317
Keterlibatan Pengadilan dalam Proses Penyelesaian Sengketa Perdata Melalui Arbitrase
Andria Luhur Prakoso
Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: alp120ums.ac.id
Abstract
In this era, business disputes resolution need to be done in informal procedure and be put in motion quckly. Arbitration as one of dispute resolution institution has some excellencess, for
instance secrecy dispute , a relatively short time , the cost of relatively inexpensive , and provided more flexibility process on the parties and also arbitrators. On the other hand, this
institution also has some weaknesses like problems in the recognition of foreign arbitral ruling
and the execution of arbitration ruling still need court’s intervention in some cases. In fact, the
parties on weak position tend to use the courts as an effort to evasive from an obligation or just buying time fulfillment of an obligation. This essay will discuss about the form of intervening of
the courts to the arbitration disputes resolutions; and needs to know if arbitration as an institution outside court can positioned parallel to the judicial.Furthermore, this research
includes normative law research , for the purpose of solving the issue of law and provide a prescriptive illustration. A source of resea rch use primary law materials, secondary law
materials , and non law materials. Moreover, data analysis uses the act statutory offense approach which is conduct a study on the legislative relevant to the discussed. The results of the
study shows that the form of indonesian courts intervention in the process settlement by arbitration can be classified to interfere before the judicial arbitrage and after the judicial .
Next, an arbitration verdict parallel and having legal force equal to judicial decisions because it is final and binding also have command execution.
Keywords : arbitration, court, dispute resolution
1. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia bisnis yang semakin
pesat dalam
era globalisasi
mengakibatkan meningkatnya sengketa yang terjadi diantara pelaku bisnis. Upaya untuk
menyelesaikan sengketa
tersebut dapat
dilakukan melaui dua cara yaitu jalur litigasi dan non litigasi. Penyelesaian sengketa bisnis
pada era saat ini dituntut untuk dapat bergerak secara cepat dan menuntut cara-cara yang
informal
informal procedure and be put in motion quckly
1
. Cara penyelesaian sengketa melalui jalur peradilan dianggap sudah tidak
relevan karena putusan yang dihasilkan lebih bersifat adversarial, waktu yang digunakan
relatif lama dan kerahasiaa pihak tidak terjamin, sedangkan alternatif penyelesaian
sengketa dapat memberikan kesepakatan yang bersifat win-win solution , waktu yang
1
Yahya Harahap, 1997, Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian
Sengketa, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, hlm 280
digunakan relatif singkat, dan kerahasiaan pihak dapat terjamin.
Di Indonesia, Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa selanjutnya dalam tulisan ini disebut UUAAPS membedakan
antara alternatif penyelesaian sengketa
2
dan arbitrase
3
. Arbitrase
sebagai lembaga
penyelesaian sengketa memiliki beberapa kelebihan antara lain kerahasiaan berperkara,
waktu yang relatif singkat,biaya relatif murah, dan memberikan keleluasaan berproses bagi
2
Pasal 1 angka 10 UUAAPS menyatakan bahwa Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga
penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni
penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau
penilaian ahli.
3
Pasal 1 angka 1 UUAAPS menyatakan bahwa Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa
perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis
oleh para pihak yang bersengketa.
318 para pihak dan juga arbiter. Namun disisi lain
lembaga arbitrase juga memiliki keterbatasan misalnya
masalah pengakuan
terhadap putusan arbitrase asing, selain itu karena
eksekusi putusan arbitrase untuk beberapa kasus masih memerlukan bantuan pengadilan.
Selain itu ada upaya dari pihak yang beritikad buruk untuk menganulir atau membatalkan
putusan arbitrase melalui pengadilan artinya para pihak yang tersudut dalam putusan
arbitrase cenderung menggunakan pengadilan sebagai upaya untuk mengelak dari kewajiban
ataupun sekedar mengulur waktu pemenuhan kewajiban. Tulisan ini lebih lanjut akan
membahas mengenai keterkaitan pengadilan dan lembaga arbitrase dalam perspektif
UUAAPS.
Berdasarkan latar
belakang diatas,
penulis selanjutnya dapat merumuskan dua masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
yaitu : 1
Bagaimanakah bentuk campur tangan Pengadilan dalam proses penyelesaian
sengketa melalui Arbitrase ? 2
Apakah Arbitrase sebagai lembaga alternatif penyelesaian sengketa diluar
pengadilan dapat diposisikan sejajar dengan lembaga peradilan ?
2. KAJIAN PUSTAKA