Pemanfaatan Data Suhu Permukaan Laut dari Satelit NOAA-9 sebagai Salah Satu Parameter Indikator Upwelling di Perairan Selat Bali

PEMANFAATAN DATA SUHU PERMUKAAN LAUT DARI SATELIT NOAA-9
SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER INDIKATOR UPWELLING

DI PERAIRAN SELAT BALI

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sajana
Dalam Bidang Keahlian Ilmu Dan Teknologi Kelautan

Pada Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor

Oleh
RUDI SETIAWAN
C 23.0810

Diketahui

.. ,

Disetujui
Komisi Pembimbing


Dr. Ii. f(adarwan
Ketua

RUDI

SETIAWAN,

C 2 3.0810.

PEMANFAATAN DATA

PERMUKAAN LAUT DARI SATELIT NOAA-9

SEBAGAI SALAH SATU

INDIKATOR UPWELLING DI PERAIRAN SELAT BALI,

bimbingan


SUHU

dibawah

Dr. Ir. MULIA PURBA, Ir. I WAYAN NURJAYA dan

Ir. TOTOK SOEPRAPTO.

Tujuan Wnelitian ini adalah untuk

menginterpreta-

sikan data suhu permukaan laut (SPL) yang diterima oleh
Satelit N O A A - 9

kemudian dihubungkan dengan proses

upwelling di perairan Selat Bali dan menentukan kapan
terjadinya, perkembangannya dan intensitasnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk

mendapatkan suhu permukaan laut (SPL) hasil pengukuran
Satelit NOAA-9

adalah dengan memanfaatkan data dari

saluran 4 dan 5 yang tersimpan dalam CCT (Computer
Compatible Tape) melalui alat pengolah data digital
(komputer) .

Untuk mendukung penelitian tersebut

diperlukan data sekunder yang diperoleh dari studi
literatur, yaitu berupa data parameter oseanografi
(suhu, salinitas, nitrat, phosphat, silikat, oksigen dan
densitas) dan data angin bulanan serta peta pola arus
permukaan bulanan.
Data suhu permukaan laut hasil pengukuran Satelit
di atas, yaitu berupa Citra SPL (Citra Infra Merah) dan
berupa angka-angka SPL.


Data yang berupa angka-angka

sPL dibuat kontur sebaran horizontal untuk memudahkan
interpretasi data. SPL

di perairan Selat Bali

memperlihatkan suhu yang maksimum pada musim Barat dan
suhu minimum pada musim Timur.
hasil

pengukuran

SPL yang diperoleh dari

Satelit relatif

lebih

rendah


dibandingkan dengan SPL dari hasil pengukuran di
lapangan (secara konvensional) .
Hasil interpretasi data suhu permukaan laut di
Selat Bali dan memadukannya dengan data oseanografi
{suhu, salinitas, nitrat, phosphat, silikat, oksigen,
dan densitas) baik

berupa sebaran horizontal di lapisan

perrnukaan maupun sebaran secara vertikal, maka upwelling
di perairan Selat Bali dapat di duga.

Upwelling di

perairan Selat Bali diduga mulai terjadi pada awal musim
Timur dan berakhir pada

akhir


musim Peralihan 11.

Puncak upwelling diperkirakan terjadi pada bulan
Agustus.

Akibat upwelling di perairan Selat Bali

mengakibatkan parameter oseanografi (salinitas, phosphat, nitrat, silikat, oksigen dan densitas) relatif
meningkat di lapisan permukaan pada daerah upwelling
tersebut, kecuali suhu permukaan laut relatif menurun.
Kandungan salinitas, phosphat, nitrat, silikat, dan
oksigen pada waktu terjadi upwelling pada bagian selatan
dan timur Selat Bali cenderung lebih tinggi dibandingkan
pada bagian barat dan utara Selat Bali, kecuali untuk
suhu permukaan laut relatif

lebih rendah.

Hal itu


disebabkan karena upwelling di Selat bali terjadi akibat
dua mekanisme yang saling berkaitan erat satu sama lain.
Mekanisme tersebut di atas adalah P e r t a m a ,

Akibat

Arus katulistiwa Selatan (AKS) yang datang dari barat
Australia dengan kecepatan cukup kuat dan arah melebar
ke utara, maka AKS masuk ke mulut Selat Bali bagian
selatan dan membentur dasar perairan Selat Bali di
bagian Selatan yang mempunyai lereng curam (terutama
daerah pantai Tanjung Jasirah).

Sehingga massa air dari

lapisan bawah dengan mudah naik ke lapisan atas (lapisan
permukaan) di bagian selatan Selat Bali.

Kedua, akibat


adanya tiupan angin yang sejajar dengan pantai barat
Pulau Bali.

Menurut teori Ekman (1905) dalam Pond dan

Pikard (1983), angin tersebut akan menimbulkan kecepatan
arus permukaan yang kuat dan arahnya ke kiri dari arah
angin (di Belahan Bumi Selatan), dimana angin berada di
sebelah kiri pantai.

Akibat adanya gaya Coriolis maka

akan ada transport massa air ke kiri (tegak lurus) dari
arah angin.

Sehingga terbentuk ruang kosong di daerah

dekat pantai Pulau Bali (antara pantai Tanjung Bulit dan
pantai Cupel) dan akan segera diisi oleh massa air dari
lapisan di bawahnya.


Dengan demikian pada daerah

tersebut suhu relatif rendah dan kandungan zat hara
meningkat.
Upwelling yang terjadi di perairan pantai selatan
Jawa Timur pada bulan September (musim Peralihan 11)

kemungkinan masih berhubungan erat dengan terjadinya
upwelling di Selat Bali (bagian Selatan)

.

kemungkinan

itu disebabkan letaknya yang berdekatan satu sama
sehingga kemungkinan upwelling di perairan pantai
selatan Jawa Timur adalah pelebaran massa air yang naik
ke lapisan atas dari lapisan bawah akibat AKS membentur
tapografi dasar perairan Selat Bali bagian selatan.


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta (BATAVIA)
pada 4 Agustus 1967 adalah anak ketiga
dari

lima

bersaudara

(Haryono, S.

Widonarko, Rudi Setiawan, Yupratikno, Rini
Hariati),

dari Bapak

Suyud dan Ibu


Ngasirah.
Pada tahun 1980 Penulis menamatkan Sekolah Dasar
(SDN Menteng Atas 01 Pagi) , Setiabudi

Jakarta Selatan,

tahun 1983 lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMPN
145), Setiabudi Jakarta Selatan, tahun 1986 lulus
S,ekolah Menengah Atas (SMAN 37) Tebet Jakarta Selatan,
kemudian diterima di Institut Pertanian Bogor tahun 1986
melalui jalur SIPENMARU.

,

Selanjutnya pada tahun 1987

penulis memilih bidang keahlian Ilmu dan Teknologi
Kelautan pada Fakultas Perikanan, IPB

-

Bogor.

Penulis dinyatakan lulus dari Fakultas Perikanan
IPB dalam sidang ujian pada tanggal

3 Agustus 1991.

KATA PENGANTAR

Puji
Yang

dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Maha

penyusunan
Pekayon,

Esa

atas

segala

karunia-Nya,

sehingga

skripsi ini dari hasil penelitian di

Pasar

Rebo, Jakarta Timur selama

Tuhan

LAPAN,

tiga

bulan

syarat

untuk

dapat diselesaikan.
ini

Skripsi

disusun sebagai

salah

mendapatkan gelar sarjana (S-1) pada program Stusdi Ilmu
dan

Teknologi Kelautan, Fakultas

Perikanan, Institut

Pertanian Bogor.
Pada

kesempatan

ini penulis

mengucapkan

terima

kasih kepada :
1.

Bapak

Dr. Ir. Mulia Purba dan Ir. I Wayan
dosen

selaku

pembimbing

yang

telah

Nurjaya,

membimbing

penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2.

Bapak

Ir. Totok Suprapto, selaku dosen

sekaligus

sebagai

penanggung jawab

pembimbing,

penulis

dalam

melakukan penelitian di LAPAN.
3.

Bapak

Dr.

Ir.

John I. Pariwono dan

Ir.

Santoso

Raharjo, selaku dosen penguji.
4.

Ketua

bagian

Utaminingsih
memberikan
d i LAPAN

Matra

Nugroho,

Laut

di

LAPAN,

Ir.

Sri

beserta Stafnya

yang

telah

izin penulis dalam melakukan

penelitian

PEMANFAATAN DATA SUHU PERMUKAAN LAUT DARI SATELIT NOAA-9
SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER INDIKATOR UPWELLING

DI PERAIRAN SELAT BALI

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sajana
Dalam Bidang Keahlian Ilmu Dan Teknologi Kelautan

Pada Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor

Oleh
RUDI SETIAWAN
C 23.0810

Diketahui

.. ,

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ii. f(adarwan
Ketua

RUDI

SETIAWAN,

C 2 3.0810.

PEMANFAATAN DATA

PERMUKAAN LAUT DARI SATELIT NOAA-9

SEBAGAI SALAH SATU

INDIKATOR UPWELLING DI PERAIRAN SELAT BALI,

bimbingan

SUHU

dibawah

Dr. Ir. MULIA PURBA, Ir. I WAYAN NURJAYA dan

Ir. TOTOK SOEPRAPTO.

Tujuan Wnelitian ini adalah untuk

menginterpreta-

sikan data suhu permukaan laut (SPL) yang diterima oleh
Satelit N O A A - 9

kemudian dihubungkan dengan proses

upwelling di perairan Selat Bali dan menentukan kapan
terjadinya, perkembangannya dan intensitasnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mendapatkan suhu permukaan laut (SPL) hasil pengukuran
Satelit NOAA-9

adalah dengan memanfaatkan data dari

saluran 4 dan 5 yang tersimpan dalam CCT (Computer
Compatible Tape) melalui alat pengolah data digital
(komputer) .

Untuk mendukung penelitian tersebut

diperlukan data sekunder yang diperoleh dari studi
literatur, yaitu berupa data parameter oseanografi
(suhu, salinitas, nitrat, phosphat, silikat, oksigen dan
densitas) dan data angin bulanan serta peta pola arus
permukaan bulanan.
Data suhu permukaan laut hasil pengukuran Satelit
di atas, yaitu berupa Citra SPL (Citra Infra Merah) dan
berupa angka-angka SPL.

Data yang berupa angka-angka

sPL dibuat kontur sebaran horizontal untuk memudahkan
interpretasi data. SPL

di perairan Selat Bali

memperlihatkan suhu yang maksimum pada musim Barat dan
suhu minimum pada musim Timur.
hasil

pengukuran

SPL yang diperoleh dari

Satelit relatif

lebih

rendah

dibandingkan dengan SPL dari hasil pengukuran di
lapangan (secara konvensional) .
Hasil interpretasi data suhu permukaan laut di
Selat Bali dan memadukannya dengan data oseanografi
{suhu, salinitas, nitrat, phosphat, silikat, oksigen,
dan densitas) baik

berupa sebaran horizontal di lapisan

perrnukaan maupun sebaran secara vertikal, maka upwelling
di perairan Selat Bali dapat di duga.

Upwelling di

perairan Selat Bali diduga mulai terjadi pada awal musim
Timur dan berakhir pada

akhir

musim Peralihan 11.

Puncak upwelling diperkirakan terjadi pada bulan
Agustus.

Akibat upwelling di perairan Selat Bali

mengakibatkan parameter oseanografi (salinitas, phosphat, nitrat, silikat, oksigen dan densitas) relatif
meningkat di lapisan permukaan pada daerah upwelling
tersebut, kecuali suhu permukaan laut relatif menurun.
Kandungan salinitas, phosphat, nitrat, silikat, dan
oksigen pada waktu terjadi upwelling pada bagian selatan
dan timur Selat Bali cenderung lebih tinggi dibandingkan
pada bagian barat dan utara Selat Bali, kecuali untuk
suhu permukaan laut relatif

lebih rendah.

Hal itu

disebabkan karena upwelling di Selat bali terjadi akibat
dua mekanisme yang saling berkaitan erat satu sama lain.
Mekanisme tersebut di atas adalah P e r t a m a ,

Akibat

Arus katulistiwa Selatan (AKS) yang datang dari barat
Australia dengan kecepatan cukup kuat dan arah melebar
ke utara, maka AKS masuk ke mulut Selat Bali bagian
selatan dan membentur dasar perairan Selat Bali di
bagian Selatan yang mempunyai lereng curam (terutama
daerah pantai Tanjung Jasirah).

Sehingga massa air dari

lapisan bawah dengan mudah naik ke lapisan atas (lapisan
permukaan) di bagian selatan Selat Bali.

Kedua, akibat

adanya tiupan angin yang sejajar dengan pantai barat
Pulau Bali.

Menurut teori Ekman (1905) dalam Pond dan

Pikard (1983), angin tersebut akan menimbulkan kecepatan
arus permukaan yang kuat dan arahnya ke kiri dari arah
angin (di Belahan Bumi Selatan), dimana angin berada di
sebelah kiri pantai.

Akibat adanya gaya Coriolis maka

akan ada transport massa air ke kiri (tegak lurus) dari
arah angin.

Sehingga terbentuk ruang kosong di daerah

dekat pantai Pulau Bali (antara pantai Tanjung Bulit dan
pantai Cupel) dan akan segera diisi oleh massa air dari
lapisan di bawahnya.

Dengan demikian pada daerah

tersebut suhu relatif rendah dan kandungan zat hara
meningkat.
Upwelling yang terjadi di perairan pantai selatan
Jawa Timur pada bulan September (musim Peralihan 11)

kemungkinan masih berhubungan erat dengan terjadinya
upwelling di Selat Bali (bagian Selatan)

.

kemungkinan

itu disebabkan letaknya yang berdekatan satu sama
sehingga kemungkinan upwelling di perairan pantai
selatan Jawa Timur adalah pelebaran massa air yang naik
ke lapisan atas dari lapisan bawah akibat AKS membentur
tapografi dasar perairan Selat Bali bagian selatan.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta (BATAVIA)
pada 4 Agustus 1967 adalah anak ketiga
dari

lima

bersaudara

(Haryono, S.

Widonarko, Rudi Setiawan, Yupratikno, Rini
Hariati),

dari Bapak

Suyud dan Ibu

Ngasirah.
Pada tahun 1980 Penulis menamatkan Sekolah Dasar
(SDN Menteng Atas 01 Pagi) , Setiabudi

Jakarta Selatan,

tahun 1983 lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMPN
145), Setiabudi Jakarta Selatan, tahun 1986 lulus
S,ekolah Menengah Atas (SMAN 37) Tebet Jakarta Selatan,
kemudian diterima di Institut Pertanian Bogor tahun 1986
melalui jalur SIPENMARU.

,

Selanjutnya pada tahun 1987

penulis memilih bidang keahlian Ilmu dan Teknologi
Kelautan pada Fakultas Perikanan, IPB

-

Bogor.

Penulis dinyatakan lulus dari Fakultas Perikanan
IPB dalam sidang ujian pada tanggal

3 Agustus 1991.

KATA PENGANTAR

Puji
Yang

dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Maha

penyusunan
Pekayon,

Esa

atas

segala

karunia-Nya,

sehingga

skripsi ini dari hasil penelitian di

Pasar

Rebo, Jakarta Timur selama

Tuhan

LAPAN,

tiga

bulan

syarat

untuk

dapat diselesaikan.
ini

Skripsi

disusun sebagai

salah

mendapatkan gelar sarjana (S-1) pada program Stusdi Ilmu
dan

Teknologi Kelautan, Fakultas

Perikanan, Institut

Pertanian Bogor.
Pada

kesempatan

ini penulis

mengucapkan

terima

kasih kepada :
1.

Bapak

Dr. Ir. Mulia Purba dan Ir. I Wayan
dosen

selaku

pembimbing

yang

telah

Nurjaya,

membimbing

penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2.

Bapak

Ir. Totok Suprapto, selaku dosen

sekaligus

sebagai

penanggung jawab

pembimbing,

penulis

dalam

melakukan penelitian di LAPAN.
3.

Bapak

Dr.

Ir.

John I. Pariwono dan

Ir.

Santoso

Raharjo, selaku dosen penguji.
4.

Ketua

bagian

Utaminingsih
memberikan
d i LAPAN

Matra

Nugroho,

Laut

di

LAPAN,

Ir.

Sri

beserta Stafnya

yang

telah

izin penulis dalam melakukan

penelitian