Analisis risiko ekonomi tumpahan minyak di perairan pesisir Cilacap studi kasus perikanan udang

ANALISIS RISIKO EKONOMI
TT]MPAHAN MIIYYAK DI PERAIRAN PESISIR CILACAP:
STUDI KASUS PERIKANAIT UDANG

IRINE YULIAMNGSIH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTAIVAIT BOGOR
BOGOR
2012

PER}TYATAAI\I MENGENAI TESIS DAI{
,

, r r i'

SUMBER INTF'ORMASI

't '

I


iil

,

:'

I

'

:;

..'

I

:t

,' 'r ,i tlengan irii saya menyatakanbahwa tesis',Analists Risiko Ekonomi

.

.

i

.

i.:

'l

Tumpahan Minyak, di Perairan Peslslr Cilac4pi Studi Kffus Perikanan
Udang a&tah karya saya denganarahandari kornisi pembimbing dan belum
,)

:

-


t.,

.1,..,.

i".

I

.

'.

':

diajukan dalam bentuk apapwt,kepada perguruan t'rgg mana purr. Sumber
tnfoimasi yang lbemsal atau dikutip dari karya yang ditertitkan marryuntidak
diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustakadi bagianakhir tesisini.

BogoE Juli 2012


Irine Yulianingsih
'
l{RP H351090.r61

ABSTRACT
Irine Yulianingslh. Economic risk analysisof oil spill in the coastalwaters of
Cilacap:Casestudy shrimp fisheries.Under the guidanceof AKHMAD FAAZI
andZUZY AI{NA.
CilacapRegencyis locatedat the CentralJavahasfisheriespotential with
high economicvalue and becomea minapolitanarea.The presenceof Pertamina
RU IV Cilacap at Cilacap Regency plays a significant role to economic
contribution for public, both directly and indirectly. On the other hand, the
activitiesPertaminaalsocreate negativeimpactsfrom oil spill which haspolluted
the seaterritory of Cilacap:During period 2003-2011,therewere four oil spills.
Based on some researches,those caseshave impacted on the shrimp capture,
effort and income of fishemren.Oil spill effects usually were not consideredby
decisionmaker and becomeenvironmentalextemalities.In order to quantiff the
impact, it is importantto value of the economiclossed,the shrimp capture,effort
decline in the area and the policy implication. The study aim to value of the

economic loss impacted by oil spill using approach of bioeconomic model,
producersurplus,and dynamicmodeling.The result showsthat the value of effort
and shrimp capturedecline of oil spill impact we 4.299 trip and 53,81 ton.
Erconomicloss could also be seen from the decreasein at average of Rp.
As consequences
of frnding,integratedoil and gaspolicy and
98.991.990.000,00.
policy
The integratedpolicies
shouldbe directedfor the seamanagement.
fishery
establishmentof zoning, sign utilized of oil and
are economicrisk assessment,
gas,restockingareaand accountablecompensationmechanism.
Key words : oil spill, shrimps capture,effort decline, economicrisk, policy
implication.

RINGKASAN
Irine Yulianingsih. Analisis Risiko Ekonomi Tumpahan Minyak di Perairan
Pesisir Cilacap: Studi Kasus Perikanan Udang. Dibimbing oleh AKHMAI)

FAUZI danZUZY AIINA.
Kabupaten Cilacap yang terletak di Pulau Jawa merupakan salah satu
wilayah yang berpotensi di sektor perikanan. Selain itu Cilacap juga akan
ditingkatkan menjadi salah satu kawasan Minapolitan karena Cilacap mempunyai
potensi sebagai pusat perikanan yang bernilai ekonomis tinggi (DKP, 2010).
Kabupaten Cilacap juga merupakan wilayah industri minyak PT. Pertamina
(Persero)Refinery Unit (RU) IV Cilacap, dimana terdapatdermagauntuk bongkar
muat minyak mentah dan produk-produk kilang baik untuk tujuan domestik
maupun ekspor. Keberadaan RU IV Cilacap telah memberikan manfaat bagi
perekonomian di Kabupaten Cilacap, namun di sisi lain telah memberikan
dampak negatif bagi masyarakat dan perikanan tangkap yang terdapat di perairan
pesisir Cilacap karena daerah ini dimanfaatkan sebagai tempat pelepasan air
limbah perusahaan.
Adanya PertaminaRU IV dan pelabuhanintemasional di wilayah Cilacap
menyebabkantingginya arus transportasiterutama dari kapal tanker. Berdasarkan
Adpel Tanjung Intan (2011) kapal tankbr yang memasukiperairanCilacap setiap
bulan pada tahun 2010 sekitar 73 buah. Tingginya aktifitas kapal tanker di
Perairan Cilacap juga telah memberikan dampak negatif, berupa ceceran dan
tumpahan minyak serta kebocoran pipa bawah laut yang ditanam untuk
menghubungkan SPM (single point mooring) dengan Area 70 (Iskandar, 2004).

Menurut Ditjen Migas (2011) pencemaranminyak yang terkait dengan
aktifitas kapal tanker sejak tahun 2003 sampai 2010 telah terjadi empat kali
tumpahan minyak. Seringnya kejadian tumpahan minyak di perairan Cilacap telah
mengganggu keseimbangan ekosistem Perairan Pesisir Cilacap. Kondisi ini
diduga telah menyebabkan hasil tangkapan nelayan mengalami penurunan dari
tahun ke tahun terutama tangkapan sumber daya demersal. Udang merupakan
salah satu sumber daya demersal yang sangat sensitif terhadap perubahan
lingkungan, sehingga adanya tumpahan minyak di sepanjang Perairan Cilacap
akan langsung mengancam keberadaan udang karena kemampuan migrasi udang
untuk menghindari tumpahan sangat rendah dan berpengaruh terhadap kondisi
biologis udang terutama kemampuan untuk bertahan hidup pada kondisi perairan
tercemar dan kemampuan mencari makan. Hal ini akan berpengaruh terhadap
ketersediaanbiomassa udang dan menurunkan hasil tangkapan nelayan Cilacap.
seringkali tidak
Efek pencemaran berupa tumpahan minyak
dipertimbangkan oleh pembuat kebijakan sehingga memunculkan ekstemalitas
terhadap lingkungan yang tidak diperhitungkan. Untuk memperkirakan
eksternalitas yang dihasilkan oleh pencemaran, perlu mengembangkan langkahlangkah ekonomi terhadapnilai-nilai lingkungan dan sumber daya alam. Estimasi
dilakukan terutama untuk memberikan masukan dalam pengambilan suatu
keputusan manajemen sumber daya publik dan lingkungan (Freeman, 1993).

Menurut Freeman (1991), perhitungan nilai lingkungan yang hilang diawali
dengan mengamati jumlah hasil tangkapan sumber daya di daerah tumpahan
minyak. Dasar untuk kompensasi kerusakan pihak yang terkena dampak

tumpahanminyak adalahpenentuankerusakansumberdaya alam dan kewajiban
pihak yang bertanggungjawab dalam kasus*kasuspencemaxan.Berdasarkan
kondisi ini maka perlu dilakukan analisis risiko ekonomi tumpahanminyak di
PerairanPesisir Cilacap: studi kasusperikananudang.Penelitianini mempunyai
tujuan untuk : 1) memperkirakantingkat pengaruhtumpahanrninyak terhadap
perikananudang; 2) memperkirakanrisiko ekonomi
minyak terhadap
perikanan udang; dan 3) memperkirakan implikasi kebijakan kompensasi
tumpahanminyak.
Untuk mencapaituju?n penelitian tersebutmaka perlu dilakukan analisis
bioekonomiperikananudang,analisisinteraksipencemaranperikananudang,dan
aspekkesejatrteraan.Analisis bioekonomi terdiri dari: standarisasialat tarrgkap
dan estimasi parameterbioekonomi. Analisis interaksi pencemaranperikanan
udang dengan analisis laju degradasi,laju depresiasidan depresiasiperikanan
udang. Sedangkanaspek kesejahteraandenganmenganalisisperubahansurplus
produsen.

Hasil analisismenunjulftanadanyapenurunanupayapenangkapansetelah
tumpahanminyak dari tahun 2003 sampai2011 sebesarrata-rata14,81persen
atau rata-rata 4.299 trip dan rat*-rata penurunanhasil tangkapanudang aktual
setelahtumpahanminyak dari tahun 2003 sampar2011 sebesar20,44 persen.
Sedangkanpenurunanhasil tangkapanudanglestari setelahtumpahanminyak dari
tahun 2003 sampai 2011 sebesarrata-rata 10,87 persen.Adanya penurunan
surplusprodusenlestari setelatrtumpahanminyak selamaperiode tahun 2003 Sedangkanpenurunansurplus produsen
2011 sebesarRp. 98.991.990.000,00.
aktual setelahtumpalranminyak selamaperiode tahun 2003 - 2011 sebesarRp.
228.843.530.000,00.
Untuk meminimalisasipenurunanhasil tangkapan,upaya penangkapan
dan surplus produsen tersebut diperlukan instrument kebijakan yang terpadu
untuk mengintegrasikankebijakan sektor perikanan udang dan instrument
kebijakan sektor migas apabila terjadi tumpahanminyak. Instrumen kebijakan
tersebut menyangkut kebijakan penilaian risiko ekonomi akibat tumpahan
minyak, kebijakan penetapanzonasi, kebijakan daerahrestoclcingdan kebijakan
mengenaimekanismekompensasiyangjelas.

1,


.

.';

i i rfi

r.

l

^r''',----.-"*^r-r
@
IIak Cipti
Mitik IpB, Tahun 2012

I

"'., Hak Cipta Dilindungi Undeng-udang .

,

I. Dilarang nengutip sebag;tanatau 'seluruh. ka*a
*tencailtumkan
atau merytebutkan
swnber,,, ,. ,

tulis ini tanp

a. Peng)tipan harryauntukfrcpntingan pendidtpan penelitia4 penutisatt
karya ilmiah, penulisan laporqn penarisanfuitik, atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipot tidak merugikankcpentinganyang wajar IpB

' i 2\.r',:

l5:

,:

I

Dilarans mengumumiandan melmryrbanyak'sebagihn
atau seluruh knya

;1t' _

.,

' ,- ,

:,.

.ft-

I,

,r

'

r f!

l:

f,,:..

tulis,dalam bentuilaporan apapti tanpa ijin IpE.

r

:.1

i

.'

":.
;

,.

.!,r,

,:,!ir
'!,.1't

l'.""

t,:.

i:..

,.

'rr,.

I

:{:,

..:.,...

, ,';:

,:

ANALISIS RISIKO EKONOMI
TT]MPAHAN MINYAI( DI PERAIRAN PESISIR CILACAP:
STT'DI KASUS PERIKANA}I UDANG

IRIIVE YT]LIAMNGSIH

Tesis
Sebagaisalahsatusyaratunfuk memperolehgelar
MagisterSainspada
ProgramStudi Ekonomi Sumberdayadan Lingkungan

SEKOLAH PASCASAR"IANA
INSTITUT PERTAI\IIAN BOGOR
BOGOR
20t2

Penguji Luar Komisi Pada ujian Tesis: rr. sahat MH simanjuntak, M.sc.

Judul Tesis : Analisis Risiko Ekonomi TunrpahanMinyak di Perairan Pesisir
Cilacap:Studi KasusPerikananUdang
Nama

: kine Yulianingsih

NIM

: H351090161

Disetujui,
KomisiPembimbing

Prof. Dr. k. Akhmad Fauzi.M.Sc
Ketua

Dr. Zuz.vAnna. M.Si
Anggota

Diketahui,
KetuaProgramStudi
Ekonomi Sumberdayadan Lingkungan

DekanSekolatrPascasarjana
IPB

Prof.Dr. Ir. AkhmadFauzi,M.Sc

Dr. Ir. Dahrul Syah,M.Sc.,Agr.

TanggalUjian :26 Jwi20l2

TanggalLulus:

PRAKATA
Alhamdulillahi Robbil Alamiin, puji dan syukur kepada Allah swr,
karena atas berkah, rahmat dan anugrah Nya, maka tesis berjudul "Analisis Risiko
Ekonomi Tumpahan Minyak di Perairan Pesisir Cilacap: Studi Kasus Perikanan
Udang" telah penulis selesaikan. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Master pada Program studi Ekonomi Sumberdaya dan
Lingkungan di SekolahPascasarjanaInstitut PertanianBogor.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam
penentuan kompensasi tumpahan minyak terhadap perikanan terutama udang yang
selama ini hanya berdasarkannegosiasi tanpa perhitungan yang riil.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunantesis ini. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangandalam tesis
ini. Namun, dengan kekurangan yang ada, semoga tesis yang telah disusun ini
dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat
menjadi masukan dalam pembuatan kebijakan kompensasi tumpahan minyak
terhadap perikanan udang serta dapat menjadi pertimbangan pembayaran
kompensasi tumpahan minyak.

Bogor, Jili2AI2

lrine Yulianingsih

UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatanini penulis mengucapkanrasa terima kasih yang
kepadasemuapihak yangtelah membantu,terutamakepada:
sebesarnya
1. Prof. Dr. Ir. Akhmad Favzi, M.Sc. selaku Ketua ProgramStudi Ekonomi
Sumberdayadan Lingkungan sekaligussebagaiketua komisi pembimbing
yang telah memberikanbanyak arahan,ilmu dan bimbingan penuh kepada
pendidikanpascasarjana.
penulisselamamenempuhdanmenyelesaikan
2. Dr. Zvzy Anna, M.Si selaku anggotakomisi pembimbingyang senantiasa
memberikan pencerahanilmu, saran, arahan dan dukungan penuh dalam
tesisini.
penyelesaian
3. Ir. Sahat M.H. Simanjuntak,M.Sc.selakupenguji luar komisi yang telah
tesisini'
memberikanmasukanuntuk penyempurnaan
4. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, M.S., selaku komisi penguji yang telah
memberikan saran dan masukan untuk perbaikan tesis serta yang selalu
penulis.
menyemangati
5. pimpinan dan seluruhdosenbesertastaf ProgramStudi Ekonomi Sumber
Daya dan Lingkungan atas dukungan dan bantuannya selama penulis
ana.
menempuhpendidikanpascasarj
6. Dinas Kelautandan PerikanansertaPengelolaanSegaraAnakanKabupaten
Cilacapbesertastaf atasizin, bantuan,dan kemudahanyang diberikankepada
penulisketikamelakukanpenelitiandi Cilacap'
7. Dr. Dra Yusni Yetty, M.Si selakuasistenstaf khususpresidenyang selalu
memberikansemangatuntuk menyelesaikanstudi,
g. KementerianESDM yang telah memberikanbeasiswadalam kegiatanstudi
ini,
g. Ir. Djamaluddin,M.Si yangtelahmemberikandukungandanmemperkenalkan
penuliskepadajajaranpimpinanPT Pertamina(Persero)RU IV Cilacap'
10.Ir. Kusnandar,MSi. Selaku Kepala Seksi Keteknikan Migas yang telah
memberikandukungandalammemfasilitasikomunikasidenganPT Pertamina
(Persero)RU IV CilacaP.

r1' Pimpinandan staffpr pertamina(persero)
RU IV cilacap terutamabagian
Health sof"ty and Environmentyang telah
memberikandat4 tranportasidan
akomodasiselamapenulismelakukanpengumpu
larr data.
12.Pimpinan dan staf Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten cilacap atas
dukungandatayangdiberikandalampenyusunan
tesisini.
13' Pimpinandan staf HimpturanNelayan
SeluruhIndonesiaKabupatencilacap
atasdukungandatayangdiberikandalampenyusunan
tesisini.
14' Pimpinandan staf BadanPusatStatistik
Kabupatencilacap atas dukungan
datayang diberikandalampenyusunantesis
ini.
15.Ayahanda, Ibunda, Tante semarang,
om Sernarangdan saudara_saudara
tersayangsertiakeluargaBandungyang
serarurnemberikandukungankepada
penulisuntukmenyelesaikan
studidantesis.
16.Tim lapangan: Imarn dan Irfan yang
terah banyak membantu penulis
melakukanpengurnpulandata.
l7' BapakIndanoyangtelahmemfasilitasipenulis
berkomtrnikasi
denganpihakpihakyangmempunyaidataterkaitpenelitidn
penulis.
18.Teman-temanESL 2008-2011,ESK
200g10fi, pwD (s2 & s3) 2008_
2009,Intan, Bunga atas kebersam&n
dan serhangatyang diberikanselama
studiini.

Bogor, J:u/ri2012

Irine Yulianingsih

RIWAYAT HIDUP
Penulisdilahirkandi Semarangpadatanggal22 Juli dan menimbailmu
tingkat sekolahdasardi Blora kemudian SMP sampaiSMA di Semarang.pada
tahun 1995, penulis melanjutkanpendidikanke jenjang perguruantinggi di
universitas Diponegoro Semarang,Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia.
Penulis mendapatkangelar SarjanaTeknik Kimia pada tahun 2000. Penulis
bekerjasebagaipegawainegerisipil di Direktorat JendetalMinyak dan GasBumi,
KementerianEnergi dan sumber Daya Mineral (ESDM) Setelahitu, padatahun
2009, penulis berkesempatan
mendapatkanbeasiswadari KementerianESDM
untuk melanjutkanpendidikanke program studi magistet Ekonomi Sumberdaya
danLingkungan,SekolahPascasarjana,
InstitutPertanianBogor.

DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL

xxv

DAFTAR GAMBAR

xxvii

DAFTAR LAMPIRAN

xxix

I. PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

1

i.2 PerumusanMasalah

J

1.3 Tujuan Penelitian

4

1.4 KegunaanPenelitian

5

1.5 RuangLingkup Penelitian

5

II. TINJAUANPUSTAKA

7

2.1 EksternalitasSebagaiSuatuKegagalanPasar

7

2.1.1 DefinisiEksternalitas

7

2.1.2 Tipe Eksternalitas

8

pasar
2.1.3 Eksternalitas
danKegagalan

10

2.2 AnalisisKerusakandan GantiRugi...

II

2.2.1PrinsipKerusakandanPenentuanKompensasi

11

2.2.2Langkah-Langkah
Penentuan
KerusakanLingkungan

14

2.2.3MetodeDasarAnalisisKerusakandanKompensasi

16

2.2.3.1Resource
Restoration
Approach

16

2.2.3.2ProductivityApproach

18

MarketBased
2.2.3.3Pendekatan

20

Preference
Model
2.2.3.4Revealed

2I

Method
2.2.3.5HabitatEquivalency

22

2.3 TinjauanKerusakanAkibat TumpahanMinyak di Laut

25

2.3.1.ProsesTumpahanMinyak di Laut

25

2.3.2.SumberTumpahanMinyak

25

2.3.3.JenisTumpahanMinyak

27

2.3.4DampakTumpahanMinyak

29

PerikananTangkapUdang
2.4 Degradasi,DepresiasidanPencemaran

31

2.4.1.Pencemaran

31

danDepresiasi
2.4.2.KonsepDasarDegradasi

34

xxll

2.4.3- Model Degradasidan DepresiasiPerikanan.TangkapUdang

35

2.5 Tinjauan Penelitian SejenisTerdahulu

36

III. METODE PENELITIAN

39

3.1 KerangkaPemikiran

39

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4l

3.3 Metode PengambilanData

41

3.4 Jenis dan SumberData

42

3.5 OperasionalVariabel

43

3.6 Metode Analisis Data

43

3.6.1 Analisis Deskriptif

43

3.6.2 StandarisasiAlat Tangkap

44

3.6.3 Analisis Funesi ProduksiLestari

44

3.6.4 Model Interaksi Pencemaran- PerikananTangkap Udang.

46

3.6.5 AnalisisDiscountRate

47

3.6.6 AnalisisSurplusProdusen

47

3.6.7 AnalisisDinamikdenganSimulasi

47

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN CILACAP

49

4.I KondisiGeografisdanWilayah

49

4.2 DemografiWilayahPenelitian

50

4.2.1 JumlahPenduduk

50

4.2.2 TenagaKerja

50

4.3 Perekonomian
KabupatenCilacap

51

4.4 PotensiKelautandanPerikanan

52

4.5 KondisiKualitasAir laut Cilacap

54

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

63

5.1 Empirik KejadianTumpahanMinyak danGantiKerugiandi Cilacap....

63

Minyak
5.1.1 InsidenTumpahan

63

Akibat TumpahanMinyak
5.1.2 Kompensasi

66

MinyakTahun2004
Tumpahan
5.1.2.1Kejadian

67

MinyakTahun2007
5.1.2.2KejadianTumpahan

69

5.1.2.3KejadianTumpahanMinyak Tahun2008

69

MinyakTahun2010
5.1.2.4KejadianTumpahan

70

5.2 AnalisisPerikananUdang

..

72

xxlll

5.2.I RumahTanggaPerikananUdangKabupatenCilacap

72

5.2.2 PersepsiNelayan

72

5.2.3 ArmadaPenangkapan

73

5.2.4 Standarisasi
Alat Tangkap

74

5.2.5 Hasil TangkapanUdang

77

5.2.6 KeragaanEkonomiPerikananUdang

79

5.3 AnalisisBioekonomiKerusakanPerikananUdang

83

5.3.1 EstimasiParameter
Biologi

83

5.3.2 EstimasiParameter
Ekonomi

85

5.4 AnalisisInteraksiPencemaran
PerikananUdang

86

5.4.1 Laju DegradasiPerikananUdang

86

5.4.2 Laju DepresiasiPerikananUdang

88

5.4.3 DepresiasiPerikananUdang

90

5.5 AnalisaDinamikTerhadapHasil TangkapandanLaju Degradasi

93

5.6 DampakTumpahanMinyak TerhadapAspekKesejahteraan

96

5.7 ImplikasiKebijakan

97

5.7,1 PenilaianResikoEkonomiYangRiil

98

Zonasi
5.7.2 Penetapan

99

Rambu- RambuMigas
5.7.3 Pemasangan

... 101

DaerahRestockingdi Pesisir(MangroveArea)
5.7.4 Penetapan

101

Kompensasi
YangJelas
5.7.5 Mekanisme

103

VI. KESIMPULANDAN SARAN

IO5

6.1 Kesimpulan

.... 105

6.2 Saran

106

DAFTAR PUSTAKA

107

LAMPIRAN

115

xxv

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I

KarakteristikSyriaCrudeOil

28

Tabel2

RincianSyriaCrudeOil

29

Tabel3

KarakteristikMarineFuel Oil

29

Tabel4

DataPrimerdanDataSekunder

42

Tabel5

Laju Pertumbuhan
PendudukKabupatenCilacap

50

Tabel6

PDRB KabupatenCilacapMenurutLapanganUsahaatas
DasarHargaBerlakuTahun2005-2009(MilyaranRupiah)

Tabel 7

52

PDRB KabupatenCilacapMenurut LapanganUsahaatasDasar
HargaKonstan2000Tahun2005-2009(MilyaranRupiah)

52

Tabel8

PotensidartTingkatPemanfaatan
PerikananBudidaya ....

53

Tabel9

JumlahPerahu/Kapal Penangkapan
Ikan di KabupatenCilacap .. 54

Tabel 10 Hasil AnalisisKualitasAir Permukaan
sekitarPertamina
RU IV CilacapTahun2004

56

FisikadanKimia Air Laut sekitar
Tabel 11 Hasil AnallsisParameter
I

PertaminaRU IV CilacapTahun2007

57

FisikadanKimia Air Laut sekitar
Tabel12 Hasil AnallsisParameter
PertaminaRU IV CilacapTahun2008

58

FisikadanKimia Air Laut sekitar
Tabel 13 Hasil AnalisisParameter
Pertamina
RU IV CilacapTahun2011

59

FisikadanKimia Air Laut sekitar
Tabel 14 Hasil AnalisaParameter
PLTU Cilacap

60

FisikadanKimia Air laut Sekitar
Tabel 15 Hasil AnalisaParameter
PertaminaRU IV CilacapTahun2011
Tabel 16 DataKejadianTumpahanMinyak di KabupatenCilacap

6I
65

CLC- FundConvention
Tabel 17 JumlahGantiRugi Berdasarkan
fiutaUSS)
Tabel18 KunjunganKapalTankermelaluiPerairanCilacap

7l
.. 7I

Tabel 19 PertumbuhanRumahTanggaPerikananKabupaten
CilacapTahun2003-2011

72

Ikan diSeluruhTPI
ArmadaPenangkapan
Tabel20 Perkembangan
KabupatenCilacapTahun2003-2011

74

xxvl

Tabel2l

Perubahan
UpayaPenangkapan
Perikanan
Prosentase
UdangSebelumdan SetelahTumpahanMinyak

76

Perubahan
Hasil TangkapanAktual danHasil
Tabel22 Prosentase
TangkapanLestari PerikananUdangSebelumdan Setelah
TumpahanMinyak

82

Biologi .. . ..
Tabel23 Nilai Parameter

83

Tabel24 TabelStatistikaRegresidantabelanovapadaperhitungan
84

CYP
Tabel25 Tabel StatistikaRegresidantabel anovapadaperhitungan

84

AlgoritmaFox
Tabel26 HargaRiil danBiayaRiil PerikananUdang

85

Tahun2003-2011
Laju DegradasiPerikananUdangSebelumdan
Tabel2T Perubahan
TumpahanMinyak tahun2003-2011 ....
Sesudah

88

Laju DepresiasiPerikananUdangSebelumdan
Tabel23 Perubahan
TumpahanMinyak tahun2A03-201I ... .
Sesudah
DepresiasiPerikananUdang
Tabel29 Perubahan

..

89
92

Tumpahan
Tabel30 SurplusProdusenLestariSebelumdan Sesudah
Minyak

96

Tumpahan
Tabel31 SurplusProdusenAktual SebelumdanSesudah
Minyak

97

xxvlt

DAF'TAR GAMBAR
Halaman
Gambar I

Tipologi Ekstemalitas(Fauzi, 2004)

Gambar2

Kerangka Pikir PerkiraanKerusakanLingkungan

12

Gambar 3

Kurva Perkiraan Kerusakan Lingkungan

13

Gambar 4

ProsesTerjadinya Injury

14

Gambar 5

Langkah-langkah Perkiraan Kerusakan Dan Penentuan

9

Ganti Rugi

15

Gambar 6

Ilustrasi dari Konsep Primer Restoration

17

Gambar 7

Ilustrasi dari Konsep CompensatoryRestoration

Gambar 8

Konsepsi Habitat Equivalency Method

23

Gambar 9

Kerangka Pemikiran

40

Gambar l0

Grafik Jumlah TenagaKeria Menurut Pendidikan

5l

Gambar 11 Lokasi SebaranTumpahan Minyak

..

18

66

Gambar 12 PerkembanganUpaya PenangkapanPerikananUdang
di PerairanPesisirCilacapper Bulan JruriTahun 2003-2011 ... 75
Gambar 13 PerkembanganUpaya PenangkapanPerikananUdang di
PerairanPesisirCilacapper Bulan DesemberTahun 20A3-2A11 75
Gambar 14 PerkembanganHasil TangkapanUdang di PerairanPesisir
CilacapBulan Juni Tahun 2003-2011 ....

78

Garnbar 15 PerkembanganHasil TangkapanUdang di PerairanPPesisir
CilacapBulan DesemberTahun2043-2011 ...........

78

Gambar 16 Hubungan antaraCPUE dan Effort pada Perikanan
UdangTahun2AA3-2011

...... 79

Gambar 17 PerbandinganHasil TangkapanAktual denganHasil
TangkapanLestari Bulan Juni Tahun 2003-201 I

81

Gambar18 PerbandinganHasil TangkapanAktual denganHasil
Tahun2003-20II . .. ... .... 82
LestariBulanDesember
Tangkapan
Gambar19 Laju DegradasiPerikananUdangSebelumDan Sesudah
Minyak Bulan.luni2003- 2Al I ....
Tumpahan

87

Gambar20 Laju DegradasiPerikananUdangSebelumDan Sesudah
2003- 2011
MinyakBulanDesember
Tumpahan
Gambar21 Laiu DepresiasiPerikananUdangSebelumDan Sesudah

87

xxvlll

TumpahanMinyakBulanJuni2003-2A11'

88

Garrhar 22 Laju DepresiasiPerikananUdang SebelumDan Sesudah
TumpahanMinyak Bulan Desember2043 - 2011

89

Gambar 23 Template Simulasi DegradasiPerikananUdang

93

Gambar24 DegradasiPerikananUdang

94

Gambar 25 Hasil TangkapanUdang

94

xxlx

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1 PetaLokasiPenelitian

117

Lampiran2 DataProduksidanEffort berdasarkan
Alat Tangkap

118

Effort
Lampiran3 Standarisasi

I 19

Lampiran4 PerhitunganEstimasiParameterBiologi denganmodelCYP .

l2I

Lampiran5 Perhitungan
EstimasiParameter
Biologi denganmodel
AlgoritmaFox

123

Lampiran6 PerhitunganHargaRiil danBiayaRiil PerikananUdang
dariTahun2003- 201I

126

BiayaPenangkapan
Lampiran7 Perhitungan
Udangdari
Tahun2003-2011....

127

Lampiran8 PerhitunganLaju DegradasiPerikananUdang

l3l

Lampiran9 PerhitunganLaju DepresiasiPerikananUdang

I32

Laju DegradasiPerikananUdang
Lampiranl0 PerhitungaftPerubahan
SebelumdanSetelahTumpahanMinyak
Tahun2003-2011

:.-....
Laju DepresiasiPerikananUdang
LampiranI I PerhituhganPerubahan

133

SebelurhdanSetelahTurnpdhanMinyak
Tahun2003-2011

133

Lampiran12PerhitunganDepresiasiPerikananUdangdengan
DiscountRatesebesar5 persen

.. 134

Lampiran13PerhitunganDepresiasiPerikananUdangdengan
DiscountRatesebesar6 persen

135

Lampiran14PerhitunganDepresiasiPerikananUdangdengan
DiscountRatesebesar7 persen

136

Lampiranl5 PerhitunganDepresiasiPerikananUdangdengan
DiscountRatesebesar8 persen

137

Lampiran16PerhitunganAnalisisSurplusProdusenLestari

138

Lampiran17PerhitunganAnalisisSurplusProdusenAktual

138

Lampiran18Hasil AnalisaKualitasAir PadaSaatTerjadiTumpahan
Minyak Tahun2010 .
Lampiran19Foto- FotoKegiatanPenelitian

137
I40

I.
1.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Laut merupakan wilayah perairan yang kaya dengan sumber daya alam

termasuk keanekaragamansumber daya hayati. Sumber daya tersebut dapat
dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraanmasyarakat. Sebagaimana
diketahui bahwa 70 persenpermukaanbumi ditutup oleh perairanllautandan lebih
dari 90 persenkehidupanbiomasadi planetbumi hidup di laut (Sudrajat.2006).
Pencemaranlaut telah banyak terjadi dimana-mana,terutama di negaranegaramaju dan berkembang.Pencemarantersebut disebabkankarena masuknya
zat-zat asing ke dalam lingkungan sebagai akibat dari tindakan manusia yang
menyebabkanperubahanfisik, kimia, dan biologis lingkrurgan (Cheevapom dan
Piamsak,2003).
Sumber dari pencemaranlaut ini antara lain adalahtumpahanminyak" sisa
darnparanamunisi perang, buangandan proses di kapal, buanganindustri ke laut,
prosespengeboranminyak di laut. buangansampahdari transportasidarat melalui
sungai. emisi transportasi laut dan buangan pestisida dari pertanian (Sudrajat,
2006). Pencemaranlaut yang sering terjadi di laut berasal dari tumpahan minyak
hasil kegiatan pengeboran lepas pantai maupun akibat dari aktifitas lalu lintas
kapal atau tirnbulnya kecelakaankapal pelayaran. Pencemaranyang disebabkan
dari minyak mendapat perhatian yang sangat besar secarainternasional, politik,
dan keilmuan serta selalu menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas. Hal ini
disebabkan karena dampak yang ditirnbulkan sangat cepat dirasakan, baik oleh
masyarakat sekitar pantai maupun makhluk hidup di sekitar pantai. Pengaruh
buangan/tumpahanterhadap ekosistem perairan laut dan kualitas air laut dapat
mengakibatkan dampak langsung dalam jangka pendek (short term qffect) dan
dampak dalamjangkapanjang (long term e.ffecr)(Mukhtasor,2A07).
Menurut Badan Dunia Group of Expert on Scientific Aspects of Murine
Polltttion (1977) yang diacu dalam Iskandar (2A0q mencatat sekitar 6,44 juta
tor/tahun kandungan hidrokarbon masuk ke dalam perairan laut dunia. Sumber
hidrokarbon tersebut antara lain berasal dari transportasi laut sebesar4.63 juta
ton/tahun, instalasi pengeboran lepas pantai sebesar 0.18 juta ton/tahun, dan

sumber lain termasuk industri dan pemukiman sebesar 1.38 iuta ton/tahun
(Sudrajat,2006).
Kabupaten Cilacap yang terletak di Pulau Jawa merupakan salah satu
wilayah yang berpotensidi sektor perikanan. Selain itu Cilacap akan ditingkatkan
menjadi salah satu kawasan Minapolitan dimana perairan pesisir Cilacap
mempunyai potensi sebagaipusat perikanan yang bernilai ekonomis tinggi (DKP,
2010). Kabupaten Cilacap juga merupakan wilayah industri minyak PT.
Pertamina (Persero) ReJinery Unit (P.ID [V Cilacap dimana terdapat dermaga
untuk bongkar muat minyak mentah dan produk-produk kilang baik untuk tujuan
domestik maupun ekspor, terletak di areakilang dan selat.
Kilang PT Pertamina (Persero)RU IV Cilacap merupakan satu dari enam
Unit Pengolahanminyak Pertaminayang ada di lndonesia dan merupakankilang
minyak dengan kapasitas terbesar. Kehadiran kilang Pertamina RU IV. secara
langsung maupun tidak langsung telah mendorong tumbuh dan berkembangnya
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakatKabupaten Cilacap. Hal ini didukung
pula oleh peluang Pertamina RU IV untuk menjadi kilang yang kompetitif di
dunia. Adanya Pertamina RU IV dan pelabuhaninternasional di wilayah Cilacap
menyebabkantingginya arus transportasiterutama dari kapal tanker. Berdasarkan
Adpel Tanjung Intan (2011) kapal tanker yang memasuki perairan Cilacap setiap
bulanpadatahun2010 sekitar73 buah.
Menurut Ditjen Migas (201l) pencemaran minyak yang terkait dengan
aktifitas kapal tanker sejak tahun 2003 sampai 2010 telah terjadi empat kali
tumpatran minyak. Seringnya terjadi tumpahan minyak di perairan Cilacap telah
mengganggukeseimbanganekosistemperairan pesisir Cilacap. Kondisi ini diduga
telah menyebabkan hasil tangkapan nelayan mengalami penurunan dari tahun ke
tahun terutama tangkapan sumber daya demersal. Udang merupakan salah satu
sumber daya demersal, sehingga adanyatumpahan minyak di sepanjang Perairan
Cilacap akan langsung mengancam keberadaanudang karena kemampuan migrasi
udang untuk menghindari tumpahan sangat rendah. Minyak yang tumpah di
perairan juga akan berpengaruh terhadap kondisi biologis udang terutama
kemampuan untuk

bertahan hidup

kemampuan mencari makan.

pad^ kondisi

perairan tercemar dan

1.2.

Perumusan Masalah
Kabupaten Cilacap yang terletak di selatan Pulau Jawa merupakan salah

satu wilayah yang berpotensi di sektor perikanan. Selain itu Cilacap akan
ditingkatkan menjadi salah satu kawasan Minapolitan dimana perairan pesisir
Cilacap mempunyai potensi sebagai pusat perikanan yang bemilai ekonomis
tinggi. Sekitar empat persen masyarakatCilacap berprofesi sebagainelayan (BPS
KabupatenCilacap, 201l).
Kabupaten Cilacap mempunyai kilang yang merupakan satu dari enam
Unit Pengolahanminyak PertaminaRU yang ada di lndonesia. PertaminaRU IV
Cilacap juga merupakan kilang minyak dengan kapasitas terbesar dimana
dermaga untuk bongkar muat minyak mentah dan produk-produk kilang baik
untuk tujuan domestik maupun ekspor, terletak di area kilang dan selat.
Keberadaan unit

pengolahan minyak

atau RU

IV

Cilacap telah

memberikan manfaat bagi perekonomian di Kabupaten Cilacap namun di sisi lain
telah memberikan dampak negatif bagi masyarakat dan sumber daya yang
terdapat di perairan pesisir Cilacap karena daerah ini dimanfaatkan sebagaitempat
pelepasan air limbah perusahaan. Pertamina RU IV Cilacap mendatangkan
minyak mentah dari Timur Tengah dengan menggunakan kapal-kapal tanker
melalui Perairan Cilacap. Tingginya aktifitas kapal tanker di Perairan Cilacap
juga telah memberikan dampak negatif, berupa ceceran dan tumpahan minyak
serta kebocoran pipa bawah laut yang ditanam untuk menghubungkan SPM
(single point mooring) denganArea 70 (Iskandar, 20Aq.
Tumpahan minyak

selain berdampak pada kualitas perairan, juga

berdampak pada biota laut seperti ikan dan udang, yang sangat vital bagi
kehidupan nelayan di wilayah Cilacap. Udang merupakanjenis biota laut yang
sangat sensitif terhadap perubahanlingkungan. Lingkungan yang tidak seimbang
(terganggu akibat tumpahan minyak di Perairan Cilacap) akan membuat udang
sulit bertahan hidup sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap ketersediaan
biomassaudang dan menurunkanhasil tangkapannelayan Cilacap (Syakti, 2005).
Efek

pencemaran

berupa

tumpahan

minyak

seringkali

tidak

dipertimbangkan oleh pembuat kebijakan sehingga memunculkan eksternalitas
terhadap lingkungan

yang tidak

diperhitungkan.

Untuk

memperkirakan

eksternalitas yang dihasilkan oleh pencemaran, perlu mengembangkan langkahlangkah ekonomi terhadapnilai-nilai lingkungan dan sumber dayaalam. Estimasi
dilakukan terutama untuk memberikan masukan dalam pengambilan suatu
keputusanmanajemensumberdaya publik dan lingkungan (Freeman, 1993).
Menurut Freeman (1991), perhitungan nilai lingkungan yang hilang
diawali dengan mengamati jumlah hasil tangkapan sumber daya di daerah
tumpahan minyak. Dasar untuk kompensasi kerusakan pihak yang terkena
dampak tumpahan minyak adalah penentuan kerusakan sumber daya alam dan
kewajiban pihak yang bertanggung jawab dalam kasus-kasus pencemaran.
Sayangnya, informasi terkini tentang eksternalitas sektor migas tidak cukup untuk
menetapkan kebijakan. Penelitian ini

dilakukan sebagai bagian mengisi

kesenjanganinformasi, khususnyadalam pengembanganimplikasi kebijakan yang
membuflrhkan informasi tentang biaya sosial dari sektor migas, dan sebagian
untuk membantu dalam perumusanpedomanpenilaian kerusakandan kompensasi
untuk seklor migas
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahanpenelitian yang muncul
adalahsebagiberikut:
1. Seberapabesarpengaruhtumpahanrninyak terhadapperikananudang?
2. Beraparisiko ekonomi tumpahan minyak terhadap perikanan udang?
3. Bagaimana implikasi kebijakan kompensasi tumpahan minyak terhadap
perikananudang?

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuli memperkirakan pilai

perubahankesejahteraannelayan apabila terjadi tumpahan minyak akibat kegiatan
PT. Pertamina (Persero)Refinery Unit (RU) IV cilacap. Selain tuiuan umum
tersebut.juga terdapattujuan khusus, antaralain:
1. Memperkirakan tingkat pengaruhtumpahanminyak terhadapperikananudang.
2. Memperkirakan risiko ekonomi tumpahanminyak terhadapperikanan udang.
3. Memperkirakan implikasi kebijahan kompensasi tumpahan minyak terhadap
perikananudang.

1.4.

KegunaanPenelitian
Adapunkegunaanpenelitianini untuk memberiinformasimengenairisiko

ekonomitumpahanminyak di PerairanPesisirCilacapterhadapperikananudang
dan diharapkan dapat menjadi masukan kepada pembuat kebijakan untuk
membuat suatu kebijakan kompensasitumpahann'rinyak terhadapperikanan
udang.
1.5.

RuangLingkup Penelitian
Fokus kajian pada penelitian ini dikendalikan denganpenentuanruang

lingkup dan batas penelitian. Penelitiart ini dibatast pada lirrgkup sosial dan
ekbnomi masyarakatnelayanterkait tlertgankegiataddistribusi dan transportasi
ttinyak yang dilakukan oleh PT PertaminaRU ry bilacap. Batasanpenelitian
rinci sebagaiberikut:
secaxa
1. Kegiatanmigas dibatasipadakegiatandistribusi ddn transportasiminyak PT
PertaminaRU IV Cilacapmelalui kapal tanker.
2. Kegiatan perikananudang dibatasi pada penangltapanyang dilakukan oleh
nelayanlokal (PesisirCilacap).
3. Perkiraan risiko ekohomi tumpahan minyak deflgan studi kasus perikanan
udang dilakukan dengan perubahan kdsejahterdanmelalui proxy surplus
produsen.

II.
2.1

TINJAUAN PUSTAKA

Ekstemalitas Sebagai Suatu Kegagalan Pasar

2,1.1 Definisi Eksternalitas
Konsumsi terhadap barang publik sering menimbulkan apa yang disebut
sebagai eksternalitas atau dampak eskternal. Secara umum eksternalitas
didefinisikan sebagai dampak (positif atau negatif), atau dalam bahasa formal
ekonomi sebagai net cost atau benefit, dan tindakan satu pihak terhadap pihak
lain. Lebih spesifik lagi eksternalitasterjadi jika kegiatan produksi atau konsumsi
dari satu pihak mempengaruhi utilitas (kegunaan) dari pihak lain secara tidak
diinginkan, dan pihak pembuat eksternalitas tidak menyediakan kompensasi
terhadap pihak yang terkena dampak ekstemalitas. Eskternalitas merupakan
fenomena yang kita hadapi sehari-hari, tidak hanya terbatas pada pengelolaan
sumberdaya alam.
Pidato yang terlalu lam4 jalan yang macet, musik yang terlalu keras, asap
rokok yang kita hirup dari orang lain, adalah contoh dari eksternalitasyang kita
alami sehari-hari. Dalam kaitannya dengan sumber daya alarn, eksternalitas sangat
penting untuk diketahui karena keberadaan eksternalitas akan menyebabkan
alokasi sumberdayayang tidak efisien (Fauzi, 2010").
Dalam kaitan dengan sumber daya aIarr, hampir setiap eksternalitas yang
kita pelajari adalah yang negatif. Pertcemaranudara dan air adalah contoh kasus
disekonomi eksternalitas. Kasus dimana individual ataufirm membuang produk
limbahnya ke lingkungan tanpa memahami kerusakan yang akan terjadi akibat
limbah ini dan akan mempengaruhi utilitas pihak lainnya.
Eksternalitas

yang

positif

melahirkan

barang

eksternalitas negatif menghasilkan barang publik

publik,

"negatif'.

sementara

Artinya jika

ekstemalitas negatif tidak diproduksi maka akan menghasilkan barang publik.
Sebagaicontoh, jika anda semuaberhenti merokok (merokok akan menghasilkan
ekstemalitas negatif), maka akan dihasilkan udara yang bersih y*g

merupakan

barang publik. Jika pemerintah membuat jalan yang bagus, menjaga lingkungan
atau membuat negara ini aman, yang semuanya termasuk kategori eksternalitas

positif,

maka akan dihasilkan barang publik

dimana kita

semua bisa

menikmatinya.

2.1.2 Tipe Eksternalitas
Ekstemalitas terbagi menjadi beberapa tipe. Ekstemalitas menyangkut
kedua belah pihak, yakni produsendan konsumen, maka eksternalitasbisa terjadi
dari konsumsi ke konsumsi, dari konsumsi ke produksi dan juga sebaliknya.Kula
(lgg2)

menyebutkan tipe eksternalitas ini

sebagai eksternalitas teknologi

(technological externalities) karena adanya perubahan konsumsi atau produksi
oleh satu pihak terhadappihak lain yang lebih bersifat teknis (Fauzi, 2010)
Tipe ekstemalitas lainnya adalah apa yang disebut sebagai ekstemalitas
pecuniary (pecuniary externalities). Eksternalitas ini terjadi karena adanya
perubahan harga dari beberapa irrput maupun output. Dengan kata lain
eksternalitas ini terjadi manakala aktifitas ekonomi seseorang mempengaruhi
kondisi finansial pihak lain. Sebagai contoh, meningkatnya penjualan furniture
akan menyebabkan meningkatny ahatgakayu yang kemudian akan mempengaruhi
kemampuan daya beli maupun welfare dari konsumen bahan bangunan ataupun
konsumen lain yang memanfaatkan kayu. Eksternalitas ini biasanya tidak
menyebabkan perubahan teknologi produksi dan tidak harus menimbulkan
misalokasi sumberdaya(Fauzi, 2010)
Hartwick dan Olewiler (1998) dalam Fauzi (2010)

menggunakan

terminologi lain untuk menggambarkan ekstemalitas. Keduanya membedakan
antara eksternalitas private dan eksternalitas publik.

Ekstemalitas private

melibatkan hanya beberapa individu bahkan bisa bersifat bilateral dan tidak
menimbulkan spill over (limpahan) kepada pihak lain, sementaraekstemalitas
publik terjadi manakala barang publik dikonsumsi tanpa pembayaranyang tepat'
Karena sifat barang publik

sebagaimana yang telah disebutkan di ataso

pemanfaatan oleh satu pihak tidak mengurangi kuantitas untuk dimanfaatkan oleh
pihak lain, namun bisa saja kualitas barang publik tersebut berkurang. Misalnya,
sungai adalah barang publik. Pemanfaatan oleh semua pihak tidak mengurangi
jumlah sungai yang digunakan namun pencemaran sungai yang ditimbulkan
merupakan gambaran penurunan kualitas dari barang publik tersebut. Pencemaran

9

seperti ini kemudian dikenal sebagai eksternalitas publik. Diagram berikut ini
menggambarkantaksonomi eksternalitas seperti yang dijelaskan di atas beserta
beberapacontohnya.

ProduksiPositif
Conlotr:
.
PEnelitian
Eksternalfta
Produksinegatif
Conloh:
.
Pencemaandr
.
Polusiudara

Eksternalites
KmsumsiPositfi

Timbulakibatadanya
Paubahanharga
Inputatauortput
Dalamkegiatan
Ekonomi.

Contotr:
.
Vaksinasi
thd
penyakitmenula
Eksternalitas
Konsuminegatif
Csfltoh:
.
Asaprokok

Gambar I Tipologi Eksternalitas(Fauzi, 2010").
Semua konsep eksternalitasyang telah kita bicarakan di atas merupakan
konsep eksternalitas statis karena tidak adanya keterlibatan variabel waktu di
dalamnya. Eksternalitasjuga bisa dilihat dari sisi dinamik dengan melihat aspek
intertemporal dari dampak yang ditimbulkan.
Sebagaimanadikemukakan di atas, pemahaman tentang eksternalitas erat
kaitannya dengan efisiensi alokasi sumber daya. Efisiensi alokasi sendiri terkait
dengan pengaturan kelembagaan (institutional arrangement). Sumber daya bisa
saja dialokasikan melalui berbagai pengaturankelembagaanseperti kediktatoran
(dictatorship), percncan&rn terpusat (central planning), atau melalui mekanisme
pasar (free markef). Teori ekonomi standar mengatakan, meskipun pengaturan
melalui mekanisme kelembagaanbisa menghasilkan alokasi yang baik, namun
mekanisme pasar (free marker) dianggap menghasilkan alokasi yang efisien dan
optimal (seringjuga disebut sebagaiPareto Optimal). Dengan kata lain, jika pasar

10

tidak eksis, maka alokasi sumberdayatidak akan terjadi secaraefisien dan optimal
(Fauzi,2010^).

2.1.3 Eksternalitas dan Kegagalan Pasar
Sumber daya alam, dalam beberapa hal tidak ditransaksikan dalam
mekanisme pasar atau mekanisme pasar bekerja secara tidak sempurna
(incomplete). Pencemaran udara, polusi yang ditimbulkan akibat eksternalitas
barang publik adalah contoh bagaimana alokasi barang ini tidak ditransaksikan
melalui mekanisme psff,

pelaku penyebab pencemaran tersebut seharusnya

membayar kompensasi terhadap masyarakat yang terkena pencemaran. Jadi
barang publik, eksternalitas dan kegagalan pasar (marketfailure) adalah satu mata
rantai yang sering timbul dalam pengelolaan sumberdaya alam.
Dengan kata lain, jika pasar tidak eksis, maka alokasi sumberdayatidak akan
terjadi secara efisien dan optimal. Sumberdaya alanr, dalam beberapahal tidak
ditransaksikandalam mekanismepasaratau mekanismepasarbekeda secaratidak
sempurna (incomplete). Udara, polusi yang ditimbulkan akibat eksternalitas
barang publik adalah contoh bagaimana alokasi barang ini tidak ditransaksikan
melalui mekanisme pasar. Dengan kata lain, kegagalan dari pasar untuk eksis
adalah cerminan dari sifat sumberdaya alam yang dalam beberapa hal menjadi
barang publik yang sering menimbulkan ekstemalitas. Jadi barang publik,
ekstemalitas dan kegagalan pasar (market failure) adalah satu mata rantai yang
sering timbul dalam pengelolaansumberdayaalam.
Fauzi (2010) menguraikan, dalam teori ekonomi sering dikatakan bahwa
pasar adalah media untuk mengkomunikasikan keinginan konsumen dan
produsen. Jadi pasar misalnya bisa gagal, jika pasar tersebut tidak bisa
mengkomunikasikan keinginan masyarakat secara tepat. Kegagalan pasar juga
bisa ditimbulkan oleh situasi di mana keputusan individual yang berdasarkan
informasi harga tidak menimbulkan alokasi sumberdaya yang efisien. Untuk
mengerti kegagalan pasar ada beberapa indikasi yang bisa dipelajari. Ledyard
(1987), mengemukakan bahwa untuk mengerti kegagalan pasar, dapat didekati
dengan memahami konsep keberhasilanpasar. Ada beberapapersyaratandimana
pasarakan berhasil yaitu :

1l

1. Pasar eksis dengan hak pemilikan yang terkukuhkan dengan jelas (welldefined property rights) sehingga pembeli dan penjual dapat secara bebas
melakukan transaksi. Hak pemilikan ini akan terkukuhkan dengan baik jika
beberapa karakteristik hak pemilikan di bawah ini dipenuhi. Menurut Hanley
(1997) yang diacu dalam Fauzi (2010"), karakteristik tersebutantaralain :
o

hak milik

tersebut dikukuhkan kepemilikannya baik secara individu

maupun kolektif.
o

eksklusif,

artinya seluruh keuntungan dan biaya dari penggunaan

sumberdaya sepenuhnya menjadi

hak

(tanggung jawab)

pemilik

sumberdaya.
o

tran*rable
transferable

(dapat dipindah-tangankan) karena hak pemilikan yang
akan

menimbulkan

insentif

untuk

mengkonservasi

(melestarikan)sumberdayatersebut.
o

terjamin (secure), dengan adanya jaminan memiliki, maka akan timbul
insentif untuk memperbaiki atau memperkaya sumberdaya tersebut selama
masih dalam kepemilikannya.

2. Konsumen dan produsen berlaku secara kompetitif dengan memaksimumkan
keuntunganatau meminimuntkan biaya.
3. Harga pasardiketahui oleh konsumendan produsen
4. Tidak ada biaya transaksi(transactioncost:0)
Jika ciri-ciri tersebut di atas tidak dipenuhi maka akan timbul ketidak-sempurffHl
pasar (market imperfection) yang pada gilirannya akan mengarah kepada
kegagalan pasar.

2.2

Analisis Kerusakan dan Ganti Rugi

2.2.1 Prinsip Kerusakan dan Penentuan Kompensasi
Prinsip-prinsip dasar kerusakan lingkungan (damage assessment) secara
umum dapat dilihat dengan mengikuti pedoman oleh Fauzi dan Anna (2005).
Konsep pendugaan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan (SDAL) atau
damage assessment(DA) adalah pemberian nilai moneter terhadap iniury atau
kerusakan yang ditimbulkan pada sumber daya alam dan lingkungan. Besaran
kerugian ekonomi biasanya menjadi indikator moneter bagi DA tersebut. Besaran

t2

ini akan tergantung dari bagaimana masyarakat merespon dan menerima
perubahan-perubahanyang terjadi pada lingkungan. Dengan kata lain jika
masyarakattidak meresponadanyaperubahantersebut,maka analisis pencemaran
danlataukerusakanSDAL dalam hal ini tidak diperlukan.

i

i

tlublrigEfr
FfitTrB t€r-uhahan
Kurlitll
drn Bcn*ehm

tli, l lPe

ilp
:L

i

i

i
i

;

Gambar2 KerangkaPikir PerkiraanKerusakanLingkungan
(FauzidanAnn4 2005).
Kerangka pikir pendugffin kerusakan lingkungan dan keterkaitan ganti
rugi yang harus diperhitungkan dapat dijelaskan pada Gambar 2. Pada Gambar 2
terlihat bahwa sumber daya alam menghasilkan barang dan jasa yang dapat
dimanfaatkan secaraekonomi maupun non-ekonomi. Di sisi lain ada komponen
SDAL

yang harus dipertahankan sebagai cadangan (ecological reserve).

Pemanfaatan ekonomi maupun non-ekonomi ini dalam jangka panjang akan
mengubah kualitas lingkungan baik dalam bentuk pencemaranmaupun kerusakan
SDAL yang kemudian terlihat dalam bentuk dampak terhadap produklifitas,

13

kesehatan maupun dampak terhadap material lainnya. Dari ketiga perubahan tadi
akan bisa diprediksi tingkat kejadian (incidence) yang diperlukan untuk
memberikan nilai moneter dari kerusdkanfisik yang ditimbulkan. Assessmentdad.
nilai moneter inilah yang menjadi basis perhitungan ganti rugi yang kemudian
akan menj adi feed back atau umpan balik bagi pemanfaatan ekonomi, nonekonomi maupun cadanganlingkungan sebagaimanadijelaskan di atas.
Mengingat penentuan ganti rugi didasarkan pada perhitungan moneter
yang ditentukan oleh adanya permintaan dari masyarakat atas barang dan jasa
yang dihasilkan dari SDAL dapat pula dijelaskan melalui kerangka ekonomi
sebagaimanadigambarkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Kurva perkiraan kerusakan lingkungan (Fauzi dan Ann4 2005").
Kurva permintaan (demand) menggambarkan permintaan masyarakat
terhadap sumber daya alam dan lingkungan sementarakurva MC (Marginal Cost)
menggambarkan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pelayanan dari
sumber daya alam dan lingkungan. Pencemaran danlatau kerusakan lingkungan
pada hakekatnya mengubah kuantitas dan kualitas dari sumber daya alam dan
lingkungan tersebut.
Apabila terjadi injury, pada SDAL maka akan semakin susahdan semakin
mahal untuk memperoleh layanan kualitas dan kuantitas dari SDAL' Sebagai
contoh, air bawah tanah yang terkontaminasi akan menyebabkan makin mahalnya
membeli air dengan jumlah yang sama. Secara ekonomi, hal ini akan

t4

menyebabkan bergesemya kurva biaya marjinal (MC)

dari MCo ke MCt

Kenaikan biaya marjinal ini menyebabkan keseimbangan supply demand bergeser
ke atas dari Po ke P7 dengan perubahanjumlah yang diminta berkurang dari Qoke
Q1. Dalan perspektif ekonomi, DA pada hakikatnya memperkirakan kerugian
ekonomi yang terjadi akibat perubahan harga dari. P0 ke P7 dan perubahan
kuantitas dalli Qok" Q, tersebut.

2.2.2 Langkah - Langkah Penentuan Kerusakan Lingkungan
Pendugaankerusakan sebagaibasis penentuan ganti rugi adalah pemberian
nilai moneter terhadap injury. Damage assessmentmerupakan fungsi dari respon
masyarakat (society) terhadap perubahan yang terjadi pada layanan sumber daya
alam dan lingkungan. Kerusakan lingkungan muncul akibat terjadinya suatu
bencana,misalnya terjadi tumpahanminyak (release) kemudianjalur yang dilalui
oleh kapal Qtathway), berapa besar terjadi tumpahan (exposure), dan kerusakan
yang ditimbulkan akibat tumpahan minyak twwMflnjury)

(Gambar 4).

Gambar4 ProsesTerjadinyaInjury (FauzidanAnna,2005).
Setelah mengetahui prinsip-prinsip perkiraan pencemaran dan/atat
kerusakanlingkungan di atas,maka langkahyang diperlukan berikutnya adalah
melakukantahapanpenentuanperkiraankerusakandan perkiraanganti rugi yang
diperlukan.Langkah-langkahpenentuantersebutsecaradiagramatikdigambarkan
padaGambar5.

15

AFatett
Frqperty
r4$if
Terde

IntFn€it$d
Femllkarius
PemelfeEt$trAL

F*netapal gar*ti rugi
V{H Pdvstb Eetd€fiHlt

penentuan
Gambar'
dan
:Hfft:;'frff#:Hffi#ffi:fl
Seperti terlihat pada Gambar 5, langkah perkiraan pencemaran dan atau
kerusakandimulai dari assessmentterhadapinjury (Gambar 4) yang dispesifikasi
berdasarkan tipe sumber daya yang terkena injury (seperti wetland, coastal,
ground woter, udara, dan lain sebagainya),lamanya injury terjadi, apakah injury
terjadi secara langsung atau tidak langsung, serta derajat injury yang terjadi
(menyangkut skala spasial dan jumlah pihak ata.uparty yang terlibat). Jika
pemisahan ini sudah dapat dilakukan, maka pertanyaan berikut yang patut
diajukan adalah apakah hak pemilikan terhadap SDAL yang terkena injury
terdefinisikan dengan jelas atau tidak. Jika tidak maka damage assessment

t6

dilakukan atas nama publik dan penyelesaian ganti rugi harus dilakukan melalui
penyelesaian publik

(public

settlement). Sebaliknya jika

hak pemilikan

terdefinisikan denganjelas (siapa pemilik sumber daya yang sebenarnya)maka
langkah berikutnya adalah melakukan assessmentterhadap hak pemilikan yang
menyangkut tipe hak pemilikan (individu, komunal, sewa, hak miliki, dan lainlain), durasi kepemilikan, dan intensitaspemanfaatandengankepemilikan sumber
daya. Jika langkah ini sudah dilakukan baru kemudian damage assessmentdapat
dilakukan dan penentuan ganti rugi dapat dilakukan melalui private settlement
(antara pihak yang terlibat) seperti antara industri (pabrik dengan pemilik lahan)
dan sejenisnya.

2.2.3 Metode Dasar Analisis Kerusdkan dan Kompensasi
2.2.3.1 Resource Restoration Approac h
Grigalunas et al. (1988) menerangkan bahwa resource restoration
approach adalah pendekatandengan menggunakanbiaya restorasi dari kerugian
terhadap sumber daya sebagai rtkurdn kerusakan. Restorasi merupakan usaha
untuk pemulihan sumber daya yang mengalami gangguan. Tantangan dalam
melakukan restorasi sumber dayd terditi atas:
l.

Mengukur kerugian akibat pencemaran

2. Memilih alternatif sebuahkelayakandan cost-effictive restoration
3. Menetapkanketika sumberdaya telah pulih secarabiologi
Walaupun sulit untuk mengukur dan memoneter kerusakan lingkungan.
Hal ini penting untuk kawasan yang sering mengalami risiko tumpahan dan
pencemaran, terdapat kesulitan dalam mengukur bukan pasar (non-market) dan
pengaruh tidak langsung terhadap gangguan lingkungan alami dan berbagai
kesulitan dalam memoneter kerusakan, restorasi yang memiliki

arti penting

sebagai penyeimbang untuk kerusakan lingkungan, walaupun Civil Liability
Convention and the Fund Convention tidak menerima kompensasinasional untuk
kerugian-kerugian lingkungan alami, mereka mengizinkan kompensasi untuk
reasonable tindakan yang diambil untuk memulihkan lingkungan, dengan cara
yang samq OPA '90 di US melakukan pemulihan sumber daya ke kondisi awal
atau kompensasi unfuk kerusakan sumber daya ke kondisi awal atau kompensasi

t7

untuk kerusakan sumber daya alam akibat tumpahan minyak, dengan begitu,
dimana kerusakan tidak langsung tidak dapat dimoneterkan secara langsung,
namun kompensasi kerusakan lingktrngan bagi pihak yang bertanggung jawab
dapat dikenakan biaya-biaya untuk perbaikan sumber daya yang mengalami
gangguan.
Implementasi OPA'90

dibedakan antara primary

restoration dan

compensatory restoration. Primary restoration adalah mengembalikan sumber
daya yang rusak untuk kembali seperti semula

sebelum terjadi tumpahan.

Compensatory r estor atio n berurtr menyediakantambahanpemulihan sumber daya
yang rusak untuk mengganti kerugian-kerugian sementara pada waktu terjadi
tumpahan sampai waktu ketika sumber daya kembali pulih.
Konsep primary restoration dijelaskan pada Gambar 6 di bawah ini
dengan mengumpamakan bahwa suatu kawasan mangrove dirusak oleh
pencemaran, suatu kejadian yang relatif umum terjadi di daerah tropis. Total
kawas