Observasi pengamatan Wawancara t ips 0809614 chapter3

79 Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu banyak pada observasi berperan serta participant observation, wawancara mendalam in depth interview dan dokumentasi baik data primer data utama maupun data sekunder data penunjang.

1. Observasi pengamatan

Nasution 1982: 123 mengatakan bahwa: “observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi dalam kenyataannya”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan memahami makna dari perilaku tersebut. Dengan demikian, bahwa instrumen penelitian ialah peneliti itu sendiri, yang terlebih dahulu perlu sepenuhnya memahami dan adaptif dalam situasi Garna, 1990: 5. Dari pendapat Patton dalam Nasution 1988: 257, melalui observasi, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti yaitu place tempat, actor pelaku, dan activities aktivitas. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan pada aktivitas penyalahgunaan narkotika oleh sekelompok orang yang ada di sekitar Kabupaten Indramayu. Untuk menjadikan aktivitas penyalahgunaan narkotika tersebut sebagai sumber pembelajaran IPS, maka dilakukan pengamatan secara mendalam terhadap para pengguna yang masih mengkonsumsi narkotika dan menggali pengalaman langsung dari para mantan. Data-data pendukung diperoleh antara lain dari Dinas Sosial Kabupaten Indramayu, Polres Indramayu dan Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Indramayu. 80 Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang efektif di dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Wawancara menggunakan komunikasi dua arah antara peneliti dan responden, yaitu pihak- pihak yang menjadi sumber utama dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti mengadakan wawancara dengan para pengguna dan mantan pengguna, juga dengan informan pangkal yang membukakan jalan kepada para pengguna, dengan perwakilan masyarakat di Dinas Sosial Kabupaten Indramayu, Polres Indramayu dan Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Indramayu. Materi yang digali dalam wawancara adalah segala hal yang berkaitan dengan penanganan penyalahgunaan narkotika sebagai penyimpangan sosial masyarakat, yaitu seputar keadaan ekonomi, kebiasaan, status dan peran sosial orangtua, serta pertanyaan yang bersifat pribadi mengenai kehidupan masa lalu, mengapa dan kapan mulai menggunakan narkotika. Penjelasan di atas sejalan dengan Esterberg 2002 yang mendefinisikan wawancara sebagai berikut: “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topik ”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan gagasan melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data saat peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan 81 Tengku Syarifah Soraya Tartila, 2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu yang akan diteliti, dan ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Dalam wawancara, peneliti menggunakan wawancara tak berstruktur unstructured interview. Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanya. Hasil wawancara yang relevan dijadikan sumber dan dikemas menjadi materi pembelajaran IPS. Perolehan data terbanyak sebagai sumber pembelajaran yaitu hasil wawancara dengan para mantan pengguna yang telah menjalani program rehabilitasi sehingga lebih dapat memberikan relevansi dan pemahaman positif bagi para siswa.

3. Studi dokumentasi