d. Analisis Deskriptif Rasio LDR
Rata-rata keseluruhan rasio LDR pada BPRS yaitu sebesar 127.8367 sedangkan rasio LDR pada BPR sebesar 81.779 Standar
terbaik LDR menurut peraturan Bank Indonesia adalah 80 - 110 dengan LDR pada BPRS dalam keadaan tidak sehat karena memiliki rata-
rata keseluruhan lebih dari 110 sedangkan LDR pada BPR dalam keadaan sehat karena memiliki rata-rata keseluruhan diantara 80-110.
hal ini menunjukan bahwa kemampuan BPRS dalam memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau tingkat likuiditasnya lebih besar
dibandingkan BPR. Tapi disisi lain menunjukan bahwa BPR memiliki risiko yang lebih kecil dalam mengalami kredit atau pembiayaan
bermasalah daripada BPRS karena semakin tinggi nilai rasio LDR maka akan semakin rendah kemampuan likuiditas bank.
e. Analisis Deskriptif Rasio BOPO
Rata-rata keseluruhan rasio BOPO pada BPRS yaitu sebesar
88.5046
sedangkan rasio BOPO pada BPR sebesar
81.2371.
Standar terbaik BOPO menurut peraturan Bank Indonesia adalah kurang dari 92
jadi rata-rata keseluruhan BOPO pada BPR dan BPRS kurang dari 92 dengan BOPO pada BPR lebih baik daripada BOPO pada BPRS hal ini
menunjukan bahwa tingkat efiesien biaya operasional lebih baik BPR dibandingkan BPRS karena semakin kecil keseluruhan rata-rata rasio
BOPO maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank tersebut.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data variabel yang ingin peneliti uji berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalan data
peneliti menggunakan uji normalitas Kolmogrov Smirnov Test yang apabila hasil output 0,05 maka data dapat dikatakan normal begitu juga sebaliknya
apabila data 0,05 maka data dikatakan tidak normal. Uji normalitas Kolmogrov Smirnov Test rasio-rasio keuangan BPR dan BPRS dapat dilihat
ditabel 4.2. dan 4.3. sebagai berikut :
Sumber: Data diolah Spss 16 Berdasarkan tabel 4.2. diatas, menunjukan bahwa hasil K-S dari
masing-masing rasio BPR 0,05. Nilai CAR sebesar 0.177 persen, ROA sebesar 0.500 persen, NPL sebesar 0.828 persen, LDR sebesar 0.998 persen,
dan BOPO sebesar 0.554 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data berdistribusi normal.
Tabel 4.2. Uji Normalitas BPR
CAR_BPR ROA_BPR NPL_BPR LDR_BPR BOPO_B
PR N
24 24
24 24
24 Normal
Parameters
a
Mean 28.8079
3.0817 5.4433
81.7779 81.2371 Std.
Deviati on
1.12974 .40867
.40422 2.27874 1.09693
Most Extreme Differences
Absolut e
.225 .169
.128 .080
.162 Positive
.225 .155
.126 .080
.162 Negativ
e -.203
-.169 -.128
-.078 -.145
Kolmogorov-Smirnov Z 1.101
.828 .626
.391 .794
Asymp. Sig. 2-tailed .177
.500 .828
.998 .554
Table 4.3. Uji Normalitas BPRS
CAR_BPR S
ROA_BP RS
NPL_BPR S
LDR_BPR S
BOPO_BPR S
N 24
24 24
24 24
Normal Parameters
a
Mean 22.3929
2.3587 8.8796 127.8367
88.5046 Std.
Deviation 1.11224
.22020 .79368
4.39923 .83907
Most Extreme
Difference s
Absolute .118
.213 .127
.105 .147
Positive .118
.213 .127
.081 .089
Negative -.091
-.130 -.096
-.105 -.147
Kolmogorov-Smirnov Z
.576 1.042
.621 .515
.720 Asymp. Sig. 2-tailed
.894 .228
.835 .953
.678
Sumber: Data diolah Spss 16 Berdasarkan tabel 4.3. diatas menunjukan bahwa hasil dari K-S semua
rasio BPRS 0,05. Nilai CAR sebesar 0.894 persen, ROA sebesar 0.2288 persen, NPL sebesar 0,835 persen, LDR sebesar 0.953 persen dan BOPO
sebesar 0.678 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data berdistribusi normal.
3.
Uji Independent Sample t-Test
Uji beda t-test digunakan untuk melihat perbandingkan antara dua sampel yang tidak berhubungan yang memiliki nilai rata-rata yang berbeda.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang berbentuk rasio yaitu rasio permodalan yang diwakili oleh CAR, rasio
rentabilitas yang diwakili oleh ROA, rasio kualitas aktiva produktif yang diwakili oleh NPL, rasio likuiditas yang diwakili oleh LDR, rasio
biayaefisiensi yang diwakili oleh BOPO dari BPR dan BPRS. Uji
Independent Sample t-Test rasio-rasio keuangan BPR dan BPRS dapat dilihat sebagai berikut :
a. Rasio Capital Adequacy Ratio CAR
Tabel 4.5. Hasil Uji Statistik
Independent Sample t-Test Rasio CAR
Rasio CAR Levene’s Test for
Equality of Variance t-test for Equality of Mean
interval 95 F
Sig. t
Sig. 2- tailed
Equal variaces assumed
.012 .915
19.823 .000
Equal variances not assumed
19.823 .000
Sumber: Data diolah Spss 16
Berdasarkan tabel diatas hasil uji rasio keuangan CAR di BPR dan BPRS memiliki F hitung sebesar 0,012 dengan signifikansi 0,915 karena
signifikansinya 0.05 maka Ho diterima sehingga rasio keuangan CAR antara BPR dan BPRS memiliki varians yang sama, sedangkan bila kedua
varians sama maka dalam uji t akan lebih tepat menggunakan dasar equal variances assumed yang dimana terlihat bahwa t statistik CAR adalah
19,823 dengan signifikasi 0,000 0,05 maka Ho ditolak atau dapat disimpulkan bahwa rasio CAR pada BPR dan BPRS memiliki perbedaan
yang signifikan. Standar minimum dari Bank Indonesia untuk rasio CAR adalah 8
jadi rata-rata keseluruhan CAR pada BPR maupun BPRS masing-masing memiliki hasil rata-rata lebih dari 8 yang dimana CAR pada BPR
sebesar 28.8079 dan CAR pada BPRS sebesar 22.3929 dengan selisih 6.415 maka dapat disimpulkan bahwa CAR BPR lebih unggul daripada