Asosiasi Keanekaragaman Spesies Ikan Karang dengan Persentase Penutupan Karang (Life Form) di Perairan Pantai Pesisir Tengah dan Pesisir Utara, Lampung Barat.

Usep Sopandi. C06495080. Asosiasi Keanekaragaman Spesies Ikan Karang
dengan Persentase Penutupan Karang (Life Form) di Perairan Pantai Pesisir
Tengah dan Pesisir Utara, Lampung Barat. Dibawah Bimbingan Dr. Ir. Djoko
Purwanto dan Ir. Fredinan Yulianda, MSc.

Keberadaan sumber daya ikan karang sangat erat kaitannya dengan keberadaan
sumberdaya temmbu karang sebagai habitatnya. Namun ekosisitem terumbu karang
ini mudah msak oleh gangguan aktifitas manusia serta mudah sekali diserang oleh
faktor-faktor yang bersifat memsak (destruktif) yang mengancam kelangsungan
hidupnya, maka

dalam pemanfaatannya harus

memperhatikan faktor-faktor

keseimbangan yang &pat menimbulkan kerusakan bahkan menghancurkan ekosisitem
terumbu karang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekosistem temmbu karang,
mengetahui keanekaragaman spesies dan struktur komunitas ikan karang, menganalisa
asosiasi keanekaragaman spesies ikan karang dengan persentase penutupan karang (life
form).

Penelitian dilaksanakan di Perairan Pantai Pesisir Tengah dan Pesisir Utara,
Lampung Barat dari tanggal 1 Agustus sampai tanggal 20 Agustus 1999. Di Perairan
-....

~

Pesisir Tengah. diambil 7 staSiun penelitian (s-iun

1 - stasiuti 7) dan di Peraifan

Pesisir Utara diambil 6 stasiun (stasiun 8 - stasiun 13). Stasiun penelitian ditetapkan
pada daerah yang secara visual kondisinya berbeda dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran kondisi ekosistem terumbu karang dan ikan-ikan karang secara lengkap.
Parameter fisika dan kimia lingkungan yang &ukur adaiah suhu, salinitas,
kecerahan dan keasaman (pH) air laut.
Metode Transek Garis (Line Transect Metllod) digunakan untuk pengamatan
tenunbu karang pada 13 stasiun pengamatan dan dipasang sepanjang 50 meter pada
kedalaman 3 meter dan 10 meter. Untuk pengamatan ikan karang digunakan Metode

Pencacahan Langsung (Visual Census Method) dimana lokasi transek ikan karang

adalah sama dengan lokasi transek karang.

Pengamatan ikan karang dilakukan

sepanjang garis transek dengan jarak pandang 3 meter kekiri dan 3 meter kekanan.
Pengamatan mula-mula dilakukan terhadap terumbu karang, dan dengan tenggang
waktu sekitar 15 menit kemudian ditemskan dengan pengamatan terhadap ikan-ikan
karang.
Metode analisis data yang digunakan adalah Persentase Penutupan Karang
Hidup, Kepadatan Ikan Karang, Analisis Ragam Rancanyan Acak Kelompok (RAK),
Indeks Keanekaragaman (H), Indeks Keseragaman (E), Indeks Dominansi (C) dan
Analisis Faktorial Koresponden (Correspondence Analysis).
Kondisi suhu permukaan air laut yang terukur di Perairan Pesisir Tengah
berkisar antar 27,0° C - 30,0° C dengan rata-rata 28,6' C dan simpangan baku 1,l.
Kecerahan perairan di stasiun pengamatan sebesar 60,0% kecuali pada stasiun 5
sebesar 50,0%. Nilai salinitas permukaan perairan berkisar antara 3 4 , 0 ~ -/ ~3 ~5 , 0 ~ / ~ ~
dengan rata-rata 34,9 Oiw dan simpangan baku 0,4. Nilai pH air laut yang teramati di
stasiun pengamatan berkisar antara 7,O sampai 8,O dengan rata-rata 7,6.
Di Perairan Pesisir Utara, suhu permukaan air laut berkisar antara 28,g0 C 29,0° C dengan suhu rata-rata 28,g0 C dan simpangan baku 0,4. Tingkat kecerahan
perairan untuk setiap stasiun pengamatan adalah 100%. Kondisi salinitas permukaan

air laut berkisar antara 35,0°/w - 37,0°/w dengan nilai rata-rata 36,3O/w dan simpangan
baku 1,O. Nilai pH air laut berlasar antara 8,2 - 8,3 dengan rata-rata 8,2 dan simpangan
baku 0,l
Persentase penutupan karang hidup di Perairan Pesisir Tengah pada kedalaman
3 meter berkisar antara 5,4% sampai 33,6% yang digolongkan dalam kategori buruk
hingga sedang. Pada kedalaman 10 meter persentase penutupan karang hidup berkisar
antara 1,7% sampai 14,2% yang termasuk dalam kategori buruk (Gomez dan Yap,
1988). Berdasarkan analisis ragam, persentase penutupan karang hidup pada dua
kedalaman yang berbeda yaitu kedalaman 3 meter dan 10 meter dapat dikatakan tidak

berbeda nyata, dimana ha1 ini dapat dilihat dari hasil yang menunjukkan bahwa fhituw
<
f tabel.

Di Perairan Pesisir Utara persentase penutupan karang hidup pada kedalaman 3
meter berkisar antara 5,8% hingga 31,6% dan pada kedalaman 10 meter berkisar
antara 3,7% hingga 40,0% yang termasuk &lam kategori buruk hingga sedang
berdasarkan kriteria Gomez dan Yap (1988). Persentase penutupan karang hidup di
Perairan Pesisir Utara pada kedalaman 3 meter dan 10 meter keadaannya tidak
berbeda, ha1 ini dapat disimpulkan dari analisis ragam persentase penutupan karang

hidup pada dua kedalaman tersebut yang menunjukkan bahwa f hituns < f tnbel.
Spesies ikan karang yang ditemukan pada 7 stasiun pengamatan kedalaman 3
meter di Perairan Pesisir Tengah adalah 13 famili, 62 spesies dan 526 individu/2100
m2. Famili ikan yang dominan antara lain : Acanthuridae, (1 1 spesies), Labridae (1 1
spesies) clan Pomacentridae (15 spesies). Spesies yang memiliki kepadatan terbesar
adalah Chronzis caudalis (Pomacentridae) sebesar 35 individd300 m2yang ditemukan
pada stasiun 4. Pada kedalaman 10 meter tercatat 16 famili, 78 spesies dan 635
in&vidd2100 m2. Beberapa kelompok ikan yang dominan berasai dari kelompok ikan
utama diantaranya Acanthuridae (10 spesies), Labridae (16 spesies), Mullidae (8
spesies) dan Pomacentridae (16 spesies). Spesies yang memiliki kepadatan tertinggi
adalah Pterocaesio tile (Caesionidae) sebesar 100 individw'300 m2 yang ditemukan
secara berkelompok (schooling) pada stasiun 7. Berdasarkan analisis ragam kepadatan
ikan karang pada kedalean 3 meter dgn 10 meter menunjukkan hasil bahwa f hihmg < f
dimana ha1 ini dapat disimpulkan bahwa kepadatan ikan pada kedalaman 3 meter
tidak berbeda nyata dengan kepadatan ikan karang pada kedalaman 10 meter.
Di Perairan Pesisir Utara kedalaman 3 meter jumlah ikan karang yang
ditemukan dari 6 stasiun pengamatan sebanyak 12 famili, 56 spesies dan 626
individw'1800 m2.

Beberapa famili yang ditemukan mendominasi adalah :


Pomacentidae (18 spesies), Acanthuridae (13 spesies), Labridae (10 spesies). Spesies
yang memiliki kepadatan tertinggi adalah Clzrornis analis (50 individd3OO m2) yang
ditemukan pada stasiun 8, Chrornis opercularis (60 individd300 m2) dan Chromis

xathura (50 individd300 m2) yang ditemukan pada stasiun 9. Ikan karang yang

ditemukan pada kedalamn 10 meter sebanyak 20 famili, 63 spesies dan 502
individd1800 m').

Famili Labridae dan Pomacentridae ditemukan paling banyak

masing-masing 15 spesies (74 individd1800 m2) dan 14 spesies (226 individd1800
m2). Spesies yang memiliki kepadatan tertinggi adalah C/zromi.~analis dengan 70
ind1vidd300 m2 yang ditemukan pada stasiun 11. Kepadatan ikan karang di Perairan
Pesisir Utara pada kedalaman 3 meter dan 10 meter tidak berbeda nyata. Hal ini
berdasarkan hasil analisis ragam yang menunjukkan bahwa f i)iruns

(


fa&, yang artinya

bahwa kedalaman di perairan tersebut tidak memberikan pengaruh yang nyata bagi
kepadatan ikannya.
Nilai indeks keanekaragaman (H') ikan karang pada kedalamn 3 meter di
Perairan Pesisir Tengah berkisar antara 1,64 - 2,45, nilai indeks keseragaman (E)
berkisar antara 0,77 hingga 0,93 dan nilai indeks dominansi (C) berkisar antara 0,13
hingga 0,21. Pada kedalaman 10 meter diperoleh nilai indeks keanekaragaman (H')
ikan karang berkisar antara 1,76 hingga 2,11, nilai indeks keseragaman (E) berkisar
antara 0,63 hingga 0,87 dan nilai indeks dominansi (C) berkisar antara 0,19 hingga
0,27.
Pada kedalaman 3 meter nilai indeks keanekaragaman (H') di Perairan Pesisir
Utara berkisar antara 1,03 hingga 2, nilai indeks keseragaman (E) berkisar antara 0,57
hingga 0,83 clan nilai indeks dominansi (C) berkisar antara 0,13 hingga 0,53.
Sgdangkan pada kedalaman 10 meter nilai indeks keanekaragaman (H') yang diperoleh
berkisar antara 1,40 hingga 2,93, nilai indeks keseragaman (E) berkisar antara 0,72
hingga 0,87 dan nilai indeks dominansi (C) berkisar antara 0,08 hinggs 0,33.
Hasil Analisis Faktorial Koresponden pada sumbu F1 X F2 di Perairan Pesisir
tengah kedalaman 3 meter membentuk 3 kelompok yang menggambarkan bahwa
dengan


tingginya

persentase penutupan karang hidup

akan

meningkatkan

keanekaragaman spesies ikan karang yang berasosiasi. Dan Grafik Hasil Analisis
Faktorial sumbu F1 X F3 dan F1 X F4 dapat diperoleh gambaran bahwa pada stasiun 3
ditandai dengan tingginya modalitas KM2 dan KAl dimana ha1 ini diduga berkaitan

dengan aktifitas nelayan yang menangkap ikan di daerah tersebut. Pada stasiun 5 dan 4
ditandai oleh KM1 dan KA3 yang menggambarkan suatu daerah yang banyak
ditemukan batuan, pasir dan celah sempit lebih dari 50 cm.
Pada kedalaman 10 meter di Perairan Pesisir Tengah Hasil Analisis Faktorial
Koresponden sumbu 1 dan 2 (F1 X F2) tampak bahwa pada kelompok 1 (stasiun 2),
kelompok 2 (stasiun 7) dan kelompok 3 (stasiun 1, 3 dan 6) terjadi peningkatan
persentase penutupan karang mati. Pada sumbu 1 dan 3 (F1 X F3) Hasil Analisis

Faktorial Koresponden membentuk satu kelompok asosiasi antara spesies Abudefduf
vuigiensls, Acant/zurus juponicus, Bodiunus me.~ot/zorau,C/zuetodon meyeri, Chromis
dinzidiata, Chromis iomelus, Corudion ultivili.s, Forczfiger jluvi.ssinzu.s, Purupeneus
mucronemu, Pomucenirus tuenonzetopon, Pierocueszo rundalll, Surgoceniron iirodai,
Tl?alussontu cfjatzseni dan Upeneus luzonius dengan modalitas KHI, KAI dan KM3.
Pada Su~nbu1 dan 4 (Fl X F4) Hasil Analisis Faktorial Koresponden membentuk 3
kelompok, dimana tiap-tiap kelompok menggambarkan asosiasi yang erat antara
spesies ikan karang dengan modalitas persentasc penutupan karang (life form).
Di Perairan Pesisir Utara Kedalaman 3 meter Hasil Analisis Faktorial
Koresponden membentuk 2 kelompok. Kelompok I dicirikan oleh modalitas KA3 dan
KM1 dimana ikan karang yang ditemukan berasosiasi adalah Clzromis cuudal~s.Pada
kelompok 2 Clzromis analis, Acantlzurus bariene, Acanthurus japonicus, Acanthurus
pyroferus, Acantlzurus triostegus, Chromis lineulu, Paruneneus multij?asciatus, Scarus
chameleon, Scolopsrs aurata dan Stegastes apzcralrs berasosiasi dengan modalitas
KAI. Hasil Analisis Faktorial Koresponden sumbu 1 dan 3 (F1 X F3) membentuk 3
kelompok yang menggambarkan kondisi terumbu karang yang semakin rusak jika
menjauhi pantai yang ditandai dengan tingginya persentase penutupan karang mati
yang diduga sebagai akibat aktifitas para nelayan yang membuang jangkar
sembarangan waktu menangkap ikan.
Pada sumbu Faktorial 1 dan 4 (F1 X F4) terbentuk 2 kelompok. Kelompok 1

ditandai dengan modalitas KMI dan KA2 dimana Chromis cuudulis ditemukan
berasosiasi. Pada kelompok 2 tingginya kenekaragaman spesies ikan karang herbivora

yang berasosiasi diduga sebagai akibat dari tingginya modalitas KM2, terutama karang
mati yang telah ditutupi alga sehingga akan menyediakan sumber makanan bagi
spesies ikan karang tersebut.
Pada kedalaman 10 meter Hasil Analisis Faktorial Koresponden sumbu
Faktorial 1 dan 2 (F1 X F2) menggambarkan asosiasi spesies ikan karang dengan
modalitas KM3 pada kelompok 1 yaitu pada stasiun 9 dan stasiun 10, asosiasi spesies
ikan karang dengan modalitas KM2 pada kelompok 2 (stasiun 11) dan asosiasi spesies
ikan karang dengan modalitas KA2 pada kelompok 3 (stasiun 13).

Hal ini

meggambarkan bahwa kondisi ekosistem terumbu karang semakin rusak jika menjauhi
pantai yang diduga sebagai akibat penangkapan ikan dengan menggunakan bahan
peledak.
Hasil Analisis Faktorial Koresponden sumbu 1 dan 3 (F1 X F3)
menggambarkan asosiasi spesies ikan karang dengan modalitas BKl pada kelonlpok I
dan asosiasi spesies ikan karang dengan modalitas BK3 pada kelompok 2. Pada swnbu

1 dan 4 (F1 X F4) terbentuk satu kelompok asosiasi, yaitu I'ontacentrus clzrysurus
dengan modalitas KA1, BK1 dan KM3 yang ditemukan pada stasiun 9 dan stasiun 10.

Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi

: Asosiasi Keanekaragaman Spesies Ikan Karang dengan
Persentase Penutupan Karang (Life Form) di Perairan Pantai

Pesisir Tengah dan Pesisir Utara, Lampung Barat
: Usep Sopandi
: C06495080
: Ilmu Kelautan

Menyetujui:

I. Komisi Pembimbing


Dr.

14 Dioko Purwanto
Ketua

Ir. Fredinan Yulianda. MSc
Anggota

II. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Tanggal Lulus : 29 Agustus 2000

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 23
Oktober 1975, dari pasangan ayah bemama H. Uu
Nadjmudin dan ibu Hj. 0. Syarifah.

Penulis

merupakan anak ke-3 dari enam bersaudara.
Penulis memulai pendidikannya di Sekolah Dasar (SD) Negeri Rancamanyar 1
dan lulus pada tahun 1988. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri Bale Endah dan lulus pada tahun 1991. Kemudian penulis
melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Bale Endah dan lulus pada
tahun 1994.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1996 melalui jalur
Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) sebagai mahasiswa Program Studi
Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Fisheries Diving Club (FDC) yaitu
organisasi selam ilmiah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB baik sebagai
anggota maupun pengurus, penulis juga ikut mensukseskan Ekspedisi Zooxanthellae

V di Lampung Barat.
Penulis juga pemah menjadi asisten kuliah Widya Selam dan Oseanografi
Umum di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Penul~sjuga pernah mengikuti
Pelayaran Tahun Bahari Intemasional yang diselenggarakan oleh BPPT, Jakarta.
Penulis dinyatakan lulus dalam ujuan akhir sarjana pada hari Selasa, tanggal