23
optimal. Dalam hal pengelolaan nasabah berhasil mendapatkan keuntungan, maka bank syariah akan memperoleh keuntungan dari hasil yang diterima. Sebaliknya,
dalam hal nasabah gagal menjalankan usahanya dan mengakibatkan kerugian, maka seluruh kerugian di tanggung oleh shahibul maal. Mudharib tidak
menanggung kerugian sama sekali atau tidak ada kewajiban bagi mudharib untuk ikut menanggung kerugian atas kegagalan usaha yang dijalankan.
2.1.4.2 Pembiayaan Musyarakah
Al-musyarakah merupakan akad kerja sama usaha, dimana masing-masing pihak menyertakan modalnya sesuai dengan kesepakatan, dan bagi hasil atas
usaha bersama diberikan sesuai dengan kontribusi dana atau sesuai dengan kesepakatan bersama. Musyarakah disebut juga dengan syirkah, merupakan
aktivitas berserikat dalam melaksanakan usaha bersama antara pihak-pihak terkait. Dalam syirkah, dua orang atau lebih mita menyumbang untuk memberikan
modal guna menjalankan usaha atau melakukan investasi untuk suatu usaha. Hasil usaha dalam syirkah akan dibagi sesuai dengan nisbah yang telah disepakati oleh
pihak-pihak terkait. Menurut Ascarya 2011:171 musyarakah dikenal sebagai skim
pembiayaan yang cocok untuk investasi kolektif dalam kehidupan ekonomi modern. Bank syariah menggunakan musyarakah dengan berkontribusi modal
pada proyek baru atau yang sudah berdiri. Bank syariah juga ikut menanggung bagian biaya proyek dalam rasio sesuai rasio modalnya.
Bank syariah dengan menggunakan musyarakah sebagai skim investasi membuat likuiditas yang cukup tersedia untuk nasabah untuk periode waktu yang
Universitas Sumatera Utara
24
lama. Bank syariah pada umumnya menjadi partner aktif dan berpartisipasi dalam menentukan metode produksi dan tujuan dari pendiri usaha. Bank syariah
berbagai keuntungan atau kerugian dengan nasabah tanpa membebani nasabah dengan utang atau kewajiban financial lainnya ketika nasabah harus membayar
dalam situasi apapun. Berikut ini gambar pembiayaan Musyarakah:
Gambar 2.3 Pembiayaan Musyarakah
2.1.4.3 Pembiayaan Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
ownershipmilkiyah atas barang itu sendiri. Bank-bank Islam yang mengoperasikan produk ijarah, dapat melakukan leasing, baik dalam bentuk
operating lease maupun financial lease. Akan tetapi, pada umumnya, bank-bank
1.Akad Pembiayaan Musyarakah
3. Modal 30 2. Modal 70
4. Pengelola Usaha Bagi Hasil 60
Bagi Hasil 40 Modal 30
Modal 70
Sumber : Ismail 2013:181 SHAHIBUL MAAL 2
NASABAH SHAHIBUL MAAL 1
BANK SYARIAH
KERJA SAMA USAHA
5.PENDAPATAN
6. Modal
Universitas Sumatera Utara
25
tersebut lebih banyak menggunakan ijarah al-muntahia bit-tamlik karena lebih sederhana dari sisi pembukuan. Selain itu bank pun tidak direpotkan untuk
mengurus pemeliharaan asset, baik pada saat leasing maupun sesudahnya. Berikut ini gambar pembiayaan Ijarah:
Gambar 2.4 Pembiayaan Ijarah
Menurut Karim 2006:138 Ijarah didefenisikan sebagai hak untuk memanfaatkan barangjasa dengan membayar imbalan tertentu. Menurut Fatwa
Dewan Syariah Nasional, Ijarah adalah akad pemindahan hak guna manfaat atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewaupah, tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan demikian, dalam akad Ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpindahan hak
guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa. Menurut Ascarya 2011:168 Ijarah atau operating lease cocok untuk
asset-aset biaya tinggi yang memerlukan waktu lama untuk memproduksinya,
Universitas Sumatera Utara
26
misalnya pesawat terbang dan kapal adalah asset-aset yang dibiayai berdasarkan ijarah karena biayanya yang mahal dan lamanya waktu pembuatan. Bank syariah
menyediakan ijarah atau untuk peralatan industri mesin-mesin pertanian sera alat- alat transportasi. Semua ini dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak.
Bank dapat mengambil manfaat dari skim pembiayaan ini dengan tetap meguasai kepemilikan asset dan pada waktu yang sama menerima pendapatan
sewa. Penyewa juga mengambil manfaat dari skim ini dengan terpenuhinya kebutuhannya yang mendesak dan mencapai tujuan dalam waktu yang wajar tanpa
harus mengeluarkan biaya modal yang besar.
2.1.5 Profitabilitas