PEMERIKSAAN BETON KERAS

C. PEMERIKSAAN BETON KERAS

1. Uji Kuat Tekan Silinder Beton

a. Maksud dan Tujuan Maksud dari pengujian kuat tekan silinder beton adalah untuk menentukan

kekuatan tekan beton berbentuk silinder yang dibuat dan dirawat di Laboratorium. Kekuatan tekan beton adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.

b. Peralatan dan Bahan

1) Peralatan

a) Kaliper a) Kaliper

c) Mesin uji tekan

d) Timbangan

2) Bahan Sebagai benda uji adalah silinder beton diameter 150 mm tinggi 300 mm

c. Langkah Kerja

1) Ukur diameter rata-rata silinder di tengah-tengah tingginya, dan ukur pula tinggi rata-ratanya dengan keterlitian sampai 0,25 mm.

2) Timbanglah dengan ketelitian sampai 0,005 kg.

3) Lapislah (capping) permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang dengan cara sebagai berikut : lelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh (melting pot) yang dinding dalamnya telah dilapisi tipis dengan gemuk, kemudian letakkan benda uji tegak lurus pada cetakan pelapis sampai mortar belerang cair menjadi keras, dengan cara yang sama lakukan pelapisan pada permukaan lainnya.

4) Periksa dan pelajari cara kerja alat ukur perubahan panajang (penolok ukur panjang), catat panjang awal, factor pengalinya, kemudian perkirakan regangan terkecil yang dapat diperoleh berdasarkan pembacaan skala terkecil jarum penunjuknya. Kemudian pasanglah penolok ukur panjang tersebut pada benda uji, dan aturlah jarum penunjuk pada titik nol.

5) Setelah lapisan perata cukup keras, taruhlah silinder beton ke dalam mesin uji tekan dan aturlah sehingga benda uji benar-benar berada di tengah- tengah blok penekan, baik blok tekan atas maupun bawah.

6) Periksa kembali penolok ukur panjang, dan perkirakan apakah perubahan panjang silinder yang akan terjadi akan dapat sepenuhnya terukur oleh pelolok itu.

7) Terapkan beban tekan mulai dari nol sampai sekitar dua per lima dari perkiraan kuat tekannya, dengan kecepatan sekitar 2 - 4 kg/cm 2 tiap detik,

dan kemudian lepaskan pembebanan. Setelah itu benahi kembali letak penolok ukur perubahan panjang bila ada sedikit perubahan. Setelah itu, berikan pembebanan kembali secara terus menerus sampai mencapai sekitar 0,075 MPa (0,75 kg/cm2). Catatlah besar perubahan penolok ukur dan kemudian lepaskan pembebanan. Setelah itu benahi kembali letak penolok ukur perubahan panjang bila ada sedikit perubahan. Setelah itu, berikan pembebanan kembali secara terus menerus sampai mencapai sekitar 0,075 MPa (0,75 kg/cm2). Catatlah besar perubahan penolok ukur

8) Gambarkan sketsa benda uji untuk menunjukkan bentuk kehancuran betonnya.

d. Perhitungan Kuat tekan beton dihitung dengan rumus sebagai berikut :

P ( 2 kg / cm )

fc = A

dengan : P

= beban maksimum (kg)

2 A = luas penampang benda uji (cm )

e. Laporan

1) Laporan harus meliputi hal-hal seperti berikut :

2) Perbandingan campuran

3) Berat (kg)

4) Diameter dan tinggi (cm

5) Luas penampang (cm 2 )

6) Berat isi (kg/dm 3 )

7) Beban maimum (kg)

8) Kuat tekan (kg/cksm 2 )

9) Cacat

10) Umur

TEKNOLOGI BAHAN Halaman : 62 dari 78

2. Uji Kuat Tarik Belah Silinder Beton

a. Maksud dan Tujuan Maksud dari pengujian kuat tarik belah silinder beton adalah untuk memperoleh

nilai kuat tarik beton dengan cara pengujian belah benda uji silinder beton dengan menggunakan mesin uji desak. Pengujian kuat tarik beton dengan cara ini lebih banyak dilakukan daripada pengujian langsung dengan mesin uji tarik beton, karena kesulitan dalam pelaksanaan dan adanya tegangan sekunder yang selalu timbul di tempat pegangan.

b. Peralatan

1) Kaliper

2) Penggaris baja, untuk membuat garis yang melalui tengah-tengah diameter dan garis sejajar sumbu pada kedua ujung garis tengah tersebut.

3) Plat tumpuan, sebanyak 2 buah, dengan panjang minimum 300 mm.

4) Plat tipis kayu, ukuran 4 mm x 25 mm x 300 mm sebanyak 2 buah.

5) Mesin uji desak beton.

c. Benda Uji Silinder beton berukuran diameter 150 mm tinggi 300 mm yang telah cukup umur dan dirawat sebelumnya.

d. Langkah Kerja

1) Gambarlah garis diameter pada ke dua ujung silinder yang satu sama lain sejajar dan kemudian buatlah garis yang menghubungkan ke dua ujung garis diameter tersebut. Periksa apakah kedua garis yang sejajar sumbu silinder tersebut berada benar-benar pada kedua sisinya.

2) Ukur diameter silinder sampai berada keterlitian 0,2 mm. Pengukuran dilakukan pada dekat kedua ujung silinder dan di tengah-tengah silinder dengan arah pengukuran sama dengan arah pembebanan.

3) Dari hasil ketiga pengukuran silinder itu kemudian diambil rata-ratanya.

Laboratorium struktur dan bahan bangunan UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 62 dari 78

TEKNOLOGI BAHAN Halaman : 63 dari 78

4) Ukur panjang silinder sampai ketelitian 2 mm. Pengukuran diambil nilai rata- rata dari dua hasil pengukuran panjang silinder pada kedua sisi yang menempel pada blok desak mesinnya.

5) Taruhlah plat tipis kayu di atas blok mesin desak yang bawah, dengan melalui pusat diameter bloknya, lihat gambar 17.

6) Taruhlah benda uji silinder di atas plat tipis kayu, dengan garis diameter vertical. Perhatikan apakah silinder telah benar-benar terletak semuanya di atas plat tipis kayu.

7) Taruh plat tipis kayu yang satunya di atas silinder beton.

8) Periksa sekali lagi, apakah kedudukan silinder telah berada di antara dua blok mesin secara sentries dan semua plat tipis kayu berada sejajar dengan sumbu silinder.

beban plat baja tambahan

papan kayu 4 x 25 mm silinder beton

bidang retak tarik

papan kayu bagian bawah mesin tekan

Gambar 14. Posisi Benda Uji.

9) Terapkan beban pada silinder secara menerus dan tidak boleh secara mendadak. Kecepatan pembebanan dibuat antara 50 kN dan 100 kN tiap menit (sekitar 7 Mpa sampai 14 MPa tegangan tarik belah tiap menit). Pembebanan dilakukan sampai beton tersebut pecah.

10) Catat beban maksimum, gambarkan sketsa bentuk pecah beton, kenampakan bidang pecah beton, perkirakan berapa persen kerikil yang pecah dari bidang pecah itu.

Laboratorium struktur dan bahan bangunan UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 63 dari 78

TEKNOLOGI BAHAN Halaman : 64 dari 78

e. Perhitungan Kuat tarik beton dihitung dengan rumus sebagai berikut :

F= 3,14 L D

Dengan :

tegangan tarik belah maksimum, MPa (kg/cm2)

beban maksimum, N (kg)

panjang silinder, mm (cm)

diameter silinder, mm (cm)

CATATAN

Kuat tarik beton dengan cara uji belah silinder ini menghasilkan nilai kuat tarik sekitar 15% lebih tinggi daripada kuat tarik yang dilakukan dengan cara tarik langsung.

f. Laporan Hitunglah kuat tarik belah beton, dan sertakan pula keadaan beton setelah pecah.

Laboratorium struktur dan bahan bangunan UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 64 dari 78

TEKNOLOGI BAHAN Halaman : 65 dari 78