BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kerangka Konseptual

(1)

2.1 Kerangka Konseptual

Untuk menjawab masalah penelitian, dalam bab ini penulis akan menjelaskan dan menguraikan konsep-konsep dan teoriyang berkaitan dengan masalah pokok dengan sistematika sebagai berikut:

2.1.1 Humas

2.1.2 Media Informasi 2.1.3 Efektivitas

2.1.4 Penyebaran Informasi 2.1.5 Masyarakat

2.1.1 Humas

Menurut Harlow (dalam Cutlip & Center, 2009: 7),

Public Relations is a distinctive management function which helps establish and maintain mutual lines of communications, understanding, acceptance, and cooperation between an organization and its publics; involve the management of problems or issues; helps management to keep informed on and responsive to public opinion; defines and emphasizes the responsibility of management to serve the public interest; helps management ke abreast of and effectively utilize change, serving as an early warning system to help anticipate trends; and uses research and sound and ethical communication techniques as its principal tools.

Pengertian tersebut menegaskan bahwa public relations adalah fungsi manajemen khusus yang membantu menciptakan dan mempertahankan arus komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama antara organisasi dan khalayaknya, yang meliputi; membantu manajemen masalah, atau isu; membantu manajemen untuk tetap mendapatkan informasi dan bertindak responsif kepada


(2)

khalayak; menitik beratkan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan khalayak; membantu manajemen agar efektif memenfaatkan perubahan, menjadi sistem peringatan dini untuk mengantisipasi tren baru; serta melaksanakan penelitian dan komunikasi etis sebagai alatnya yang utama.

Menurut Ardianto (2013: 239), tugas humas di dalam dunia pemerintahan adalah sebagai berikut :

Humas bertugas menjalankan kegiatan kebijakan publik dan pelayanan publik. Salah satu kegiatan humas pemerintah dalam bidang kebijakan publik adalah memberikan berbagai informasi tentang kebijakan pemerintah yang mengikat rakyat atau masyarakat. Sedangkan untuk pelayanan publik adalah memberikan pelayanan terbaik dengan birokrasi yang tidak berbelit-belit. Hal itu dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat sehingga dunia pemerintahan memperoleh citra positif dari masyarakat atau publik.

Menurut Effendy (2002: 37), humas mempunyai dua tugas, yaitu:

1. Menyebarkan informasi secara teratur mengenai kebijaksanaan, perencanaan, dan hasil yang telah dicapai.

2. Menerangkan dan mendidik publik mengenai perundang-undangan, peraturan-peraturan, dan hak-hak yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.

Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, maka peran humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki tugas yang pertama yaitu, menyebarkan informasi secara teratur mengenai kebijakan, perencanaan dan hasil yang telah dicapai

Menurut Cutlip, Center & Broom (2009: 25), “Public Relations is the management functions that establishes and maintains mutually beneficial relationship between an organizations and the public on whom its success or


(3)

failure depends.” (Public Relations merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat, yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya).

Menurut Haywood (2009: 4), “Public relations is describes it as the organizational two-way communications between the organization and the audiences critical to it’s success.” (Public relations adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publiknya untuk mencapai kesuksesan organisasi.

Kaitkan

Menurut Kusumatuti (2007: 24), peranan humas terdiri dari:

1. Expert Preciber Communication, petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasihati pimpinan perusahaan/organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti hubunga dokter dan pasien

2. Problem Solving, yaitu peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim, bahkan bila memungkinkan menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen

3. Communicator Fasilitator, peranan petugas humas sebagai fasilitator komunikasi antara perusahaan/organisasi dengan public. Baik dengan eksternal maupun internal yang paling umum adalah sebagai jembatan komunikasi antara public dengan perusahaan. Sebagai media atau penengah bila terjadi misscomunication

4. Technical Communication, petugas humas dianggap sebagai pelaksanaan teknis komunikasi. Dia menyediakan layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan keputusan manajemen dan petugas humas yang melaksanakannya.

Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, maka peran humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dijalani adalah peranan yang ketiga yaitu sebagai Communicator Fasilitator antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan masyarakat yaitu melalui media cetak, media elektronik, dan


(4)

media sosial untuk menyebarakan informasi kepada masyarakat mengenai pendidikan dan kebudayaan.

2.1.2 Efektivitas

Menurut Bernard (2010: 207), “Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam setiap organisasi. Efektivitas disebut juga efektif, apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditemukan sebelumnya.”

Hal ini sesuai dengan pendapat soewarno yang mengatakan bahwa efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Caster I. Bernard, efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama.

Menurut Cambel J.P (2012: 47), Pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah:

1. Keberhasilan informasi 2. Keberhasilan sasaran

3. Kepuasan terhadap informasis 4. Tingkat input dan output 5. Pencapaian tujuan menyeluruh

Sehingga efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan operasional dalam melaksanakan program-program kerjayang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, secara komprehensif, efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas pokonya atau untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.


(5)

Menurut Steers (2007: 227), “Efektivitas merupakan suatu tingkatan kemampuan organisasi untuk dapat melaksanakan seluruh tugas-tugas pokoknya atau pencapaian sasarannya.”

Menurut Sondang (dalam Othenk, 2008: 4), “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.”

Menurut Abdurahmat (dalam Othenk, 2008: 7),

Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari anggota serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukkan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang tercapai.

Penulis dapat memahami bahwa yang dimaksud dengan efektivitas dapat dikatakan efektif jika hasil kegiatan yang dituju tepat pada target sasaran pada kegiatan tersebut.

Menurut Sastropoetro (2007: 21), supaya proses penyebaran informasi tersebut dilakukan efektif, artinya dapat diterima oleh komunikan dengan baik, maka proses penyampaian itu perlu beberapa syarat yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Pesan yang disebarkan haruslah tersusun secara jelas, mantap, dan singkat agar mudah ditangkap. Perlu dipahami setiap orang mempunyai daya tangkap berbeda, dengan demikian komunikator haruslah menyusun pesan menurut perhitungan dapat ditangkap oleh sebanyak orang dan atau sebagian besar orang-orang yang berkepentingan.


(6)

2. Lambang- lambang yang dipergunakan haruslah dapat dipahami, dimengerti mereka yang menjadi sasaran, artinya kalau akan menggunakan bahasa, pergunakanlah bahasa yang mudah dimengerti. 3. Pesanpesan yang disampaikan hendaknya dapat menimbulkan minat

-attentif, perhatian dan keinginan pada penerima pesan untuk melakukan sesuatu.

4. Pesan yang disampaikan hendaknya menimbulkan keinginan untuk memecahkan masalah sekiranya ada.

5. Pesan hendaknya menimbulkan stimulasi untuk menerima dengan positif.

Menurut Sastropoetro (2007: 22), selain memperhatikan syarat dalam penyebaran informasi, perlu juga diperhatikan bahwa unsur komunikator sangat memegang peranan penting yaitu:

1. Penyebar pesan hendaknya orang yang berwenang, baik yang berwenang langsung maupun tidak langsung (yang mendapatkan pelimpahan), sehingga dapat dipercaya dan dapat dijadikan sumber informasi yang mantap.

2. Penyebar pesan hendaknya orang yang mampu berbicara lancar, baik dan jelas sehingga mudah ditangkap pesan-pesan yang disampaikannya. 3. Penyebar pesan sebaiknya orang yang mampu menjawab dengan baik

berbagai pertanyaan yang mungkin timbul dari para penerima pesan. Dari teori dia atas penulis dapat memahami bahwa, dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka penyampaian informasi dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dapat berfungsi secara efektif. Peranan komunikasi dalam kedinamisan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan adalah sangat tergantung pada kegiatan komunikasi itu sendiri, tanpa adanya komunikasi tidak akan berjalan baik dan efektif seperti dalam hubungan mengenai tugas pembagian kerja (protap), peraturan-peraturan, pelaksanan kebijakan, cara kerja dan sebagainya.

Dari uraian diatas mengenai penyebaran informasi, maka kaitan media dengan penyebaran informasi pendidikan dan kebudayaan adalah media dapat


(7)

menciptakan suatu pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan masyarakat, sehingga tercipta adanya citra (image) yang positif dan loyalitas dari masyarakat terhadap lembaga/instansi. Hal ini dapat dilihat bahwa media merupakan unsur yang sangat dominan, agar informasi mengenai pendidikan dan masyarakat dapat tersampaikan dengan jelas di masyarakat.

2.1.3 Media Informasi

Menurut Gordon B. Davis (2011: 27), “Informasi adalah data yang telah dirposes/diolah ke dalam bentuk yang sangat berarti untuk penerimanya dan merupakan nilai yang sesungguhnya atau dipahami dalam tindakan atau keputusan yang sekarang atau nantinya.”

Menurut Hafied Canggara (2000: 24), “Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.”

Sedangkan menurut Kusrini (2007: 11), “Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ni atau mendukung sumber informasi.”

Dari teori dia atas penulis dapat memahami bahwa media informasi ialah sebuah sarana untuk menyebarkan informasi dari perusahaan profit maupun non profit kepada publiknya baik eksternal maupun internal dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menggunakan media informasi untuk menyebarkan infomasi pendidikan dan kebudayaan.

Jenis-jenis media informasi menurut Briggs (dalam Arsyad 2007: 30) dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu :


(8)

1. Media lini atas, merupakan media yang tidak langsung bersentuhan dengan target audiens serta jumlahnya terbatas tetapi jangkauan target yang luas, seperti billboard, iklan televis, iklan radio, dan masih banyak lagi.

2. Media lini bawah, atau suatu media iklan yang tidak disampaikan atau disiarkan melalui media massa serta jangkauan target hanya berfokus pada satu titik atau daerah, seperti brosur. Poster, flyer, Sign System dan masih banyak lagi.

3. Media cetak dapat berupa brosur, Koran, majalah, poster, pamphlet, spanduk, dan masih banyak lagi

4. Media elektronik Media ini dapat disampaikan melalui radio, kaset, kamera, handphone, dan internet.

.1.3.1 Media Baru

Menurut Everett M. Rogers (dalam Abrar, 2007: 17-18), “Perkembangan media dirangkum komunikasi ke dalam empat era. Pertama, era komunikasi tulisan, Kedua, era komunikasi cetak, Ketiga, era telekomunikasi, dan Keempat, era komunikasi interaktif. media baru adalah media yang berkembang pada era komunikasi interaktif.”

Sementara menurut McQuail (2006: 16), “Media baru adalah tempat dimana seluruh pesan komunikasi terdesentralisasi; distribusi pesan lewat satelite meningkatkan penggunaan jaringan kabel dan komputer, keterlibatan audiens dalam proses komunikasi yang semakin meningkat.”

Penulis memahami bahwa media baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak.


(9)

Secara sederhana media baru adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya, termasuk di dalamnya adalah web, social network seperti facebook dan twitter.

1. Web

Menurut Arief (2011a: 7), “Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, animasi, video) didalamnya yang menggunakan protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser”.

Menurut Hidayat (2010: 6), ”Website adalah keseluruhan halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi. Sebuah website biasanya dibangun atas banyak halaman web yang saling berhubungan.”

Jadi dapat dikatakan bahwa, pengertian website adalah kumpulan halaman-halaman. yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman. Hubungan antara satu halaman website dengan halaman website lainnya disebut dengan hyperlink, sedangkan teks yang dijadikan media penghubung disebut hypertext.

Menurut Handoko (2010: 8), “Karakteristik website mengandung muatan informasi yang besar, paling atraktif, menghibur dan edukatif dalam sistem komunikasi massa”.


(10)

Menurut Handoko (2012: 9) berikut hal-hal yang menjadi karakteristik dari sebuah website:

1. Dapat menerobos batasan tempat dan waktu dalam memberikan informasinya.

2. Kaya akan tampilan grafis sehingga sangat terjangkau sebagai sarana berpromosi.

3. Media interaktif yang dapat menggabungkan seluruh media informasi,meliputi: audio visual, animasi, image dan teks.

Menurut Diggs & Brown (2012: 295), “The site helps introduce an organizations and its key message to public by providing a variety of financial, promotional, marketing, and educational information in one central location. This electronic connection allows people all over the world to lear, converse, persuade, trade information, and buy and sell products and services.“ (Website membantu untuk memperkenalkan organisasi dan pesan intinya kepada publik dengan menyediakan beragam promosi, pemasaran, informasi edukatif yang terintegrasi pada lokasi sentral. Koneksi elektronik ini dapat memungkinkan orang diseluruh penjuru dunia untuk belajar, berbicara, mempengaruhi, bertukar informasi, dan melakukan jual beli produk atau jasa).

Website merupakan bagian dari internet yang menjadi salah satu medium utama bagi praktisi PR. Dalam perkembangannya website digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk menampilkan profil, mengkomunikasikan kebijakan, produk, ataupun layanan. Website juga merupakan sarana bagi organisasi untuk menjalin komunikasi dengan publiknya secara langsung, kapan, dan di manapun. Website umumnya mencantumkan kontak yang dapat dihubungi oleh publik, dengan harapan kontak ini dapat direspon dengan segera.


(11)

Menurut Robin Gregory (2013: 77),

Facebook adalah layanan jaringan sosial dan situs web, agar semua orang bisa membuat profil pribadi yg bertujuan mencari teman,kelaurga yg tidak pernah kita jumpai atau bertemu. facebook juga menambahkan pengguna lain sebagai teman dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya.pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna yang memiliki tujuan tertentu, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah, perguruan tinggi, atau karakteristik lainnya.

Menurut Zarella (2010: 51) menguraikan elemen yang terdapat di facebook:

1. Profil, halaman profil dapat memuat informasi tentang diri Anda, termasuk pekerjaan, riwayat pendidikan, status pernikahan, alamat, minat dan hobi. Halaman profil juga dapat bertautan dengan foto-foto dan profil teman-teman anda. Profil berisikan informasi pribadi, jika instansi atau perusahaan memilki juru bicara terkenal, anda dapat membuat profilnya. Namun jika tidak fokuslah pada halaman atau group yang berisikan informasi instansi atau perusahaan anda.

2. Koneksi, peran terpenting dari jejaring sosial adalah menghubungkan (conecting) dua arah atau lebih. Facebook istilah friendling untuk koneksi antar manusia

3. Pesan Pribadi, pesan pribadi ini dikirim dari suatu pengguna kepengguna lain, tetapi juga dapat dikirim dari suatu group kesemua teman group tersebut.

4. Pesan Terbuka, pesan terbuka disebut wall message di facebook. Tempat berkomentar beada di halaman-halaman profil, foto, group, event, dan bisnis

5. Group, konsep group yakni sekelompok orang yang disatukan oleh minat yang sama. Anggota group dapat berbagi berita dan berdiskusi dan administrator group dapat mengirim pesan pribadi kesetiap anggotanya. 6. Foto, anda dapat menguggah foto atau gambar anda sendiri dan

teman-teman anda dan tag orang-orang di foto tersebut dengan nama-nama mereka. Di fitur foto juga tersedia tempat untuk mengomentari.

7. Kegiatan, fasilitas event untuk mengumumkan event yang akan anda adakan dan mengundang teman-teman anda untuk mengikutinya. Manfaatkanlah kegiatan tersebut untuk mengundang semua pemakai bisnis anda supaya mereka bertemu.

8. Aplikasi, pembuatan aplikasi membutuhkan kemampuan teknis dan programan. Untuk mendukung promosi social media. Aplikasi-aplikasi terbaik memungkinkan orang berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman-temannya.

9. Status Update, status update seringkali disatukan dengan sistem pemesanan terbuka, yang memungkinkan teman-teman anda mengomentari anda.


(12)

10. Page, perusahaan atau instansi dapat membuat profil tebuka di facebook yang banyak fiturnya sama dengan fitur-fitur profil individu. Para pengguna dapat bersambungan dengan halaman facebook dan menjadi Fans-nya

3. Twitter

Menurut Jack Dorsey (dalam Iskandar, 2006: 14), “Twitter adalah layanan jejaring sosial dan mikroblog daring yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter, yang dikenal dengan sebutan kicauan (tweet).”

2.1.2.2 Media Cetak

Menurut Ardianto (2011: 106), “Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan peran-peran visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih. Salah satu jenis media cetak adalah koran.”

1. Koran

Menurut Effendy (2008: 241), “Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca”.

Menurut Effendy (2008: 119) ada empat ciri yang dapat dikatakan sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh surat kabar, antara lain:

1. Publisitas (Publicity), yang mengandung arti penyebaran kepada khalayak atau kepada publik. Karena diperuntukkan untuk khalayak umum, isi atau informasi dalam surat kabar ini terdiri dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan umum. Untuk itu, penerbitan yang meskipun sama dengan surat kabar tidak bisa disebut sebagai surat kabar jika hanya ditujukan kepada sekelompok orang atau golongan.


(13)

2. Periodesitas (Periodicity), yang berarti keteraturan dalam penerbitannya. Keteraturan ini bisa satu kali sehari bisa juga satu atau dua kali terbit dalam seminggu. Karena mempunyai keteraturan dalam penerbitannya, maka penerbit buku tidak dapat dikategorikan sebagai surat kabar meskipun isinya menyangkut kepentingan umum karena tidak disebarkan secara periodik dan berkala.

3. Universalitas (Universality), yang berarti kemestaan dan keragaman. Isinya yang datang dari berbagai penjuru dunia. Untuk itu jika sebuah penerbitan berkala isinya hanya mengkhususkan diri pada suatu profesi atau aspek kehidupan, seperti majalah kedokteran, arsitektur, koperasi atau pertanian, tidak termasuk surat kabar. Memang benar bahwa berkala itu ditujukan kepada khalayak umum dan diterbitkan secara berkala, namun bila isinya hanya mengenai salah satu aspek kehidupan saja maka tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori surat kabar.

4. Aktualitas (Actuality), menurut kata asalnya aktualitas, berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya”. Kedua-duanya erat sekali sangkut pautnya dengan berita yang disiarkan surat kabar. Berita adalah laporan mengenai peristiwa yang terjadi kini, dengan perkataan lain laporan mengenai peristiwa yang baru terjadi dan yang dilaporkan itu harus benar. Tetapi yang dimaksudkan aktualitas sebagai ciri surat kabar adalah pertama, yaitu kecepatan laporan, tanpa menyampingkan pentingnya kebenaran berita. 2.1.2.3 Televisi

Menurut Ilham (2010: 255), “Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio tv.”

Sedangkan menurut Badjuri (2010: 39), “Televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut.”

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar


(14)

atau video serta suara yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas.

Menurut Syahputra (2006: 70), ada 4 kekuatan televisi, yaitu:

1. Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit.

2. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat.

3. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif).

4. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis.

Menurut Syahputra (2006: 70), kelemahan televisi yaitu: 1. Media televisi terikat waktu tontonan.

2. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar.

3. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat “transitory”, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping.

Syarat informasi televisi terbagi dalam beberapa hal dalam buku jurnalistik telivisi karya Badjuri (2010: 39-40) yaitu:

1. Mengutamakan gambar, 2. Mengutamakan kecepatan, 3. Bersifat sekilas

4. Bersifat satu arah 5. Daya jangkauan luas. 2.1.4 Masyarakat

Menurut Ralph Linton (dalam Soekanto, 2006: 22), “Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka


(15)

sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas sedangkan masyarakat “.

Menurut Soemardjan (dalam Soekanto, 2006: 22), “Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.”

Menurut Ardianto dan Soemirat (dalam Safitri, Pubic Relations dan Masyarakat Dalam Memacu Pertumbuhan Masyarakat, diakses 6/12/2015, pukul 3.20) mengklasifikasikan publik dalam Public Relations menjadi beberapa kategori yaitu:

1. Publik internal dan publik eksternal: Internal publik yaitu publik yang berada di dalam organisasi/ perusahaan seperti supervisor, karyawan pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Eksternal publik secara organik tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti pers, pemerintah, pendidik/ dosen, pelanggan, komunitas dan pemasok. 2. Publik primer, sekunder, dan marginal. Publik primer bisa sangat

membantu atau merintangi upaya suatu perusahaan. Publik sekunder adalah publik yang kurang begitu penting dan publik marginal adalah publik yang tidak begitu penting. Contoh, anggota Federal Reserve Board of Governor (Dewan Gubernur Bank Amerika) yang ikut mengatur masalah perbankan, menjadi publik primer untuk sebuah bank yang menunggu rotasi secara teratur, di mana anggota legislatif dan masyarakat menjadi publik sekundernya.

3. Publik tradisional dan publik masa depan. Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, mahasiswa/pelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen, dan pejabat pemerintah (madya) adalah publik masa depan.

4. Proponent, opponent, dan uncommitted. Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan (opponents), yang memihak (proponents) dan ada yang tidak peduli (uncommitted). Perusahaan perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan.

5. Silent majority dan vocal minority: Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan complaint (keluhan) atau mendukung perusahaan, dapat dibedakan antara yang vokal (aktif) dan yang silent (pasif). Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minority, yaitu aktif


(16)

menyuarakan pendapatnya, namun jumlahnya tak banyak. Sedangkan mayoritas pembaca adalah pasif sehingga tidak kelihatan suara atau pendapatnya.

Dari penjelasan publik dalam public relations di atas, penulis menyimpulkan bahwa masyarakat bisa termasuk ke dalam kategori publik eksternal. Hal ini dikarenakan masyarakat masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda. Masyarakat dikatakan publik eksternal karena tidak berhubungan langsung dengan perusahaan, dalam hal ini masyarakat hanya sebagai pengguna atau konsumen dari media.


(17)

2.2 Kerangka Pemikiran

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud)

Humas Kemendikbud

Masyarakat Media Informasi

Kriteria Efektifitas Penyebaran Informasi

Menurut Sastropoetro (2007: 21), supaya proses penyebaran informasi tersebut dilakukan efektif, artinya dapat diterima oleh komunikan dengan baik, maka proses penyampaian itu perlu beberapa syarat yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Pesan yang disebarkan haruslah tersusun secara jelas, mantap, dan singkat agar mudah ditangkap. Perlu dipahami setiap orang mempunyai daya tangkap berbeda, dengan demikian komunikator haruslah menyusun pesan menurut perhitungan dapat ditangkap oleh sebanyak orang dan atau sebagian besar orang-orang yang berkepentingan.

2. Lambang- lambang yang dipergunakan haruslah dapat dipahami, dimengerti mereka yang menjadi sasaran, artinya kalau akan menggunakan bahasa, pergunakanlah bahasa yang mudah dimengerti.

3. Pesan-pesan yang disampaikan hendaknya dapat menimbulkan minat - attentif, perhatian dan keinginan pada penerima pesan untuk melakukan sesuatu.

4. Pesan yang disampaikan hendaknya menimbulkan keinginan untuk memecahkan masalah sekiranya ada.

5. Pesan hendaknya menimbulkan stimulasi untuk menerima dengan positif.

Efektifitas Penyebaran Informasi


(1)

10. Page, perusahaan atau instansi dapat membuat profil tebuka di facebook yang banyak fiturnya sama dengan fitur-fitur profil individu. Para pengguna dapat bersambungan dengan halaman facebook dan menjadi Fans-nya

3. Twitter

Menurut Jack Dorsey (dalam Iskandar, 2006: 14), “Twitter adalah layanan jejaring sosial dan mikroblog daring yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter, yang dikenal dengan sebutan kicauan (tweet).”

2.1.2.2 Media Cetak

Menurut Ardianto (2011: 106), “Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan peran-peran visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih. Salah satu jenis media cetak adalah koran.”

1. Koran

Menurut Effendy (2008: 241), “Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca”.

Menurut Effendy (2008: 119) ada empat ciri yang dapat dikatakan sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh surat kabar, antara lain:

1. Publisitas (Publicity), yang mengandung arti penyebaran kepada khalayak atau kepada publik. Karena diperuntukkan untuk khalayak umum, isi atau informasi dalam surat kabar ini terdiri dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan umum. Untuk itu, penerbitan yang meskipun sama dengan surat kabar tidak bisa disebut sebagai surat kabar jika hanya ditujukan kepada sekelompok orang atau golongan.


(2)

2. Periodesitas (Periodicity), yang berarti keteraturan dalam penerbitannya. Keteraturan ini bisa satu kali sehari bisa juga satu atau dua kali terbit dalam seminggu. Karena mempunyai keteraturan dalam penerbitannya, maka penerbit buku tidak dapat dikategorikan sebagai surat kabar meskipun isinya menyangkut kepentingan umum karena tidak disebarkan secara periodik dan berkala.

3. Universalitas (Universality), yang berarti kemestaan dan keragaman. Isinya yang datang dari berbagai penjuru dunia. Untuk itu jika sebuah penerbitan berkala isinya hanya mengkhususkan diri pada suatu profesi atau aspek kehidupan, seperti majalah kedokteran, arsitektur, koperasi atau pertanian, tidak termasuk surat kabar. Memang benar bahwa berkala itu ditujukan kepada khalayak umum dan diterbitkan secara berkala, namun bila isinya hanya mengenai salah satu aspek kehidupan saja maka tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori surat kabar.

4. Aktualitas (Actuality), menurut kata asalnya aktualitas, berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya”. Kedua-duanya erat sekali sangkut pautnya dengan berita yang disiarkan surat kabar. Berita adalah laporan mengenai peristiwa yang terjadi kini, dengan perkataan lain laporan mengenai peristiwa yang baru terjadi dan yang dilaporkan itu harus benar. Tetapi yang dimaksudkan aktualitas sebagai ciri surat kabar adalah pertama, yaitu kecepatan laporan, tanpa menyampingkan pentingnya kebenaran berita. 2.1.2.3 Televisi

Menurut Ilham (2010: 255), “Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio tv.”

Sedangkan menurut Badjuri (2010: 39), “Televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut.”

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar


(3)

atau video serta suara yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas.

Menurut Syahputra (2006: 70), ada 4 kekuatan televisi, yaitu:

1. Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit.

2. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat.

3. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif).

4. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis.

Menurut Syahputra (2006: 70), kelemahan televisi yaitu: 1. Media televisi terikat waktu tontonan.

2. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar.

3. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat “transitory”, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping.

Syarat informasi televisi terbagi dalam beberapa hal dalam buku jurnalistik telivisi karya Badjuri (2010: 39-40) yaitu:

1. Mengutamakan gambar, 2. Mengutamakan kecepatan, 3. Bersifat sekilas

4. Bersifat satu arah 5. Daya jangkauan luas. 2.1.4 Masyarakat

Menurut Ralph Linton (dalam Soekanto, 2006: 22), “Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka


(4)

sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas sedangkan masyarakat “.

Menurut Soemardjan (dalam Soekanto, 2006: 22), “Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.”

Menurut Ardianto dan Soemirat (dalam Safitri, Pubic Relations dan Masyarakat Dalam Memacu Pertumbuhan Masyarakat, diakses 6/12/2015, pukul 3.20) mengklasifikasikan publik dalam Public Relations menjadi beberapa kategori yaitu:

1. Publik internal dan publik eksternal: Internal publik yaitu publik yang berada di dalam organisasi/ perusahaan seperti supervisor, karyawan pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Eksternal publik secara organik tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti pers, pemerintah, pendidik/ dosen, pelanggan, komunitas dan pemasok. 2. Publik primer, sekunder, dan marginal. Publik primer bisa sangat

membantu atau merintangi upaya suatu perusahaan. Publik sekunder adalah publik yang kurang begitu penting dan publik marginal adalah publik yang tidak begitu penting. Contoh, anggota Federal Reserve Board of Governor (Dewan Gubernur Bank Amerika) yang ikut mengatur masalah perbankan, menjadi publik primer untuk sebuah bank yang menunggu rotasi secara teratur, di mana anggota legislatif dan masyarakat menjadi publik sekundernya.

3. Publik tradisional dan publik masa depan. Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, mahasiswa/pelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen, dan pejabat pemerintah (madya) adalah publik masa depan.

4. Proponent, opponent, dan uncommitted. Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan (opponents), yang memihak (proponents) dan ada yang tidak peduli (uncommitted). Perusahaan perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan.

5. Silent majority dan vocal minority: Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan complaint (keluhan) atau mendukung perusahaan, dapat dibedakan antara yang vokal (aktif) dan yang silent (pasif). Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minority, yaitu aktif


(5)

menyuarakan pendapatnya, namun jumlahnya tak banyak. Sedangkan mayoritas pembaca adalah pasif sehingga tidak kelihatan suara atau pendapatnya.

Dari penjelasan publik dalam public relations di atas, penulis menyimpulkan bahwa masyarakat bisa termasuk ke dalam kategori publik eksternal. Hal ini dikarenakan masyarakat masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda. Masyarakat dikatakan publik eksternal karena tidak berhubungan langsung dengan perusahaan, dalam hal ini masyarakat hanya sebagai pengguna atau konsumen dari media.


(6)

2.2 Kerangka Pemikiran

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud)

Humas Kemendikbud

Masyarakat Media Informasi

Kriteria Efektifitas Penyebaran Informasi

Menurut Sastropoetro (2007: 21), supaya proses penyebaran informasi tersebut dilakukan efektif, artinya dapat diterima oleh komunikan dengan baik, maka proses penyampaian itu perlu beberapa syarat yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Pesan yang disebarkan haruslah tersusun secara jelas, mantap, dan singkat agar mudah ditangkap. Perlu dipahami setiap orang mempunyai daya tangkap berbeda, dengan demikian komunikator haruslah menyusun pesan menurut perhitungan dapat ditangkap oleh sebanyak orang dan atau sebagian besar orang-orang yang berkepentingan.

2. Lambang- lambang yang dipergunakan haruslah dapat dipahami, dimengerti mereka yang menjadi sasaran, artinya kalau akan menggunakan bahasa, pergunakanlah bahasa yang mudah dimengerti.

3. Pesan-pesan yang disampaikan hendaknya dapat menimbulkan minat - attentif, perhatian dan keinginan pada penerima pesan untuk melakukan sesuatu.

4. Pesan yang disampaikan hendaknya menimbulkan keinginan untuk memecahkan masalah sekiranya ada.

5. Pesan hendaknya menimbulkan stimulasi untuk menerima dengan positif. Efektifitas Penyebaran