Keterkaitan Pelaksanaan Program PDM-DKE dengan Sistem Sosiokultural dan Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

I-IEFI TRTYANA. Keterkaitan 'elaksanaan Program PDM-DKE dengan Sistem
Sosiokultural dan Pelnberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Desa Cikarawang,
Kecalnatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jaws Barat) (di balvah biinbingan
GUNARDI &an SVANOVICH AGUSTA).
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sekitar pertengahan Juli 1997
men~akibatkanbertambah banyaknya juiiilah inasyarakat lniskin dan peizgan,,'wran.
Untuk lnengatasi dampak krisis ekonomi pemerintah telah lnenyusun suatu prograin
yang dinalnalcan Jaringan Pengaman Sosial (JPS). Prograil~ ini inerupakan
iinplelnentasi dari kebijakan yang berpihak pada rakyat banyak (ekonomi
kerakyatan). Salah satu Proram JPS adalah Program Pemberdayaan Daerah dalain
Mengatasi Dainpak Krisis Ekononi (PDM-DKE). Setelah pelaksanan program PDMDKE

banyak

kritikan,

baik

yang

datang dari


indivjdu

inaupun

dzri

organisasiileinbaga non pemerintah (NGO). Kritikan itu pada umlunnya lnenyatakan
bahwa Program tersebut salah sasaran dan tidak melnberdayakan masyarakat.
Pelaksanaan pelnbangunan dapat dilihat atas sistein sosiokultural yang berlangsung
dala~nmasyarakat. Sisteln sosiokultural meinungkinkan untuk lneneliti hubungan
antar komponen dengan kolnponen lain dan uiituk inelihat pengaruh satu kolnponen
kepada komponen yang lain. Dalani ha1 ini sistein sosiokultural digunakan untuk
ineneliti hubungan dengan pelaksanaan Program PDM-DKE.

PDM-DKE di Desa Cikarawang; (2) keterkaitan Program PDM-DKE dengan
pernberdayaan masyarakat; (3) keterkaitan ekologi, ekonomi, dan demografi desa
dengan proses pelaksanaan Prograrn PDM-DKE; (4) keterkaitan pembagian keja
secara seksual, pendidikan, dan kepolitikan dengan proses pelaksanaan dan pelaksana
Program PDM-DKE; (5) keterkaitan againa masyarakat desa dengan proses

pelaksanaan dan pelaksana Program PDM-DRE.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan strategi
studi kasus untuk mempelajari pelaksanaan dan pelaksana Program PDM-DKE,
infiastruktur, struktur ~nasyarakat,dan suprastrukt~~rserta fenomena pemberdayaan
masyarakat pada keluarga penerima bantuan pinjaman usaha ekonomi PDM-DKE.
Pemilihan subyek penelitian tersebut dilakukan secara sengaja. Pengunlpulan data
diperoleh dengan menggunakan catatan lapang (catatan harian) yang berupa catatan
fakta, catatan metodologi dan catatan teoritis. Data tersebut diperoleh dengan
menggunakan teknik snow ball. lnforman dibagi menjadi tiga yaitu infonnan yang
~nengetahuikonteks desa berjurnlah lirna orangj informan yang mengetahui peiaksana
program empat orang, serta satu orang yang ~nengetahuiwarga desa yang rnenjadi
subyek penelitian.
Sosialisasi pada masyarakat hanya dilakukan kepada aparat pemerintah desa
atau

tokoh

masyarakat,


karena

~nereka adalah

orang

yang

diundang

rapav'rausyawarah. Sedang sosialisasi kepada masyarakat secara umum hanya
tersebar dari mulut ke mulut. Publikasi tentang Program PDM-DKE le~vatmedia
sebelum musyawarah tidak dilakukan dart hasil musyatvarah tidak dipasang pada
papan informasi. Hal ini karena seiain pelaksanaan program sangat terburu-buru, juga
papan pengumuman proyek datang ke kecamatan mengalami keterlambatan.
Pe~nbentukanTPKD masih terlihat ada do~ninasiaparat desa yaitu kepala desa.
linirnal

--


dua orang wanita), karena di Desa Cikarawang tnasih ada pandangan yang kuat
bahwa wanita sebagai mahluk le~nahyang dite~npatkandi dala~nrumah sehingga
tidak dilibatkan dala~nmusyawarah dan pelaksana PDM-Dm. Kriteria

anggota

TPKD yang dtunjuk oleh Kades sebagian besar terpenuhi. Hanya pada kriteria
bahwa anggota TPKD bekerja penuh \ilaktu yang tidak terpenuhi oleh selnua anggota
karena ketua dan bendahara bekerja tetap pada suatu instansi. Sasaran ditunjuk tanpa
n~elihatkriteria status keluarga (Pra KS, KS I dan Pengangguran), karena sulit untuk

~

inengidentifikasi status keluarga dan pengangguran. Dalam pengembalian dana
pinjaman, ternyata banyak warga yang tidak tepat dalam mengangsur dana pinjaman.
Hal ini karena uang pinjaman habis untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Pada tahap persiapan fungsi yang tidak dilakukan oleh TPKD adalah
menyediakan data kegiatan prograin lain [tidak inenimbulkan masalah) dan
pembentukan unit pengaduan yang mewakili lembaga (ini bermasalah), ha1 ini karena
tidak ada petunjuk dari peiaksana di atas desa maupun dari juklak PDM-DKE. Pada

Tahap pereilcanaanlpenyusunan prograin seinua fungsi dapat dilaksanakan oleh
TPKD. sedang pada tahap pelaksanaan fungsi yang tidak dilakukan TPKD adalah
inernobilisasi keloinpok n~asyarakatdalam kegiatan usaha ekonomi.
Fasilitator Desa (FD) ditunjuk langsung ole11 kades saat musyawarah. Pada
tahap persiapan, Fasilitator Desa tidak melakukan penyebarluasan dan tidak
meinberikan penguraian konsep kepada seluruh penduduk desa melalui peeemuanpertemuan kelo~npok,karena telah dilakukan oleh tokoh inasyarakat dari mulut ke
mulut. Pada tahap perencanaanipenyusunan program, Fasilitator Desa tidal<
memfasilitasi masyarakat dalam pertelnuan sosialisasi (dilakukan oleh kepala desa
bersama TPIO). Sedang pada tahap pelaksanaan dalam pe~nbangunanfisik bantuan
telcnik dilakukan fasilitator desa, namun pada pembangunan ekonomi tidak dilakukan
karena tidak ada petunjuk dari juklak maupun dari tingkat atas desa. selain itu usaha
inasyarakat dilakukan secara perorangan.
Komponen penting yang diungkapkan oleh Marx tentang sistein sosiokultural
ditelaah dalam penelitian ini, yang dikaitkan dengan pelaksanaar! dan pe!aksana
Program PDM-DKE. Dalam penelitian ini, terdapat kritik dari konsep M a x yang
berpendapat bahwa faktor infrastruktur mempunyai priaritas kausal yang logis atzs
faktor-faktor struktur sosial dan suprastruktur. Kritik tersebut inuncul karena adanya
suprastruktur (agama) yang berkaitan dengan infrastruL?ur (ekonomi). Penelitian ini

juga menemukan fah?or struktur sosial (pembagian kerja secara seksual) berkaitan

dengan infrastntktur (ekonoini).
Pelaksanaan Pro:va~n PDM-DICE bidang ekonorni di Desa Cikarawang tidak
memberdayakan masparakat. Yang terjadi adalah dampak sesaat yang tidak
berkelanjutan, bahkan meninggalkan bibit konflik yang ditinggalkan seperti yang
diungkapkan oleh Sajogyo (1999b), pemberian bantuan modal usaha (dana) yang
tidak didah~ilui dan disertai peinupukan modai sosial di antara komunitas
pemanfaatnya (pokmas desaj terbukti h a ~ ~ ylnampu
a
tnernberi dampak sesaat (tidak
berkelanjutan), bahkan sambil meninggalkan bibit konfiik dan ketergantungan pada
bantuan pernerintah. Ini nampak pada warga pang meminjam dana ekonorni namun
tidak ~nengala~nipeningkatan usaha, karena sebenarnya tidak digi~iiakan oleh
perninjam untuk usaha dan jika ada perubahan usaha itu pun hanya berlangsung
sesaat. Warga pang ineminjam dana bant~ianternyata tidak menunjukkan peningkatan
pola ko~lsumsi naniun hanya membantu memenuhi kebutuhan konsuinsi untuk
sernentara waktu. Justru yang terjadi adalah adanpa iri hati antara nrarga yang tidak
mendapat pinjaman pada warga yang mendapat pinjaman dan terjadi saling curiga
antara sesama pcngelola kelompok (terjadi pada pengelola kelompok pengrajin batu
split). Konsep pemberdayaan yang diungkapkan Kartasasmita (1996) dalam rangka
meningkatkan kernampuan rakyat dan memandirikan masyarakat tidak terwujud.

Karena pemberdayaan rnerupakan sarana untuk mencapai keswadayaan, inaka
~

keswadayaanpun tidak tercapai.

Dokumen yang terkait

Respon Masyarakat Pedesaan terhadap Penayangan Ikan Partai Politik di Televisi (Kasus Penduduk Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 7 136

Dampak Program PDM-DKE terhadap Kesejahteraan Warga dan Hubungannya dengan Lembaga Ekonomi Desa (Studi Kasus : Kelurahan Cicurug, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat)

0 10 121

Analisis kelayakan finansial dan kesempatan kerja pada usahatani pepaya (studi kasus di Kebun Percobaan Cikarawang, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 16 129

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Program Pemberdayaan Masyarakat melalui Sosialisasi dan Pelatihan Penggemukan Kambing sebagai Usaha Pencukupan Daging Kurban pada Hari Raya Idul Adha 1429 Hijriah di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

1 14 15

Studi Kelayakan Usaha Tungku Sekam Di Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 17 143

Ibm posdaya (pos pemberdayaan keluarga) “mitra tani” Desa cikarawang kecamatan dramaga Kabupaten bogor

0 2 1

Analisis kelayakan finansial usaha pupuk kompos (Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 12 227

Kelayakan Usaha Pembesaran Itik Pedaging (Studi Kasus pada Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

5 55 317

Keanekaragaman Jenis Kelelawar di Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

0 3 24