Pengaruh Debit Sungai dan Erosi Berdasarkan Karakteristik Lingkungan Biofisik Sub DAS dengan menggunakan Model Hidrologi Stanford dan Usle

L a t a r Belakang

Tanah,
dalam

air

suatu

kehidupan

dan iklim merupakan

ekosistem

biologis.

memegang

Lahan


tiga

peranan

sebagai

suatu

komponen

utama

penting

dalam

media,

selain


berfungsi dalam menerima, menyimpan dan menyalurkan air, juga
berfungsi

dalam

tumbuh-tumbuhan
bahwa

mendukung

kehidupan manusia,

yang berada di atasnya. Lebih

hewan

khusue

lagi,


tersedianya air dan kualitas lahan dalam suatu

aliran

sungai

pertanian

sangat menentukan

daerah

sistem

dan

daerah

pengelolaan


yang bersangkutan untuk

lahan

memberikan haeil

yang lebih baik.
Pada daerah yang padat penduduknya dengan luaean
yang

terbatas menyebabkan

penggunaannya

untuk

berbagai

kepentingan seperti pertanian, pemukiman, induetri,
dan


lain-lain

menyebabkan

semakin meningkat. Hal ini

lahan

rekreasi

selanjutnya akan

konflik antara kepentingan pelestarian

di

satu

pihak dan kepentingan ekonomi masyarakat di pihak lain.

Konflik

ini

semakin

bertambahnya

jumlah

lahan

sama bila

yang

meningkat

penduduk yang
ditinjau


eejalan

mernanfaatkan
dari

aspek

dengan

eumberdaya
perencanaan

penggunaan yang tidak didasarkan pada kelestarian lingkungan.
Di

sisi lain upaya konservasi dan rehabilitasi

lahan


telah

lama dilakukan di berbagai daerah di Indonesia dan kini masih
terus dikembangkan. Berbagai model
lahan

pendayagunaan

diterapkan pada daerah-daerah yang

padat

dengan cara memadukan antara tanaman semusim

sumberdaya
penduduknya

dengan

tanaman


tahunan, antara tanaman untuk
tahunan, - talun-kebun,

makanan ternak dengan

pertanaman

lorong

tanaman

lallew,

teraeering dan lain-lain.
Perencanaan
melibatkan
keadaan

tataguna


berbagai

yang

lahan

di

disiplin dengan

daerah

hulu

sungai

kepentingannya.

demikian diperlukan pendekatan


secara

Dalam
sistem

untuk memecahakan dan merencanakan pengunaan lahan yang dapat
menjamin
untuk

kelestarian

lingkungan.

Model

pengelolaan

lahan

menjamin kelestarian lingkungan merupakan idaman

pbrencana dan pengambil

para

keputusan dalam era pembangunan yang
I

berwawaean
sangat

lingkungan

sulit

memadai

dewasa ini, namun model

dikembangkan

bila tidak

ataupun menggunakan ribuan data

eeperti

tereedia

data

ini
yeng

~ a n g pengolahannya

dilakukan dalam waktu yang singkat.
Untuk
mengurangi
pemecahan

menanggulangi
tingkat

permasalahan tereebut serta tidak

ketelitian hasil

yang

diperoleh,

masalah tersebut dapat ditempuh dengan

maka

penggunaan

model simulasi .
Penggunaan model

sj,mulasi telah

terbukti

memberikan

hasil yang memuaskan dengan tingkat ketelitian yang tinggi di
berbagai

negara

maju

eimulasi

sangat

ditentukan

digunakan

di dunia.
oleh

Keberhaeilan
berbagai

dalam membentuk model tersebut

suatu

parameter

serta

model
yang

urut-urutan

solusi permasalahan.
Dalam
kering

penelitian ini, ditelaah debit air selama

musim

sampai mueim hujan tahun 1991/1992 di sub DAS Citalem

3

beserta

debit

maksimum dan

minimum

berdasarkan

lahan

yang ada sebagai dasar perencanaan

dalam

memadukan

tataguna

pengelolaan

antara pelestarian tanah dan

lahan

air untuk

mengendalikan erosi, sedimen dan debit sungai.
Untuk
hidrologi

keperluan simulasi debit sungai, digunakan model
(Crawford and Lisnley, 1966),

Stanford

sedangkan

untuk menduga besarnya erosi digunakan persamaan umum kehilangan umum tanah (Universal Soil Loss EquationflSLE; Wishmeier
and Smith, 1978).
Model-model

dasar lain yang digunakan dalam

penelitian

ini dikutip dari berbagai pustaka ilmiah yang dapat
pada

bagian

tersebut

akhir

tulisan

ini.

dijumpai

Dari model-model

diharapkan akan diperoleh suatu hasil

yang

sistem
secara

kuantitatif dapat digunakan untuk menerangkan perilaku sistem
yang

diteliti

serta dapat

digunakan dalam

perencanaan

penggunaan lahan suatu daerah aliran sungai.
Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk:
1.

Menduga

(mengestimasi) debit air sungai sepanjang tahun

termasuk debit maksimum dan minimum berdasarkan

tataguna

lahan yang ada.
2.

Menduga

besarnya sedimen melayang

(suspended sediment)

dalam air sungai.
3. Menduga besarnya hara tanaman

sungai pada waktu hujan.

yang

terangkut ke

dalam

,

4. Menduga besarnya erosi berdasarkan pols penggunaan

5..~engungka~kanalternatif arahan pengmnaan

lahan-

lahan berda-

sarkan butir satu, dua, tiga dan empat.

Kegunaan Penelitian
Ditinjau dari segi pembangunan, maka hasil

penelitian

ini diharapkan dapat berguna dalam hal:
1. Memberikan

Sub

sumbangan dalam proses pendugaan debit sungai

DAS

dapat

selama setahun

dimanfaatkan

untuk

sumberdaya alam

sebagai

berbagai

irigasi, sumber energi ataupun untuk

keperluan
memenuhi

yang

seperti

keperluan

domestik.

2. Memberi

gambaran tentang besarnya erosi sesuai pola peng-

gunaan lahan di daerah studi.
3. Sebagai

dasar bagi pemerintah dalam mempertimbangkan

menetapkan

arahan

penggunaan

lahan untuk

dan

tercapainya

pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan, penelitian ini juga
juga

turut

memberi

gambaran tentang:

1. Aplikasi teori (ilmu) hidrologi secara praktis di lapangan

seperti

perhitungan-perhitungan:

mukaan,

infiltrasi, evapotranspirasi, aliran bawah

mukaan

yang

secara

intersepsi, aliran per-

keseluruhan dapat

mengestimasi debit air sungai.

digunakan

perdalam

I

2.

Kesalahan

penggunaan

persamaan

umum

kehilangan tanah

(Universal Soil Loss EquationnSLE) dalam
besarnya erosi yang terjadi dalam

memprakirakan

suatu daerah

aliran

sungai.
Hipotesis

Hipotesis-hipotesis utama yang mendasari penelitian ini
adalah:

1.

Debit sungai yang diukur dalam
berbeda dengan yang

suatu sub

DAS, tidak

diduga berdasarkan model hidrologi

Stanford IV.
2.

Pendugaan erosi

berdasarkan

persamaan umum kehilangan

tanah (Universal Soil Loss EquationflSLE) tidak
dengan

erosi

yang diukur dalam

petak

standar

berbeda
(erosi

aktual ) .
3.

Besarnya beberapa

unsur hara tanaman yang

terbawa

ke

dalam sungai sangat tergantung pada waktu pemupukan.
4.

Besarnya

aliran permukaan dan erosi di

lokasi

tanaman

kelapa dan tumpangsari, selain dipengaruhi oleh curah
hujan dan jenis tanaman juga

dipengaruhi oleh tindakan-

tindakan konservasi tanah dan air.

TINJAUAN PUSTAKA
Model, Sistem dan Analisis Sistem
Klasifikasi Hodel

Dengan menggunakan model seseorang dapat lebih mengerti
serta menjelaskan fenomena alam dan di bawah berbagai kondisi
ia

dapat

pula

melakukan

deterministik atau

peramalan

probabilistik.

berdasarkan

Apa yang

model

dimaksud bila

seseorang mengatakan bahwa ia mengerti berbagai aspek tentang
kejadian dalam
mengungkapkan
suatu

lingkungan kita

bahwa bila

?

de

Griend

(1979)

kita mengerti suatu kejadian atau

keteraturan, jika kita dapat memberi suatu penjelasan

ilmiah tentang kejadian tersebut.
de

Van

Griend

misalkan

Makna dari pengertian van

tentang penjelasan ilmiah tersebut

adalah

bahwa

kita membuat suatu pernyataan E yang menggambarkan

beberapa fenomena yang terjadi atau prinsip-prinsip

teoritis

dan

empiris,

suatu pernyataan C1, CZ,-..Cn tentang

maka kita dapat mengatakan bahwa pernyataan

keadaan

tersebut

telah

dijelaskan oleh E.
Berbagai
suatu

sistem

kriteria telah digunakan
klasifikasi model.

kriteria tersebut

menggambarkan

untuk

Dalam

keadaan

mengembangkan

kebanyakan
tertentu,

ha1
atau

kebutuhan dari disiplin tertentu. Namun demikian secara umum
model-model

yang

dikategorikan

digunakan

dalam

disiplin

sebagai model formal ataupun

apapun

dapat

sebagai model

materul.
W l m a l ;

adalah bahasa

sirnbolik yang merupakan

pernyataan matematik dari suatu keadaan ideal yang
struktur utama dari sistem sebenarnya.

membentuk

Suatu model maberid

adalah suatu gambaran

fisik

dari

suatu sistem yang kompleks dan secara sederhana menggambarkan
keadaan

sistem lebih rinci serta diasumsikan pula mempunyai

materi yang sama dengan sistem sebenarnya. Gambaran mengenai
klasifikasi model

dilukiskan dalam Gambar 1.

1 prototipa atau Sistem yang

'%?=.

~ebenarnyal

Model-model Material

Model-model Formal
atau htematik

rf
Ikonik

Gambar 1.

Klasifikasi Model
Sumber: Woolshiser, dalam Haan et alL 1982.

Yang tergolong dalam model-model material adalah modelikonik (iconic) dan model-model analog.

model
adalah

suatu penyederhanaan

sebenarnya,

dari

keadaan

sedangkan dalam model analog

yang sama seperti keadaan sebenarnya.
curah hujan dan
model ikonik.
sebuah
kita

sistim eksperimen DAS

ikonik

sistem

diperlukan materi

adalah contoh-contoh

Dengan mengukur volume air yang merembes

memperoleh gambaran

yang

Lisimeter, simulator

lisimeter yang kemudian ditimbang

akan

Model

mengenai

dari

secara periodik,
derajat

perkolasi

relatif serta evapotranspirasi dari daerah
tidak

sekitarnya yang

terusik dengan kondisi vegetasi dan tanah yang

Sebenarnya kita tidak tertarik

pada

sama.

cara pengukuran

itu

aendiri tetapi pada hal-ha1 yang berkaitan dengan proses yang
terjadi dalam sistem alam yang sangat rumit. Simulator curah
hujan

dan

sistem percobaan DAS akan membantu menentukan

faktor-faktor apa yang sangat penting dan perlu
dalam

model

erosi.
mudah

matematik dari aliran

permukaan

dimasukkan

serta proses

Untuk dapat bermanfaat, maka model-model ikonik harus
diterapkan pada sistem yang sebenarnya dan harus pula

diperoleh beberapa informasi yang belum diketahui sebelumnya.
Perubahan dalam

jangka panjang dan

skala waktu

yang*

berbeda kadang-kadang perlu diperhitungkan untuk menciptakan
model

sehingga dapat bermanfaat.

Akibat

perubahan

dalam

skala waktu dan penyederhanaan lainnya kadang-kadang dalam
model-model

ikonik

terdapat

distorsi

yang

dipertimbangkan secara seksama dalam membentuk

perlu

persamaan

peramalan.
Lain halnya dengan model analog, jumlah atau kuantita
yang

diukur

dibandingkan

dalam model, substansi fisiknya berbeda

jika

dengan sistem yang sebenarnya.

arus

Misalnya

aliran listrik dapat digunakan untuk menggambarkan aliran air
atau penyusutan suatu lapisan tipis (membran) dapat digunakan
untuk

li,t&Le).

menggambarkan drawdown dari

permukaan

air

(water

Keabsahan dari suatu model analog ditentukan oleh

identiknya model hubungan matematis yang menggambarkan sistem
riil

dengan

analoginya.

Dalam hidrologi DAS, semua model

formal adalah sama dengan~modelmatematik.
Selanjutnya model matematik dapat dibedakan dalam modelmodel teoritis dan model-model empiris.

Suatu model teoritis

kaidah-kaidah umum dan prinsip-prinsip teori

meliputi

pernyataan-pernyataan empiris,

sedangkan suatu model empiris

menyatakan data riil dan tidak memperhitungkan
umum.

Semua hubungan empiris

kebetulan

di

serta

bisa

kaidah-kaidah

saja terjadi

mana terjadi korelasi antara dua

secara

peubah

yang
1

berbeda

namun

dalam

keeratan hubungan.

keadaan

sebenarnya tidak

Oleh karena itu hubungan

yang

terdapat
demikian

tidak dapat diaplikasikan di luar selang data dari mana
tersebut

diperoleh.

Dalam suatu DAS yang tidak luas

w a t e r e w ) contoh dari model-model teoritis banyak
Aliran

permukaan dalam suatu DAS kecil umumnya

data

(small

dijumpai.

digambarkan

konservasi momen

oleh

suatu persamaan konservasi massa dan

yang

mengandung pengertian tahanan hidrolik empiris.

Dalam

kondisi tertentu persamaan momen dapat disederhanakan menjadi
apa yang disebut persamaan kinematik.
Pembentukan model infiltrasi modern yang didasarkan pada
persamaan
sistem

Green

aliran.

Ampt
Baik

merupakan suatu penyederhanaan
model empiris maupun

model

dari

teoritis

kedua-duanya digunakan dalam pembuatan model-model hidrologi
suatu DAS.

Model-model matematik untuk bidang hidrologi yang banyak
kita

jumpai

sekarang dapat diklasifikasi berdasarkan

enam

-- - kmll%TZa33erlfrrrt :
1.

struktur dan masalah pembuatan model,

2.

peranan faktor waktu,

3. nilai kognitif suatu model,
4.

ciri dari hasil yang diperoleh,

5.

pendekatan aplikasi dan cara pemecahannya, eerta

6.

fungsi operator.
--

(1) Struktur d.n Msalah Peabuatan24tx@l
/

&-hubungandengan daur hidrologi

-

--

ari model.

ada

diidentifikasi
dalam

dalam

Hal-ha1

abstraksi model adalah

tiap sistim, (b) model-model

,
:

,

yang

perlu

4a)

W ~ P O? ~
c J-,

DAS

Keenpat tingkat
terpadu dan (d) modal-model DAS eecew
dilukiekan dalm Gambar 2.
tersebut di atas
am model adalah tidak lain dari

matematik
daur hidrologi.

dari proses

fisik yang

terjadi

suatu
dalam

Miealnya, model evaporaei dari permukaan air

bebas, aliran dalam media porous yang tidak jenuh, dan aliran
pada

permukaan

bebas

yang

kesemuanya

sebagai model-model proses tunggal.

diklasifikasi

Seperti yang

dalam Gambar 2a. bentuk persamaannya menjadi:

dilukiskan

Y (t) = Q CX ( t ) l
dalam ha1 ini:

Y (t) = output
X (t) = input, dan

Q

= operator dari proses.
suatu model evaporasi output Y (t), dapat

berupa

derajat pengangkutan massa uap air dari permukaan dan

peubah

Dalam

X

input

(t) dapat meliputi radiasi neto, kecepatan angin,

defisit tekanan uap serta kemungkinan-kemungkinan lain.
Model komponen seperti yang dilukiskan dalam
menggambarkan keterkaitan model dari
dengan
dalam

proses-proses

sebuah komponen operator yang
proses

tunggal

ke order

Gambar 2b

yang

mengatur
sesuai.

tunggal

aliran

air

Proses yang

terjadi pada bagian tertentu dalam DAS perlu dikenali. Contoh
model

komponen adalah evapotranspirasi, aliran permukaan,

erosi dan aliran bawah

tanah. Model

evapotranspirasi meng-

gambarkan proses tunggal yang meliputi intersepsi, evaporasi
dari

permukaan tanah dan daun tanaman, pergerakan air

tanah serta respons tanaman terhadap kekurangan air.

dalam

14

menghubungkan
dengan

rata-rata

faktor-faktor

sebagai model
memerlukan
sebagai

statis.

debit

tahunan dari

iklim, dan

suatu

fisiografi

Di lain pihak

sungai

dikelompokkan

model-model

dinamis

persamaan-persamaan diferensial dengan

suatu peubah bebas sehingga memberi

waktu

gambaran bahwa

waktu sangat mempengaruhi keragaman dari output.
(3) N i l a i Kognitif Suatu Model

Nilai kognitif suatu model didasarkan pada

:

(a) model-model yang disusun berdasarkan keadaan fisik,
(b) model-model konsepsi,
(c)

model-model trend.

Model-model
model-model

yang didasarkan pada keadaan fisik

yang

diatur

oleh

adalah

kaidah-kaidah fisika

dan

struktur yang telah diketahui dengan jelas dan dicirikan oleh
persamaan-persamaan fisik matematik.

Model-model

konseptual

dapat digunakan bila struktur model dan kaidah-kaidah fisika
tidak

diketahui atau model yang disusun berdasarkan

kondisi

fisik yang sangat rwnit sehingga model tersebut lebih
menggambarkan

perilaku

dari sistim.

Model linier

banyak

dan

non

linier dapat digolongkan sebagai model trend.
C i r i dari Hasil yang Diperoleh

(4)

Ciri hasil yang diperoleh dari suatu keluaran model dapat
dikelompokkan dalam model stokastik dan model
Bila

sembarang peubah dalam suatu model

deterministik.

matematik

diterima

sebagai

peubah

sebaran

acak

Jika

acak

maka model tersebut

semua peubah

variation)

atau random

yang

va-

adalah

mempunyai

mode1 -stokastik.

dianggap bebas dari variasi acak

maka model tersebut dikelompokkan

(random

sebagai model

deterministik (van de Griend, 1979).
(5) Pendekatan, Aplikasi dan Cara Pemecahannya

Cara pendekatan ini tumpang tindih dengan kriteria

yang

diungkapkan dalam uraian mengenai nilai kognitif suatu model,
namun

menggunakan terminoldgi yans berbeda.

dapat

mengacu pada

tergantung

pada

black

Pendekatan

box ~vstem tau a t e bnx

hubungan

yang

terjadi

apakah

ini

s v w ,

secara

horisontal atau secara vertikal (Gambar 3).

I Keadaan

~isteml

Gambar 3- Konsep dari Sistem Operasi

Hubungan

horisontal

l
a
c
atau pendekatan h

dilakukan sebagai suatu pengendali
input

sistem

menjadi output sedangkan pendekatan zllrhite

dicirikan

oleh

hubungan

vertikal

yang

fisika dan keadaan alami sistem yang tel&
suatu

yang

box

+?step

menerapkan

kaidah

disintesa ke dalam

sistem operasi tanpa diobservasi input

terlebih dahulu.

mentransfer

dan

outputnya

'

Fungsi Operator

(6)

Kriteria klasifikasi yang

digunakan sehubungan dengan

fungsi operator, erat kaitannya dengan
dalam

fungsi operator

yang

persamaan matematik

bersangkutan.

Modelnya

dapat

diklasifikasi dalam model linear atau non linear, berkelompok
atau menyebar dan stasioner atau
de Griend (1979), penggunaan
pengertian.

Prinsip

istilah

Suatu model adalah

teori sistem, jika

prinsip

s t a ~ w Menurut
.

Van

linear mengandung dua

linear

dalam

pengertian

adalah syah.
Byper DOPW

super position menyatakan bahwa jika Y1 (t) dan

(t) adalah output dari sistem sesuai dengan inputnya X1

Y2
(t)

dan X2 (t) maka reepons terhadap XI (t) + X2 (t) adalah Yl( t

+ Y2

(t).

Prinsip ini umunmya

digunakan dalam

analisis

sistem hidrologi (Dooge, 1973).
Alternatif lain dari istilah

linear adalah

pengertian

dalam konteks statistik. Penggunaan istilah model

linear da-

lam konteks

statistik mengandung pengertian bahwa parameter-

parameter yang diestimasi harus linier.
output

Y

Misalnya jika

suatu

Y yang erat kaitannya dengan input X dalam persamaan

= a + bX

;

maka dalam pengertian statistik model

adalah linear dan

tidak

Sebagai contoh Y1 + Y2

=

terdapat
a

+

b (Xi

prinsip
+

tersebut

super position.

X2)-

Dalam model-model berkelompok variasi spasial dari input
dan output serta parameter-parameter lainnya secara eksplisit
tidak diperhitungkan dan biasanya dimasukkan dalam
diferensial.

persamaan

Dalam

model-model

diperhitungkan
lainnya

distribusi

dalam input, output

dan

variasi

spasial

parameter-parameter

serta kadang-kadang terdiri dari

satu set persamaan

diferensial parsial yang saling berkaitan.
Satu
bentuk

operator deterministik dikatakan

stasioner, jika

dan parameter-parameternya tidak berubah dalam waktu

yang

tertentu.

jika

semua unsurnya

mutlaknya.

Suatu model stokastik dikatakan
tidak

berubah

stasioner,

sesuai dengan

Dalam hidrologi model-modelnya

tidak

waktu

stasioner

karena terjadi variasi musim secara periodik, perubahan
guna

lahan yang

kesemuanya sangat mempengaruhi

tata

proses

hidrologi dan komponen-komponennya.

Konsep S i s t e m

Sejak
untuk
berupa

awal

abad 20 para ahli hidrologi

telah

mencoba

menguraikan hubungan antara input ke da'lam suatu DAS
presipitasi

dengan output berupa

aliran permukaan.

Berbagai model yang dewasa ini dijumpai menggambarkan respons
DAS terhadap presipitasi maupun pencairan salju. Model- model
tersebut menggambarkan respons pragmatis dari keadaan seharihari.
akibat
model

Ciri dari model-model yang ada sangat beragam
cara
yang

pendekatan sistem yang
berbeda

pula.

sebagai

akhirnya menghasilkan

Pendekatannya bervariasi

empiris murni sampai pada fisika murni.

dari

Istilah sistem dan model tiap ahli memberikan arti
berbeda

sesuai dengan disiplin ilmunya.

Untuk

yang

menjelaskan

kedua istilah tersebut pertama-tama perlu diuraikan beberapa
konsep dasar tentang sistem dan model.
Menurut

Dooge (1968) suatu sistem dapat

didefinisikan

sebagai :
Tiap struktur, perancang, bagan, atau prosedur
nyata

atau abstrak

yang

saling berhubungan

tertentu berdasarkan masukan,
energi maupun informasi

dan

penyebab

atau

yang

dalam waktu

stimulus dari

keluaran, serta respons dari
I

energi..
Perlu dibedakan
sistem
yang

yang abstrak.

benar-benar

segala aspeknya.

antara sistem yang

sebenarnya dengan

Suatu sistem yang riil adalah

terjadi, misalnya

daur

proses

hidrologi dengan

Sedangkan sistem yang abstrak mencoba untuk

menggambarkan keadaan sebenarnya dengan struktur, perancang,
bagan, atau prosedur yang pada gilirannya menghasilkan

suatu

model

dapat

daur hidrologi.

didefinisikan
berhubungan

Dengan demikian istilah model

sebagai suatu

dalam

waktu

sistem abstrak

tertentu

yang

sesuai dengan

saling
masukan

(input) dan keluaran (-).

Konsepsi-konsepsi
kaitannya dengan

berikut

sistem

banyak

digunakan

dan analisis sistem.

(1).

dalam
Suatu

sistem yang kompleks dapat diuraikan ke dalam subsistem yang
saling berhubungan
subsistem yang

dalam konteks input dan

tidak dapat diuraikan lebih

output.
lanjut

Suatu
disebut

komponen.

(2).

Suatu

sistem tidak

mempunyai

memori

atau

mungkin mempunyai memori yang terbatas dan mungkin pula tidak
terbatas.
keadaan
pada

Jika

mempunyai

memori

maka

sistem tersebut dapat ditentukan berdasarkan

waktu

memori

suatu sistem tidak

yang

yang

bersamaan.

Jika

input

suatu sistem mempunyai

tidak terbatas maka keadaan sistem dan

output

seluruhnya tergantung pada keadaan masa lampau dan bila suatu
sistem

dengan memori' yang

terbatas

keadaannya

tergantung pada memori masa lampau. ( 3 ) .
linier jika dalam

sangat

Suatu sistem adalah

perhitungannya digunakan

prinsip

super

position. Sebagai contoh jika input XI (t) menghasilkan suatu
output
(t),

Y1 (t) dan input X2 (t) menghasilkan suatu output

Y2

maka sistem tersebut adalah linier jika input X1 (t) +

X2 (t) menghasilkan output Y1 (t) + Y2 (t). ( 4 ) . Suatu sistem
tidak berubah sesuai dengan waktu jika hubungan antara
dan output
disebut
pula.

dipengaruhi oleh waktu.

kontinyu jika fungsi dari sistim

( 5 ) . Suatu sistem

tersebut

kontinyu

Suatu sistem disebut diskrit jika keadaan sistem tidak

berubah

secara kontinyu namun terjadi perubahan

tertentu
waktu

tidak

pula.

tertentu

Jika nilai input dan

output

pada

dan berada secara konstan selama

kuantitatif.

sebagai
parameter

data

Kebanyakan

data

presipitasi

kuantitatif. (6). Bila

sistem

waktu

berubah

output

diproses

input, output

adalah seragam dalam ruang

pada

interval

waktu tertentu maka kita berbicara mengenai input dan
yang

input

dan

tertentu

maka

sistem disebut m e d ~vstem,jika tidak disebut sistem

yang

'

menyebar.

Presipitasi

tertentu
umumnya

selama

diasumsikan
antara

penetapan sistem.

menyebar

secara merata.

deterministik dan

(7).

Perlu

probabilistik

dalam

Dalam suatu sistem deterministik hubungan

dan output akan tidak berubah sepanjang keadaan dari

sistem adalah sama.
ditetapkan

secara

probabilistik

Masukan dan keluaran dalam
statistik akan cenderung

suatu

dari pada deterministik. ( 8 ) . Perlu

sistem alami ialah

bahwa

buatan

sifat

dan masukannya

adalah

dapat

suatu

sistem

yang

yang

sebelum inputnya terjadi.

dalam

Dalam

sistem

diatur.

Dengan

sistem buatan dapat digunakan untuk

sistem alami. ( 9 ) . Sistem

penting

peubah-peubah

dapat diukur namun tidak dapat diatur.
sistem

juga di-

Ciri

sistem

demikian

sistern yang

mempunyai sifat

bedakan antara sistem alami dan sistem buatan.
dalam

periode

yang digunakan sebagai input dalam studi hidrologi

dibedakan

input

suatu DAS

dalam

mensimulasikan

terjadi sebagai sebab akibat

outputnya

tidak

dapat

terjadi

Dengan lain perkataan bahwa

suatu

penyebab sistem tidak dapat bereaksi terhadap input yang akan
datang.

Konsep

dari m a 1 ~vstemdan m n c a u s a l sa-

ngat menentukan dalam deskripsi matematik dari

fungsi-fungsi

respons.
Analisis Sistem

Seperti
utama

yang

telah diungkapkan sebelumnya bahwa

dari suatu sistem hidrologi ialah bahwa

input

ciri

berupa

curah hujan dikonversi menjadi output dalam bentuk debit

air

'

dan evapotranspirasi dalam suatu DAS.

Dalam analisis sistem

kita dihadapkan kepada tiga unsur utama yaitu input, operasi
dalam sistem dan output.

Rumusan matematis hubungan tersebut

digambarkan sebagai berikut :

Y (t) = h (t) W X (t),
dalam ha1 ini :

h (t) = fungsi sitem yang menyatakan sistem operasi,

X (t) = fungsi input,
Y (t) = fungsi output,

= Suatu operator dari sistem, yaitu suatu sandi

W

untuk menggambarkan kombinasi operasi h (t) dan

X (t) yang menghasilkan respons sistem Y (t).
Tiap

kombinasi dari

dua fungsi yang

diketahui

tiga

unsurnya menyatakan suatu fase tunggal dalam proses peramalan
aliran

permukaan.
i

berarti

kita

identifikasi
dalam

berbicara

Bila input dan
masalah

output

diketahui

identifikasi.

Masalah

biasanya merupakan salah satu

analisis

Demikian

eietea.

langkah pertama

sistem bila input dan output

pula bila rangkaian input d m

dapat

outputnya

diukur.

diketahui

maka operasi dari sistem dapat diketahui.

Prediksi.

Bila

sistem operasi telah

diidentifikasi,

maka sistem operasi dapat digunakan untuk melakukan peramalan
misalnya

aliran puncak diperlukan untuk

konstruksi suatu jembatan dan lain-lain.

merancang

kriteria

Peubah Input

----------->

Proses Tungeal

Peubah Output
----------->

a - Proses dalam t i a p s i s t e m

Peubah Input
4

L

b - Model-model komponen

t

Peubah Output

PTzsxX-]
Satu Komponen

Peubah
Input

Satu Komponen
Peubah
Output

____,
Satu Komponen

Satu Komponen

I

r

c - Model DAS terpadu
Peubah Input

'operator Global
d a r i s u a t u DAS

Peubah Output

d, Model-model DAS s e c a r a umum

Gambar 2 - S t r u k t u r Diagram d a r i Model-Model
Hidrologi ( d a r i Ozga-Zielinska. 1976, dalam
Haan et aL, 1982)

13

Suatu model terintegrasi adalah contoh komprehensif dari
model

DAS seperti yang dilukiskan

bar

dal&

Zc,

model

terintegrasi terdiri dari satu set model-model komponen yang
saling

terkait dengan operator yang mengatur aliran

air

ke

tiap komponen dalam orde yang tepat.
Kadang-kadang model yang terintegrasi meliputi komponenkomponen dengan tingkat abstraksi
yang

membuat

terintegrasi

model

dikembangkan

komponen-komponen
dan nyata,

menjadi

atau perubahan-perubahan
sederhana.

berdasarkan

Model-model

proses

yang telah mempunyai struktur

sangat dipengaruhi

oleh

sintesa

yang

tegas

keadaan fisik DAS yang

bersangkutan.
Model-model
terintegrasi.

global adalah alternatif dari
Struktur model global lebih

model-model

sederhana yang

mengasumsikan bahwa terdapat hubungan fungsi antara suatu set
peubah masukan dan keluaran yang
komponen (Gambar 2d).
bentuk

saling terkait

dalam

tiap

Keadaan dari sistim digambarkan dalam

yang sederhana seperti model linier yang

operatornya

dapat diidentifikasi dengan cara melakukan analisis

terhadap

satu seri observasi input dan output.
(2) Peranan Faktor W a k t u

Model
dinamis.

dapat

diklasifikasi sebagai model

Model-model

empiris dan

statis

meliputi

persamaan-persamaan

model-model regresi yang dalam ha1

waktu tidak merupakan peubah bebas.

statis atau

ini masalah

Suatu model regresi yang

Det-.
sistem

Masalah ketiga adalah deteksi
operasi

dideteksi.

dan

Masalah

output

diketahui maka

ini terjadi bila

kepada

keterbatasan alat

sistem

operasi

pengukur.

input.
input

Jika
dapat

seseorang dihadapkan
Pengetahuan mengenai

pengukuran sangat penting

dalam mendeteksi

nilai dari parameter-parameter lain yang tidak diukur.
Pendekatan Pembentukan Model
Segera

setelah

sistem operasi diketahui maka

dapat

disusun modelnya. Dari model tersebut kita dihadapkan pada
bagaimana sistem tersebut dianalisis ke dalam model yang akan
mensimulasi keadaan sebenarnya dalam sistem dan mengkonversi
input

menjadi

output

dengan

tingkat

ketelitian

diinginkan. Model yang

mensimulasikan keadaan riil

yang

stokastik, umumnya

memiliki

sifat

deskripsi fisik secara detail

sesuai

yang
sietem

didasarkan pada

struktur sistem yang

bersangkutan.
Selanjutnya mungkin saja dibuat suatu klasifikasi model
m u m yang dijadikan sebagai dasar tiap eubmodel.

a. Model-model

stokastik

(s-j

stokastik digunakan untuk
output

dari

suatu

c

mow).

menganalisis

sistem yang

Model-model

sifat statistik

didasarkan pada

kejadian sebagai akibat perubahan waktu

urutan

dan menghasilkan

suatu set data dalam jangka panjang dengan sifat yang sama
pula. Set data tersebut dapat dianalisis untuk

memperuleh

gambaran mengenai kemungkinan urutan

kejadian yang

akan

terjadi di masa datang, misalnya frekuensi harapan

dari

debit air tertentu.
b. Model

probabilistik.1- (

probabilistik
peranan
yang

model

konsep frekuensi dan probabilitas memegang

penting

tidak

Dalam

seperti halnya

memperhitungkan

dalam

urutan

kejadian-kejadian diperlakukan

model

stokastik,

kejadian. Misalnya

sebagai time-i

dan memperkirakan kejadian yang paling ekstrim berdasarkan
karakteristik etatistik dari populasi data yang tersedia.
c . Model-model

rn~dela).

Mode 1

konseptual didasarkan pada keadaan sebenarnya dari

sistem

konseptual 1-(

dengan struktur yang lebih sederhana. Model tersebut dapat
didasarkan pada ide umum mengenai proses aliran permukaan,
namun mungkin diskripsinya tidak dilakukan secara detail.
Sebagai

contoh

mode 1-model

penyederhanaan dari
pendekatan

konseptual

merupakan

DAS yang didasarkan pada

(1)

:

model rasional, (2) pendekatan linier dan

non

linier dari suatu reservoir, (3) kombinasi model rasional
dan pendekatan reservoir.
d. Model-model

parametrik

(parametric

models).

Mode 1

parametrik biasanya digunakan untuk mendapatkan pernyataan
matematik
dikonversi

yang

mengungkapkan fungsi dari DAS

yang

akan

ke dalam input dan output ( b l a c ) r b o x m a d e l s ) .

Selanjutnya model

tersebut

akan

lebih rumit

ditambahkan- parameter-parameter DAS penting

apabila

yang muncul

kernudian jika dibandingkan dengan respon yang berbeda dari
DAS

lain berdasarkan

parametrik

input yang

akan mernberikan

sama.

Model-model

gambaran yang

lebih jelas

mengenai bagaimana siatem bekerja.
deterministik (deterministic models).

e . Model-model

model

deterministik didasarkan pada

Model-

struktur sebenarnya

dari sistem dan kaidah-kaidah fisika yang mengatur perilaku

sistem

hasil-hasil

tersebut. Urutan pendekatan akhir
yang diperoleh berdasarkan model

terhadap

didapatkan

dari hasil perhitungan respon DAS dengan cara menentukan
serta semua karakteristik DAS terhadap aliran

pengaruh
permukaan.
yang

Perlu disadari bahwa data hidrologi dan model

digunakan akan tidak memberikan

jelas bila

proses dalam sistem

pengetahuan secara

tidak

diketahui secara

tepat. Alasannya adalah :

- Terdapat variabilitas waktu dari sistem hidrologi yang
sangat dipengaruhi akibat kegiatan manueia dan prosesproses

alami seperti pelapukan, erosi, perubahan

iklim

dan lain-lain yang menentukan evolusi geomorfologi dari
lahan.
- Terdapat

ketidak

pastian

yang

brkaitan

dengan

kepentingan, ruang dan distribusi waktu dari input
output

dalam sistem hidrologi yang

oleh kondisi DAS.

dan

sangat dipengaruhi

- Terdapat

kesulitan dalam

formulasi matematis

yang

kompleks dalam. proses transfer massa dan energi yang
membentuk daur hidrologi.
Pendekatan DAS Sebagai Suatu Sistem

Sesuai

dengan definisi sistem yang

telah dikemukakan

terdahulu, bahwa dalam operasi suatu sistem terutama untuk
mentransforrnasikan suatu
perlu
itu

input menjadi

suatu output maka

diperhatikan proses-proses yang terjadi dalam

sistem

sendiri. Dalam pelaksanaan, seorang ahli hidrologi yang

ingin

mengetahui

output

dari

suatu sistem maka

perlu

diketahui lebih dahulu proses yang terjadi dalam- sietem
Faktor
adalah
kaidah

-

faktor yang
:

itu.

mempengaruhi output dari suatu sistem

input, deskripsi operasi dalam eistem, dan kaidah-

fisika

yang

mengatur

operasi dari sistem

yang

bersangkutan. Keadaan tersebut dilukiskan dalam Gambar 4.

I
s
,
,
]
DESKRIPSI

p!q

-------I

I

I

I

s
8

FISIKA

Gambar 4, Falrtor-faktor yang mempengaruhi output
suatu sistem
Sumber : U.S. Dept-of A g r , Tech.Bu11.No.lrlW
1965

,

26

Sesuai dengan

pendekatan klasik dalam

ditetapkan asumsi-asumsi tertentu yang

sistem, perlu

meliputi : struktur

dari sistem dan kaidah-kaidah fisika yang menentukan
dalam

sistem.

Aplikasi

dari

pendekatan

ini

operasi
meliputi

pengetahuan tentang kaidah-kaidah fisika yang mengatur proses
dalam

sistem

Dengan

terutarna yang tampak

demikian

kita berbicara

dalam

sistem tersebut.

mengenai

suatu pendekatan

sistem berdasarkan kaidah-kaidah fisika.
Dalam

hidrologi

dilakukan karena
dalam

sistem.

pendekatan ini hampir

tidak mungkin

strukturnya rumit dan ketidak-seragaman

Masalah ini bisanya disesuaikan dengan cara

menyederhanakan

kerumitan dari struktur dalatn suatu konsep

yang disebut sistern o w r a d .
Dalam
dalam

Gambar 5. faktor-faktor yang memegang

proses

konservasi dari input menjadi output

peranan
diatur

sedemikian rupa sehingga sitem operasi berada di tengah.

F]
FISIKA

Gambar 5, Konsep sistem operasi
Sumber : U-S. Dept-of A g r . Tech.Bull,No,l468
1965

27

Bila
tidak

kaidah-kaidah

fisika dan

diperhitungkan dalam deskripsi

sistem

dianggap sebagai

pengertian

bahwa

suatu

struktur dari

sistem operasi, maka
dengan

blacgbQx

hubungannya adalah horizontal.

Informasi

empiris dari sistem operasi diperoleh dengan jalan
sederetan masukan

mengukur

kemudian dihubungkan dengan

data

keluaran. Seri data tersebut biasanya dianalisis dengan

cara

statistik.

Di

yang

sistem

lain pihak, bila sistem operasi dideekripsi

berdasarkan kaidah fisika serta struktur dari sistem eeperti
yang terlihat dalam

Gambar 5 . dengan hubungan vertikal maka

sistem dianggap sebagai suatu white boxsvstem.
Antara
maka

kedua pendekatan yang sangat ekstrim

sistem hidrologi dapat dibedakan bila

tersebut

tingkat

latar

belakang fisik yang membentuk sistem operasi diketahui. Unit
umum

yang digunakan dalam studi oleh pakar hidrologi adalah

Daerah Aliran Sungai. Bagan alir dari daur hidrologi d a l m
suatu DAS sebagai suatu sistem yang terbuka dilukiskan dalam
Gambar 6.
Berdasarkan digram tersebut maka perlu dibedakan antara
subsistem-subsistem berikut: atmosfer, permukaan
tidak

DAS, zona

jenuh, zona jenuh, jaringan sistem saluran

dan

lithosfer. Hubungan input dan output dengan atmosfer berada
di

eatu pihak dan laut di lain pihak. Baik hidrologi

maupun

modern, dalam penelitian keseluruhan daur

diteliti

sebagai

suatu

kesatuan.

Subsistem

hendaknya
atmosfer,

lithosfer dan laut berturut-turut dikelompokam dalam
meteorologi, geologi dan oceanografi.

klasik

wawasan

I

I

P

.

:

v

I
I

:

.

E

I

P-KAAN
DAS
I
I
I

Qa

I

----------->
I
1

I
I
I

I

I

v
Qi
ZONA TIDAK ------>

LAW

G a m b a r 6- D i a g r a m blok daur hidrologi
Sumber: V a n de G r i e n d , 1979

Bila

subsistem-subsistem dalam suatu

sistem

diabaikan

seperti yang terlihat dalam Gambar 7. maka inputnya hanya ter
diri dari presipitasi (P), serta
evaporasi (E), transpirasi

output

yang

terdiri

dari

(T) dan aliran permukaan ( Q ) -

ATMOSPKR
I

A

I
I

*I

P v

:

p

m

E
Qa
&IRAN

G a m b a r 7 , Diagram DAS eebagai suatu s i s t e m
Sumber: Van de G r i e n d , 1979

--->

Pemilihan, Kalibrasi dan Pengujian Model
Pemilihan Model
Tujuan

utama

dalam pembuatan model

hidrologi adalah

untuk memperkirakan pergerakan air di atas dan di bawah
tanah, di dalam sungai, jumlah air

mukaan

yang

per-

tersimpan

dalam tanah dan badan-badan air secara alamiah atau bagaimana
tingkat

dan

jumlah yang berubah sesuai dengan ruang dan

waktu.

Para perencana harus secara seksama melihat

proses

hidrologi penentu dalam pembentukan model untuk

perkirakan

prosesmem-

kuantitas hidrologi yang digunakan sebagai dasar

dalam pengambilan keputusan menejemen DAS. Pada saat beranjak
ke tahap pembentukan model, akan dijwnpai kaidah-kaidah fieik
yang

mengatur

pergerakan dan penyirnpanan air

serta para-

meter-parameter yang harus diukur karena kehadirannya sangat
bervariasi
model

dalam ruang dan waktu yang menyebabkan

semakin rumit. Akibatnya perlu

untuk

memahami

kaidah-kaidah

pembuatan

dilakukan penelitian

fisik dan keperluan

data

mengenai kondisi fisik tersebut.
Dewaea
model

ini dalam ilmu hidrologi belum diperoleh suatu

m u m yang dapat direkomendasikan kepada pemakai,

hingga

pemakai harus mempertimbangkan alternatif penggunaan

model bagi kondisi tertentu. Sebagai pemakai, perlu
bahwa

se-

disadari

ilmu hidrologi senantiasa terus berkembang.

Proses

pembentukan model bagi pengembangan ilmu hidrologi, dilakukan
melalui
ungkapan
Jika

: pengumpulan data, pengungkapan sistem,

dan peng-

data kuantitatif dari proses hidrologi yang rumit.

hasil perhitungan berdasarkan suatu model

dibandingkan

terhadap data
maka

hasil pengukuran di lapangan berbeda nyata,

sipeneliti

perlu

berhati-hati

dalam

pengambilan

keputusan untuk menerima model atau mungkin perlu dikaji
kembali prosedur pengukuran di lapangan. Dengan pembentukan
model

secara sekeama ilmuwan akan

mendalam mengenai

penyebab

lebih memahami secara

dari kejadian-kejadian fisik.

Demikian pula para perencana harus melakukan pendugaan yang
lebih sekeama untuk merancang bangunan pengendali aliran dan
bagaimana

aliran-aliran tersebut

berpengaruh

terhadap

alternatif-alternatif rancang bangun.
Para ilmuwan

ingin menjelaekan pola

infiltraei, air

limpaean dan air ealuran yang sangat penting dalam merancang
waduk, beearnya
dasar

saluran air dan lain sebagainya.

Kriteria

yang perlu diperhatikan perencana dalam memilih pro-

sedur kalibrasi dan pengujian model-model hidrologi adalah
bahwa model tereebut dapat dijadikan dasar bagi perencanaan
dan keputusan-keputusan pengelolaan. Sedangkan kriteria dasar
bagi

seorang ilmuwan adalah bahwa model tersebut dapat mem-

beri eumbangan dalam memahami maealah-masalah hidrologi yang
pada

gilirannya membantu para perencana dalam mengambil ke-

putusan-keputusan yang

lebih baik.

Sebagai contoh, suatu

model hidrologi yang menggambarkan proses air limpaean harue
dapat digunakan untuk meramalkan: (a) bagaimana respon prototipe

fisik terhadap sekuene dari stimuli eksternal (misalnya

curah hujan); (b) frekuensi distribusi dari respon aliran,
atau (c) bagaimana perubahan sistem yang mempengaruhi respon.

Bentuk
atau

prototipe

menggunakan
tetapi
model
set

suatu model dapat berupa duplikasi model
sistem.

atau .suatu model

analog

sistem fisik lain yang lebih mudah

fisik
dengan

diciptakan

mempunyai karakteristik respon yang sama atau
matematik yang menggambarkan proses fisik

persamaan

yang

diprogramkan untuk

suatu

oleh

suatu

komputer digital.

Model-model fisik dan analog mempunyai kemampuan yang

rendah

karena kaidah-kaidah f.isik seluruhnya tidak dapat digambarkan
dalam

persamaan-persamaan matematik yang dibuat

(Clarke,
I

1973).

.

Kalibrasi Hodel

Setelah suatu model ditetapkan maka perlu

dikalibrasi

untuk

suatu DAS. Ada dua

hasil

perhitungan berdasarkan model harus cocok dengan data

hasil

pengukuran di lapangan dan nilai-nilai parameter

diduga
hasil

kriteria kalibrasi, yaitu

:

(a)

yang

harus konsisten dengan karakteristik DAS; (b) setiap
perhitungan dan parameter-parameternya jangan

sampai

diterjemahkan atau diinterprestasi secara harfiah, misalnya
model-model konseptual DAS yang menggambarkan pergerakan

air

terinfiltrasi akan mengandung pengertian konsep-konsep

per-

gerakan

dan

penyimpanan air sebagai kandungan air

Pergerakan dan

penyimpanan tersebut tidalr dapat

tanah.

dikaitkan

secara khusus dengan ciri tertentu DAS, karena menggambarkan
keterkaitan semua komponen dalam seluruh wilayah DAS.

Sebagai

contoh

suatu model

yang hanya menghasilkan

puncak -aliran 100 tahun banjir hampir tidak mungkin untuk
dicek tanpa suatu data pengukuran jarigka panjang- Suatu model
yang menghasilkan volume air limpasan tahunan memberikan satu
nilai

yang digunakan untuk pengecekan volume

limpasan tiap

tahun. Di lain pihak model aliran yang kontinu

menghasilkan

aliran "time.serFe~"yang kontinu sebagai pembanding.
yang

melipat

gandakan

seseorang untuk

air

mengecek

limpasan total,

kandungan air

Model

memungkinkan

tanah,

simpanan

depresi, dan respon DAS yang dapat diobservasi. Model

yang
f

parameternya

berhubungan

memungkinkan

seseorang pemakai

penduga

model

fisik DAS,

untuk membandingkan

parameter yang -sesuai dengan keluaran

hidrologi
misalnya
aliran.

dengan karakteristik

dengan karakteristik fisik DAS yang dapat
daerah

simulasi
diukur,

cadas, daya permeabilitas tanah dan waktu

Model-model demikian lebih banyak kemungkinan untuk

dihubungkan dengan hasil pengukuran.
Proses kalibrasi memerlukan suatu prosedur untuk mengevaluasi suatu keberhasilan kalibrasi dan menyesuaikan parameter-parameter penduga

bagi kalibrasi berikutnya.

Kriteria

keberhasilan kalibrasi

sangat subjektif namun dapat

diguna-

kan

statistik untuk

tingkat

beberapa

metoda

mengukur

ketepatan (aoodness of f i , L ) , atau juga fungsi obyetif berganda (multi~lenb-jective function) dengan kombinasi beberapa
metoda

statistik.

sangat

subjektif dalam menentukan arah perubahan parameter,

Prosedur penetapan penyesuaian mungkin

sehingga

diperlukan aturan-aturan yang diperoleh dari

kepekaan

berbagai

parameter

parameter

atau

studi

variasi

yang secara sistimatis dirancang

untuk

nilai

pengujian

respon permukaan, Model-model statistik lebih tepat digunakan
untuk

suatu

penelitian sistimatis, karena

lebih

mudah

dirumuskan seperti misalnya

disintesa

dapat

fungsi objektif

hasil

dibandingkan terhadap hasil

yang

telah

pengukuran

di

lapangan.
Metoda
dalam

menguji

statistik dapat digunakan untuk

memutuskan

tidak: Metoda

model

kapan suatu model kalibrasi diterima

statistik meliputi

atau

(a) statistik yang di-

:

hitung dari data simulasi aliran yang lengkap; (b) statistik
yang hanya dihitung dari aliran sungai pada periode tertentu;
(c)

statistik

dari

pengukuran-pengukuran

lain

seperti

kandungan air atau karakteristik fisik DAS tertentu
daerah

cadas

aliran

dan lain-lain; (d) statistik dari

suatu periode

dari

terhadap

proeedur

periode

perubahan

berikutnya;

(e)

pola

error, serta (f) kepekaan dari pengaruh

sistematik dan &om
tertentu

ke

seperti

kondisi awal. Salah satu atau

di atas dapat dipilih

sebagai

kombinasi

panduan

bagi

pemakai dalam proses kalibrasi.
Di
dapat

lain pihak parameter-parameter tertentu

diperoleh

sebelum

secara tepat

kalibrasi dimulai.

pengaliran

dalam

melalui

Sebagai

DAS, bagian

hidrolik saluran dan lain-lain.

dari model

pengukuran

contoh,

cadas dari

langsung

luas wilayah

DAS, kapasitas

'

Pengujian dan Verifikasi Model
Proses

kalibkasi

digunakan

parameter-parameter model,

sebagai penduga

terbaik

oleh karena itu hasilnya perlu

dievaluasi untuk menetapkan apakah hasil-hasil yang diperoleh
memberikan

informasi yang tepat untuk

menjawab

pertanyaan-

pertanyaan yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Jawabannya
mungkin tidak memuaskan karena modelnya menghasilkan kesalahan estimasi bagi proses perencanaan atau mungkin juga

karena

keluarannya tidak memberikan informasi yang dianggap relevan
dengan

prosedur

pengambilan

keputusan.

Diterimanya hasil

kalibrasi tertentu, umumnya tergantung pada usaha
model,

perbaikan kalibrasi atau

cara dan

perbaikan

alternatif-alter-

natif yang dipakai untuk'estimasi informasi yang diinginkan.
Kesalahan hasil dapat berasal dari
dengan

berbagai

penyebab

tindakan perbaikan yang tepat sesuai dengan masalah

yang dihadapi. Masalah-masalah umum dan kemungkinan perbaikan
meliputi

: (a) kesalahan data yang digunakan dalam

si. Baik

data

kalibra-

yang digunakan sebagai masukan ke dalam model

maupun data yang digunakan untuk

mengecek

keluaran model.

Kadang-kadang pula digunakan alternatif untuk tehnik kolerasi
dalam mengidentifikasi kasus hubungan antara data di lapangan
atau tehnik grafik seperti kurva massa ganda (Linsley et d.,
1982). Di lain

pihak seorang pemakai

model

jangan

terikat, bila data simulasi dan data observasi debit
sungai

tidak

simulasi

cocok

ataupun

maka ia tidak

data

observasi

boleh
secara

terlalu
aliran

menggunakan data
sepihak

untuk

.

mempengaruhi analisis kalibrasi model; (b) penggunaan periode
perekaman

data yang tidak mengandung cukup kejadian

proses-proses

fisik

parameter-parameter
aliran

diduga

parameter-parameter

sifat

kalibrasi

hidrolik

aliran

direkam;

(c)

aliran tepian

tidak

menggambarkan

memperoleh

penting

yang

model

yang

tepatan pembentukan

proses-proses hidrologi suatu DAS. Untuk

perhitungan harus dibandingkan terhadap seri
guna mencari variasi-variasi yang

fisik

yang

dikoreksi
tidak

dapat

Dengan demikian

semua kejadian-kejadian

ketidak

dari

saluran utama

kalibrasi harus ditinjau kembali untuk

kepastian mengenai

data

Misalnya

untuk

berdasarkan data periode perekaman.

periode

hasil

kunci.

diperlukan

sangat berbeda dengan

tepian

akibatnya

yang

dengan

dideteksi harus

konsisten.

rekaman
Penyebab

dijejaki dan modelnya

harus

sesuai masalah yang dihadapi; (d) keluaran

cukup bagi

mengembangkan

pengambil

informasi yang

keputusan.

Ketetapan

diperlukan biasanya

ketika hasil model diungkapkan oleh

pemakai.

itu

yang
dalam

terjadi

Kadang-kadang

informasi tambahan diperoleh dengan jumlah output data secara
internal telah

diperhitungkan namun kadang-kadang

proses

pembentukan model harus direvisi.
Isue pokok dalam pengujian model adalah penentuan

apa-

kah diterimanya penduga hidrologi berdasarkan kalibrasi

atau

tidak.

Proses dasar

dikalibrasi untuk

dalam

periode

menerapkan

model

yang

tertentu adalah bahwa

telah
seorang

36

pembuat
sama

model

biasanya menguji dan membuat

kesalahan yang

dalam pengukuran, namun seorang pemakai model

biasanya

dengan segera menernukan kesalahan yang dilakukan oleh pembuat
model. Seorang pemakai biasanya tertarik pada kesalahan yang
diharapkan,

sebaran

kesalahan

yang

paling

mungkin,

konsekuensi kesalahan informasi dan prospek untuk memperbaiki
model

estimasi.

model

yang

suatu

penduga

Secara ringkas bahwa

dikalibrasi tergantung
tepat atau tidak

pada

pada

akhirnya

suatu

keputusan apakah

sehingga perlu

diperbaiki

terutama untuk : (a) biaya yang diterima dengan memperkecil
konsekuensi penggunaan kesalahan

informasi;

diambil keputusan-keputusan yang menentukan.

(b)

sebelum

Siklus A i r
Konsep S i k l u s Air

Konsep

-

siklus air ( h y z c v s l e ) merupakan

titik

awal pengetahuan mengenai hidrologi. Siklus air secara skematis dapat digambarkan dalam Gambar 8. Dalam

siklusnya yang

tidak

berpangkal dan berakhir dari laut ke udara

terus

ke

permukaan tanah dan kembali ke laut, serta dalam

perjalanannya untuk

sementara air akan tertahan di

sungai, tanah atau air tanah dan tersedia untuk
oleh manusia
Linsley

(atmosfer)

dimanfaatkan

dan kembali ke udara (Dunne dan Leopold, 1978,

u.1984).

Gambar

danau,

8. Diagram siklus hidrologi
(Sumber: Dunne dan Leopold, 1978)

38

Dalam siklus tersebut, energi sinar matahari

menguapkan

air darf permukaan bumi. Uap air tersebut terbawa qleh
dan membentuk awan yang pada gilirannya
pitasi

menghasilkan

angin
presi-

dalam bentuk curah hujan, salju dan embun. Bila

permukaan

suhu

bumi cukup dingin (di bawah titik beku) akan

ter-

bentuk salju dan tersimpan di atas permukaan bumi hingga terdapat energi yang cukup untuk mencairkannya. Salju yang

men-

cair akan mengikuti proses atau jejak seperti curah hujan.
Misalnya,

pada kasus terjadi presipitasi

dalam

bentuk

curah hujan, sebelum sampai ke permukaan tanah sebagian

akan

tertahan oleh vegetaei, sebagian lagi jatuh di atas permukaan
tanah,

eungai atau laut. Bagian yang jatuh di ates

vegetasi

membasahi permukaan daun, kemudian jatuh ke permukaan
hutan melalui daun, ranting, dahan dan batang.

lantai

Sebagian

ke-

dari curah hujan tersebut tidak sampai ke permukaan

ta-

nah, tetapi dievaporasi kembali ke udara. Proses di mana

air

cil

dipintaskan siklusnya kembali ke udara ini dikenal dengan ist ilah interse~si.
Setibanya
curah

di atas permukaan tanah, sebagian lagi

hujan) akan diabsorbsi oleh tanah. Bagian

yang

(dari
tidak

terserap, akan berada di atas permukaan tanah mengisi cekungan

dan tanah yang akhirnya melimpah dan segera

daerah yang lebih
debit

sungai.

atau over-

rendah dan langsung ke sungai

Proses ini dikenal sebagai
flow atau

-runoff.

mengalir

ke

memperbesar

aliran

permukaan

39

Air hujan yang terserap oleh tanah akan merembes ke

da-

lam tanah oleh tenaga kapiler dan tersimpan sebagai kelembab-an tanah. Proses ini dikenal dengan istilah infiltrasi.
Bila kandungan kelembaban tanah meningkat, air yang terserap atau terinfiltrasi akan mendorong kadar air tanah

awal

yang akan terperkolasi secara horizontal dalam lapisan

tanah

masuk ke dalam sungai. Proses ini disebut seatas ~$~.ILE~,U)

s u b s u r f a c e r u n o f f . Sedangkan kadar air

bagai

tanah

awal

yang terdorong secara vertikal melalui pori tanah dan
masuk

zona air tanah .1-(

ke

Dari zona

akan

bergerak secara lamban masuk ke sungai,

atau

ke danau baik pada saat terjadi hujan

batuan
ini

daerah

ataupun

air

berawa
eesudah

hujan reda.
Tiap jenis tanah mempunyai daya infiltraei yang berbeda,
sehingga

akan merembeskan air pada derajat

infiltrasi yang

berbeda pula. Misalnya curah hujan yang jatuh pada tanah
sir

akan lebih cepat meresapkan air hujan bila

tanah

liat

ataupun

tanah-tanah

dengan

pa-

dibandingkan

tekstur

liat

berlempung. Demikian pula dengan tanah-tanah yang bervegetasi
dan tanpa vegetasi.
Di

lain pihak tidak semua air yang terinfiltrasi dapat

sampai ke sungai. Sebagian akan tersimpan dalam lapiean tanah
atas

eesudah terjadi hujan dan akan kembali ke

udara

bebas

atau atmosfer melalui evaporasi dari permukaan tanah dan atau
oleh

transpirasi melalui daun tumbuh-tumbuhan. Yang

lainnya

berevaporasi dari permukaan danau, sungai, rawa dan laut.

40

Selanjutnya konsep siklus air dapat diperluas atau diperdalam terutama yang menyangkut masalah sedimentasi, unsurkimia, suhu dan biota dalam air. Ditinjau dari