[2 .4 ] Menimbang bahwa terhadap permohonan para Pemohon Pihak Pemerintah Daerah Gubernur Provinsi Papua yakni Barnabas Suaebu telah
menyampaikan keterangannya pada persidangan tanggal 4 November 2009, yang kemudian dilengkapi dengan keterangan tertulis yang diterima di Kepaniteraan
Mahkamah pada tanggal 17 November 2009 sebagai berikut:
I. Dasar Hukum pelaksanaanpemberian Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua.
Bahwa Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua sebelum diamandemen UUD Tahun 1945 telah ditetapkan dengan TAP MPR RI Nomor IVMPR1999 tentang Garis-
Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004 dan direkomendasikan dengan TAP MPR RI Nomor IVMPR2000 tentang Rekomendasi Kebijakan Dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah. TAP MPR RI Nomor IVMPR2000 pada angka 1 berbunyi, ……… Undang-Undang tentang Otonomi Khusus Bagi
Daerah Istimewa Aceh dan Irian Jaya, sesuai amanat Ketetapan MPR Nomor IVMPR1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004, agar
dikeluarkan selambat-Iambatnya 1 Mei 2001 dengan memperhatikan aspirasi masyarakat daerah yang bersangkutan. TAP MPR RI Nomor IVMPR2000
ditetapkan setelah adanya amandemen I UUD 1945 Tahun 1999 telah mempunyai landasan konstitusional tertuang dalam Pasal-Pasal UUD 1945
antara lain, Pasal 18, Pasal18A, dan Pasal 18B. Dengan demikian Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Bagi Provinsi Papua mempunyai landasan konstitusional. Hal yang perlu dicermati secara baik, sejak diberlakukan Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2001 belum berjalan efektif sebagaimana yang diharapkan. Yang menyebabkan otonomi khusus di Papua belum berjalan efektif karena belum
ditetapkannya payung hukum berupa Perdasi dan Perdasus untuk pelaksanaan pasal-pasal tertentu yang diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2001. Ironisnya terdapat beberapa pasal yang mendelegasikan pengaturan Iebih lanjut dengan frasa berdasarkan peraturan
perundang-undangan, dan frasa dengan PerdasiPerdasus berdasarkan dengan berpedoman pada PPPeraturan perundang-undangan, yang sampai
saat ini ketentuan-ketentuan yang menjadi Dasar atau payung hukum Perdasus dan Perdasi belum dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat. Hanya 1
satu Peraturan Pemerintah Pusat yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2004 tentang Majelis Rakyat Papua.
II. Bahwa disamping hal tersebut di atas, muatan materi dalam Undang-Undang