1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“...Setelah diamandemen, konstitusi tidak lagi menjadi terdepan sebagai pemicu konflik berbangsa dan bernegara. Masalah bangsa yang saat ini
terjadi lebih disebabkan karena faktor kepemimpinan yang tidak tegas, sehingga pemerintahan tidak efektif. Syamsuddin Haris
.
1
Kepemimpinan menjadi isu yang sangat krusial saat ini. Melihat pernyataan di atas, sampai menyebutkan bahwa kepemimpinan merupakan
penyebab dari permasalahan yang kini dihadapi bangsa Indonesia. Masalah- masalah besar dengan tema ekonomi, politik, budaya, sosial, dan lingkungan
hidup menjadi cerminan bahwa kepemimpinan memang benar-benar merupakan masalah yang saat ini tengah dihadapi bangsa ini. Dalam perjalanannya, masalah
ini terus berkembang tiap harinya. Pada Oktober 2010, Wikileaks sempat melansir pernyataan yang
menjelaskan bahwa kondisi politik Indonesia tengah memasuki masa kritis yang belum pernah terjadi dalam sejarah. Pemerintahan Indonesia kala itu sudah nyaris
lumpuh. Penyebab utama kelumpuhan tersebut adalah kepemimpinan yang kurang
tegas.
2
Kepemimpinan jelas menjadi isu yang sangat krusial dalam kehidupan bernegara.
1
Peneliti senior pada Pusat Penelitian Politik P2P Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. dalam
2
Paragraf pertama dalam Kolom Politik- Ekonomi “Kondisi Politik Dewasa Ini”.
KOMPAS, Sabtu 22 Juli 2011. Oleh Budiarto Shambazy. h. 15.
2
Imbas dari permasalahan kepemimpinan tersebut adalah munculnya nama- nama tokoh lain yang dianggap layak untuk memimpin negara di tengah
bergeraknya pemerintahan. KOMPAS salah satu media cetak yang juga pernah
memberitakan mengenai bursa calon presiden. Berdasar pada hasil survei sejumlah lembaga, nama-nama seperti Megawati, Prabowo, Aburizal Bakrie dan
Jusuf Kalla muncul. Nama-nama baru dari kalangan non-militer seperti Mahfud MD, Dahlan Iskan, Sultan Hamengku Buwono X hingga Sri Mulyani juga mulai
disebut-sebut dalam pencalonan.
3
Nama-nama tersebut muncul sebagai respon atas kepemimpinan negara ini yang sedang mengalami krisis kepercayaan. Beragam persoalan yang terjadi di
negara ini meruntuhkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang ada. Hal ini jelas mengakibatkan publik mendambakan pemimpin nasional khususnya yang
mampu membawa perubahan. Peneliti Lembaga Survei Nasional, Dipa Pradipta menjelaskan bahwa ada
sedikitnya dua isu yang menjengkelkan publik terkait kepemimpinan yang ada beberapa tahun terakhir. Pertama, maraknya kasus korupsi yang melibatkan para
elit. Kedua, ketidakjelasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menangani permasalahan nasional. Hal ini mengakibatkan menurunnya
3
Nama-nama tersebut merupakan nama yang muncul dalam dua berita KOMPAS dalam rentang waktu yang berbeda. Kedua berita digabungkan demi kepentingan penelitian ini untuk
melihat nama-nama yang cenderung muncul dalam berita KOMPAS. Teks berita yang digunakan “Prabowo Unggul di Survei” dalam KOMPAS , Kamis, 7 Juni 2012 hal 2 dan “Persaingan Para
Jenderal” dalam KOMPAS, Selasa, 23 Oktober 2012. h. 2.
3
kepercayaan publik terhadap kepemimpinan di negara ini.
4
Kepemimpinan di negara ini terlihat tengah dalam masalah.
Serangkaian survei nasional yang dilakukan sepanjang 2012 menunjukkan belum adanya tokoh dengan dukungan kuat, yakni mereka yang akan dipilih
secara spontan top of mind dengan jumlah suara rata-rata di atas 10.
5
Hal ini menunjukkan bahwa calon pemimpin nasional masih belum sepenuhnya
tergambar dalam pikiran publik. Publik belum mampu menetukan sosok yang laik untuk memimpin negara ini.
Upaya untuk menggambarkan sosok pemimpin ideal sendiri mulai dilakukan. Beberapa lembaga survei mulai memformulasikan sosok pemimpin
menjelang persitiwa politik, pemilu 2014. Dalam sejumlah survei yang dilakukan beberapa lembaga suvei menunjukkan belum adanya nama calon pemimpin untuk
maju dalam pertarungan Pemilu 2014 mendatang. Tiga lembaga survei yakni CSIS, Lingkaran Survei Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia menempatkan
tiga nama yang berbeda dalam posisi teratas nama calon pemimpin idaman masyarakat.
CSIS menempatkan nama Joko Widodo sebagai pemuncak hasil survei. Lingkaran Survei Indonesia juga memunculkan nama lawas yakni Megawati
sebagai calon dengan hasil terkuat untuk menjadi pemimpin negara ini.
4
Pernyataan hasil survei, Dipa Pradipta, seorang peneliti di Lembaga Survei Nasional dalam “Persaingan Para Jenderal” dalam KOMPAS, Selasa, 23 Oktober 2012 h. 2.
5
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia tentang Diskusi Calon Presiden 2014
4
Sedangkan Lembaga Survei Indonesia menampilkan nama baru yakni Mahfud MD sebagai tokoh yang dinilai paling berkualitas untuk Capres 2014.
6
Meski demikian, nama-nama di atas hanyalah sebuah nama yang belum sampai menjelaskan alasan publik untuk memunculkannya. Hasil survei tersebut
hanya mampu menunjukkan hasil akhir berupa nama tanpa mengedepankan ulasan mengenai alasan publik memilih nama-nama itu. Atau setidaknya
bagaimana sampai hasil survei bisa memunculkan nama calon presiden 2014 mendatang.
Selain beberapa lembaga survei di atas, KOMPAS merupakan salah satu media nasional yang rutin menggelar Jajak Pendapat terkait isu-isu politik di
masyarakat. KOMPAS sudah mulai melakukan Jajak Pendapat sejak periode 1990-an.
7
Saat ini Jajak Pendapat KOMPAS menjadi artikel yang terbit setiap hari senin. Dengan mengangkat isu-isu politik, sosial serta ekonomi, KOMPAS
melakukan survei kepada masyarakat luas. KOMPAS secara konsistensi melakukan jajak pendapat yang mandiri dan
bukan meminjam hasil survei lembaga tertentu. Hasil jajak pendapat Kompas juga kerap dijadikan sebagai perbandingan survei lembaga lain. KOMPAS menjadi
media cetak nasional yang secara mandiri rajin melakukan jajak pendapat hingga saat ini.
6
Infografik dalam Artikel Berita “Rakyat Ingin Figur Alternatif”, Kompas, Kamis 30 Mei 2013. h.1.
7
Lembaga Survei Indonesia LSI. 2004. Jajak Pendapat dan Pemilu di Indonesia: Kinerja Lembaga Jajak Pendapat dalam Meramal Hasil Pemilu 1999 dan 2004. h.10.
5
KOMPAS merangkum opini publik mengenai topik kepemimpin nasional melalui jajak pendapat. Dalam rentang waktu 2009 hingga 2012, KOMPAS
melakukan delapan kali jajak pendapat mengenai sosok pemimpin. Hal tersebut bisa jadi akan menujukkan suatu kecenderungan yang hendak dibuat oleh
KOMPAS dalam menggambarkan pemimpin nasional bangsa ini. Melihat KOMPAS melakukan jajak pendapat mengenai kepemimpinan,
peneliti tertarik untuk melihat konstruksi yang hendak dibangun. Apalagi sebagai sebuah media, tentu KOMPAS sadar bahwa topik dengan tema kepemimpinan
adalah salah satu yang menarik. Penelitian ini sendiri akan melihat Jajak Pendapat KOMPAS mengenai kepemimpinan pada masa pemerintahan presiden Susilo
Bambang Yudhoyono tahun 2009-2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis framing sebagai
perangkat analisis untuk membantu peneliti membedah teks Jajak Pendapat KOMPAS. Analisis Framing sendiri merupakan pendekatan untuk mengetahui
bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.
8
Melalui pendekatan analisis framing peneliti mencoba melihat konstruksi yang hendak dibangun melalui Jajak Pendapat terkait
dengan kepemimpinan. Penelitian ini bukan merupakan satu-satunya penelitian yang mencoba
melihat konstruksi media cetak atau penelitian dengan menggunakan pendekatan
8
Eriyanto. 2012. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LkiS. h.79.
6
analisis framing milik Pan dan Kosicki. Anwar Riksono 2008,
9
sebelumnya juga pernah menyajikan skripsi dengan tema serupa yakni Konstruksi Media. Dalam
penelitiannya, Riksono mencoba melakukan pembandingan posisi tersangka, polisi dan korban dalam narasi berita kriminal. Namun yang dijadikan objek
hanya berita-berita headline. Berbeda dengan skripsi tersebut, penelitian pada skripsi ini tidak
menggunakan straight news, melainkan jajak pendapat yang notabene memiliki proses yang lebih rumit untuk menjadi sebuah teks. Dalam penelitian tersebut
masih ada kekurangan, yakni aspek konteks dalam penelitian tidak digali secara menyeluruh.
10
Padahal harus ada keseimbangan dalam melakukan analisis dengan pola multilayered. Baik teks atau konteks harus dalam porsi analisis yang
berimbang. Dua skripsi berikutnya memiliki kesamaan dalam metode analisis. Siti
Handarani, mahasiswa Universitas Indonesia melakukan penelitian tentang pembingkain berita media terkait tokoh agama di Indonesia. Penelitian dilakukan
dengan mengkomparasi Gatra Online dan Republika Online.
11
Penelitian Handarani menggunakan model analisis framing milik Entman. Kekurangan yang ada dalam penelitian ini adalah tidak dilihatnya subjektivitas
dari pekerja media online. Handarani tidak melakukan wawancara mendalam pada
9
Anwar Riksono. 2008. Konstruksi Subyek-Obyek Berita Kriminal Analisis Wacana van Leeuwen Pembandingan Posisi Tersangka, Polisi dan Korban pada Narasi Cerita Headline
Berita Kriminal di Surat Kabar Harian Koran Merapi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
10
Ibid., h. 319.
11
Siti Handarani. 2012. Pembingkaian Berita Terkait Tokoh Agama di Indonesia Analisis Framing Media Kasus Pelecehan Seksual Terkait Tokoh Agama; Habib Hasan Assegaf
di Gatra Online dan Republika Online. Universitas Indonesia. h. 28.
7
pihak-pihak yang memproduksi teks berita tersebut.
12
Dalam menganalisis dengan perangkat analisis framing, kedalaman konteks juga diperlukan untuk memahami
konstruksi yang hendak dibangun oleh media. Demikian pula yang menjadi kendala dalam penelitian Yudith. Penelitian
analisis framing pemberitaan polemik pengusutan hak angket kasus Bank Century dalam Jurnal Nasional ini memiliki kendala dalam mengelaborasi level konteks.
Terbatasnya jumlah narasumber untuk diwawancarai menghambat untuk dilakukannya analisis level konteks.
13
Penelitian Yudith ini juga menggunakan model analisis Pan dan Kosicki.
Dalam penelitian ini peneliti memberikan porsi yang seimbang diantara dua level analisis yakni teks dan konteks. Meski demikian kedalaman analisis juga
akan tetap dipertahankan. Mengingat analisis Pan dan Kosicki memang menitikberatkan pada analisis teks, maka peneliti melakukan analisis pada level
ini dengan berhati-hati, tanpa melupakan analisis pada level analisis konteksnya juga.
B. Rumusan Masalah