Asumsi Pembatasan Masalah Definisi Operasional Variabel

xxix maka pembiayaan ini dapat diberikan dengan sistem bagi hasil. Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah

D. Asumsi

1. Pada penelitian ini, diasumsikan bahwa responden melaksanakan prinsip memaksimalkan keuntungan dan manajemen resiko. 2. Responden menawarkan produk jasa keuangan syariah yang dapat dikelompokkan menjadi penyaluran dana pembiayaan dan penghimpunan dana. 3. Responden dianggap jujur dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.

E. Pembatasan Masalah

1. Responden adalah pengelola lembaga keuangan syariah mikro yang berlokasi di wilayah Kabupaten Karanganyar meliputi Baitul Maal Wat Tamwil, Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah 2. Penelitian dilakukan terhadap jenis produk akad pembiayaan lembaga keuangan syariah mikro selama periode 2006 dan 2007

F. Definisi Operasional Variabel

1. Lembaga Keuangan Syariah Mikro adalah lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan deposits, kredit loans, pembayaran berbagai transaksi jasa payment sevices, serta money transfer, yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil insurance to poor and low- income household and their microenterprises dengan berdasarkan prinsip syariah. 2. Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil syariah. xxx 3. Unit Jasa Keuangan Syariah adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi, dan simpanan dengan pola bagi hasil syariah sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan. 4. Baitul Maal wat Tamwil adalah suatu lembaga yang di dalamnya mencakup dua jenis kegiatan sekaligus, yaitu: a. Kegiatan mengumpulkan dana dari berbagai sumber seperti zakat, infak, sedekah yang dapat dibagikan kepada yang berhak dalam mengatasi kemiskinan. b. Kegiatan produktif dalam rangka menciptakan nilai tambah baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang bersumberdaya manusia. 5. Nisbah adalah proporsi pembagian keuntungan bagi hasil antara pemilik dana shahibul maal dan pengelola dana mudharib atas hasil usaha yang dikerjasamakan 6. Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antar dua pihak di mana pihak pertama Shahibul Maal menyediakan seluruh dana 100 modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola 7. Al Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak untuk suatu usaha tertentu di mana masing – masing pihak memberikan kontribusi dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan 8. Ba`I Al Murabahah yaitu jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam ba`i al murabahah penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya 9. Ba`i As Salam yaitu pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari sedangkan pembayaran di muka 10. Ba`i Al Istishna merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat dan membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran: xxxi apakah pembayaran dilakukan di muka, melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan dating 11. Al Ijarah yaitu akad pemindahan hak guna barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan ownership milkiyyah atas barang itu sendiri 12. Al Ijarah Al Muntahia Bit Tamlik yaitu akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa

III. METODE PENELITIAN