bagian, warnanya ungu tua kemerahan dengan biji kecil-kecil berwarna cokelat Starr et al., 2003, Sentra informasi IPTEK, 2009.
e. Manfaat dan Kandungan Kimia Senggani
Senggani berkhasiat untuk mengatasi gangguan pencernaan makanan dispepsi, disentri basiler, diare, hepatitis, keputihan leukorea dan sariawan.
Selain itu Senggani juga sering dimanfaatkan untuk mengatasi darah haid berlebihan, perdarahan rahim diluar waktu haid, mimisan, berak darah melena,
wasir berdarah, radang dinding, pembuluh darah disertai pembekuan darah di dalam salurannya tromboangitis, air susu ibu ASI tidak lancar, keracunan
singkong, mabuk minuman keras, busung air, kudis dan bisul Winarno dan Sundari, 1996, Hariaman, 2008, Hossan., et al., 2009, Sentra Informasi IPTEK,
2009. Senggani memiliki berbagai kandungan kimia, terutama pada bagian
daunnya. Kandungan kimia yang dimiliki daun Senggani antara lain saponin, flavonoid dan tanin terhidrolisis yang biasa disebut dengan Nobotanin B
Funatogawa et al., 2004, Hariaman, 2008, Sentra Informasi IPTEK, 2009. Bunga Senggani mengandung kaempferol, antosianin, tanin, asam lemak dan
sterol Ali et al., 2003, Janna et al., 2006, See, 2008. Senyawa-senyawa tanin merupakan senyawa-senyawa alami dengan bobot
molekul antara 500 dan 3000, serta mempunyai sejumlah gugus hidroksi fenolik dan dapat membentuk ikatan silang yang stabil dengan protein dan bipolimer yang
lain. Tanin berdasarkan tipe struktur dan aktivitasnya terhadap senyawa hidrolitik terutama asam dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu tanin terhidrolisis
dan tannin terkondensasi. Tanin yang terhidrolisis tersebar luas dalam jaringan tumbuhan Manitto, 1992.
Senyawa-senyawa flavonoid adalah senyawa-senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon, terdiri dari dua cincin benzen yang dihubungkan
menjadi satu oleh rantai linier yang terdiri dari tiga atom karbon. Senyawa- senyawa flavonoid biasanya terdapat dalam sel-sel jaringan dalam bunga
Manitto, 1992. Flavonoid terdapat secara universal pada tumbuhan sebagai kelompok
tunggal senyawa cincin oksigen yang terbesar. Flavonoid terdapat dalam berbagai warna pada jaringan tumbuhan, dan rotenoid misalnya, memiliki sifat insektisidal
Herbert, 1995. Kandungan flavonoid yang merupakan senyawa fenol dapat menyebabkan penghambatan terhadap sintesis dinding sel. Oleh karena itu
flavonoid merupakan komponen antimikroba yang potensial Mojab et al., 2008. Senyawa fenol dapat bersifat koagulator protein Katzung, 1989,
Dwijoseputro, 1994. Protein yang menggumpal tidak akan dapat berfungsi lagi sehingga akan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri.
Fenol merupakan unsur-unsur antimikroba yang kuat. Pada konsentrasi yang biasa digunakan
larutan dalam air 1-2, fenol dan derivatnya menimbulkan denaturasi protein Jawetz et al., 2001.
2. Pemisahan Komponen Bioaktif dengan Ekstraksi Partisi dan Fraksinasi