ALUN-ALUN KOTA SEMARANG
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kota Semarang merupakan ibu kota Propinsi Jawa Tengah, yang terletak diantara 06
50’20, 69’’LS dan garis 110
o
18’ 56,1’’ BT dengan luas wilayah 373,70 km
2
dan luas wilyah laut ±18000 ha yang dibatasi oleh sebelah barat : Kabupaten Kendal, sebelah timur : Kab Demak,
sebelah selatan :Kab Semarang, Sebelah utara : Laut Jawa.
Salah satu unsur yang penting dalam suatu kota adalah dengan adanya ruang terbuka atau open space. Kota Semarang memiliki ruang terbuka yang juga dimiliki oleh kota-kota lain, yaitu
alun-alun.
Alun-alun Semarang merupakan salah satu penanda utama ibukota Semarang. Posisinya di tengah kota dan menjadi titik temu lima percabangan ruas jalan di kota tersebut. Alun-alun kota
Semarang sebenarnya bukan berada di kawasan simpang lima maupun kawasan tugumuda. Akan tetapi dulunya alun-alun Semarang berada di daerah masjid kauman. Sekilas tentang sejarah alun-
alun kota Semarang.
Di Semarang sendiri tidak lepas dari konsep alun-alun dimana ada tanah lapang luas dimana disana juga merupakan pusat pemerintahan dan masjid agung yang dikelilingi oleh tempat tinggal
penduduk yang biasa disebut dengan kampung kauman. Pergeseran fungsi dari alun-alun ini di mulai sejak tahun 1938, Alun-alun Semarang dipenggal pada sisi timur oleh Pemerintahan
Kolonial Belanda untuk di gunakan sebagai Pasar Johar untuk menggantikan embio perdagangan yang ada sebelumnya di bawah pohon Johar. Berikutnya di tahun 1970an masyarakat Semarang
terhenyak oleh pemotongan lahan alun-alun untuk pembangunan perdagangan. Bangunan Kanjenganpemerintahan di sisi Selatan alun-alun telah dirobohkan dan dibangun pertokoan.
Kawasan alun-alun yang lain didekat pasar Johar berdiri pasar Yaik Permai. Sedangkan di alun- alun Utara bekas terminal angkot berdiri gedung BPD dan Hotel Metro. Sekarang hamparan
alun-alun telah hilang dan yang tersisa hanya Masjid Agung Kauman yang menjadi tonggak terakhir pelestarian kawasan budaya ini.
Sekarang ini alun-alun kota Semarang lebih dikenal berada di Simpang Lima. Seperti di kota-kota lain, alun-alun Semarang menjadi pusat dari eksistensi penanda kota lainnya. Di sekitar
Alun-alun Semarang terdapat kantor pemerintahan, mall, serta masjid.
Alun – alun Semarang bukan sebagai landmark kota saja, lebih dari itu ruang publik
menjadi wadah sosialisasi masyarakat dan tempat masyarakat beraktivitas. Penulisan ini akan membahas kondisi eksisting alun – alun Semarang agar dapat dikonsepsikan menjadi alun – alun
yang lebih berkualitas guna menambah daya dukungnya sebagai ruang publik masyarakat dan landmark kota.
1.2 TUJUAN
Mengidentifikasi dan menganilisis perancangan kota terhadap kaitannya dengan Ruang Publik Kota dengan ruang lingkup kawasan Alun-alun Semarang.
1.3 SASARAN
Adapun sasaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan diatas, adalah sebagai berikut :
Identifikasi karakteristik Alun-alun Kudus
Identifikasi potensi dan permasalahan
Analisis elemen perancangan kota
Analisis elemen citra kota
Analisis elemen estetika
1.4 LINGKUP PENGAMATAN
a.
Ruang Lingkup Wilayah Wilayah perancangan adalah kawasan Alun-alun Semarang. Adapun batas – batas administrasi wilayah
perancangan, yaitu : Wilayah kota Semarang meliputi 4 empat kecamatan dan 15 lima belas kelurahan yang wilayahnya berbatasan langsung dengan pantai. Yang secara administrasi terbagi
menjadi beberapa wilayah :
A. Kecamatan Genuk 1. Kelurahan Terboyo Wetan
2. Kelurahan Terboyo Kulon
ALUN-ALUN KOTA SEMARANG
2
3. Kelurahan Trimulyo B. Kecamatan Semarang Utara
1. Kecamatan Panggung Lor 2. Kelurahan Bandarharjo
3. Kelurahan Tanjung Mas
C. Kecamatan Semarang Barat 1. Kelurahan Tambakharjo
2. Kelurahan Tawangsari
D. Kecamatan Tugu 1. Kecamatan Mangkang Kulon
2. Kelurahan Mangunharjo 3. Kelurahan Mangkang Wetan
4. Kelurahan Randugarut 5. Kelurahan Karanganyar
6. Kelurahan Tugurejo 7. Kelurahan Jrakah
b.
Ruang Lingkup Materi
Identifikasi potensi dan permasalahan
Analisis elemen perancangan kota
Analisis elemen citra kota
Analisis elemen estetika
Gambar kondisi existing alun-alun semarang sumber : dokumentasi penulis
Gambar peta semarang sumber : dokumentasi penulis
ALUN-ALUN KOTA SEMARANG
3
BAB II TEORI PERANCANGAN KOTA
2.1 TINJAUAN RUANG KOTA Ruang Publik adalah ruang terbuka yang terjadi dengan membatasi alam dari komponen -
komponennya menggunakan elemen - elemen tertentu dan merupakan wadah aktivitas masyarakat sehari-hari yang meliputi perdagangan komersil, upacara, beribadah maupun tempat bermain.
Ruang publik sebagai salah satu elemen perancangan kota urban design mempunyai fungsi- fungsi yang menjadi suatu kebutuhan dari sebuah kota. Ruang publik adalah seluruh ruangan yang
terciptaterbentuk di antara bangunan-bangunan di perkotaan dan lingkungan yang berada di sekitarnya. Ruang publik yang dimaksud adalah taman dan lapangan, jalur hijau kota, hutan dan
semua elemen penyusunnya. Jalur pejalan kaki juga dapat digolongkan dalam ruang terbuka.
Ruang terbuka kota merupakan area yang terbangun maupun tidak terbangun pada area kota dan memiliki fungsi untuk taman dan rekreasi, konservasi tanah dan sumber-sumber alam, serta tujuan
pendidikan dan perlindungan terhadap nilai-nilai sejarah.
FUNGSI RUANG PUBLIK RUSTAM HAKIM_1987:18
Sebagai tempat bermain, berolah raga
Tempat bersantai
Tempat komunikasi
Tempat peralihan, tempat menunggu
Sebagai ruang terbuka untuk mendapatkan udara segar
Sebagai sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat lain
Sebagai pembatas jarak di antara masa bangunan
Fungsi ekologis, meliputi : penyegaran udara, penyerapan air hujan,pengendalian banjir, maupun memelihara ekosistem.
Salah satu yang termasuk kedalam Ruang Publik Terbuka yaitu alun – alun di tengah pusat kota. 2.2 TINJAUAN ELEMEN FISIK RUANG KOTA
a. Tata Guna Lahan Land Use