Kesimpulan Visualisasi Dan Representasi Foto Makanan (Food Photography) Di Media Sosial Instagram (Studi Kasus: Kuliner Bandung)

197 1 Alat kameraperangkat genggam yang digunakan untuk memotret makanan teknologinya kurang pintar, sedangkan manusianya pelaku lebih pintar dari alat yang digunakan sehingga menghasilkan kualitas visual foto yang kurang mewakili realitas objek makanannya. 2 Alat kameraperangkat genggam yang digunakan untuk memotret makanan teknologinya lebih pintar, sedangkan manusianya pelaku kurang pintar untuk mengeksplorasi alat itu sehingga menghasilkan kualitas visual foto yang kurang mewakili realitas objek makanannya. 3 Alat kameraperangkat genggam yang digunakan untuk memotret makanan teknologinya kurang pintar, sedangkan manusianya pelaku juga kurang bisa mengekplorasi alat yang digunakannya sehingga menghasilkan kualitas visual foto yang sangat kurang mewakili realitas objek makanannya. 4 Alat kameraperangkat genggam yang digunakan untuk memotret makanan teknologinya pintar, dan manusianya pelaku juga pintar dalam mengeksplorasi alat yang digunakan sehingga menghasilkan kualitas visual foto yang dapat mewakili realitas objek makanannya. Kemungkinan yang keempat ini menjadi unggul dalam merepresentasikan realitas dari objek makanan yang kompleks. Namun dari empat kemungkinan di atas, peneliti menyadari bahwa ada hal yang lebih unggul dalam hal merepresentasikan suatu realitas yang kompleks. Diantaranya dapat peneliti uraikan sebagai berikut: 198 1 Realitas yang nyata diciptakan oleh Tuhan, yang sebenarnya sangat kompleks dan holistik. 2 Ilmu, Teknologi, Bahasa, Seni dan Filosofi diciptakan oleh manusia, itu semua merupakan upaya optimasi manusia untuk mewakili “realitas”, akan tetapi tidak sebenar-benarnya “realitas” itu sendiri. 3 Teknologi digital sebagai salah satu upaya yang dibuat oleh manusia, untuk mewakili “realitas”. 4 Penelitian ini adalah tentang apa, mengapa, dan bagaimana terjadinya perbedaan kualitas visual dan representasi dari realitas objek foto kuliner Bandung dalam konteks fotografi dengan teknologi digital Instagram sebagai media sosial. Hampir semua hal yang berkaitan dengan penciptaan seni rupa, termasuk fotografi di era digital yang terjadi saat ini, dianggap sederhana dan mudah. Masyarakat yang dulu menganggap fotografi menjadi suatu pekerjaan yang sulit dan membutuhkan biaya yang mahal, namun sekarang ini fotografi merupakan pekerjaaan yang mudah dan murah. Dan memang tidak dapat dipungkiri lagi, dulu fotografi merupakan aktivitas yang hanya dapat dilakukan oleh segelintir orang saja, karena untuk bisa menguasai kamera saja butuh keterampilan yang tidak mudah serta waktu yang lama. Belum lagi prosesnya yang rumit dan membutuhkan biaya yang relatif mahal. Maka, dulu tidak setiap orang bisa melakukan pekerjaan menjadi seorang fotografer. 199 Situasional atau keadaan di lingkungan yang hampir semuanya menggunakan media sosial mendorong seseorang untuk ikut serta menggunakan dan melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan yang sedang diminati. Salah satunya memotret makanan dan menyebarkannya ke media sosial, termasuk Instagram.

5.2. Saran

Melalui analisa visual dan representasi ini, ada beberapa hal yang penting untuk dipahami secara praktis oleh desainer grafis khususnya oleh para desainer dan fotografer makanan. Melalui pemahaman yang baik, diharapkan desainer dan fotografer makanan dapat lebih teliti dalam melahirkan keputusan desain termasuk didalamnya pemilihan unsur visual foto karena telah mengetahui dampak representasi yang ditimbulkannya. Selain itu, dengan memahami penelitian ini diharapkan dapat memperluas pandangan akan peran yang diembannya. Kerangka penelitian ini, juga dapat digunakan untuk penelitian- penelitian selanjutnya baik dalam konteks visual fotografi. Singkatnya, sebagaimana penelitian interpretatif lainnya, analisis representasi merupakan suatu seni dan kreativitas yang kesimpulannya bisa jadi berbeda, jika dilakukan oleh analis berbeda, meskipun kasusnya sama. Tetapi, meskipun begitu hanya kerangka atau model yang bermanfaatlah yang bertahan lama, yakni yang mampu menjelaskan dan menafsirkan wacana yang diteliti. 200 DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Ardianto dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Barker, Chris. 2004. Cultural Studies: Teori Praktik. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Barthes, Roland. 1977. Image Music Text. London: Fontana Press. Barthes, Roland. 1981. Camera Lucida. New York: Hill and Wang. Baudillard, J. P. 2009. Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Berger, John. 1985. Ways of Seeing: Based on the BBC Television Series. London: British Broadcasting Corporation and Penguin Books. Bull, Stephen. 2009. Photography. London: Routledge. Bungin, B. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Collier Jr, John. Collier, Malcolm. 1986. Visual Anthropology: Photography as A Research Method, Revised and Expanded Edition. Albuquerque: University of New Mexico Press. Creswell, John. W. 2008. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approches. 3 rd ed. California: Sage Publishing. Danesi, Marcel Peron. 2004. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semoitika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra. Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. Dwi Atmoko, Bambang. 2012. Instagram Handbook. Jakarta: Media Kita. Emmison, Michael Smith, Philip. 2007. Researching The Visual. London: Sage Publications Fidler, Roger F. 1997. Mediamorphosis: Understanding New Media. California: Sage Publications Company. Forrester, Michael. 2002. Psychology of The Image. New York: Routledge. Hadi, Sutrisno. 1995. Metodology Research. Yogyakarta: Andi Offset. 201 Hall, Stuart. 1997. Representation: Cultural Representation and Signifying Practises. London: Sage. Holmes, D. 2012. Teori Komunikasi: Media, Teknologi dan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kress, Gunther Van Leeuwen, Theo. 2006. Reading Images: The Grammar of Visual Design. 2 nd ed. New York: Routledge. Kunto, Haryoto. 1984. Wajah Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung: Granesia. Kunto, Haryoto. 1986. Semerbak Bunga di Bandung Raya. Bandung: Granesia. La Grange, Ashley. 2005. Basic Critical Theory for Photographers. Oxford: Focal Press. Peres, Michael R. dkk. 2007. The Concise Focal Encyclopedia of Photography: From the First Photo on Paper to the Digital Revolution. Oxford: Focal Press. Piliang, Y. A. 2009. Posrealitas: Realitas Kebudayaan Dalam Era Posmetafisika. Yogyakarta: Jalasutra. Rosa, Hartmut E. Scheuerman, William. 2009. High-Speed Society, Social Acceleration, Power and Modernity. Pennsylvania: The Pennsylvania State University Press. Rose, Gillian. 2002. Visual Methodologies. London: Sage Publication Ltd. Sachari, Agus. 2002. Sosiologi Desain. Bandung: ITB Bandung. Sachari, Agus. 2005. Pengantar Metode Penelitian Budaya Rupa dan Desain Arsitektur, Seni Rupa, dan Kriya. Jakarta: Erlangga. Sachari, Agus. 2007. Budaya Visual Indonesia. Jakarta: Erlangga. Sachari, Agus Sunarya, Yan Yan. 2001. Wacana Transformasi Budaya. Bandung: ITB Bandung. Sanaji, Miftah. 2013. Wisata Kuliner Makanan Daerah Khas Bandung. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sarvas, R. Frohlich, David M. 2011. From Snapshots to Social Media – The Changing Picture of Domestic Photography. London: Springer-Verlag. Scott, Clive. 1999. The Spoken Image: Photography and Language. London: Reaktion Books Ltd.