31 Perlakuan
Fraksi VolumeV
f
Kekuatan Bending rata- rata Nmm
2
NaOH 5 2 jam 40
143.96 NaOH 5 4 jam
40 46.02
NaOH 5 6 jam 40
123.26 NaOH 5 8 jam
40 86.76
Dari hasil pengujian bending komposit skin dengan V
f
=40 konstan diperoleh kekuatan bending tertinggi pada komposit dengan perlakuan alkali 5 lama perendaman 2
jam sebesar 143.96 Nmm
2
. Hasil ini sinkron dengan hasil pengujian tarik serat tunggal yang menunjukkan nilai tegangan tarik serat tunggal tertinggi dicapai pada perlakuan alkali 5
selama 2 jam. Begitu pula sebaliknya, terjadinya penurunan kekuatan serat akibat perendaman yang terlalu lama.
Sehingga, dengan mengetahui nilai optimasi tegangan tarik serat tunggal tertinggi dicapai pada perlakuan alkali 5 selama 2 jam dan pengaruh perbesaran diameter
serat - serat kekasaran permukaan serat mengakibatkan mechanical interlocking yang kuat antara matrik dan serat. Hal inilah yang menyebabkan nilai optimasi kekuatan bending
tertinggi dicapai pada komposit perlakuan NaOH 5 selama 2 jam. Adapun grafik kekuatan bending komposit dengan V
f
40 terhadap variasi lama perlakuan alkali sesuai gambar 32.
Gambar 32.Grafik kekuatan bending komposit dengan V
f
40 terhadap variasi lama perlakuan alkali
5.2.5. Uji impak komposit berpenguat serat ramie variasi V
f
32 Pengujian impak komposit skin berpenguat serat ramie merupakan pengujian mekanis
yang berguna untuk mengetahui kekuatan impak komposit tersebut. Sampel specimen dipersiapkan dengan variasi V
f
= 20, 30,40, dan 50. Data hasil pengujian impak komposit skin berpenguat serat ramie ditunjukkan sesuai tabel 7.
Tabel 7. Data hasil pengujian impak komposit berpenguat serat ramie variasi V
f
Fraksi Volume Kekuatan Impak Jmm
2
20 1.067 30 1.133
40 1.167 50 1.067
Dari hasil pengujian impak sesuai tabel 7, kekuatan impak mulai meningkat dengan jelas pada V
f
30 dan peningkatan kekuatan impak maksimum diperoleh pada V
f
40 hingga kekuatan impak mencapai 1,167 Jmm
2
. Peningkatan kekuatan impak tersebut jelas dipengaruhi akibat adanya penambahan kandungan serat dalam komposit. Selanjutnya hasil
perhitungan impak ditampilkan dalam grafik kekuatan impak terhadap variasi fraksi volume serat V
f
seperti pada gambar 33.
Gambar 33. Grafik kekuatan impak terhadap variasi fraksi volume seratV
f
5.2.6. Uji impak komposit berpenguat serat ramie perlakuan NaOH 5
33 Pengujian impak komposit skin berpenguat serat ramie merupakan pengujian mekanis
yang berguna untuk mengetahui kekuatan impak komposit tersebut. Sampel spesimen dipersiapkan dengan perlakuan alkali variasi waktu perendaman serat 2, 4, 6, 8 jam dengan
V
f
konstan 40. Data hasil pengujian impak komposit skin berpenguat serat ramie ditunjukkan sesuai tabel 8.
Tabel 8. Data hasil pengujian impak komposit skin berpenguat serat ramie
Perlakuan Fraksi VolumeVf
Kekuatan Impak Rata-rata Jmm2
NaOH 5 2 jam 40
1.167 NaOH 5 4 jam
40 1.067
NaOH 5 6 jam 40
1.067 NaOH 5 8 jam
40 1.033
Dari hasil pengujian impak sesuai tabel 8, kekuatan impak tertinggi terjadi pada komposit dengan perlakuan allkali 5 selama 2 jam yaitu sebesar 1.167 Jmm
2
. Hal ini menunjukkan adanya sifat propertis dasar serat yang jauh lebih kuat pada perlakuan NaOH 5
selama 2 jam dan juga dengan kasarnya permukaan serat dapat menyebabkan mechanichal interlocking yang kuat antara matrik dan serat pada komposit tersebut. Sebaliknya, penurunan
kekuatan impak disebabkan akibat sifat propertis dasar serat yang menurun kekuatannnya dan juga akibat ketidaksempurnaan ikatan antara matrik dan serat yang menyebabkan lemahnya
mechanical interlocking antar serat dan matrik. Grafik kekuatan impak terhadap variasi waktu perlakuan NaOH 5 seperti pada gambar 34.
Gambar 34.Grafik kekuatan impak terhadap variasi waktu perlakuan NaOH 5 5.2.7. Uji Kestabilan Dimensi Komposit Skin Serat Ramie
34 Pengujian kestabilan dimensi komposit skin berpenguat serat ramie dilakukan dengan
acuan standar pengujian SAE J 1717. Sampel spesimen dibuat dengan variasi V
f
= 20, 30,40, dan 50. Metode pengujian dengan pemanasan specimen pada suhu 95°C selama 4
jam kemudian didinginkan secara alami selama 30 menit. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pemanasan. Spesimen sampel uji kestabilan dimensi komposit skin berpenguat serat
ramie ditunjukkan sesuai gambar 35.
Gambar 35. Spesimen sampel uji kestabilan komposit skin Data hasil pengujian kestabilan dimensi komposit berpenguat serat ramie dengan
variasi fraksi volume serat dengan acuan pengujian SAE J 1717 ditunjukkan sesuai tabel 9. Tabel 9. Data hasil pengujian kestabilan dimensi komposit skin berpenguat serat ramie
Uji Kestabilan Dimensi Komposit Skin serat Ramie No.
Variasi V
f
Perubahan Dimensi Rata-rata 1 V
f
20 -0.41
2 V
f
30 -0.91
3 V
f
40 -0.48 4 V
f
50 -0.87
Dari hasil pengujian kestabilan dimensi komposit skin menghasilkan nilai prosentase perubahan dimensi rata-rata negative. Hal ini menunjukkan terjadinya penyusutan dimensi
pada komposit skin berpenguat serat ramie. Kestabilan dimensi dari tertinggi dicapai berturut- turut pada specimen dengan V
f
=20V
f
=40V
f
=50V
f
=30. Prosentase perubahan Spesimen Uji
35 dimensi yang kecil menunjukkan tingkat kestabilan dimensi yang tinggi. Kestabilan dimensi
teringgi pada V
f
=20 yaitu -0,41 dikarenakan volume matrik pengisi komposit jauh lebih padat dari pada volume serat, sehingga perubahan dimensi akibat desakan matrik ke serat
relatif kecil. Oleh karena itu, sangatlah logis apabila kestabilan dimensi tertinggi dicapai pada fraksi volume serat terkecil V
f
=20. Adapun diagram batang kestabilan dimensi komposit berepenguat serat ramie ditunjukkan seperti pada gambar 36.
Gambar 36. Diagram batang kestabilan dimensi komposit berepenguat serat ramie
5.3. Pengujian Fisis Mekanis Core SP:UF