Community Structure of Bivalve in Coastal Area of Panjang Island and Tarahan Island, Banten and Variation of Shell’s size measure.

 
 

STRUKTUR KOMUNITAS BIVALVIA DI PESISIR PANTAI
PULAU PANJANG DAN PULAU TARAHAN, BANTEN SERTA
VARIASI UKURAN CANGKANGNYA

ESTI ASTUTI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

 
 

STRUKTUR KOMUNITAS BIVALVIA DI PESISIR PULAU PANJANG
DAN PULAU TARAHAN, BANTEN SERTA VARIASI UKURAN
CANGKANGNYA


ESTI ASTUTI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

 
 

Judul Penelitian

Nama

NIM

: Struktur Komunitas Bivalvia di Pesisir Pantai Pulau
Panjang dan Pulau Tarahan, Banten serta Variasi Ukuran
Cangkangnya.
: Esti Astuti
: G. 3410.4054

Disetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

drh. Djoko Waluyo, M.S.
NIP. 130 350 056

Ir. Tri Heru Widarto, M.Sc
NIP. 131 663 018


Diketahui,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Dr. Hasim, DEA
NIP. 131 578 806

Tanggal Lulus :

 
 

ABSTRAK
Esti  Astuti. Struktur Komunitas Bivalvia di Pesisir Pantai Pulau Panjang dan Pulau Tarahan,
Banten serta Variasi Ukuran Cangkangnya. Dibimbing oleh Djoko Waluyo dan Tri Heru Widarto.
Pesisir  Pulau Panjang dan Pulau Tarahan memiliki substrat bervariasi yang terdiri dari pasir
dan terumbu karang. Hal ini memungkinkan adanya komunitas bivalvia di pesisir pantai Pulau
Panjang dan Pulau Tarahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas
bivalvia di pesisir pantai Pulau Panjang dan Pulau Tarahan, Banten serta variasi ukuran
cangkangnya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2008 hingga September 2008. Pengambilan

contoh bivalvia dilakukan dengan metode transek kuadrat secara acak. Nilai keanekaragaman
jenis (H’) berkisar antara 0.45-1.59, nilai keseragaman (E) berkisar antara 0.10-0.48, nilai
dominansi (C) berkisar antara 0.24-0.78, dan nilai kemiripan jenis berkisar antara 0.18-0.50.
Gafrarium divaricatum memiliki nilai kegemukan (%Obesitas) bervariasi antara 43.60% dan
66.28%, sedangkan tinggi relatif bervariasi antara 80.66% dan 93.49%. Perna viridis memiliki
nilai kegemukan (%Obesitas) bervariasi antara 19.09% dan 38.67%, sedangkan tinggi relatif
bervariasi antara 38.17% dan 71.60%. 
Kata kunci : Struktur komunitas, Bivalvia, Variasi ukuran cangkang.

ABSTRACT
Esti Astuti. Community Structure of Bivalve in Coastal Area of Panjang Island and Tarahan
Island, Banten and Variation of Shell’s size measure. Guided by Djoko Waluyo and Tri Heru
Widarto.
Coastal areas of Panjang island and Tarahan island has variety of substrates such as sand, and
coral reef. This made possible the existence of bivalve community in this areas. The research was
purposed to know the community structure of bivalves in the areas and the variation of shell size.
This research had been done in May 2008 until September 2008. Samples of bivalve were taken by
using randomly kuadrant transect method. The diversity index are ranged from 0.45 to 1.59,
evenness index are ranged from 0.10 to 0.48, dominant index are ranged from 0.24 to 0.78, and
similarity index are ranged from 0.18 to 0.50. Gafrarium divaricatum has obesity value

(%Obesity) are ranged from 43.60% to 66.28%, while the relative height are ranged from 80.66%
to 93.49%. Perna viridis has obesity value (%Obesity) are ranged from 19.09% to 38.67%, while
the relative height are ranged from 38.17% to 71.60%.
Keyword: Community structure, Bivalve, Variation of shell size

 
 

PRAKATA
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya
ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2008 sampai dengan September 2008 dan
berjudul Struktur Komunitas Bivalvia di Pesisir Pantai Pulau Panjang dan Pulau Tarahan,
Banten serta Variasi Ukuran Cangkangnya.
Penulis menyadari banyak pihak yang telah ikut berperan serta membantu dalam
penyelesaian dan penyusunan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada: drh. Djoko Waluyo, M.S. dan Ir. Tri Heru Widarto, M.Sc.
sebagai dosen pembimbing yang telah mencurahkan waktunya untuk membimbing penulis. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Risti dari laboratorium Malakologi LIPICibinong, Ibu Anna dan Wahyu MSP 41 dari laboratorium PROLING FPIK IPB, Ibu Dyan dari
laboratorium INMT FAPET IPB, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan

terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya. Resti, Onenk, mba Fu, Titin, mba Nira, Ntir, Rusben, Rescy, Desy, uncle Jhonny, mba
Tini, mba Ani, teman-teman Biologi 41, dan teman-teman di kosan atas semangat yang diberikan
dan semua pihak yang telah membantu penulis.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Pebruari 2009

Esti Astuti

 
 

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 24 September 1986 dari ayah Selamat Raharjo
dan ibu Komalasari. Penulis merupakan putri kedua dari dua bersaudara.
Penulis memulai pendidikan di SD Negeri Seroja II pada tahun 1992, melanjutkan ke
sekolah menengah pertama di SLTPN 5 Bekasi pada tahun 1998 dan kemudian ke jenjang
pendidikan sekolah menengah atas di SMUN 4 Bekasi pada tahun 2001.
Tahun 2004 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Bekasi dan pada tahun yang sama lulus

seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program Studi
Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Avertebrata
pada tahun ajaran 2007/2008. Penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi
(Himabio) sebagai staff dana usaha divisi Wahana Muslim Himabio (WMH) dan sekretaris divisi
Jamur Bioworld. Penulis pernah melakukan Praktik Lapangan di PT. Adhifarma Adyajaya Medika
RSKM I, Cikarang Barat dengan judul Pengaturan Diit Makanan Bagi Penderita Diabetes Mellitus
di Rumah Sakit Karya Medika I, Cikarang Barat.

 
 

DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL.............................................................................................................viii 
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................viii 
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................ix 
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 
Latar Belakang ................................................................................................................ 1 

Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 1 
Waktu dan Tempat .......................................................................................................... 1 
BAHAN DAN METODE ................................................................................................... 1 
Bahan dan Alat................................................................................................................ 1 
Pengambilan dan Identifikasi Contoh Moluska .............................................................. 2 
Pengukuran Cangkang Bivalvia, Pengukuran Faktor Lingkungan, dan Analisis
Struktur Komunitas ......................................................................................................... 2 
HASIL................................................................................................................................. 3 
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5 
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................ 7 
Simpulan ......................................................................................................................... 7 
Saran ............................................................................................................................... 7 
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 7 
LAMPIRAN........................................................................................................................ 9 
 

 
 

DAFTAR TABEL

Halaman 
1 Jumlah individu bivalvia yang ditemukan pada tiap stasiun di pesisir Pulau Panjang dan Pulau
Tarahan ..........................................................................................................................................3 
2 Kepadatan (D), Keanekaragaman (H'), Keseragaman (E), dan Dominansi (C) pada tiap stasiun..4 
3 Matriks indeks similaritas bivalvia pada tiap stasiun .....................................................................4 
4 Indeks nilai penting tiap jenis bivalvia...........................................................................................5 
5 Parameter kualitas perairan di setiap stasiun pengambilan sampel bivalvia ..................................5 

DAFTAR GAMBAR
Halaman 
1 Pengukuran terhadap cangkang Bivalvia ......................................................................................2 
2 Grafik kepadatan P. viridis.............................................................................................................4 
3 Grafik kepadatan G. divaricatum ...................................................................................................4 
4 Perbandingan tinggi relatif dan obesitas G. divaricatum di tiap stasiun ........................................4 
5 Perbandingan tinggi relatif dan obesitas P. viridis di tiap stasiun ..................................................4 

 
 

DAFTAR LAMPIRAN


Halaman 

 
1 Stasiun pengambilan contoh bivalvia...........................................................................................10 
2 Bivalvia yang ditemukan di pesisir pantai Pulau Panjang dan Pulau Tarahan .............................11
3 Gambar lamun dan rumput laut yang ditemukan di stasiun I Pulau Tarahan...............................13
4 Metode untuk analisis kualitas perairan .......................................................................................14
5 Metode untuk analisis kadar logam pada air ................................................................................16

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Moluska dalam dunia hewan merupakan
filum terbesar kedua setelah Arthropoda.
Jumlah spesiesnya yaitu lebih dari 80.000
spesies yang masih hidup dan 35.000 spesies
yang telah menjadi fosil. Moluska merupakan
hewan berbadan lunak dan simetris bilateral.
Moluska umumnya hidup bebas, beberapa
melekat pada karang, cangkang, ataupun

kayu, beberapa membenamkan diri pada
lumpur ataupun di dasar perairan.
Klas Bivalvia merupakan moluska yang
bercangkang setangkup yang pada umumnya
simetri bilateral dengan kaki berbentuk seperti
kapak (Pelecypoda). Kedua cangkangnya
dapat dibuka-tutup dengan memfungsikan otot
aduktor dan reduktornya. Pada bagian dorsal
terdapat gigi engsel dan ligamen, mulut
dilengkapi dengan labial-palp, tanpa rahang
dan radula. Anggota klas ini mempunyai cara
hidup yang beragam, ada yang berenang
dengan aktif. Habitatnya adalah perairan laut,
payau, danau, sungai, kolam, serta rawa.
Bivalvia merupakan hewan filter feeder.
Makanannya berupa partikel organis bersamasama dengan air dihisap oleh siphon dan
disaring melalui insang. Cangkang bivalvia
berguna untuk bahan lukisan, hiasan,
perhiasan, ukiran, cangkang kerang yang telah
mati banyak digunakan sebagai bahan
campuran pembuatan ubin teraso, bahan
tambahan pakan ternak, dan bahan utama
pembuatan Portland cement (Dharma 1988).
Cangkang Bivalvia menyatu di bagian
dorsal karena adanya ligamen sendi. Sebagian
besar cangkang tersebut terbuat dari kalsium
karbonat, yaitu sekitar 89-99%, 1-2% fosfat,
air
dan
bahan
organik
conchiolin,
memungkinkan bivalvia dapat bertahan ribuan
tahun dalam tanah. Penelitian terhadap
cangkang moluska bisa pula untuk
mengetahui
beberapa
hal,
seperti
perkembangan spesies dan lingkungan hidup
(Abbott 1955).
Wilayah pesisir merupakan pusat interaksi
antara darat dengan laut. Wilayah ini berperan
sebagai penyangga, pelindung dan penyaring
di antara daratan dan lautan, serta merupakan
pemusatan terbesar penduduk. Wilayah pesisir
merupakan ekosistem alamiah yang produktif,
unik dan mempunyai nilai ekologis dan
ekonomis yang tinggi. Selain menghasilkan
bahan dasar untuk pemenuhan kebutuhan
pangan, keperluan rumah tangga dan industri
yang dalam konteks ekonomi bernilai
komersial tinggi, wilayah pesisir juga
memiliki fungsi-fungsi ekologis penting,

antara lain sebagai penyedia nutrien, sebagai
tempat pemijahan, tempat budidaya, serta
tempat mencari makanan bagi beragam biota
laut. Di samping itu, ekosistem pesisir dan
laut berperan pula sebagai pelindung pantai
atau penahan abrasi bagi wilayah daratan yang
berada di belakang ekosistem ini (Bengen,
2002).
Sebagian besar moluska bercangkang
hidup di daerah pesisir atau zona litoral
(pasang-surut), dengan arus yang relatif
tenang dan disinari oleh matahari yang cukup
(Abbott 1955). Pesisir pantai Pulau Panjang
dan Pulau Tarahan merupakan ekosistem yang
mempunyai substrat bervariasi diantaranya
pasir dan batu karang. Hal ini memungkinkan
adanya komunitas moluska di pesisir pantai
Pulau Panjang dan Pulau Tarahan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
struktur komunitas bivalvia di pesisir pantai
Pulau Panjang dan Pulau Tarahan, Banten
serta variasi ukuran cangkangnya.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan
Mei 2008 sampai dengan September 2008.
Pengambilan contoh moluska di pesisir pantai
Pulau Panjang dan Pulau Tarahan BojonegaraCilegon, Banten. Identifikasi dilaksanakan di
Laboratorium Malakologi-LIPI, Cibinong. Uji
kualitas air dilaksanakan di Laboratorium
Produktivitas
Lingkungan
Perairan
(PROLING)
Departemen
Manajemen
Sumberdaya Perairan FPIK IPB. Analisis
kadar logam pada air dilakukan di
Laboratorium Ilmu Nutrisi Makanan Ternak
FAPET IPB. Sedangkan analisis data
dilakukan
di
Laboratorium
Zoologi
Departemen Biologi FMIPA IPB.

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
yang
digunakan
untuk
penyimpanan spesimen moluska air laut
adalah alkohol 40%. Uji kualitas air
menggunakan bahan seperti K2Cr2O7, H2SO4,
akuades non-ion, indikator ferroin, FAS, filter
Millipore 0.45µm, sulfamic acid, NaOH + KI,
MnSO4.H2O, Na-thiosulfat, dan amilum. Uji
kadar logam pada air menggunakan bahan
seperti standar Ca 0ppm, 2ppm, 4ppm, 8ppm,
dan standar Pb 0ppm, 0.5ppm, 1.5ppm,
2.5ppm, 3.5ppm. Alat yang digunakan dalam
tahap pengambilan dan penyimpanan contoh
adalah kerangka kuadran 1x1m, serok, pinset,
label, jangka sorong, kantong plastik, ember,
termometer, universal indikator MERCK
dengan trayek pH 0-14. Untuk uji kualitas air

 
 
digunakan botol BOD, refraktometer, vacuum
pump, dessikator, dan neraca. Untuk uji kadar
logam pada air digunakan AAS (Atomic
Absorption Spectrophotometry).
Pengambilan dan Identifikasi Contoh
Moluska
Lokasi pengambilan sampel dibagi
menjadi 4 stasiun yaitu Stasiun I yang terletak
di Pulau Tarahan merupakan daerah pesisir
dengan hamparan padang lamun, Stasiun II
terletak di pulau Tarahan merupakan daerah
pesisir dengan paparan terumbu karang,
Stasiun III terletak di Pulau Panjang
merupakan daerah dengan hamparan pasir,
serpihan karang dan serpihan cangkang
kerang, Stasiun IV terletak di pulau Panjang
merupakan daerah pesisir dengan paparan
batu karang dan dekat dengan pemukiman
penduduk (Lampiran 1).
Pengambilan contoh moluska dilakukan
dengan metode transek kuadran. Pada stasiun
yang berbeda dibuat 10 titik kuadran dengan
tiap-tiap kuadran memiliki ukuran 1mx1m.
Contoh moluska yang berada dalam kuadran
tersebut diambil dan disimpan dalam plastik
yang telah berisi alkohol 40%, kemudian
contoh yang telah dikumpulkan tersebut
diambil cangkangnya dan diidentifikasi.
Identifikasi moluska dengan melihat
ukuran dan bentuk cangkang dengan
menggunakan buku acuan Dharma (1992 &
2005). Selanjutnya diverifikasi dengan koleksi
Laboratorium Malakologi LIPI.
Pengukuran
Cangkang
Bivalvia,
Pengukuran Faktor Lingkungan, dan
Analisis Struktur Komunitas
Setelah dilakukan identifikasi kemudian
dilakukan pengukuran terhadap cangkang dari
spesies yang memiliki jumlah terbanyak
dengan
menggunakan
jangka
sorong.
Pengukurannya meliputi panjang cangkang
(SL), lebar cangkang (SW), dan tinggi
cangkang (SH) (Gambar 1) (Widarto 2007).
Setelah itu, dihitung nilai kegemukan
(Obesity) dan tinggi relatif (Relative Height).
Nilai kegemukan (O) cangkang adalah nisbah
antara lebar dan panjang cangkang, sedangkan
nilai tinggi relatif adalah nisbah antara tinggi
dan panjang cangkang (Putra 2008).

 
Gambar 1 Pengukuran terhadap cangkang
Bivalvia (Widarto 2007)
Untuk mengukur kondisi lingkungan di
setiap stasiun digunakan beberapa parameter
sebagai berikut: pH, suhu, kedalaman,
salinitas, dan substrat secara visual. Untuk
pengukuran TSS (Total Suspended Solid)
digunakan metode Gravimetrik (Clesceri
1998; Hariyadi 2008). Untuk pengukuran
COD digunakan metode Reflux, Heat of
Dilution Procedure (Alaerts 1984; Hariyadi
2008). Untuk pengukuran BOD5 dan DO
digunakan metode Titrasi Winkler (Alaerts
1984; Hariyadi 2008) (Lampiran 4).
Sedangkan untuk pengukuran kadar logam Ca
dan Pb pada air laut menggunakan metode
AAS (Harmita 2006) (Lampiran 5).
Analisis Struktur Komunitas meliputi
kepadatan, keanekaragaman, keseragaman,
dominansi, dan pengelompokan habitat
dengan rumus sebagai berikut:
1. Kepadatan
Kepadatan Moluska didapatkan dengan
menghitung jumlah individu/luas dengan
rumus sebagai berikut:
D =

Ni
A

Keterangan:
D = kepadatan moluska (ind./m2)
Ni = jumlah individu spesies moluska
A = luas total (m2)
2. Keanekaragaman 
Rumus
untuk
menghitung
keanekaragaman digunakan indeks ShannonWiener (Magurran 1987) dengan persamaan:
H′ = -∑Pi ln Pi
Keterangan:
H’ = indeks keanekaragaman
Pi = ni/N
ni = jumlah individu spesies ke-i
N = jumlah individu total
Kriteria hasil keanekaragaman (H’) adalah:
H’≤ 3.32
: keanekaragaman rendah
3.32