42
C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Hasil pengujian model 1 normalitas disajikan pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
Model Penelitian 1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 239
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation
.02416745 Most Extreme
Differences Absolute
.047 Positive
.041 Negative
-.047 Test Statistic
.047 Asymp. Sig. 2-tailed
.200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : IBM SPSS 23.0 Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan hasil uji normalitas bahwa nilai
Asymp. Sig 2-tailed sebesar 0,200 alpha 0,05. Sehingga dapat disimpulkan data pada model penelitian 1 berdistribusi normal.
43
Hasil pengujian model II normalitas disajikan pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
Model Penelitian 2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 239
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation
1.78858378 Most Extreme
Differences Absolute
.059 Positive
.059 Negative
-.046 Test Statistic
.059 Asymp. Sig. 2-tailed
.040
c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : IBM SPSS 23.0 Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa nilai Asymp. Sig 2-
tailed sebesar 0,040 alpha 0,05. Sehingga dapat disimpulkan data pada model penelitian 2 tidak berdistribusi normal. Namun hasil data tersebut
tetap dapat digunakan untuk menguji hipotesis karena jumlah data dalam penelitian lebih dari 100 data sehingga asumsi normalitas bukan sesuatu
yang penting untuk data yang lebih dari 100, sehingga data tetap diasumsikan normal Gujarati dan Dawn, 2004.
2. Uji Autokorelasi
Berdasarkan pada hasil analisis untuk semua variabel pada model penelitian yang pertama pada Tabel 4.6, diperoleh nilai Durbin-Watson
44
DW sebesar 1,992. Nilai antara dU dW 4-dU, model pertama 1,83115 1,992 2,16885 menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Sehingga dapat
disimpulkan data pada model penelitian pertama tidak terjadi autokolerasi. Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.6
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Model Penelitian 1 Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.824
a
.679 .671
.02447797 1.992
a. Predictors: Constant, INDP, DER, PORS, KAP, ROA, SIZE b. Dependent Variable: IPS
Keterangan : SIZE Ukuran Perusahaan; KAP Kantor Akuntan Publik; ROA Profitabilitas; DER Leverage; PORS Porsi Kepemilikan
Saham; INDP Dewan Komisaris Independen; IPS Luas Pengungkapan Sukarela.
Sumber : IBM SPSS 23.0 Hasil uji autokorelasi pada penelitian model II dapat dilihat pada Tabel
4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi
Model Penelitian 2 Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.627
a
.393 .390
1.79235319 1.835
a. Predictors: Constant, IPS b. Dependent Variable: NP
Sumber : IBM SPSS 23.0 Keterangan :
IPS Luas Pengungkapan Sukarela; NP Nilai Perusahaan.
45
Berdasarkan pada hasil analisis untuk semua variabel pada model penelitian yang kedua pada Tabel 4.7 diperoleh nilai Durbin-Watson DW
sebesar 1,835. Nilai antara dU dW 4-dU, model kedua 1,79685 1,835 2,20315 menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Sehingga dapat
disimpulkan data pada model penelitian kedua tidak terjadi autokolerasi.
3. Uji Multikolinieritas Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinieritas Model Penelitian 1
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance VIF
1 Const ant
.266 .016
17.153 .000
SIZE .010
.001 .393
8.511 .000
.649 1.541 KAP
.047 .004
.554 12.029 .000
.653 1.531 ROA
.001 .017
.002 .056
.956 .839 1.192
DER .000
.001 .010
.262 .793
.972 1.029 PORS
-.030 .011
-.115 -2.869 .004
.859 1.164 INDP
.021 .015
.054 1.388
.166 .900 1.111
a. Dependent Variable: IPS Keterangan : SIZE Ukuran Perusahaan; KAP Kantor Akuntan Publik; ROA
Profitabilitas; DER Leverage; PORS Porsi Kepemilikan Saham; INDP Dewan Komisaris Independen; IPS Luas
Pengungkapan Sukarela.
Sumber : IBM SPSS 23.0 Berdasarkan hasil analisis yang disajikan dalam Tabel 4.8 menunjukkan
nilai Tolerance dan variance inflation factor VIF dari setiap variabel independen yang ada pada model penelitian pertama. Berdasarkan pada
hasil analisis, nilai Tolerance dan VIF setiap variabel independen yaitu
46
SIZE memiliki nilai VIF sebesar 0,649 dan Tolerance sebesar1,541. KAP memiliki nilai VIF sebesar 0,653 dan Tolerance sebesar 1,531, ROA
memiliki nilai VIF sebesar 0,839 dan Tolerance sebesar 1,192, DER memiliki nilai VIF sebesar 0,972 dan Tolerance sebesar 1,029, PORS
memiliki nilai VIF sebesar 0,859 dan Tolerance sebesar 1,164, INDP memiliki nilai VIF sebesar 0,900 dan Tolerance sebesar 1,111. Nilai
Variance Inflation Factor VIF dari setiap variabel independen 10 dan Tolerance 0,1 berarti tidak ada kolerasi antar variabel independen,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada model penelitian yang pertama.
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas
Model Penelitian 2 Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance VIF
1 Constant 13.466
1.191 11.302
.000 IPS
33.703 2.724
.627 12.375 .000
1.000 1.000 a. Dependent Variable: NP
Keterangan : IPS Luas Pengungkapan Sukarela; NP Nilai Perusahaan. Sumber : IBM SPSS 23.0
Berdasarkan hasil analisis yang disajikan dalam Tabel 4.9 menunjukkan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF dari
variabel independen yang ada pada model penelitian kedua. Berdasarkan pada hasil analisis, nilai Variance Inflation Factor VIF variabel