Strategi Kebijakan Perencanaan Pembangunan Pariwisata Di Pulau Pulau Kecil Sebagai Pusat Pertumbuhan

PENGANTAR

Puji syukur kami panjat kan kehadirat Allah SWT yang t elah m em berikan lim pahan rahm at dan karuniaNya, sehingga kami m em punyai kesem pat an yang sangat berharga unt uk dapat m enyelesaikan t ugas yang diamanat kan oleh Tim Analisis Kebijakan

(TAK) Kem ent erian Perencanaan Pem bangunan Nasional/ Bappenas, hingga menyusun laporan hasil kerja Tim yang kem udian dit uangkan dalam bent uk buku.

Adapun lat ar belakang dibent uknya Tim Kajian St rat egi Kebijakan Perencanaan Pem bangunan Pariw isat a di Pulau-Pulau Kecil adalah unt uk m erespon lem ahnya daya saing, dan m asih besarnya pot ensi pariw isat a Indonesia khususnya pot ensi yang m asih “ t idur” di pulau-pulau kecil (PPK). Kajian ini dit ujukan unt uk m enghasilkan rekom endasi kebijakan

dan st rat egi unt uk m engat asi perm asalahan belum opt im alnya pengelolaan pulau- pulau kecil sebagai sum ber pendapat an negara m aupun m asyarakat dari pem bangunan pariw isat a sehingga dalam jangka panjang diharapkan t ercipt a m asyarakat kepulauan yang sem akin sejaht era, berkesinam bungan dan berkeadilan.

Penyusunan buku laporan hasil kerja Tim ini t elah melalui proses yang cukup panjang. Buku ini diharapkan dapat ditindaklanjut i sebagaim ana mest inya dan m enjadi panduan bagi para pem angku kepent ingan (St ekholders) yang t erlibat dalam pem bangunan pariw isat a baik kalangan pem erint ah, dunia usaha, akademisi, prakt isi, dan kalangan LSM yang m enekuni bidang pariw isat a . Akhir kat a, at as selesainya buku laporan ini kami mengucapkan t erim a kasih kepada sem ua pihak yang t elah m endukung, baik dukungan t eknis m aupun subst ansi, t erm asuk kepada sem ua pihak yang t elah m em beri m asukan unt uk m ereview draft buku ini Penyusunan buku laporan hasil kerja Tim ini t elah melalui proses yang cukup panjang. Buku ini diharapkan dapat ditindaklanjut i sebagaim ana mest inya dan m enjadi panduan bagi para pem angku kepent ingan (St ekholders) yang t erlibat dalam pem bangunan pariw isat a baik kalangan pem erint ah, dunia usaha, akademisi, prakt isi, dan kalangan LSM yang m enekuni bidang pariw isat a . Akhir kat a, at as selesainya buku laporan ini kami mengucapkan t erim a kasih kepada sem ua pihak yang t elah m endukung, baik dukungan t eknis m aupun subst ansi, t erm asuk kepada sem ua pihak yang t elah m em beri m asukan unt uk m ereview draft buku ini

Sem oga buku ini berm anfaat dan m enjadi inspirasi dalam rangka opt im alisasi pem bangunan pariwisat a di pulau pulau kecil sebagai pusat pert um buhan. Set elah w ilayah t ersebut dikem bangkan sebagai kaw asan wisat a dan m am pu m endat angkan t uris dan devisa m aka dalam jangka panjang diharapkan t ercipt a m asyarakat kepulauan yang semakin sejaht era, am an dan dam ai sesuai dengan prinsip-prinsip dalam pem bangunan pariw isat a yait u pro poor, pro grow t h, pro job, pro environment , inklusif, dan berkesinam abungan.

Jakart a, Januari 2015

Tim Penyusunan

1. I Dew a Gde Sugiham ret ha (Ket ua)

2. Dedi. M . M asykur Riyadi

3. Bust ang

4. Herry Suherm ant o

5. Benedict us Benny Set iaw an

6. Tom m y Herm aw an

7. Est i Nurhayat i

8. M art inus Heri Sant oso

9. Rr Peni Kusum ast ut i Lukit o

10. Budi Sant oso

11. Hanan Nugroho

REKOM ENDASI

Rekomendasi kebijakan pem bangunan pariwisat a di PPK m erupakan m asukan unt uk m em perkaya dokum en perencanaan pem bangunan pariwisat a dalam kurun w akt u 2015-2019.Hal-hal penting yang perlu dilakukan dalam kurun w akt u 2015-2019 agar pem bangunan pariw isat a di PPK dapat berjalan dengan baik adalah m enyusun Grand Design dan Pet a Jalan (Roadmap) Tat akelola Pem bangunan Pariwisat a di PPK yang didalam nya berisi beberapa st rat egi, meliput i:

1. M em perbaiki landasan kebijakan pem bangunan pariwisata di PPK m elalui kerangka kerja m enggunakan pendekat an manajem en st rat egis;

2. M em perkuat pendekat an multi disiplin dalam pembangunan pariwisat a di PPK.

3. M eningkat kan at raksi pariwisat a yang dit aw arkan di PPK; dan

4. M em perkuat Indonesia sebagai Negara kepulauan t erbesar di dunia m enjadi daerah t ujuan pariwisat a

Guna m ew ujudkan st rategi pem bangunan pariw isat a di PPK, perlu dukungan dari aspek kelem bagaan, regulasi, dan pem biayaan dengan uraian sbb:

I. Dukungan Kelembagaan:

1. Di t ingkat Nasional, BUM N sebagai agent of development , perlu dibent uk badan usaha sebagai operat or pelaksana st rat egi dan kebijakan pem bangunan pariwisat a di PPK dalam bentuk Badan Usaha M ilik Negara (BUM N) Bidang Pariwisat a disebut dengan PT. Pengem bangan Pariwisat a Indonesia/ PT. PPI (Persero) at au disebut dengan Indonesia Tourism Development Cooperat ion (ITDC). Di t ingkat daerah, bisa dibent uk Badan Usaha hasil kerjasam a ant ara pem erint ah daerah dengan Sw ast a. Ada beberapa bentuk organisasi yang t elah berhasil berperan sebagai operat or pelaksana kebijakan pem bangunan pariw isat a sepert i: 1. Di t ingkat Nasional, BUM N sebagai agent of development , perlu dibent uk badan usaha sebagai operat or pelaksana st rat egi dan kebijakan pem bangunan pariwisat a di PPK dalam bentuk Badan Usaha M ilik Negara (BUM N) Bidang Pariwisat a disebut dengan PT. Pengem bangan Pariwisat a Indonesia/ PT. PPI (Persero) at au disebut dengan Indonesia Tourism Development Cooperat ion (ITDC). Di t ingkat daerah, bisa dibent uk Badan Usaha hasil kerjasam a ant ara pem erint ah daerah dengan Sw ast a. Ada beberapa bentuk organisasi yang t elah berhasil berperan sebagai operat or pelaksana kebijakan pem bangunan pariw isat a sepert i:

ii. Pemda DKI menunjuk PT Pem bangunan Jaya, yang saat ini bernam a PT. Pem bangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) sebagai Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol, sebuah kaw asan w isat a terpadu.

2. M em bent uk unit khusus (t ask force) Tim Nasional di t ingkat pusat yang m am pu m engint egrasikan berbagai kebijakan dari para pem angku kepentingan (stakeholders) dalam m em bangun pariwisat a di PPK.

3. M eningkat kan kualit as SDM pem bina dan pengelolaan pariwisat a baik bagi aparat ur pem erint ah m aupun m asyarakat dan pelaku usaha pariw isat a.

4. M enyusun pedom an-pedom an sebagai st andard operat ing procedure (SOP) pengelolaan pariwisat a di PPK.

5. M erum uskan st rat egi posisioning pem bangunan pariw isat a di PPK.

6. M enyusun t at a ruang PPK sebagai pedom an yang lebih teknis bagi perencanaan t at a ruang PPK.

7. M elakukan prom osi invest asi pem bangunan pariw isat a di PPK baik kepada invest or dalam negeri m aupun luar negeri.

8. M elakukan survei unt uk m engum pulkan dat a dan inform asipet a pot ensi unggulan dari lapangan (biofisik, sosial ekonom i dan lain- lain), dan analisis kesesuaian lahan, daya dukung, dan ekonomi unt uk pengem bangan pariw isat a di PPK.

II. Dukungan Regulasi:

1. Diperlukan perat uran perundang-undangan yang lebih t erint egrasi. Ket erkait an lint as sekt or akan m enjadi m at a rant ai pendukung bagi gerak ke depan (moving forw ard) pembangunan pariwisat a di PPK.

2. M enyusun perat uran perundang-undangan tent ang sist em pengelolaan pem bangunan pariwisat a di PPKguna mendorong peningkat an invest asi pariwisat a di PPK.

III. Dukungan Pembiayaan:

Perencanaan dan pelaksanaan optim alisasi pem bangunan pariwisat a di PPK m enjadi dest inasi unggulan dunia m em butuhkan angaran yang t idak sedikit ant ara lain unt uk pembangunan infrast rukt ur, pengem bangan sum ber daya m anusia, pem asaran, dan pengem bangan kelem bagaan pariwisat a. M engingat kem am puan pemerint ah unt uk m em biayai opt im alisasi pem bangunan pariw isat a di PPK sangat t erbatas, m aka perlu dirum uskan hal-hal sebagai berikut :

1. M erum uskan skem a invest asi pariwisat a di pulau-pulau kecil dapat dilakukan dalam bentuk:

i. Investasi Langsung, Pengelolaan pariw isat a di pulau-pulau kecil sepenuhnya dilakukan oleh suat u Badan Usaha t anpa keikut sert aan Badan Usaha lain. Pengelolaan bersifat m urni dapat dilaksanakan oleh Pem erint ah Daerah melalui BUM D m aupun m elalui badan Usaha M ilik Sw ast a;

ii. Kerjasama Badan Usaha, Pengelolaan pariwisat a di pulau-pulau kecil dilakukan melalui kerjasam a pengelolaan ant ara Badan Usaha, baik Badan Usaha M ilik Negara (BUM N), Badan Usaha M ilik Daerah (BUM D) m aupun Badan Usaha M ilik Sw ast a. Kerjasam a Badan Usaha t ersebut dapat berbent uk kerjasam a usaha pat ungan (Joint Venture), Kerjasam a Operasi (Joint Operat ion), dan Bangun Operasi Serahkan (Build Operat ion Trunfer/ BOT).

2. M engem bangkan alt ernat if sum ber-sum ber pem biayaanlain unt uk pem bangunan pariw isat a di PPK.

Proyek Percontohan:

M et et apkan beberapa proyek percont ohan sebagai pem belajaran m elalui Program Pengem bangan Kaw asan Pariw isat a Terbat as (P2Kaw at ) di PPK.

Daerah m enyambut baik gagasan ini, dan daerah t elah m enyiapkan beberapa pulau yang akan dijadikan proyek percont ohan. M engingat pulau-pulau kecil jum lahnya ribuan dengan berbagai kekhasannya, lokasi proyek percont ohan dapat dipilih dari 222 Kaw asan Pengem bangan Pariw isat a Nasional (KPPN) yang t ersebar di 50 DPN.Dalam kurun w akt u 2014-2019, priorit as ut am a pem bangunan pariw isat a di PPK adalah ant ara lain:

a) PPK yang lokasinya berdekatan dengan Negara-negara t et angga sepert i Singapura, Philipina, M alaysia, Brunei, Viet nam , dan Thailand.

b) PPK yang lokasinya selam a ini t elah m enjadi jalur pariwisat a melalui laut (sea rout e).

RINGKASAN

Alasan unt uk m em ilih kajian pem bangunan pariw isat a di pulau-pulau kecil (PPK) karena nilai st rat egis PPK ant ara lain: 80-90 persen out put perikanan nasional berasal dari perairan dangkal/ pesisir pulau-pulau kecil; dan t ot al ekonomi kelaut an pulau-pulau kecil Indonesia dari 5 sekt or pot ensial (perikanan, pertam bangan dan energi, pariw isat a, indust ri m arit im dan perhubungan laut) m encapai angka US$ 400 m ilyar/ t ahun at au set ara dengan IDR 4.000 t rilyun/ t ahun (Prof. Diet riech, 2014). Alasan lainnya adalah t ekanan jumlah penduduk Indonesia yang sem akin t inggi; dan kebut uhan

pangan sem akin m eningkat. Pem bangunan pariw isat a diharapkan

m enjadi salah sat u m ot or penggerak pert um buhan pem bangunan di PPK. Pengem bangan pulau-pulau kecil mem iliki karakt er khusus karena pulau-pulau ini pada um um nya m emiliki sumber daya alam , aspek lingkungan, dan budaya yang khas.

Pembangunan pariw isat a diharapkan m enjadi salah sat u mot or penggerak pert um buhan pem bangunan di PPK. Pengem bangan pulau-pulau kecil m em iliki karakt er khusus karena pulau-pulau ini pada um um nya memiliki sum ber daya alam , aspek lingkungan, dan budaya yang khas. Banyak kalangan bert anya-t anya m engapa Indonesia sebagai Negara kepulauan t erbesar di dunia, pada t ahun 2013 baru dikunjungi oleh 8,8 jut a w isat aw an m anca negara (w ism an). Jauh tertinggal dibandingkan Negara- negara t et angga di ASEAN.Salah sat u potensi pem bangunan pariw isat a Indonesia yang m asih “ t idur” hingga kini belum dim anfaat kan secara opt im al adalah sum berdaya yang ada di pulau-pulau kecil (PPK) dan PPK t erdepan.

Ke depan, dunia indust ri pariwisat a diprediksi akan mengalami pert um buhan yang sangat tinggi dan m enjadi m ot or penggerak sosial dan ekonomi dunia. UNWTO m em perkirakan bahwa pada t ahun 2020 negara- negara di dunia akan kedat angan w isat aw an m endekat i 1,6 m iliar orang. Tingkat pert um buhan kunjungan wisat aw an diperkirakan 4,1 persen per t ahun. Dari 1,6 m iliar orang w ism an t ahun 2020, 1,2 m iliar orang dat ang ke kaw asan int raregional, dan 0,4 m iliar orang dengan t ujuan perjalanan jarak jauh.Indonesia yang m emiliki keunggulan potensi sum ber daya alam dan budaya berharap bisa m endapat bagian dari uang belanja para wisat aw an.

Dari hasil kajian lit erat ur dan diperkuat dengan survey lapangan di beberapa PPK seperti di Pulau Gilit rawangan (NTB), dan Pulau Fant acy Island dan Pulau Nipah t elah diident ifikasi kekuat an, kelemahan, peluang, dan

di PPK. Kom pleksnya perm asalahan dalam pengelolaan pariw isat a di PPK seperti:

ancam an pem bangunan

pariwisat a

1. Sam pai saat ini belum ada inst it usi yang m am pu m engkoordinir dan m engint egrasikan kegiat an pem bangunan di PPK dengan baik. Berbagai inst ansi seperti Pekerjaan Umum , Pariwisat a, Perikanan, Perm ukim an,

Pert am bangan dan Perhubungan sem ua m elakukan kegiat an di PPK namun m asih bergerak secara sekt oral.

Pert anian,

Kehut anan,

2. Pengem bangan pariw isat a di PPK belum berlandaskan kajian pot ensi PPK.

3. Ukuran yang kecil dan t erisolasi (ket erasingan) sehingga penyediaan prasarana dan sarana m enjadi sangat m ahal dan sumber daya m anusia yang andal m enjadi langka.

4. Perencanaan pem anfaat an pembangunan pariwisat a di PPK belum m em perhat ikan t at a ruang Indonesia.

5. Kurangnya dukungan dari pem erint ah unt uk pembangunan pariwisat a di PPK.

6. Rendahnya invest asi dalam Pem bangunan pariw isat a di PPK.

7. M asih lem ahnya sarana dan prasarana penunjang pariwisata di PPK.

8. Belum sem ua daerah m em iliki Rencana Induk Pembangunan Pariw isat a Daerah di PPK.

9. Rendahnya kem am puan pemerint ah unt uk m em biayai pembangunan di bidang pariwisat a.

10. St at us kepem ilikan t anah di PPK belum t erdat a dengan baik.

11. Rumit nya pengurusan berbagai ijin pem bangunan pariw isata di PPK.

Hal-hal pent ing yang perlu dilakukan dalam kurun wakt u 2015-2019 agar pem bangunan pariwisat a di PPK dapat berjalan dengan baik adalah m enyusun Grand Design dan Peta Jalan (Roadmap) Tat akelola

Pembangunan Pariw isat a di PPK yang didalamnya berisi beberapa st rat egi, m eliputi:

1. M em perbaiki landasan kebijakan pem bangunan pariw isat a di PPK m elalui kerangka kerja m enggunakan pendekat an m anajem en st rat egis;

2. M em perkuat pendekat an m ult i disiplin dalam pem bangunan pariw isat a di PPK.

3. M eningkat kan at raksi pariwisat a yang dit aw arkan di PPK; dan

4. M em perkuat Indonesia sebagai Negara kepulauan t erbesar di dunia m enjadi daerah t ujuan pariw isa ta

Strategi Pertama, dalam rangka m elaksanakan st rat egi berkait an dengan pendekat an m anajem en strat egis, pem erint ah baik pusat m aupun pem erint ah daerah perlu m em perbaiki landasan dasar kebijakan pem bangunan pariw isat a yang didalam nya t ermasuk ant ara lain:

a) M em perbaiki dat a st at ist ik pariwisat a di PPK. Dalam hubungan ini, pem erint ah perlu m em bent uk “ Forum Pariwisat a Indonesia” yang secara regular mengadakan pertem uan ant ara para pem angku kepent ingan yang m em punyai t ugas pokok dan fungsi pem bangunan pariwisat a di PPK dari t ingkat pusat , provinsi sampai ke t ingkat kabupat en dan kot a t erm asuk para pelaku indust ri pariwisat a. Tujuan forum ini adalah unt uk m em bahas isu-isu pent ing, dan m em perbaiki koordinasi ant ar dunia usaha, pem erint ah pusat , provinsi, kabupat en dan kot a guna memperkuat posisi Indonesia sebagai Negara t ujuan pariwisat a dunia;

b) M em perkuat kerjasam a internasional. Indonesia sebagai anggot a UNWTO, perlu m em berikan fokus perhatian dalam meningkat kan kerjasam a t ingkat mult ilat eral.

Strategi Kedua,

mult i disiplin dalam pem bangunan pariw isat a di PPK. Unt uk it u perlu dilakukan langkah- langkah sebagai berikut :

Pent ingnya

pendekat an

1. M em perkuat kerjasam a dan koordinasi lint as lem baga yang m em iliki t ugas dan fungsi dalam pembangunan pariw isat a di PPK. Berbagai kebijakan pem bangunan m em berikan pengaruh t erhadap pencipt aan kew irausahaan. Dalam hubungan ini, kebijakan pembangunan pariwisat a perlu diselaraskan dengan kebijakan ekonomi daerah yang akan dikem bangkan m enjadi daerah t ujuan w isat a. Kebijakan ini diharapkan akan memberikan hasil pem bangunan pariw isat a yang opt im al. Pariwisat a bergant ung pada st abilit as harga. Pariw isat a m endapatkan keunt ungan dari kebijakan fiskal dengan pajak yang rendah, kerangka usaha yang berlandaskan dengan perat uran perundang-undangan, dan berkurangnya pungut an-pungut an (red t ape ). M em buka pasar m erupakan salah sat u aspek penting yang akan menghasilkan insentif bagi para pelaku pariw isat a unt uk berinovasi sehingga daya saing perusahaan akan m eningkat.

2. M eningkat kan Kebijakan koordinasi dan kerjasam a di t ingkat Provinsi dan Kabupat en/ Kot a.Tujuan ut am a dari kebijakan ini adalah m eningkat kan kolaborasi ant ara berbagai kebijakan. Berikut ini beberapa kebijakan yang pent ing dalam pem bangunan pariw isat a di PPK:

 Perencanaan dan pem bangunan regional. Daerah m enjadi basis pem bangunan pariw isat a. Kondisi sum ber daya alam yang

t erbat as dijadikan penent u pem bangunan pariwisat a. Dalam jangka panjang, sum ber daya yang t erbatas ini perlu dilindungi.

 Sinergi ant ara sekt or ekonom i kelaut an dengan indust ri menjadi priorit as tinggi karena m erupakan kunci ut ama dalam

pem bangunan pariw isat a di PPK.  Kebijakan Lingkungan dan perubahan iklim .

 St rat egi Pem bangunan yang Berkelanjut an.

Strategi Ketiga, m eningkat kan Kualit as Daya Tarik Pariw isat a. Dalam rangka m eningkat kan daya saing sebagai daerah t ujuan w isat a, perlu m eningkat kan kualit as daya t arik pariw isat a.Tanggungjaw ab ut am a dalam peningkat an kualit as daya t arik adalah perusahaan yang bergerak dalam m engembangkan daya

Pemerint ah m em berikan dukungan kepada perusahaan dengan m em fasilit asi antara lain dalam bent uk inovasi-inovasi, kerjasam a, dan insentif invest asi pem bangunan pariwisat a di PPK.

t arik

pariwisat a.

Strategi Keempat, m em perkuat kehadiran Indonesia sebagai Negara kepulauan t erbesar di dunia menjadi daerah t ujuan pariw isat a dunia. Tujuan ut am a st rat egi ini adalah unt uk m em perkuat koordinasi pemasaran dari berbagai kalangan t erm asuk dunia usaha di t ingkat pusat pusat , dan daerah. Unt uk it u, langkah-langkah kebijakan yang penting ant ara lain:

1. Peningkat an Peran Pemerint ah.Dalam kerangka globalisasi, Indonesia m em but uhkan organisasi pariw isat a yang m ampu mem berikan layanan bagi kehadiran pasar yang mengesankan dan terpadu. Unt uk it u dibut uhkan kerjasam a di bidang pariwisat a ant ara t ingkat nasional dan regional. Disam ping it u, dalam persaingan global, perlu m em berikan perhatian kepada indust ri usaha kecil. Dalam rangka pem bagian kerja ant ara organisasi pariw isat a lokal dan regional,t ugas ut am a dari pem erint ah adalah m engembangkan produk dan pasar baru, memperkuat fungsi koordinasi, m em berikan dukungan konsult asi dalam pengem bangan produk berharga int ernasional.

2. Koordinasi dan kerjasam a dalam mem prom osikan pariwisat a PPK oleh pem erint ah. Pem asaran pariw isat a nasional adalah salah sat u fakt or kunci pent ing yang m erupakan bagian yang t idak dapat dipisahkan dengan prom osi. Tujuan kegiat an ini adalah unt uk m em perkuat koordinasi dan kerjasam a ant ara para pelaku pariwisat a nasional dan lembaga-lem baga lain yang bert anggung jawab unt uk 2. Koordinasi dan kerjasam a dalam mem prom osikan pariwisat a PPK oleh pem erint ah. Pem asaran pariw isat a nasional adalah salah sat u fakt or kunci pent ing yang m erupakan bagian yang t idak dapat dipisahkan dengan prom osi. Tujuan kegiat an ini adalah unt uk m em perkuat koordinasi dan kerjasam a ant ara para pelaku pariwisat a nasional dan lembaga-lem baga lain yang bert anggung jawab unt uk

Banyak kalangan bertanya-tanya mengapa Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, pada

BAB 1

tahun 2013 baru dikunjungi oleh 8,8 juta wisatawan manca negara (wisman). Jauh tertinggal dibandingkan Negara-negara

PENDAHULUAN tetangga di ASEAN seperti Malaysia

25,7 juta, dan Thailand 26,6 juta.

1.1 Latar Belakang

Berbagai organisasi int ernasional ant ara lain PBB, Bank Dunia, The Unit ed Nat ionsfor World Tourism Organizat ion (UNWTO)t elah mengakui bahw a pariwisat a m erupakan bagian yang t idak t erpisahkan dari kehidupan

m anusia t erut am a m enyangkut kegiat an sosial ekonom i 1 .Ke depan, indust ri pariwisat a dunia diprediksi akan m engalam i pertum buhan yang sangat t inggi dan m enjadi m ot or penggerak sosial dan ekonom i dunia. UNWTO m emperkirakan bahw a pada t ahun 2030 negara-negara di dunia akan kedat angan w isat aw an m endekat i 1,8 miliar orang (Gam bar 1)

Gambar: 1.

Tingkat pert um buhan kunjungan wisat aw an diperkirakan 4,1 persen per t ahun. Wilayah Asia Tim ur dan Pasifik diperkirakan m encapai

1 The United Nations for World Tourism Organization (UNWTO) Report 2013.

pert um buhan yang t inggi yait u 6,5 persen. Angka est imasi UNWTO ini sudah t ent u sangat m enggiurkan pelaku usaha pariwisat a.Pot ensi it u t ak boleh hanya dibiarkan m enjadi peluang liar yang sulit dit angkap.Oleh sebab it u banyak negara t erut am a di Asia Pasifik berpacu dan berbenah diri unt uk m em bangun indust ri pariw isat anya.Indonesia yang m em iliki keunggulan pot ensi sum ber daya alam dan budaya berharap bisa m endapat bagian dari uang belanja para w isat aw an dunia.

Salah sat u pot ensi pem bangunan Indonesia yang hingga kini belum dim anfaat kan secara opt im al “ m asih t idur” adalah sum ber daya yang ada di pulau-pulau kecil (PPK). Pulau-pulau kecil dengan keanekaragam an hayat i yang t inggi, keunikan biofisik dan kekhasan budaya m asyarakat nya m em iliki pot ensi besar sebagai salah sat u sum berdaya penggerak pem bangunan pariwisat a. Industri pariw isat a m elibat kan ham pir sem ua sekt or ekonom i baik yang tergolong t ourism charact erist ic indust ry sepert i hot el dan rest oran m aupun t ourism connect ed indust ry yaitu indust ri yang sepint as berkait an denganindust ri pariwisat a nam un sebagian dem and nya berasal dari pariw isat a.

Alasan unt uk m em ilih kajian pem bangunan pariw isat a di pulau-pulau kecil (PPK) karena nilai st rat egis PPK ant ara lain: 80-90 persen out put perikanan nasional berasal dari perairan dangkal/ pesisir pulau-pulau kecil; dan t ot al ekonomi kelaut an pulau-pulau kecil Indonesia dari 5 sekt or pot ensial (perikanan, pertam bangan dan energi, pariw isat a, indust ri m arit im dan perhubungan laut) m encapai angka US$ 400 m ilyar/ t ahun at au set ara dengan IDR 4.000 t rilyun/ t ahun (Prof. Diet riech, 2014). Alasan lainnya adalah t ekanan jumlah penduduk Indonesia yang sem akin t inggi; dan kebut uhan

pangan sem akin m eningkat. Pem bangunan pariw isat a diharapkan

m enjadi salah sat u m ot or penggerak pert um buhan pem bangunan di PPK. Pengem bangan pulau-pulau kecil mem iliki karakt er khusus karena pulau-pulau ini pada um um nya m emiliki sumber daya alam , aspek lingkungan, dan budaya yang khas.

Gambar: 2

Secara geoekonomi, posisi Indonesia sangat st rat egis, m enghubungkan benua Asia dan Aust ralia sert a Laut an Pasifik dan Hindia. Dari hasil st udi UNCTAD 2009, sekit ar 45%

t ot al barang dan kom odit as

perdagangan ant ar

bangsa di dunia dengan

nilai US$ 1.500 t riliun/ t ahun diangkut oleh kapal-kapal

niaga melalui laut Indonesia (Gam bar:2) 2 .

Sekt or ekonomi kelaut an adalah kegiat an ekonom i yang berlangsung di w ilayah pesisir dan laut an, dan/ at au yang m enggunakan SDA dan jasa-jasa lingkungan kelaut anunt uk m enghasilkan barang dan jasa yang dibut uhkan um at manusia (Dahuri,

2003; Kildow , 2005) 34 .Indonesia m em iliki pot ensi pariw isat a bahari sangat besar, dan diikaruniai berbagai m acam ekosist em pesisir dan laut (pant ai

berpasir, goa, laguna, est uaria, hut an m angrove, padang lam un, rum put laut , dan t erum bu karang) yang paling indah dan relat if masih ’perawan’ (prist ine, unspoiled) (M ann, 1992). Luas ekosist em t erum bu karang mencapai 85.707 km 2 (18% dari t ot al luas

t erum bu karang didunia), dihuni oleh rat usan jenis ikan hias (263 jenis). Kom unit as mangrove t erluas di dunia = 4,25 jut a ha (27% luas hut an

2 Unit ed Nat ions Conf erence on Trade and Developm ent (UNCTAD) Annual Report 2009. 3 Dahuri, 2003; Kildow , 2005,T

he im port ance of est imat ing t he cont ribut ion of t he oceans t o nat ional economies.

m angrove dunia = 15,9 jut a ha). 10 ekosist em t erum bu karang terindah dan t arbaik di dunia, 6 berada di PPK t anah air seperti : Raja Am pat , Wakat obi, Taka Bone Rat e, Bunaken, Karim un Jaw a, dan Pulau Weh (WTO, 2000).

M engelola potensi pulau-pulau kecil di Indonesia yang dem ikian t erisolir dan susah dijangkau m enjadi sem akin mendekati m oment um nya. Pasalnya, selain memiliki nilai st rat egis, m uncul kecenderungan perubahan t it ik episentrum ekonom i dunia, yang kini sem akin bergeser dari kaw asan pet ro-dollar di Tim ur Tengah ke kaw asan Pasifik yang pot ensial. Pakar fut urologi John Hay m engungkapkan, " At lantik adalah sam udra m asa lam pau, M edit erania (laut t engah) adalah sam udra m asa kini, dan Pasifik adalah sam udra m asa depan (ocean of t he future)" (John Naisbit t dan Pat ricia Aburdene, 1990).

Ada beberapa perm asalahan dalam pembangunan pariw isat a di PPK ant ara lain:

1. Lemahnya pencipt aan produk dest inasi pariw isat a. Unt uk m eningkat kan kunjungan w isat aw an baik m anca negara m aupun w isat aw an nusant ara diperlukan pem asaran pariw isat a. Dari sisi pem asaran ada dua kunci pokok yang diperlukan yait u pasar dan 1. Lemahnya pencipt aan produk dest inasi pariw isat a. Unt uk m eningkat kan kunjungan w isat aw an baik m anca negara m aupun w isat aw an nusant ara diperlukan pem asaran pariw isat a. Dari sisi pem asaran ada dua kunci pokok yang diperlukan yait u pasar dan

2. Perencanaan dan pelaksanaan pem bangunan pariwisat a di PPK belum t erint egrasi dengan baik. Beberapa perat uran perundang- undangan yang berkaitan dengan pengelolaan PPK t erm asuk di dalam nya pem bangunan pariwisat a m asih bersifat sekt oral.Saat ini ada beberapa inst ansi t erlibat dalam pem bangunan pariw isat a di PPK sepert i

Kem ent erian Kelaut an dan Perikanan,

Kement erian

Pariwisat a,

dan Lingkungan Hidup, Kement erian Dalam Negeri, Pemerint ah Provinsi, dan Pem erint ah Kabupat en/ Kot a. Setiap inst ansi baik pusat m aupun daerah m em iliki landasan kebijakan pem bangunan pariw isat a di PPK.

Kem ent erian

Kehut anan

3. Penjualan pulau. Dalam rangka m eningkat kan kesejaht eraan m asyarakat di pulau-pulau kecil (PPK), m uncul gagasan dari m asyarakat unt uk menjual pulau. Ada beberapa pulau yang diisukan t elah dijual m elalui internet privat eislandonile.com yang berbasis di Canada ant ara lain: Tiga pulau di Kepulaan M ent aw ai, Sumat ra Barat dengan harga m ulai dari US$ 4 jut a hingga US$ 8 Jut a; Pulau Kum bang dan Pulau M enyakan di Karim un Jaw a; Pulau Panjang dan Pulau M eriam Besar di Sum baw a, Nusa Tenggara Barat ; Pulau Bidadari di NTB; Warga Nat una, M uktar m enjual limapulau di Kepulauan Baw ah, Nat una Selat an, karena kesulit an keuangan, Bat am.

4. Pembiayaan. Kem ampuan pemerint ah unt uk m em biayai opt im alisasi pem bangunan pariw isat a di PPK sangat t erbatas. Perencanaan dan pelaksanaan optim alisasi pem bangunan pariwisat a di PPK m enjadi dest inasi unggulan dunia mem but uhkan angaran yang tidak sedikit ant ara lain unt uk pembangunan infrast rukt ur, pengem bangan sum ber daya m anusia, pem asaran, dan pengem bangan kelem bagaan pariwisat a.

Ada beberapa negara yang t erdiri dari pulau-pulau kecil m enjadi pem ain ut am a pariwisat a t ergabung dalam Small Island Developing Stat e (SIDS) sepert i di Caribbean, Sam udera India, Sam udera Pacific, dan kepualuan di Africa. Bagi negara-negara di kepulauan ini, pem banguna pariwisat a m enjadi pilihan utam a unt uk bert ahan dit engah-t engah persaingan

ekonomi global (Vossenaar 2004 and Tw ining-Ward et al. 2002) 5 .

M em perhatikan potensi pulau pulau kecil, dan t ren perkem bangan pariwisat a dunia dan juga pariw isat a di PPK di beberapa negara, m aka PPK layak dirancang dan dikem bangkan m enjadi produk-produk dest inasi unggulan dunia yang selam a ini pem anfaat an pot ensi pulau-pulau kecil m asih belum opt im al karena perhat ian dan kebijakan Pem erint ah lebih berorient asi ke darat .

5 Vossenaar 2004 , Twining -Ward (2002), Trade and the environment: an

important relationship for SIDS. In UNCTAD (ed.):57-90.

M engingat besarnya pot ensi pem bangunan di PPK, kajian hanya t erfokus pada st rat egi kebijakan perencanaan pem bangunan pariw isat a di PPK sebagai pusat pert um buhan dit injau dari aspek ekonom i, sosial, lingkungan, dan pert ahanan keam anan. Kajian ini diaw ali dengan uraian kinerja dan prospek pariw isat a dunia, kinerja pem bangunan pariwisat a di dalam negeri, pot ensi pariw isat a di PPK, analisis hasil survey dengan SWOT, st udi perbandingan (bencmarking), dan dilanjut kan dengan m asukan rekom endasi kebijakan dan rencana aksi pembangunan pariwisat a di PPK ke depan.

1.2. Tujuan

Penulisan Naskah Kebijakan (Policy Paper) ini bert ujuan unt uk m enghasilkan rekom endasi kebijakan dan st rat egi untuk m engat asi perm asalahan belum optim alnya pengelolaan pulau-pulau kecil sebagai sum ber pendapat an negara m aupun m asyarakat dari pem bangunan pariwisat a sehingga dalam jangka panjang diharapkan t ercipt a m asyarakat kepulauan yang sem akin sejahtera, berkesinam bungan dan berkeadilan.

1.3. Ruang Lingkup Naskah Kebijakan

Ruang lingkup naskah kebijakan ini dibat asi pada opt im alisasi pengelolaan pulau-pulau kecil ditinjau pem bangunan pariwisat a. Dalam hubungan ini akan dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. M elakukan ident ifikasi dat a dan inform asi berkait an dengan: 1. Trenpariw isat a dunia; 2. Perkem bangan kinerja pembangunan pariwisat a; 3. Berbagai kebijakan pem bangunan pariwisat adi PPK; 4. Isu pem bangunan pariw isat adi PPK.

b. M elakukan perbandingan (benchmarking) dengan negara lain dalam pelaksanaan st rat egi dan kebijakan pem bangunan pariwisat a di PPK.

c. M erum uskan alt ernatif kebijakan (policy opt ions) kebijakan invest asi pem bangunan pariw isat a di PPK.

d. M enet apkan opsi dari berbagai alternatif kebijakan pembangunan pariwisat a di PPK.

1.4. M etodologi

Penyusunan naskah kebijakan ini m enggunakan m et odologi deskript if- analitis dengan dukungan review dat a dan analisa kebijakan, review dan analisa perkem bangan pem bangunan pariw isat a, diperkuat dengan pendalam an mat eri m elalui pengum pulan dat a prim er m aupun sekunder yang diperoleh di lapangan m aupun berdasarkan desk st udy, dan diskusi dan w aw ancara m endalam dengan para prakt isi, dan pakar.

1.5. Langkah-langkah Penyusunan Naskah Kebijakan

Penyusunan naskah kebijakan dilaksanakan melalui tahapan pelaksanaan sepert i t ercant um dalam Gam bar 3, sebagai berikut :

a. Analisa Situasi. Pada t ahap ini dilakukan analisis t erhadap perkem bangan

pem bangunan pariw isat a baik di t ingkat int ernasional, regional, dan nasional.

b. Review Aw al. Pada t ahap ini, dilakukan identifikasi perm asalahan dan t ant angan

kecil dan st rat egi pengem bangannya ke depan.

pengelolaan

pulau-pulau

c. Serial Diskusi. M erupakan t ahaprount able discussionyang dilakukan unt uk m em bahas secara lebih dalam perencanaan pariwisat adi pualu-pulau kecil ke depan dengan m elibatkan pakar, prakt isi dan pem angku kepent ingan terkait . Diharapkan dari serial diskusi yang dilakukan dapat diperoleh inform asi sebagai m asukan perum usan selanjut nya.

d. Perumusan. Tahap perum usan dilakukan unt uk menyusun naskah kebijakan dengan m em perhat ikan hasil-hasil serial diskusi, analisa sit uasi, st udi pust aka dan analisa dat a. Hasil akhir dari t ahap ini adalah dihasilkannya draft st rategi pengelolaan pulau-pulau kecil unt uk pem bangunan pariw isat a.

e. Studi Pustaka. Dilakukan dengan cara m enggali inform asi dari berbagai sum ber tert ulis seperti buku, laporan hasil kajian, perat uran perundang-undangan, st udi best pract ices dari negara-negara lain, dan referensi t ert ulis lainnya yang relevan dengan t ujuan penyusunan naskah kebijakan.

f. Diskusi dengan M itra Kerja Terkait. Tahap diskusi dengan m itra kerja t erkait

pem at angan, pem ant apan,

pengayaan, dan penajam an konsep dengan pelibat an st akeholders t erkait. Hasil akhir dari t ahapan ini adalah penyem purnaan konsep.

Gambar3: Langkah-langkah penyusunan naskah kebijakan

Kepulauan Anam bas

BAB 2

KINERJA DAN TREND PEM BANGUNAN PARIW ISATA

2.1. Kinerja Pariw isata Dunia

The World Tourism Organizat ion (UNWTO)

AnnualReport 2013 m enyebut kan

bahw a sekt or

pariwisat a

9 persen dari GDP Dunia, dan sekit ar 6% persen ekspor dunia berasal dari

m enyum bangkan

pariw isat a, dengan nilai ekspor pariw isat a sebesar US$ 1,4 triliun (Gam bar: 4)

Gambar: 4

Sejak t ahun 1995 jum lah w ism an t erus mengalami peningkat an. Pada t ahun 2013 diseluruh dunia, jumlah w isat aw an manca negara (Wism an) m eningkat 5% m enjadi 1,087 jut a orang dibandingkan dengan t ahun 2012. Sebagian besar dest inasi dunia m engalami pert umbuhan posit if. Pert um buhan regional t ert inggi adalah di kaw asan Asia Pasifik (6%), Afrika (6%), dan Eropa (5%) sebagaim ana nam pak pada Gam bar: 5.

Gambar 5: Jumlah W isman di Seluruh Dunia (1995-2013)

Pada t ahun 2013, dit injau dari sisi kaw asan, kaw asan Asia Pasifik m enjadi kaw asan pariw isat a yang t erm asuk pertum buhannya sangat t inggi yait u t um buh sebesar 6,2% dengan perolehan devisa sebesar US$ 359 jut a dengan jum lah Wism an sebanyak 248 jut a orang. Kinerja pariw isat a t erbaik di kaw asan ini adalah sub region Asia Tenggara dengan pert um buhan 10,5%. Pertum buhan yang t inggi adalah Jepang(24%) dan Taiw an (9,6%). Kunjungan Wism an ke kaw asan Asia Tim ur tum buh 10,5%. Pert um buhan kunjungan Wism an ke kaw asan ini rat a-rat a t um buh 2 digit yait u Viet nam t um buh 10,6% dengan jumlah w ism an sebesar 7,5 jut a orang, Kam boja 17,5% dengan jum lah w ism an 4,2 jut a, Thailand 18,8% dengan jumlah w ism an 26,5 jut a orang, dan Indonesia 9,4% dengan jumlah w ism an 8,8 jut a orang.

2.2. Pergeseran Tren Pasar

Karakt erist ik wisat aw an t erus m engalam i perkem bangan sehingga m endorong indust ri pariwisat a m enyesuaikan diri dengan kebut uhan Karakt erist ik wisat aw an t erus m engalam i perkem bangan sehingga m endorong indust ri pariwisat a m enyesuaikan diri dengan kebut uhan

Pulau Komodo

Pantai Dreamland-Bali

Ke depan, tren produk yang dim inat i wisat aw an bergeser ke arah kesadaran lingkungan, wisat aw an dalam berw isat a ingin m em iliki pengalam an t ent ang perist iw a yang mengesankan yang terjadi di daerah t ujuan w isat a, t um buhnya produk pent ing seperti pem ulihan kesehat an dikom binasikan dengan wisat a spiritual. Terkait dengan daerah t ujuan w isat a, w isat aw an lebih m emilih kaw asan pant ai (beach), daerah t ujuan w isat a yang m em iliki kesadaran lingkungan. M et ode perjalanan w isat aw an m asih m enggunakan transport asi udara, menigkat nya pem esanan perjalanan w isat a m elalui online, sebagian besar perjalanan w isat a adalah penduduk usia 55 t ahun dan di at as 55 t ahun (aging populations).

2.3. M inat Khusus (Niche Producs)

Selam a ini kit a t erjebak pada paradigma bahw a bila jaringan infrast ruktur fisik seperti jalan, jem bat an, list rik, hot el belum sem purna m aka t idak m ungkin m engem bangkan sekt or kepariw isat aan. Dalam kont eks pengem bangan unt uk t ipologi w isat aw an psycocent ris, yait u w isat aw an yang hanya ingin m engunjungi daerah t ujuan w isat a yang sudah m em punyai fasilit as dengan st andar yang sam a dengan di negaranya, hal t ersebut m ungkin benar.

Nam un, m erebaknya t ren wisat a m inat khusus (niche product s) dan t ipologi wisat aw anallocent ris yait u w isat aw an hanya ingin m engunjungi t em pat -t em pat yang belum diket ahui, bersifat pet ualangan, dan m au m em anfaat kan fasilit as yang disediakan oleh m asyarakat lokal m erupakan peluang besar pengem bangan kepariw isat aan berbasis alam (nat ure) dan Nam un, m erebaknya t ren wisat a m inat khusus (niche product s) dan t ipologi wisat aw anallocent ris yait u w isat aw an hanya ingin m engunjungi t em pat -t em pat yang belum diket ahui, bersifat pet ualangan, dan m au m em anfaat kan fasilit as yang disediakan oleh m asyarakat lokal m erupakan peluang besar pengem bangan kepariw isat aan berbasis alam (nat ure) dan

t anggungjaw ab sosial, w isat aw an ingin m em iliki pengalam an baru di bidang pariwisat a.Produk-produk niche yang dapat dikembangkan unt uk m erespon kebut uhan pasar ant ara lain ekowisat a, w isat a-relaw an at au w isat a-am al, wisat a olahraga, wisat a-festival; w isat a petualangan; dan w isat a persiapan m elahirkan.Ada beberapa st udi kasus pengem bangan niche produk dibeberapa Negara (Tabel 1).

The ultimet Indonesia surfing sports

Tabel 1: Studi Kasus Pengembangan Niche Produk

Pulau Hoga, Wakat obi

Di

era indust ri pariw isat a

global,

niche produk m enunjukkan beragam produk yang inovatif unt uk m em enuhi segm en pasar tert ent u. Niche produk

dapat didefinisikan sebagai produk minat khusus, budaya,

dan/ at au akt ivit as pariwisat a

dengan jumlah w isat aw an sedikit / t erbat as.Wisat aw an niche sangat kont ras dengan w isat aw an m asal t erdiri dari jum lah w isat aw an yang besar.

Karakt erist ik dari niche produk adalah fokus, m enem ukan sesuat u yang sebelum nya diabaikan at au kebut uhan yang diabaikan.

2.4. Pembangunan Pariw isata di Beberapa Negara SIDS

Ada beberapa negara yang t erdiri dari pulau-pulau kecil yang m enjadi pem ain ut am a pariwisat a

di kepulauan t ergabung dalam Small Island Developing Stat e (SIDS) sepert i kepulauan

Caribbean, kepulauan di sam udera india, sam udera

pacific, dan kepualuan

di Africa. Bagi negara-negara di kepulauan ini, pem banguna pariw isat a m enjadi pilihan ut am a unt uk bert ahan dit engah-t engah persaingan ekonomi global (Vossenaar 2004 and Tw ining- Ward et al. 2002).

Berdasarkan laporan dari Unit ed Nations 2010, banyak negara yang t erdiri dari pulau-pulau kecil tergant ung pada sekt or pariwisat a sebagai sekt or Berdasarkan laporan dari Unit ed Nations 2010, banyak negara yang t erdiri dari pulau-pulau kecil tergant ung pada sekt or pariwisat a sebagai sekt or

2.4.1. Caribbean

The Caribbean Islands SIDS region

Di Caribbean yang t erkenal dengan

w isat aw an m assal berbasis

kapal pesiar, pem bangunan

infrast rukt ur sepert i

bandara, jalan, pelabuhan

dibiayai dari bant uan

negara-negara donor, kredit dari Bank Dunia, pem bangunan jaringan hot el

ant ara lain oleh Hilt on, Holidy Inn, dan Sherat on (M ullings

2004 and M cElroy 2004) 6 . Ket ika

infrast rukt ur t elah dibangun dan pesaw at siap m endarat

di kepulauan Caribbean, wisat aw an m assal yang didominasi oleh orang- orang kaya (high income people )

siap m em beli berbagai kebut uhan yang diperlukan.Hasilnya, Caribbean menjadi kaw asan pariwisat a yang paling dikenal dunia (M cElroy 2004). Sat u hal yang paling t erkenal di Caribbean adalah w isat aw an massal dengan jalur kapal cruise,

6 Mullings 2004 and McElroy (2004). Caribbean tourism: trouble in paradise? In Skelton (ed.): 97- 117.

pada t ahun 1990, 46% dari keseluruhan indust ri cruise dunia berada di

Caribbean (M ullings 2004).

2.4.2. Samudera Pasifik

Sebagaim ana di Caribbean, bisnis pariwisat a di Sam udera Pacifik juga dim ulai

dengan kapal pesiar/ cruise. Dengan adanya krisis di Asian, pem bangunan pariw isat a di Sam udera Pasific fokus pada pengem bangan

resort yang dibangun oleh Hyat t , Robinson, Club M ed (Scheyvens 2004 and

Lockw ood 2004) 7 . Di kaw asan ini, pem bangunan

pariw isat a m enggunakan konsep partisipasi m asyarakat (community development ), dan pem banguan pariwisat a yang berkesinam bungan (sustainable t ourism development ).M asyarakat lokal di Pulau-pulau kecil sepert i Cook Islands dan Sam oa m enyediakan hot el-hot el

kecil, usaha akom odasi dan t our operat or (Lockw ood 2004) 8 . Kegiat an pariwisat a dikawasan ini ant ara

lain eko-w isat a, w isat a bahari, dan

w isat a budaya

sem akin

m eningkat secara

signifikan

(Treloar,2005).

A typical Samoan fale budget

Accommodation

7 Scheyvens, (2004), Strategies for sustainable development: Experiences from the Pacific (pp. 109-124). Sydney: UNSW Press.

8 Lockwood, V. S. (2004). The Global imperative and Pacific Island societies. In V. S. Lockwood (Ed.), Globalization and culture change in

the Pacific Islands (pp. 1- 39), New Jersey: Pearson/ Prentice Hall.

Banyak negara-negara yang m asuk ke dalam kelom pok SIDS sepert i kepulauan Vanuat u, Palau and Solom on fokus pada konsep w isat a m inat khusus (niche tourism concept s) sepert i di Palau fokus pada w isat a m enyelam (eco-dive-tourism) at au w isat a budaya di PNG. Kepulauan di Sam oa

pem bangunan w isat a yang berkesinam bungan. Pusat at raksi pariw isat a di Sam oa fokus m enikm at i keindahan alam dan pem andangan yang indah anugerah Tuhan yang M aha Esa. Para wisat aw an dapat m elakukan observasi dan berpart isipasi pada kehidupan budaya m asyarakat Sam oa yang sangat unik dan m enarik t erm asuk rit ual-rit ual t radisi, berbagai fest ival, dan kegiat an-kegiat an

m enggunakan

pendekat an

kerajinan lokal/ craft works (Treloar et al. 2005:250) 9 .Di Sam oa t elah t um buh usaha-usaha kecil dan usaha akom odasi rum ah-rum ah t radisional

yang disebut fales / rum ah asli m asyarakat set em pat (indigeneous) yang dibangun di pinggir pant ai (Scheyvens 2002).Usaha akom odasi ini dim iliki dan dioperasikan oleh m asyarakat lokal. Di Sam oa juga terdapat resort - resort , t et api m asyarakat m enolak unt uk m undur sebagai pengendali lahan

w alaupun secara financial m engunt ungkan. Dalam hubungan ini, m asyarakat lokal diberdayakan unt uk m engelola pariw isat a di negaranya sendiri.

m ereka term asuk

disew a

Indian Ocean Region

9 Treloar et al. 2005:250 Introduction to the Pacific Islands., in Cooper & Hall (eds): 165-

The Indian Ocean SIDS region 3

2.4.3. Samudera India

M aldive yang berada di Sam udera India m enikm ati indust ri pariw isat a sebesar 28% GDP t ahun 2005 sehingga

negara ini sangat

t ergant ung

dengan wisat aw an m anca negara. Pada t ahun 1981 dibuka

bandara internasional sebagai pelaksanaan m ast er plan pert am a.Pem erint ah m engembangkan

konsep w isat a

kepulauan bercirikan budaya. Konsep ini disebut dengan “ kebijakan sat u pulau sat u resort” / one island one resort policy

resort

di

(Caduff 2006) 10 . Sam pai saat ini pem erint ah M aldive t elah m enghasilkan tiga m ast er plan, dan m enem pat kan pem bangunan

pariwisat a berkelanjut an.Dari sejak aw al, isu pokok yang pent ing agar berhasil dalam pem bangunan pariwisat a, Kement erian

10 Caduff, Andreas (2006) Sporttourismus und Nachhaltige Entwicklung in Fremdenverkehrsregionen: Eine tourismusgeographische Raumanalyse -

dargestellt anhand von Fallbeispielen in Süd- und Südostasien. Dissertation. JohannesGutenberg - Universität Mainz:202-272.

Pariw isat a m engingat kan pentingnya m elakukan prot eksi t erhadap lingkungan khususnya t erkait dengan ekosist em laut . Selain fact or cuaca, keunikan ekosist em laut m enjadikan M aldive sebagai daerah t ujuan wisat a bagi kalangan w isat aw an m ancanegara (Caduff 2006)

M arshall Islands

The Maldives and its resorts island

Tabel 2: Jumlah Wisman dan HDI di Beberapa Kawasan SIDS Tahun 2009 dan 2010.

HDI 2011 SIDS

Jumlah Wisman

Jumlah Devisa

Peringkat Luas

A. Caribbean 1 Aruba

5 Dominica Rp.

B (AIM S)* Cape Verde

M aurit ius

Guinia Bissau M aldives

C. Pacific American

New Caledonia

- 19.060 Cooks Island

- 240 Papua New

Sumber: UNWTO 2011, PATA, dan UNDP (HDI Report 2011) *AIMS: African, India Ocean, Mediteranian, South China Sea

2.5. Aktor Utama Pembangunan Pariw isatadi PPK

Berdasarkan st udi yang dilakukan oleh The Cent re for Ecotourism and Sustainable Development (CESD ), m elalui M arine Program dari World Wildlife Fund (WWF), pem bangunan pariw isat a di coast al/ m arine, pulau-pulau kecil, di dunia dikendalikan oleh dua akt or ut am a yait u: (a) para pengam bil keputusan t erkait dengan hak guna t anah unt uk pembangunan pariwisat a. Pengam bil keput usan t ersebut adalah pem erint ah pusat , provinsi, dan kabupat en/ kot a. Dalam hubungan ini, pem erint ah bekerjasam a dengan invest or yang m endukung pembangunan infrastrukt ur

sum ber pem biayaan dari lembaga pem erint ah dan invest asi sw ast a; (b) kalangan indust ri pengem bang real est at e t erm asuk

yang

principal lem baga pem biayaan dan pengem bang real est at e t erut am a kalangan sw ast a yang m am pu m engoperasikan dari tingkat lokal sam pai ke t ingkat global. Disam ping it u, WWF juga melihat ada dua akt or lainnya sebagai pem ain di level kedua yang sangat berpengaruh dalam pem bangunan pariw isat a di PPK yait u:(a) Para operat or pariw isat a sepert i jaringan

(cruise lines ); (b) para konsum en/ wisat aw an dan perm int aan w isat aw an.

2.6. Kinerja Pariw isata Nasional

Pada t ahun 2013, kunjungan Wism an m encapai 8,8 jut a orang dan t arget t ahun 2014 sebesar 9,5 jut a orang. Sement ara it u, rat a-rata pengeluaran perkunjungan juga m eningkat sekit ar 9,02 persen. Perkiraan penerim aan devisa dari kunjungan w isman pada t ahun 2010 m encapai USD 7,6 m ilyar, m eningkat sebesar 20,63 persen dari t ahun 2009 yang sebesar USD 6,3 m ilyar (Tabel 3).Sem ent ara it u, pergerakan wisat aw an nusant ara (w isnus) juga m engalami peningkat an dari 229,73 jut a pergerakan pada t ahun 2009 m enjadi 234,38 jut a pergerakan pada t ahun 2010. Hal ini berdam pak pada m eningkat nya t ot al pengeluaran wisnus dari Rp. 137,91 t rilliun m enjadi

Rp. 150,49 t rilliun.

Tabel 3: Jumlah W isman dan W isnus Tahun 2013 dan Target Tahun 2014

No. Uraian 2013 Target 2014

I Wisatawan Manca Negara

1 Jumlah kunjungan (juta orang) 8,8 9,5

2 Devisa yang dihasilkan (miliar USD) 10,054 11,176

3 Pengeluaran /wisman/kunjungan (US$) 1.142 1.165

II Wisatawan Nusantara

1 Jumlah pergerakan (juta perjalanan) 245,3 248

Pada t ahun 2013, berdasarkan dat a kunjungan wism an yang diperoleh dari hasil pencat at an pint u m asuk bandara m asih didom inasi oleh bandara Ngurah Rai-Bali, Soekarno Hat t a-Jakart a, dan Bat am m asing-m asing berjum lah 3. 241. 889 orang, 2.240. 502 orang, dan 1.336.430 orang disusul oleh Bandara Polonia/ Kualanam o sebanyak 225.550 orang, bandara lain sebanyak 1. 757 .758 orang.Wism an yang dat ang ke Indonesia didominasi dari Asia Pasific dilanjut kan dengan w ism an dari Eropa, Am erika. Sepert i halnya pada t ahun-t ahun sebelum nya jumlah kunjungan t erbanyak berasal dari Singapura yang m encapai 1,4 jut a orang, kem udian urut an kedua diikuti oleh w isman asal M alaysia dan Aust ralia dengan kont ribusi masing-m asing sebesar 1,3 jut a, dan 983.000.

2.6.1 Daya Saing Pariw isata Indonesia