8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Tujuan Landreform
Undang Undang Pokok Agraria merupakan induk dari ketentuan landreform dibentuk atas dasar pertimbangan sebagai berikut :
a. Karena Hukum Agraria yang berlaku sekarang sebagian tersusun
berdasarkan tujuan dan sendi dari pemerintah jajahan. b.
Karena Hukum Agraria mempunyai sifat hukum dualisme, yaitu yang berasal dari Hukum Adat dan yang berasal dari Hukum
Barat. Asas yang menuju pada perombakan sistem pemilikan tanah pertanian,
yaitu : a.
Pemilikan dan penguasaan atas tanah pertanian dibatasi luas maksimumnya.
b. Penentuan luas minimum pemilikan atau penguasaan tanah
pertanian . c.
Kewajiban bagi setiap pemilik tanah pertanian untuk mengerjakan sendiri .
Program Landreform dalam arti luas mempunyai bidang yang lebih luas sehingga sering diartikan sebagai suatu Agrarian Reform, yang meliputi lima
macam program, yaitu
4
: a. Pembentukan Hukum Agraria.
4
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya,
Jilid I, Djambatan, Jakarta, 1999, hal. 3-4
9 b. Penghapusan hak asing dan konsepsi kolonial.
c. Mengakhiri penghisapan feodal secara berangsur. d. Perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan tanah
. pertanian dan hubungan hukum yang bersangkutan e.
Perencanaan persediaan, peruntukan dan penggunaan bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya secara terencana
dan sesuai kemampuan. Pengertian Landreform ditinjau secara harfiah mempunyai banyak
pengertian, tergantung dari sudut mana ilmu tersebut ditinjau. Dalam dimensi ilmu hukum istilah “land” merupakan sumber kekuatan dan strategi.
Sedangkan dari ilmu Ekonomi, istilan “land” berarti faktor produksi dan bentuk dari modal. Kemudian makna yang terkandung dalam istilah “reform”
adalah mengubah ke hal yang lebih baik. Landreform berasal dari dua kata yaitu “land” yang berarti tanah dan
“reform” yang berarti perombakan, sehingga dalam hubungan dengan hukum agraria, maksud dan pengertian Landreform adalah perombakan secara mendasar
terhadap sistem pemilikan tanah. Dalam rangka perubahan struktur pemilikan tanah, maka secara tegas
Undang-Undang Pokok Agraria menentukan tentang :
5
a. Penghapusan sistem dualisme pertanahan.
b. Perombakan doktrin domein veerklaaring.
5
H.Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2003, hal. 13
10 c.
Warga Negara Indonesia yang boleh mempunyai hak milik atas tanah, sedangkan Warga Negara Asing hanya dapat memiliki hak
atas tanah yang lebih rendah terutama hak pakai. d.
Larangan tentang absenteeisme. e.
Ketentuan tentang fungsi sosial atas tanah. Peraturan tentang landreform dibuat sedemikian rupa agar terwujud
pemilikan atas tanah yang lebih merata, khususnya kepada para petani dengan jalan mengadakan pembagian kembali tanah yang terkena peraturan landreform.
Dalam pelaksanaan program landreform, redistribusi tanah pertanian merupakan arah kebijakan landreform yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Tujuan Sosial Ekonomis :
1. Memperbaiki keadaan sosial ekonomi rakyat dengan
memperkuat hak milik dan memberikan fungsi sosial. 2.
Memperbaiki produksi nasional, khususnya pada sektor pertanian.
b. Tujuan Sosial Politis
1. Mengakhiri penguasaan tanah ada orang tertentu dan
menghapuskan sistem tuan tanah. 2.
Mengadakan pembagian yang adil atas sumber penghidupan rakyat tani.
c. Tujuan Mental Psikologis
1. Meningkatkan kegairahan kerja bagi para petani penggarapnya.
2. Memperbaiki hubungan kerja antara pemilik dan penggarap.
11
B. Tanah Objek Landreform