Karakteristik Responden Hasil Hasil

4 10 20 Risiko sangat tinggi Risiko tinggi pekerja berisiko mengalami nyeri tangan dan kaki. Pekerja juga dipaksa untuk duduk dalam waktu yang lama dalam bekerja secara monoton dan berulang hal ini memicu perasaan jenuh dan memelelahkan bagi pekerja. Menurut Anastasi 1989 bahwa pekerjaan monoton dan pekerjaan yang menimbulkan minat intrinsik kecil adalah jenis-jenis kegiatan yang berakibat membosankan atau menjenuhkan.

3.2 Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kelompok Umur dan Masa Kerja Karakteristik Frekuensi Persentase Mean SD Umur tahun 30 – 35 36 – 40 41 – 45 Total 11 14 5 30 36,7 46,7 16,7 100 36,87 3,92 Masa Kerja tahun 5 5 Total 2 28 30 6,7 93,3 100 9,17 2,81

3.3 Hasil

pre-test dan post-test pengukuran tingkat keluhan muskuloskeletal pada kelompok A kontrol dan kelompok B perlakuan Gambar 1. Hasil pre-test dan post-test pengukuran tingkat keluhan muskuloskeletal pada kelompok A kontrol dan kelompok B perlakuan Hasil pre-test keluhan muskuloskeletal kelompok A kontrol pada Gambar 1. menunjukkan bahwa keseluruhan pekerja mengalami tingkat keluhan muskuloskeletal sedang sebanyak 15 pekerja 100. Hasil post-test pada kelompok A kontrol yaitu untuk tingkat keluhan muskuloskeletal tidak menunjukkan perubahan bearti yakni keseluruhan pekerja tetap mengalami tingkat keluhan sedang sebanyak 15 pekerja 100. Pre-test Post-test Pre-test Post-test Kontrol A Perlakuan B Rendah - - - 15 Sedang 15 15 15 - Tinggi - - - - Sangat tinggi - - - - 5 Sedangkan hasil pre-test kelompok B perlakuan, tingkat risiko keluhan muskuloskeletal pada saat pre-test sebelum diberikan peregangan otot seluruh pekerja mengalami tingkat keluhan sedang sebanyak 15 pekerja 100. Kemudian setelah diberikan perlakuan berupa peregangan otot stretching pada kelompok B perlakuan diperoleh hasil post-test untuk tingkat risiko keluhan muskoskeletal adalah seluruh pekerja mengalami penurunan risiko keluhan dari sedang menjadi rendah sebanyak 15 pekerja 100. Hal ini menunjukkan adanya perubahan tingkat keluhan muskuloskeletal pada kelompok B perlakuan dari sebelum diberikan peregangan otot stretching dengan setelah diberikan peregangan otot stretching .

3.4 Hasil

pre-test dan post-test pengukuran tingkat kejenuhan pada kelompok A kontrol dan kelompok B perlakuan Gambar 2. Hasil pre-test dan post-test pengukuran tingkat kejenuhan pada kelompok A kontrol dan kelompok B perlakuan Hasil pre-test kejenuhan kelompok A kontrol pada Gambar 2. menunjukkan bahwa yang mengalami jenuh ringan sebanyak 2 pekerja 13,3 dan jenuh sedang sebanyak 13 pekerja 86,7. Hasil post-test pada kelompok A kontrol yaitu untuk tingkat kejenuhan sebanyak 14 pekerja 93,3 mengalami jenuh sedang dan sebanyak 1 pekerja 6,7 mengalami jenuh ringan. Pada kelompok B perlakuan untuk tingkat kejenuhan pada saat pre-test sebelum diberikan peregangan otot sebanyak 12 pekerja 80 mengalami jenuh sedang dan sebanyak 3 pekerja 20 mengalami jenuh ringan. Kemudian setelah diberikan perlakuan berupa peregangan otot stretching pada kelompok B perlakuan diperoleh hasil post-test untuk tingkat kejenuhan seluruh pekerja mengalami penurunan tingkat kejenuhan dari jenuh sedang menjadi jenuh ringan sebanyak 15 pekerja 100. Hal ini menunjukkan adanya perubahan tingkat kejenuhan pada kelompok B perlakuan dari sebelum diberikan peregangan otot stretching dengan setelah diberikan peregangan otot stretching . Pre-test Post-test Pre-test Post-test Kontrol A Perlakuan B Rendah - - - 15 Sedang 15 15 15 - Tinggi - - - - Sangat tinggi - - - - 10 20 Tidak jenuh Jenuh ringan Jenuh sedang 6

3.5 Perbedaan hasil

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN PEREGANGAN OTOT (STRETCHING) TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN KEJENUHAN PADA Pengaruh Pemberian Peregangan Otot (Stretching) Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Dan Kejenuhan Pada Pekerja Bagian Menjahit Divisi Garment Di Pt. Tyfounte

1 8 16

PENDAHULUAN Pengaruh Pemberian Peregangan Otot (Stretching) Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Dan Kejenuhan Pada Pekerja Bagian Menjahit Divisi Garment Di Pt. Tyfountex Indonesia Sukoharjo Tahun 2016.

0 4 7

PENGARUH PEMBERIAN PEREGANGAN (STRETCHING) TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PINGGANG DAN NYERI PUNGGUNG Pengaruh pemberian peregangan (stretching) terhadap penurunan keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain) pada pekerja bagian menj

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh pemberian peregangan (stretching) terhadap penurunan keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain) pada pekerja bagian menjahit cv.vanilla production susukan semarang.

0 8 7

PENGARUH PEMBERIAN PEREGANGAN (STRETCHING) TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PINGGANG DAN NYERI PUNGGUNG Pengaruh pemberian peregangan (stretching) terhadap penurunan keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain) pada pekerja bagian menj

0 1 11

PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL BAGIAN BAWAH BAGI PEKERJA Pengaruh Pemberian Stretching Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Bagian Bawah Bagi Pekerja Dengan Sikap Kerja Berdiri Pada Bagian Winding Di PT. Iskandar Indah Printin

0 1 16

PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING PADA OTOT GASTROKNEMIUS DAN OTOT HAMSTRING TERHADAP PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING PADA OTOT GASTROKNEMIUS DAN OTOT HAMSTRING TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA.

0 0 19

PENGARUH PEMBERIAN PEREGANGAN OTOT (STRETCHING) PADA PEKERJA POSISI DUDUK BAGIAN PELINTING ROKOK TERHADAP Pengaruh Pemberian Peregangan Otot (Stretching) Pada Pekerja Posisi Duduk Bagian Pelinting Rokok Terhadap Produktivitas Kerja Di Pt. Djitoe Indonesi

0 0 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pemberian Peregangan Otot (Stretching) Pada Pekerja Posisi Duduk Bagian Pelinting Rokok Terhadap Produktivitas Kerja Di Pt. Djitoe Indonesia Tobacco.

0 0 4

PENGARUH PEMBERIAN PEREGANGAN OTOT (STRETCHING) PADA PEKERJA POSISI DUDUK BAGIAN PELINTING ROKOK TERHADAP Pengaruh Pemberian Peregangan Otot (Stretching) Pada Pekerja Posisi Duduk Bagian Pelinting Rokok Terhadap Produktivitas Kerja Di Pt. Djitoe Indonesi

0 1 12