xlv
produktif melalui peningkatan jumlah aktiva maupun passiva. Dengan melihat potensi Kabupaten Karanganyar dari sisi penduduk dan kondisi alamnya maka
diharapkan LKSM akan lebih berkembang pada masa yang akan datang.
B. Keanggotaan dan Bidang Usaha Anggota
Keanggotaan lembaga keuangan syariah mikro tidak berbeda dengan koperasi pada umumnya. Hal ini disebabkan adanya kebijakan Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal yang mengatur keharusan bentuk badan hukum lembaga keuangan mikro yang terdaftar pada
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal adalah koperasi, sehingga dalam hal ini lembaga keuangan syariah mikro memiliki
bentuk badan hukum sebagai koperasi jasa keuangan syariah KJKS. Pada penelitian ini, jumlah anggota setiap LKSM tidak dapat diketahui
secara keseluruhan dikarenakan adanya beberapa calon responden yang menolak untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Berdasarkan pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan secara akuntansi, maka besarnya nominal pembiayaan masing – masing jenis usaha
tidak dapat diamati. Hal ini disebabkan karena belum adanya pencatatan masing – masing jenis usaha dalam akad khusus dalam satu akun pada
pelaporan keuangan. Berdasarkan pengamatan di lapang, seluruh LKSM membiayai kegiatan
perdagangan. Hal ini terkait dengan keberadaan LKSM yang berdekatan dengan pasar tradisional. Usaha perdagangan mempergunakan pembiayaan
yang diterima untuk pembelian barang modal dagangan. Pelunasan pembiayaan dapat dilakukan dengan sistem harian dan mingguan.
Usaha lain yang memperoleh pembiayaan dari LKSM adalah industri kecil, seperti: kerajinan mebel, las besi. Industri kecil memperoleh
pembiayaan melalui akad
murabahah
untuk pembelian bahan baku utama maupun bahan tambahan.
Usaha pertanian memperoleh pembiayaan dari LKSM untuk pembelian sarana produksi pertanian seperti: pupuk, obat hama, media, bibit.
Pembiayaan untuk usaha pertanian ini melalui akad
murabahah
.
xlvi
Adapun jenis usaha lain yang mendapatkan pembiayaan dari salah satu LKSM adalah jasa konstruksi bangunan. Jasa konstruksi mempergunakan
pembiayaan yang diperoleh untuk pemberlian bahan bangunan maupun membayar jasa tenaga kerja. Usaha jasa kontruksi ini memperoleh
pembiayaan melalui akad
murabahah
untuk pembelian bahan bangunan, dan akad
ijarah
untuk pembayaran biaya tenaga kerja.
C. Produk Keuangan Syariah