Badan Informasi Geospasial : ada 13.466 Pulau Di Indonesia

Badan Informasi Geospasial : ada 13.466 Pulau
Di Indonesia
8 February 2012 - 10:02

Hasil survei geografi dan toponimi menunjukan Indonesia mempunyai 13.466 pulau, bukan 17.508 pulau yang
selama ini diketahui. Jumlah tersebut didasarkan hasil survei dari tahun 2007 hingga 2010 oleh Tim Nasional
Pembakuan Nama Rupabumi (Timnas PNR). Dan hasilnya telah dilaporkan kepada United Nations Group of
Expert

on

Geograpichal

Names

(UNGEGN).

Menurut Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Asep Karsidi, jumlah pulau tersebut belum ditetapkan
melalui peraturan pemerintah. Padahal, daftar pulau menjadi referensi resmi negara untuk penyelenggaraan
pemerintahan, pendidikan, atau kepentingan lain. Jumlah tersebut berdasarkan inventarisasi dan verifikasi nama
pulau


serta

koordinat

penetapan

pulau

dengan

Global

Positioning

System

(GPS).

Selama ini tidak sedikit nama pulau di daerah memiliki beberapa nama. Di Sulawesi Selatan, misalnya, Pulau

Kare-kare, memiliki lebih dari satu nama. Beberapa suku yang tinggal di sekitar lokasi memberikan nama sendiri
untuk pulau yang sama. Namun dngan penetapan koordinat tiap pulau, tidak mungkin ada satu pulau dengan
lebih

dari

satu

nama.

Mengenai jumlah pulau yang selama ini diyakini sebanyak 17.508 buah tidak ada dasarnyanya, kemungkinan
memasukan gosong sebagai pulau. Gosong adalah gundukan pasir atau terumbu karang yang muncul saat air
surut dan tenggelam saat pasang naik air laut. Sedangkan menurut konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) tentang Hukum Laut Internasional tahun 1982 (UNCLOS ’82) pasal 121 mendefinisikan pulau sebagai
daratan yang terbentuk secara alami dan dikelilingi oleh air, dan selalu di atas muka air pada saat pasang naik
tertinggi.

Daftar nama rupa bumi (gasetir) telah dilaporkan ke PBB, yang mana kemajuannya akan disampaikan pada
Agustus mendatang. pembakuan nama pulau merupakan prioritas pertama yang dilakukan Timnas PNR. Tim ini
diketuai oleh Menteri Dalam Negeri dan pembentukan struktur organisasi dan operasional ditetapkan

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2006. Pembakuan nama rupabumi di Indonesia dilakukan
dengan sejumlah agenda, antara lain mewujudkan Gasetir Nasional serta mewujudkan data dan informasi
geospasial

yang

akurat.

Jumlah pulau di Indonesia yang jauh di bawah angka 17.508 telah diperkirakan pada tahun 2008 oleh Jacub
Rais, pakar toponimi atau penamaan unsur di muka bumi. Perkiraan itu berdasarkan hasil verifikasi Timnas PNR
di 25 provinsi pada tahun itu yang juga melibatkan tim dari Direktorat Pemberdayaan Pulau-pulau Kecil
Kementerian

Kelautan

dan

Perikanan.

Ketika itu Jacub, mantan Kepala Bakosurtanal, mengatakan, penyebutan jumlah pulau di Indonesia tidak

berdasarkan survei yang menyeluruh. Meski demikian tahun 1987 Indonesia melaporkan pada Konferensi PBB

perubahan

jumlah

pulaunya

dari

13.667

menjadi

17.508

pulau.

Toponimi berasal dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat dan onoma yang berarti nama. Jadi Toponimi
diartikan tentang nama tempat, asal-usul, arti, penggunaan dan tipologinya. Suatu toponimi adalah nama dari

tempat, wilayah, atau suatu bagian lain dari permukaan bumi, termasuk yang bersifat alami dan buatan.
Keberadaan BIG merupakan amanat pasal 22 ayat 4 Undang-Undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial. Kemudian melalui Peraturan Presiden Nomor 94 tahun 2011 yang ditandatangan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), pada 27 Desember 2011. Kedudukan BIG adalah lembaga pemerintah non
kementerian (LPNK) dipimpin oleh kepala, yang berada dan bertanggung jawab kepada presiden.

BIG menyediakan informasi mengenai data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik
objek alam dan buatan manusia yang berada di bawah atau di atas permukaan bumi. Sedang informasi
geospasial adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang
kebumian.

BIG nantinya menyelenggarakan fungsi perumusan dan pengendalian kebijakan teknis di bidang informasi
geospasial, penyusunan rencana dan program di bidang informasi geospasial, penyelenggaraan informasi
geospasial dasar yang meliputi pengumpulan data. Serta pengintegrasian informasi geospasial tematik yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan. (marroli-dari berbagai sumber)

http://bakohumas.kominfo.go.id/news.php?id=1000 diakses 19 08 2014 16.22