .....................................................................................
Tujuan ..................................................................................................

Manfaat ................................................................................................

1
1
2

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................

3

Beluntas (Pluchea Indica L.) ...............................................................
Itik Lokal .............................................................................................
Konsumsi Ransum ..............................................................................
Bobot Badan dan Pertambahan Bobot Badan .....................................
Konversi Ransum ................................................................................
Persentase Karkas ................................................................................
Persentase Bagian-bagian Karkas .......................................................

3
5
6
7
9
10
12

MATERI METODE PENELITIAN .................................................................

13

Lokasi dan Waktu ...............................................................................
Materi ..................................................................................................
Rancangan ...........................................................................................
Perlakuan .................................................................................
Model ......................................................................................
Peubah yang Diamati ...............................................................
Analisis Data ...........................................................................
Prosedur ..............................................................................................
Pembuatan Tepung Daun Beluntas .........................................
Persiapan Kandang dan Peralatan ...........................................
Pembentukan Unit Perlakuan ..................................................
Pemeliharaan dan Pengambilan Data .....................................

13
13
14
14
14
15
16
16
16
16
16
17

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................

18

Konsumsi Ransum ...............................................................................
Bobot Badan Akhir ..............................................................................
Pertambahan Bobot Badan ...................................................................

18
19
19

Konversi Ransum .................................................................................
Persentase Karkas dan Bagian-bagiannya ..........................................
Persentase Daging dan Tulang Bagian Dada dan Paha ......................

20
20
22

KESIMPULAN ................................................................................................

25

UCAPAN TERIMA KASIH ..........................................................................

26

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

27

LAMPIRAN

30

..................................................................................................

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Komposisi Nutrisi Pakan Perlakuan .....................................................

13

2. Penampilan Itik Lokal Jantan Selama Enam Minggu Perlakuan ..........

18

3. Rataan Persentase Karkas dan Bagian-bagiannya pada Itik Umur
10 Minggu .............................................................................................

21

4. Rataan Persentase Daging dan Tulang Bagian Dada dan Paha Itik
pada Umur 10 Minggu ..........................................................................

23

DAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS
(Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP
PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS
ITIK LOKAL JANTAN

SKRIPSI
ARIF WAHYUDIN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN
ARIF WAHYUDIN. D14202006. 2006. Dampak Penggunaan Tepung Daun
Beluntas (Pluchea indica L.) dalam Pakan Terhadap Penampilan dan
Komposisi Karkas Itik Lokal Jantan. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil
Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
: Ir. Rukmiasih, MS
Pembimbing Anggota : Prof. Emeritus Peni S. Hardjosworo, MSc.
Itik merupakan salah satu ternak unggas air (waterfowl) yang memiliki
potensi sebagai penghasil telur dan daging. Selama ini tujuan utama dalam budidaya
itik adalah sebagai sumber telur, sedangkan sebagai sumber daging biasanya
digunakan itik jantan atau dengan memotong itik betina yang tidak produktif lagi.
Salah satu kelemahan daging itik yaitu memiliki bau yang lebih amis
dibandingkan dengan daging unggas lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
konsumsi daging itik masih terbatas, sehingga permintaannya ikut terbatas. Upaya
yang telah dilakukan dalam rangka mengurangi bau amis tersebut, diantaranya
dengan memanipulasi pakan melalui penambahan bahan tertentu sehingga dapat
mengurangi bau amis pada daging itik setelah pemotongan.
Beluntas (Pluchea indica L.) merupakan sejenis tanaman perdu yang banyak
dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman pagar dan sebagai obat tradisional. Sejak
lama tanaman beluntas dipercaya dapat mengurangi bau badan dengan cara
mengkonsumsinya. Sejalan dengan tujuan mengurangi bau amis pada daging itik,
maka digunakan daun beluntas yang dijadikan tepung dan dicampurkan ke dalam
pakan itik. Namun penambahannya dalam pakan diduga akan memberikan efek
samping mengingat beluntas mengandung serat kasar dan juga senyawa antinutrisi
berupa tanin. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak
penggunaan tepung daun beluntas dalam pakan itik lokal jantan terhadap penampilan
dan komposisi karkasnya.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor mulai akhir Juli hingga Oktober 2005. Itik yang
digunakan adalah itik lokal jantan umur satu hari (DOD) sebanyak 90 ekor, yang
dipelihara selama 10 minggu kemudian dipotong. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan tiga taraf
perlakuan penambahan tepung daun beluntas (0%; 1% dan 2%) dalam pakan.
Masing-masing perlakuan terdiri dari enam ulangan dan masing-masing ulangan
terdiri dari lima ekor itik. Peubah yang diukur berupa konsumsi ransum, bobot badan
akhir, pertambahan bobot badan, konversi ransum, persentase karkas, persentase
bagian karkas (dada, paha, sayap dan punggung), serta persentase daging dan tulang
bagian dada dan paha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung daun beluntas
dalam pakan sebesar 1% dan 2% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
penampilan itik lokal jantan, persentase karkas dan bagian-bagiannya (dada, paha,
sayap dan punggung) serta tidak pula memberikan pengaruh yang nyata terhadap
persentase daging dan tulang bagian dada dan paha.
Kata-kata kunci : itik jantan, beluntas, penampilan, komposisi karkas

ABSTRACT
Effect of Beluntas Leaf Powder in Fed Diet on Performance and Carcass
Composition of Domectic Male Ducks
Wahyudin, A., Rukmiasih, and Peni S. Hardjosworo
Duck meat has an unlike odor. An effort that is used to reduce it, is by adding
beluntas leaf powder in fed diet. However, there is side effect that need to be studied.
Therefore, the purpose of this research is to evaluate the effect of adding beluntas
leaf powder in fed diet to performance and carcass composition of domestic male
ducks. This research was conducted in Faculty of Animal Science, Bogor
Agricultural University from July until October 2005. Ninety Day Old Ducks (DOD)
were raised and given additional beluntas leaf powder to their fed in their 5-10 weeks
of age, before being killed. Completely randomize design was used with three
beluntas leaf mill concentration adding treatment (0%; 1% and 2%). Each treatment
consisted of six replication and each of it contained five ducks. The result showed
that this adding treatment has not significant effect on domestic male ducks
performance, carcass and it’s parts (breast, tight, wing, and back) percentage and also
meat and bone percentage of breast and tight.
Keywords : male duck, beluntas, performance, carcass composition

DAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS
(Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP
PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS
ITIK LOKAL JANTAN

ARIF WAHYUDIN
D14202006

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

DAMPAK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BELUNTAS
(Pluchea indica L.) DALAM PAKAN TERHADAP
PENAMPILAN DAN KOMPOSISI KARKAS
ITIK LOKAL JANTAN

Oleh
ARIF WAHYUDIN
D14202006

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan
Komisi Ujuan Lisan pada tanggal 11 Agustus 2006

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

Ir. Rukmiasih, MS
NIP. 131 284 605

Prof. Emer. Peni S. Hardjosworo, MSc.

Dekan Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, MRur.Sc.
NIP. 131 624 188

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 19 Maret 1983 di Jakarta, merupakan anak
ketiga dari lima bersaudara pasangan Bapak Ayub dan Ibu Rosyati. Sejak lahir
penulis tinggal di kota Ciledug Kabupaten Tangerang yang berbatasan langsung
dengan Jakarta Selatan.
Pendidikan formal dialami semenjak memasuki bangku sekolah dasar pada
tahun 1990 di SDN Sudimara Timur I sampai dengan tahun 1996. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 11 Tangerang. Setelah lulus penulis
melanjutkan pendidikan ke SMUN 63 Jakarta. Tiga tahun berselang penulis
dinyatakan lulus dari sekolah tersebut dan pada tahun 2002 penulis diterima di
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Program Studi
Teknologi Hasil Ternak.
Selama tahun pertama mengikuti pendidikan kampus, penulis aktif di Badan
Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (BEM-TPB) dan menjabat sebagai
ketua. Pada tahun-tahun selanjutnya, penulis berkecimpung di dunia Himpunan
Mahasiswa Ilmu Produksi Ternak (Himaproter) Fakultas Peternakan dengan jabatan
sebagai ketua Departemen Penelitian dan Pengembangan. Pada tahun ketiga penulis
diamanahkan menjabat sebagai Badan Pengawas Himaproter. Selain itu penulis juga
pernah menjadi asisten dosen Mata Kuliah Dasar-dasar Mikrobiologi Hasil Ternak
pada tahun 2004-2005.
Beberapa pelatihan dan magang pernah diikuti oleh penulis, diantaranya
Pelatihan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) 2005 dan magang
liburan di Silado Corp. Purwokerto serta Internship Programme di PT. Cheil Jedang
Superfeed, Serang.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan
kesempatan yang diberikan oleh-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Dampak Penggunaan Tepung Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dalam
Pakan Terhadap Penampilan dan Komposisi Karkas Itik Lokal Jantan” dengan baik.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa
cahaya ke dalam dunia ini.
Berawal dari sebuah pemikiran untuk mampu mengembangkan potensi ternak
itik di Indonesia, penulis bersama dengan rekan-rekan dan dosen di Fakultas
Peternakan Istitut Pertanian Bogor mencoba melakukan serangkaian penelitian untuk
mengurangi sifat bau amis yang dimiliki oleh daging itik. Penggunaan tepung daun
beluntas (Pluchea indica L.) yang ditambahkan dalam pakan telah dilakukan sebagai
upaya dalam mengurangi bau amis pada daging itik tersebut.
Mengingat terdapat berbagai kandungan bahan aktif dalam tanaman beluntas,
penulis menduga akan adanya efek samping yang diberikan sehingga berpengaruh
langsung terhadap produktivitas itik sebagai sumber daging. Hal inilah yang penulis
kaji lebih dalam, sehingga penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian
tepung daun beluntas dalam pakan terhadap penampilan dan komposisi karkas itik
lokal jantan.
Penelitian mengalami beberapa kendala terutama dalam hal mortalitas selama
pemeliharaan. Namun secara umum beberapa kendala yang ada telah mampu penulis
dan tim hadapi sehingga penelitian yang dilakukan dapat diselesaikan dengan baik.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Penulis
sadar bahwa tiada kesempurnaan abadi yang pernah dicapai. Oleh karena itu, saran
dan kritik demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga amal dan niat
baik kita diterima oleh-Nya. Amin.

Bogor, Agustus 2006

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
RINGKASAN ..................................................................................................

ii

ABSTRACT .....................................................................................................

iii

RIWAYAT HIDUP .........................................................................................

vi

KATA PENGANTAR .....................................................................................

vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xii

PENDAHULUAN ...........................................................................................

1

Latar Belakang .....................................................................................
Tujuan ..................................................................................................
Manfaat ................................................................................................

1
1
2

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................

3

Beluntas (Pluchea Indica L.) ...............................................................
Itik Lokal .............................................................................................
Konsumsi Ransum ..............................................................................
Bobot Badan dan Pertambahan Bobot Badan .....................................
Konversi Ransum ................................................................................
Persentase Karkas ................................................................................
Persentase Bagian-bagian Karkas .......................................................

3
5
6
7
9
10
12

MATERI METODE PENELITIAN .................................................................

13

Lokasi dan Waktu ...............................................................................
Materi ..................................................................................................
Rancangan ...........................................................................................
Perlakuan .................................................................................
Model ......................................................................................
Peubah yang Diamati ...............................................................
Analisis Data ...........................................................................
Prosedur ..............................................................................................
Pembuatan Tepung Daun Beluntas .........................................
Persiapan Kandang dan Peralatan ...........................................
Pembentukan Unit Perlakuan ..................................................
Pemeliharaan dan Pengambilan Data .....................................

13
13
14
14
14
15
16
16
16
16
16
17

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................

18

Konsumsi Ransum ...............................................................................
Bobot Badan Akhir ..............................................................................
Pertambahan Bobot Badan ...................................................................

18
19
19

Konversi Ransum .................................................................................
Persentase Karkas dan Bagian-bagiannya ..........................................
Persentase Daging dan Tulang Bagian Dada dan Paha ......................

20
20
22

KESIMPULAN ................................................................................................

25

UCAPAN TERIMA KASIH ..........................................................................

26

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

27

LAMPIRAN

30

..................................................................................................

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Komposisi Nutrisi Pakan Perlakuan .....................................................

13

2. Penampilan Itik Lokal Jantan Selama Enam Minggu Perlakuan ..........

18

3. Rataan Persentase Karkas dan Bagian-bagiannya pada Itik Umur
10 Minggu .............................................................................................

21

4. Rataan Persentase Daging dan Tulang Bagian Dada dan Paha Itik
pada Umur 10 Minggu ..........................................................................

23

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Tanaman Beluntas .................................................................................

3

2. Tepung Daun Beluntas ..........................................................................

16

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Konsumsi Ransum Itik Selama Perlakuan .......................

31

2. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Pertambahan Bobot Badan Itik Selama Perlakuan ..........

31

3. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Konversi Ransum Itik Selama Perlakuan ........................

31

4. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Bobot Badan Akhir Itik pada Umur 10 Minggu ..............

31

5. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Persentase Karkas Itik pada Umur 10 Minggu ................

32

6. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Persentase Dada Itik pada Umur 10 Minggu ...................

32

7. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Persentase Paha Itik pada Umur 10 Minggu ....................

32

8. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Persentase Sayap Itik pada Umur 10 Minggu ..................

32

9. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Persentase Punggung Itik pada Umur 10 Minggu ...........

33

10. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Persentase Daging Bagian Dada Itik
pada Umur 10 Minggu ................................................................................

33

11. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Persentase Tulang Bagian Dada Itik
pada Umur 10 Minggu.................................................................................

33

12. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Persentase Daging Bagian Paha Itik
pada Umur 10 Minggu.................................................................................

33

13. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas dalam Pakan
terhadap Rataan Persentase Tulang Bagian Paha Itik
pada Umur 10 Minggu ................................................................................

34

14. Rataan Bobot Karkas dan Bagian-bagiannya pada Itik Lokal Jantan
Umur 10 Minggu .......................................................................................

34

15. Rataan Bobot Daging dan Tulang Bagian Dada dan Paha Itik Lokal
Jantan Umur 10 Minggu ............................................................................

34

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Itik merupakan salah satu ternak unggas air (waterfowl) yang memiliki
potensi sebagai penghasil telur dan daging. Kemudahan dalam pemeliharaannya
menyebabkan itik disukai masyarakat. Namun selama ini tujuan budidaya itik adalah
sebagai sumber telur, sedangkan sebagai sumber daging biasanya digunakan itik
jantan atau dengan memotong itik betina yang tidak produktif lagi.
Budidaya itik dengan tujuan utama sebagai penghasil daging masih kurang
diminati masyarakat. Keengganan masyarakat dalam hal ini disebabkan daging itik
memiliki bau yang lebih amis dibandingkan dengan daging unggas lainnya. Hal ini
menyebabkan konsumsi daging itik yang masih terbatas sehingga permintaannya pun
ikut terbatas. Salah satu upaya yang telah dilakukan yaitu dengan memanipulasi
pakan melalui penambahan bahan tertentu sehingga dapat mengurangi bau daging
itik setelah pemotongan.
Beluntas (Pluchea Indica L.) merupakan sejenis tanaman perdu yang banyak
dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman pagar dan sebagai obat tradisional. Sejak
lama tanaman beluntas dipercaya dapat mengurangi bau badan dengan cara
mengkonsumsinya. Sejalan dengan tujuan mengurangi bau amis pada daging itik,
maka digunakan daun beluntas yang dijadikan tepung dan dicampurkan ke dalam
pakan itik. Namun penambahannya dalam pakan diduga akan memberikan efek
samping yang perlu dipelajari mengingat terdapat berbagai kandungan bahan dalam
beluntas seperti serat kasar dan juga senyawa antinutrisi berupa tannin.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun
beluntas ke dalam pakan terhadap penampilan dan komposisi karkas itik lokal jantan.
Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana taraf
penggunaan tepung daun beluntas yang tidak menimbulkan efek samping terhadap
peubah yang diukur.

Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam upaya
meningkatkan konsumsi daging itik sekaligus sebagai upaya meningkatkan minat
masyarakat dalam melakukan usaha produksi itik potong.

TINJAUAN PUSTAKA
Beluntas ( Pluchea indica L. )
Beluntas merupakan tanaman perdu tegak, berkayu, bercabang banyak
dengan ketinggian tanaman dapat mencapai dua m. Selain itu beluntas memiliki daun
tunggal, bulat berbentuk telur, ujung runcing, berbulu halus, daun muda berwarna
hijau kekuningan dan setelah tua akan berwarna hijau pucat. Panjang daun beluntas
mencapai 3,8-6,4 cm (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

Gambar 1. Tanaman Beluntas
Menurut Achyad dan Rasyidah (2003), tanaman beluntas di Indonesia dapat
tumbuh di tempat yang terkena sinar matahari panas pada ketinggian 800 m di atas
permukaan laut. Tanaman Beluntas dalam susunan taksonomi termasuk ke dalam
kingdom Planta; subkingdom Tracheobionta; superdivisi Spermatophyta; divisi
Magnoliophyta; kelas Magnoliopsida; subkelas Asteridae; ordo Asterales; famili
Asteraceae; genus Pluchea Cass; dan spesies Pluchea Indica (L.) Less.
Hayne (1987) menyatakan bahwa di Pulau Jawa tanaman beluntas tumbuh di
daerah pantai yang secara berkala tanahnya menjadi kering sekali, keras atau berbatu
dengan cahaya matahari yang cukup. Di Indonesia tanaman beluntas memiliki nama
yang berbeda-beda seperti Luntas (Jawa), Beruntas (Sunda), Lamutase (Makasar)
dan Lenaboui (Timor). Tanaman ini dikenal sebagai beluntas hanya di daerah
Sumatera, Madura dan sebagian di daerah Sunda.
Selama ini beluntas telah dikenal mempunyai banyak kegunaan baik sebagai
tanaman pagar maupun tanaman obat dengan menggunakan seluruh bagian
tanamannya baik dalam bentuk segar maupun kering. Hal ini dikarenakan beluntas
mengandung asam amino (leusin, isoleusin, triptofan, treonin), alkaloid, flavonoida,

minyak atsiri, asam chlorogenik, natrium, kalium, alumunium, kalsium, magnesium,
fosfor, besi, vitamin A dan C (Achyad dan Rasyidah, 2003). Menurut hasil analisis
kualitatif yang dilakukan Ardiansyah (2002), ekstrak daun beluntas mengandung
bahan-bahan aktif seperti fenol hidrokuinon, tannin, alkaloid dan steroid.
Sastroamidjojo (1997) menyatakan bahwa beluntas sebagai tanaman obat
khususnya bermanfaat dalam menurunkan suhu tubuh. Daunnya dapat menambah
nafsu makan dan membantu pencernaan. Selain itu beluntas dapat digunakan sebagai
obat kencing darah, mencret, TBC, nyeri pada rematik, nyeri haid, sakit perut, nyeri
pinggang dan pinggul, menghilangkan bau badan, obat pegel linu, dan obat kuat
untuk orang yang baru sembuh sakit. Dalam penggunaannya daun beluntas direbus
atau diseduh seperti teh (untuk menurukan suhu tubuh, penguat, penghilang rasa
nyeri dan perangsang urat syaraf) dan dapat pula dikukus atau ditumbuk kemudian
dimakan (sebagai penghilang bau busuk dan gangguan pencernaan).
Penelitian tentang pemanfaatan daun beluntas yang dikeringkan dan dijadikan
tepung sebagai pakan tambahan pada ayam pedaging telah dilaporkan oleh
Supraptini et al. (1998). Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa pemberian
tepung daun beluntas sampai taraf 15% dalam pakan tidak efisien dalam memberikan
pertambahan bobot badan ayam. Hal ini disebabkan kadungan protein dalam tepung
daun beluntas sebesar 17,28% tidak mencukupi kebutuhan ayam pedaging pada fase
pertumbuhan yang mencapai 22%.
Penelitian lain juga dilaporkan oleh Setiyanto (2005) yang memanfaatkan
tepung daun beluntas sebagai campuran pakan itik lokal jantan dalam rangka
mengurangi bau amisnya. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa
penambahan tepung daun beluntas dalam pakan itik sampai taraf satu % justru
menyebabkan penurunan rataan bobot potong (P