LATAR BELAKANG Penawaran Bantuan Hibah Konsorsium 2017 Beserta Panduan

PANDUAN HIBAH KONSORSIUM KEILMUAN TAHUN 2017

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia saat ini hanya terdapat 45 Pusat Unggulan Iptek PUI, yang berada di 7 tujuh Lembaga Litbang Kementerian, 12 dua belas Lembaga Litbang Non Kementerian, 6 enam Lembaga Litbang Badan Usaha, dan 20 dua puluh di Perguruan Tinggi. Kemristekdikti mentargetkan agar di tahun 2019 terbentuk 100 PUI di Perguruan Tinggi. Tentu, target tidak berhenti di tahun 2019. Sebab, di tahun-tahun berikutnya juga diharapkan tetap tumbuh lebih banyak PUI di Perguruan Tinggi. Pertumbuhan itu perlu dipersiapkan sejak dini. Persiapan dilakukan dengan melahirkan embrio-embrio PUI melalui pembentukan konsorsium keilmuan. Konsorsium tersebut, ke depan diharapkan memiliki peran signifikan, dan berperan nyata sebagai PUI. Konsorsium keilmuan sebagai embrio PUI perlu ditumbuhkan karena disadari bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya alam, sumber daya sosial, dan sumber daya kultural yang sangat melimpah. Sumber daya itu dapat dikelola menjadi modal utama untuk membangun Bangsa dan Negara menuju masyarakat yang sejahtera. Di perguruan tinggi juga terdapat potensi sumber daya manusia yang memiliki semangat akademik untuk memerankan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni ipteks, yang dapat meningkatkan daya saing bangsa melalui pengelolaan sumber daya alam, sumber daya sosial dan sumber daya kutural secara efektif dan efisien. PUI harus memenuhi kriteria output yang dinilai berdasarkan beberapa hal, yaitu 1 produktivitasnya, 2 kualitas penelitian yang menghasilkan produk yang dimanfaatkan oleh pengguna ilmu pengetahuan, teknologi, dan produk inovasi, serta 3 nilai tambah lain. Kriteria output itu antara lain harus memenuhi kategori 1 academic excellence capaian akademik dengan bobot 35, dan 2 komersialisasi dan pemanfaatan hasil penelitian dengan bobot 65. Untuk sampai pada kriteria academic excellen yang meyakinkan, PUI harus memiliki capaian sebagai berikut. 1. Minimal 3 undangan untuk menjadi pembicara dalam konferensi internasional; 2. Minimal 5 undangan sebagai pemakalah internasional; 3. Minimal 3 kunjungan lembaga internasional ke Pusat Unggulan Iptek; 4. Minimal 20 publikasi ilmiah pertahun dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi; 5. Minimal 5 publikasi ilmiah pertahun dalam jurnal ilmiah internasional; 6. Minimal 1 paten terdaftar atau rezim HKI lainnya atau dalam bentuk proof of concept yang terkait teknologi khusus untuk lembaga litbang yang telah ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek minimal 1 paten granted; 7. Minimal 2 lulusan S2S3 per tahun berbasis riset. Untuk mencapai kriteria komersialisasi dan pemanfaatan hasil litbang, PUI harus memiliki capaian sebagai berikut. 1. Minimum 1 produk inovasi berbasis sumberdaya lokal yang dilisensikan atau dimanfaatkan nilainya oleh pengguna; 2. Minimal 5 kontrak riset dengan lembaga litbangindustri pada tingkat nasional; 3. Minimal 3 kontrak riset dengan lembaga litbangindustri pada tingkat internasional; 4. Minimal 15 kontrak nonriset yang terdiri dari: pelatihan, transfer teknologi, dan jasa konsultasi, baik dengan industri, masyarakat, ataupun pemerintah; 5. Minimal 1 kontrak bisnis dalam rangka komersialisasi produk inovasi dengan pengguna; 6. Minimal 1 unit bisnis yang melayani jasaproduk sesuai dengan kompetensi inti lembaga. Jadi, melahirkan dan membangun PUI merupakan tugas yang tidak ringan. Sebab, tuntutan capaian sebagaimana tersebut di atas tidak mudah dicapai oleh perguruan tinggi yang belum memiliki tradisi akademik yang dapat mengantarkan capaian-capaian itu. Oleh karena itu, menginisiasi tumbuhnya PUI harus dilaksanakan dengan persiapan yang bersungguh-sungguh. Mengingat beratnya capaian yang wajib diupayakan oleh setiap PUI itulah, maka diperlukan hibah konsorsium keilmuan ini. Hibah ini diharapkan agar setahap demi setahap dapat mendorong tumbuhnya embrio-embrio PUI di perguruan tinggi yang dapat berperan signifikan dalam pengembangan makna perguruan tinggi.

B. TUJUAN