Basis Partai Tidak Menghormati Ibadah Shalat Jum’at
Husnul Khotimah Collective Memory
255
posisinya seperti tertumpuk di bagian depan toko bukan di pintu keluar.
37
Selain itu pula kejaggalan lainnya adalah Mitra Plaza yang terdiri dari empat lantai dengan sejumlah pertokoan mewah. Namun para korban tewas terbakar
dan terkurung hanya di satu toko saja. Karena jika memang mereka adalah penjarah maka, tidak mungkin mereka hanya berada di satu toko saja, apalagi
toko pakaian. Sebab lantai I dan III Mitra Plaza justru berisi barang-barang yang lebih berharga dan menggiurkan untuk dijarah.
38
Ini merupakan beberapa kejanggalan yang terjadi pada kerusuhan di Banjarmasin tahun 1997 yang
belum ada kejelasannya .
Ada beberapa istilah penyebutan terhadap peristiwa kerusuhan 23 Mei tahun 1997 di Banjarmasin ini. Sebagian masyarakat ada yang menyebutnya
dengan “Kerusuhan Banjarmasin”, “Amuk Banjarmasin”, “Banjarmasin Membara” dan “
Jum‟at Membara”. Namun yang lebih populer disebut oleh kalangan masyarakat adalah “
Kerusuhan Jum‟at Kelabu”. Yang mana telah dijelaskan sebelumnya bahwa kerusuhan ini terjadi tepat pada ha
ri Jum‟at.
Penyebab Konflik 23 Mei 1997 1.
Rute Kampanye
Tanggal 23 Mei 1997 hari Jum‟at rute kampanye Partai Golkar dimulai di Kantor DPD Partai Golkar jalan Lambung Mangkurat. Ketika hendak
melewati Masjid Noor yang saat itu sedang melaksanakan shalat Jum‟at hingga ke badan jalan berada tepat di jalan P. Samudra massa kampanye yang telah
berkeliling kota tersebut telah diberikan jalur alternatif oleh petugas keamanan melalui Pasar Lama untuk sampai ke Lapangan Kamboja tempat dimana
penutupan kampanye akan digelar. Namun, 3 Satgas Golkar memaksa masuk dan menerobos kerumunan jamaah yang belum selesai melaksanakan ibadah
shalat Jum‟at.