Bahan Induk Tanah dan Proses Pelapukannya.pptx
Geografi Tanah Dan Lingkungan
Bahan Induk Tanah
Oleh :
KELOMPOK 3
Pra Dwi Ramadhani (A1A512087)
Risfy (A1A514053)
Rima Erna Masari (A1A514087)
Yati (A1A514060)
BAHAN INDUK
TANAH
Jenis dan Komposisi
Mineral
Mineral yaitu suatu benda padat homogen yang terdapat di alam,
yang terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada
batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun secara
teratur.
Klasifikasi Mineral
LITOSFER
Lapisan kerak bumi (lithosfer) tersusun oleh sumber
potensial berbagai unsur kimiawi baik yang berfungsi
sebagai unsur hara tetanaman maupun yang berfungsi
lain,
No.
atom
Unsur kimiawi
Kadar
No.
(mg/kg)
atom
Unsur kimiawi
Kadar
(mg/kg)
1
H (hidrogen)
-
23
V (vanadium)
150
5
B (boron)
10
25
Mn (mangan)
1.000
6
C (karbon)
320
26
Fe (ferrum, besi)
50.000
7
N (nitrogen)
-
27
Co (kobalt)
40
8
O (oksigen)
446.000
29
Cu (kuprum, tembaga)
70
K ( kalium)
26.000
30
Zn (zincum, seng)
80
11
Na (natrium)
28.000
33
As
5
12
Mg (magnesium)
20.900
34
Se (selenium)
0.09
13
Al (alumunium)
81.300
35
Br (bromium)
2,5
14
277.200
37
1.200
38
Rb (rubidium)
Sn
280
15
Si (silicon)
P (fosfor)
16
S (sulfur)
520
42
Mo (molibdenum)
2,3
17
Cl (klor)
480
53
J (yodium)
0,3
20
Ca (kalsium)
35.900
56
Ba (barium)
430
21
Se (kalsium)
5
150
Unsur-unsur lithosfer ini berada dalam bentuk mineral primer,
dan mineral sekunder
Menurut Darmawijaya (1990), mineral didefinisikan sebagai
bahan alam homogen dari senyawa anorganik asli, yang
berkomposisi kimiawi tetap dan bersusunan molekul
geometris.
• Mineral primer merupakan mineral kompleks bersusunan
kimiawi asli (lithosfer) yang keluar dari perut bumi melalui
mekanisme aliran atau semburan cairan magma dari puncak
gunung berapi, lalu membeku membentuk bebatuan
• Mineral sekunder merupakan hasil proses pelapukan mineral
primer, sehingga mengalami perubahan susunan kimiawi.
Berdasarkan
cara
pembentukannya
dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu:
bebatuan
ini
a. Batuan Beku
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah
batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan
terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan
teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan
beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa
dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.
b. Letak Pembekuan
• Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk di
dalam bumi; sering disebut batuan beku intrusi.
• Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk di
permukaan bumi; sering disebut batuan beku ekstrusi.
• Batuan beku hipabisal adalah batuan beku intrusi dekat
permukaan, sering disebut batuan beku gang atau batuan beku
korok, atau sub volcanic intrusion.
BATUAN BEKU DALAM = GRANIT
BATUAN BEKU TENGAH = KOROK
BATUAN BEKU LUAR = ANDESIT
c. Warna Batuan Beku
Warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan
putih cerah. Warna ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral
penyusun batuan beku itu sendiri. Apabila terjadi percampuran
mineral berwarna gelap dengan mineral berwarna terang maka
warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu
berbercak putih, atau putih berbercak hitam, tergantung warna
mineral mana yang dominan dan mana yang kurang dominan.
d. Tekstur Batuan Beku
Batuan Sedimen
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat proses
pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang
kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan
sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian
diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan
batuan sediment organik.
a. Proses sedimentasi mekanik
Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses
dimana butir-butir sedimen tertransportasi hingga diendapkan di
suatu tempat. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal dari luar.
Transportasi butir-butir sedimen dapat dipengaruhi oleh air,
gravitasi, angin, dan es.
b. Proses Sendimen Kimiawi
Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang
berisi fluida menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga
berhubungan dnegan reaksi mineral pada batuan tersebut
terhadap cairan yang masuk tersebut.
Macam - Macam Batuan
Sedimen
1. Batuan Sedimen Klasik
2. Batuan Sedimen Non- Klasik
Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas
(endapan) hingga menjadi KEKOMPAKAN
batuan sedimen disebut diagenesa.
Proses diagenesa itu dapat terjadi pada suhu dan tekanan
atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1 – 2 kilobar,
berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga
terangkat dan tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan hal
tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :
1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di
bawah muka air.
2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen
mengalami penguburan semakin dalam.
3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen
tersingkap kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan
erosi.
Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat
kekompakan batuan sedimen juga sangat bervariasi, yakni :
• Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau
sedimen).
• Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada
kondisi kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.
• Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen
yang dapat dilepas dengan tangan atau kuku.
• Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.
Tekstur
Permukaan
1. Kasar, bila pada permukaan butir terlihat
meruncing dan terasa tajam.
2. Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing
sampai agak rata.
3. Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan
rata.
Ukuran butir (mm)
Nama Butiran
Nama batuan
Æ > 256
Boulder / block (bongkah)
Breksi
64 – 256
Cobble (kerakal)
4 – 64
Pebble
(bentuk
/
kebundaran
butiran meruncing)
Konglomerat
(bentuk
/
2–4
Granule (kerikil)
1/16 – 2
Sandstone (pasir)
Batupasir
1/16 – 1/256
Silt (lanau)
Batulanau
Æ < 1/256
Clay (lempung)
Batulempung
kebundaran
butiran membulat)
1. Struktur di dalam batuan
(features
within strata) :
Struktur
Sedimen
a) Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal
perlapisan < 1 cm disebut struktur laminasi.
b) Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross
lamination.)
c) Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)
d) Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus.
e) Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas
semakin kasar.
2.
f)
g)
h)
Struktur permukaan (surface features)
Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)
Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals)
Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling
animals)
i) Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)
j) Gumuk pasir (dunes, antidunes)
3. Struktur erosi (erosional sedimentary structures)
a) Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)
b) Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau
fosil)
c) Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)
d) Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)
Penamaan Batuan
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data
pemerian (data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan
komposisi.
Tabel Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
Tekstur/Struktur
Rudit
Komposisi mineral/fragmen
Nama batuan
Komposisi sejenis atau campuran, Konglomerat
Ciri-ciri khas
Fragmen umumnya bulat atau agak
(2 – 256 mm)
terutama
membulat
dengan
rijang,
kuarsa,
granit, kuarsit, batugamping dll.
Breksi
Fragmen umumnya runcing, dan
menyudut
Fanglomerat
Kipas
aluvial
yang
mengalami
pembatuan
Pecahan batuan bercapur dengan Tillit
Umumnya tidak terpisah. Fragmen
semen
batuan terdapat bekas goresan
Arenit
Terutama kuarsa 25%, felspar kalium Arenit atau
(1/16 – 2 mm)
atau plagioklas 10-25%.
Pecahan
batuan:
basal,
Pemilahan baik dan bersih
batupasir kuarsa
riolit,
batusabak dll.
Mineral mika, serisit, klorit, bijih
besi.
Arkose
Pemilahan
jelek,
warna
abu-abu
kemerahan
Batupasir felspatik
Lebih dewasa dari arkose antara
Graywacke
graywacke dan arenit
subgraywacke
Lutit
Umumnya mineral lempung, kuarsa, Batulanau
(1/16 – 1/256 mm)
opal, kalsedon, klorit dan bijih besi.
Serpih
Mudah membelah, tidak plastis, bila
Batulumpur
dipanasi menjadi plastis
Batulempung
Antara batupasir dan serpih
Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis
(Huang, 1965).
Tekstur/Struktur
Komposisi mineral/fragmen
Rapat, afanitik, berbutir kasar, Terutama kalsit
kristalin,
porus,
oolit
mosaik
Terutama dolomit
Nama batuan
Ciri-ciri khas
Batugamping
Breaksi dengan HCl, mengandung
dan
organik, bioklastika,
Dolomit
Tidak segera bereaksi dengan
HCl, jarang mengandung fosil,
Berbutir halus
Kristal
halus
Karbonat dan lempung
mikroorganisme
Napal
Rapat dan berlapis
Campuran
Terutama gips
kalsedon dll.
Gips
berbutir sedang
dengan Kapur
Putih – abu-abu terang, sangat rapuh,
mengandung fosil
Abu-abu terang, rapuh, pecahan
silika,
opal
konkoidal
dan Rijang
Warna beragam, keras, kilap non
logam, konkoidal
Evaporit, tidak sendiri melainkan
Anhidrit
berasosiasi
Terutama malit
mineral/batuan lain.
Dijumpai
dengan
kristal
yang
mengelompok
Masif atau berlapis
Mineral
fosfat
Amorf, berlapis, tebal
tulang
Humus, tumbuhan
dan
fragmen Fosforit
Batubara, lignit
Diperlukan penentuan kadar P2O3
Warna coklat, pecahan prismatik
Macam – macam Batuan
Sedimen
1.
Tufa
Lempung Merah
2.
Bentonit
BatuPasir
3. Lempung
Batu Pasir Merah
Pasir Besi
Gamping Merah
Pasir Hijau
Batugamping
Gamping Numulities
Breksi
Pumice
Breksi
Vulkanik
Batuan metamorf atau batuan malihan
adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan
temperature atau tekanan dari batuan yang telah ada
sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan tekanan,
batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya
sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur
yang baru pula.
. Contoh batuan
tersebut adalah
batu sabak atau
slate yang
merupakan
perubahan batu
lempung. Batu
marmer yang
merupakan
perubahan dari
batu gamping.
Pelapukan
Fisik
Pelapukan
Kimiawi
Melalui proses ini bagian permukaan fragmen-fragmen dapat
kehilangan sebagian mineral penyusunnya atau mengalami perubahan
komposisi kimiawinya, yang kemudian menyebabkan terbentuknya mineralmineral sekunder. Mekanisme yang terlibat dalam transformasi kimiawi ini
meliputi :
•Pelarutan (Solubilitasi)
•Hidratasi
•Hidrolisis
•Oksidasi
•Reduksi
•Karbonatasi
•Asidifikasi (Pengasaman)
Proses pelapukan batuan secara kimiawi di
daerah karst.
Pelapukan Organik
KLASIFIKASI BAHAN
INDUK TANAH
Bahan residual merupakan bahan mineral yang terbentuk dari
hasil pelapukan bebatuan secara in situ (asli), sehingga
mempunyai susunan kimiawi yang tergantung sepenuhnya pada
bebatuan aslinya dan biasanya relatif miskin hara.
• Jenis jenis bahan induk ini dinamakan = bebatuan asalnya,
yaitu:
a. Bahan induk batu-beku, seperti asal granit, basalt dan asal
andesit.
b. Bahan induk sedimen, misalnya asal batu-kapur, batu pasir dan
asal shale
c. Bahan induk batu-alih rupa, seperti asal marmar, gneiss dan
asal quarsit dan
d. Untuk daerah berawa, bahan organik aslinya yang terbentuk
dari proses dekomposisi sisa-sisa tanaman disebut endapan
atau depost kumulosa (gambut).
2. Bahan Endapan
Bahan angkutan yaitu bahan hasil pelapukan yang dipindahkan
dari tempat aslinya berbentuk campuran sehingga relatif subur.
Bahan angkutan in berdasarkan jenis pembawanya (carier) dipilah
menjadi 4 golongan yaitu :
a. Angkutan air
b. Angkutan angin
c. Angkutan gravitasi
d. Angkutan Es
KESIMPULAN
Bahan Induk Tanah
Oleh :
KELOMPOK 3
Pra Dwi Ramadhani (A1A512087)
Risfy (A1A514053)
Rima Erna Masari (A1A514087)
Yati (A1A514060)
BAHAN INDUK
TANAH
Jenis dan Komposisi
Mineral
Mineral yaitu suatu benda padat homogen yang terdapat di alam,
yang terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada
batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun secara
teratur.
Klasifikasi Mineral
LITOSFER
Lapisan kerak bumi (lithosfer) tersusun oleh sumber
potensial berbagai unsur kimiawi baik yang berfungsi
sebagai unsur hara tetanaman maupun yang berfungsi
lain,
No.
atom
Unsur kimiawi
Kadar
No.
(mg/kg)
atom
Unsur kimiawi
Kadar
(mg/kg)
1
H (hidrogen)
-
23
V (vanadium)
150
5
B (boron)
10
25
Mn (mangan)
1.000
6
C (karbon)
320
26
Fe (ferrum, besi)
50.000
7
N (nitrogen)
-
27
Co (kobalt)
40
8
O (oksigen)
446.000
29
Cu (kuprum, tembaga)
70
K ( kalium)
26.000
30
Zn (zincum, seng)
80
11
Na (natrium)
28.000
33
As
5
12
Mg (magnesium)
20.900
34
Se (selenium)
0.09
13
Al (alumunium)
81.300
35
Br (bromium)
2,5
14
277.200
37
1.200
38
Rb (rubidium)
Sn
280
15
Si (silicon)
P (fosfor)
16
S (sulfur)
520
42
Mo (molibdenum)
2,3
17
Cl (klor)
480
53
J (yodium)
0,3
20
Ca (kalsium)
35.900
56
Ba (barium)
430
21
Se (kalsium)
5
150
Unsur-unsur lithosfer ini berada dalam bentuk mineral primer,
dan mineral sekunder
Menurut Darmawijaya (1990), mineral didefinisikan sebagai
bahan alam homogen dari senyawa anorganik asli, yang
berkomposisi kimiawi tetap dan bersusunan molekul
geometris.
• Mineral primer merupakan mineral kompleks bersusunan
kimiawi asli (lithosfer) yang keluar dari perut bumi melalui
mekanisme aliran atau semburan cairan magma dari puncak
gunung berapi, lalu membeku membentuk bebatuan
• Mineral sekunder merupakan hasil proses pelapukan mineral
primer, sehingga mengalami perubahan susunan kimiawi.
Berdasarkan
cara
pembentukannya
dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu:
bebatuan
ini
a. Batuan Beku
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah
batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan
terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan
teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan
beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa
dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.
b. Letak Pembekuan
• Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk di
dalam bumi; sering disebut batuan beku intrusi.
• Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk di
permukaan bumi; sering disebut batuan beku ekstrusi.
• Batuan beku hipabisal adalah batuan beku intrusi dekat
permukaan, sering disebut batuan beku gang atau batuan beku
korok, atau sub volcanic intrusion.
BATUAN BEKU DALAM = GRANIT
BATUAN BEKU TENGAH = KOROK
BATUAN BEKU LUAR = ANDESIT
c. Warna Batuan Beku
Warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan
putih cerah. Warna ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral
penyusun batuan beku itu sendiri. Apabila terjadi percampuran
mineral berwarna gelap dengan mineral berwarna terang maka
warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu
berbercak putih, atau putih berbercak hitam, tergantung warna
mineral mana yang dominan dan mana yang kurang dominan.
d. Tekstur Batuan Beku
Batuan Sedimen
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat proses
pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang
kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan
sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian
diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan
batuan sediment organik.
a. Proses sedimentasi mekanik
Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses
dimana butir-butir sedimen tertransportasi hingga diendapkan di
suatu tempat. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal dari luar.
Transportasi butir-butir sedimen dapat dipengaruhi oleh air,
gravitasi, angin, dan es.
b. Proses Sendimen Kimiawi
Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang
berisi fluida menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga
berhubungan dnegan reaksi mineral pada batuan tersebut
terhadap cairan yang masuk tersebut.
Macam - Macam Batuan
Sedimen
1. Batuan Sedimen Klasik
2. Batuan Sedimen Non- Klasik
Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas
(endapan) hingga menjadi KEKOMPAKAN
batuan sedimen disebut diagenesa.
Proses diagenesa itu dapat terjadi pada suhu dan tekanan
atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1 – 2 kilobar,
berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga
terangkat dan tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan hal
tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :
1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di
bawah muka air.
2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen
mengalami penguburan semakin dalam.
3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen
tersingkap kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan
erosi.
Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat
kekompakan batuan sedimen juga sangat bervariasi, yakni :
• Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau
sedimen).
• Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada
kondisi kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.
• Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen
yang dapat dilepas dengan tangan atau kuku.
• Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.
Tekstur
Permukaan
1. Kasar, bila pada permukaan butir terlihat
meruncing dan terasa tajam.
2. Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing
sampai agak rata.
3. Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan
rata.
Ukuran butir (mm)
Nama Butiran
Nama batuan
Æ > 256
Boulder / block (bongkah)
Breksi
64 – 256
Cobble (kerakal)
4 – 64
Pebble
(bentuk
/
kebundaran
butiran meruncing)
Konglomerat
(bentuk
/
2–4
Granule (kerikil)
1/16 – 2
Sandstone (pasir)
Batupasir
1/16 – 1/256
Silt (lanau)
Batulanau
Æ < 1/256
Clay (lempung)
Batulempung
kebundaran
butiran membulat)
1. Struktur di dalam batuan
(features
within strata) :
Struktur
Sedimen
a) Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal
perlapisan < 1 cm disebut struktur laminasi.
b) Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross
lamination.)
c) Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)
d) Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus.
e) Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas
semakin kasar.
2.
f)
g)
h)
Struktur permukaan (surface features)
Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)
Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals)
Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling
animals)
i) Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)
j) Gumuk pasir (dunes, antidunes)
3. Struktur erosi (erosional sedimentary structures)
a) Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)
b) Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau
fosil)
c) Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)
d) Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)
Penamaan Batuan
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data
pemerian (data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan
komposisi.
Tabel Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
Tekstur/Struktur
Rudit
Komposisi mineral/fragmen
Nama batuan
Komposisi sejenis atau campuran, Konglomerat
Ciri-ciri khas
Fragmen umumnya bulat atau agak
(2 – 256 mm)
terutama
membulat
dengan
rijang,
kuarsa,
granit, kuarsit, batugamping dll.
Breksi
Fragmen umumnya runcing, dan
menyudut
Fanglomerat
Kipas
aluvial
yang
mengalami
pembatuan
Pecahan batuan bercapur dengan Tillit
Umumnya tidak terpisah. Fragmen
semen
batuan terdapat bekas goresan
Arenit
Terutama kuarsa 25%, felspar kalium Arenit atau
(1/16 – 2 mm)
atau plagioklas 10-25%.
Pecahan
batuan:
basal,
Pemilahan baik dan bersih
batupasir kuarsa
riolit,
batusabak dll.
Mineral mika, serisit, klorit, bijih
besi.
Arkose
Pemilahan
jelek,
warna
abu-abu
kemerahan
Batupasir felspatik
Lebih dewasa dari arkose antara
Graywacke
graywacke dan arenit
subgraywacke
Lutit
Umumnya mineral lempung, kuarsa, Batulanau
(1/16 – 1/256 mm)
opal, kalsedon, klorit dan bijih besi.
Serpih
Mudah membelah, tidak plastis, bila
Batulumpur
dipanasi menjadi plastis
Batulempung
Antara batupasir dan serpih
Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis
(Huang, 1965).
Tekstur/Struktur
Komposisi mineral/fragmen
Rapat, afanitik, berbutir kasar, Terutama kalsit
kristalin,
porus,
oolit
mosaik
Terutama dolomit
Nama batuan
Ciri-ciri khas
Batugamping
Breaksi dengan HCl, mengandung
dan
organik, bioklastika,
Dolomit
Tidak segera bereaksi dengan
HCl, jarang mengandung fosil,
Berbutir halus
Kristal
halus
Karbonat dan lempung
mikroorganisme
Napal
Rapat dan berlapis
Campuran
Terutama gips
kalsedon dll.
Gips
berbutir sedang
dengan Kapur
Putih – abu-abu terang, sangat rapuh,
mengandung fosil
Abu-abu terang, rapuh, pecahan
silika,
opal
konkoidal
dan Rijang
Warna beragam, keras, kilap non
logam, konkoidal
Evaporit, tidak sendiri melainkan
Anhidrit
berasosiasi
Terutama malit
mineral/batuan lain.
Dijumpai
dengan
kristal
yang
mengelompok
Masif atau berlapis
Mineral
fosfat
Amorf, berlapis, tebal
tulang
Humus, tumbuhan
dan
fragmen Fosforit
Batubara, lignit
Diperlukan penentuan kadar P2O3
Warna coklat, pecahan prismatik
Macam – macam Batuan
Sedimen
1.
Tufa
Lempung Merah
2.
Bentonit
BatuPasir
3. Lempung
Batu Pasir Merah
Pasir Besi
Gamping Merah
Pasir Hijau
Batugamping
Gamping Numulities
Breksi
Pumice
Breksi
Vulkanik
Batuan metamorf atau batuan malihan
adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan
temperature atau tekanan dari batuan yang telah ada
sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan tekanan,
batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya
sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur
yang baru pula.
. Contoh batuan
tersebut adalah
batu sabak atau
slate yang
merupakan
perubahan batu
lempung. Batu
marmer yang
merupakan
perubahan dari
batu gamping.
Pelapukan
Fisik
Pelapukan
Kimiawi
Melalui proses ini bagian permukaan fragmen-fragmen dapat
kehilangan sebagian mineral penyusunnya atau mengalami perubahan
komposisi kimiawinya, yang kemudian menyebabkan terbentuknya mineralmineral sekunder. Mekanisme yang terlibat dalam transformasi kimiawi ini
meliputi :
•Pelarutan (Solubilitasi)
•Hidratasi
•Hidrolisis
•Oksidasi
•Reduksi
•Karbonatasi
•Asidifikasi (Pengasaman)
Proses pelapukan batuan secara kimiawi di
daerah karst.
Pelapukan Organik
KLASIFIKASI BAHAN
INDUK TANAH
Bahan residual merupakan bahan mineral yang terbentuk dari
hasil pelapukan bebatuan secara in situ (asli), sehingga
mempunyai susunan kimiawi yang tergantung sepenuhnya pada
bebatuan aslinya dan biasanya relatif miskin hara.
• Jenis jenis bahan induk ini dinamakan = bebatuan asalnya,
yaitu:
a. Bahan induk batu-beku, seperti asal granit, basalt dan asal
andesit.
b. Bahan induk sedimen, misalnya asal batu-kapur, batu pasir dan
asal shale
c. Bahan induk batu-alih rupa, seperti asal marmar, gneiss dan
asal quarsit dan
d. Untuk daerah berawa, bahan organik aslinya yang terbentuk
dari proses dekomposisi sisa-sisa tanaman disebut endapan
atau depost kumulosa (gambut).
2. Bahan Endapan
Bahan angkutan yaitu bahan hasil pelapukan yang dipindahkan
dari tempat aslinya berbentuk campuran sehingga relatif subur.
Bahan angkutan in berdasarkan jenis pembawanya (carier) dipilah
menjadi 4 golongan yaitu :
a. Angkutan air
b. Angkutan angin
c. Angkutan gravitasi
d. Angkutan Es
KESIMPULAN