7. Surat Edaran Mendagri No 821.22.5992SJ tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang mendukung berupa kumpulan buku-buku hukum, karya ilmiah Sarjana, jurnal atau majalah terkait, website dan
hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. c.. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum yang memberikan petunjuk serta penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum
tersier yang digunakan berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia, Buku Penelitian Hukum, dan internet.
3.3 Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
3.3.1. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk melakukan pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan usaha mengumpulkan data dengan cara membaca dan mempelajari, mencatat, dan menyalin bahan-bahan berupa buku,
Peraturan Perundang-undangan, laporan hasil penelitian, surat-surat keputusan maupun literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan permasalahan
yang dibahas.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan suatu usaha pengumpulan data primer dengan cara melakukan kegatan penelitian lapangan secara langsung. Teknik yang
digunakan yaitu dengan melakukan wawancara terbuka dengan memberikan beberapa pertanyaan yang sudah disiapkan terhadap informan maupun pihak-
pihak yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian.
3.3.2 Prosedur Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul diolah dengan cara sebagai berikut:
1. Seleksi data, yaitu penelitian terhadap seluruh data terkumpul untuk dilakukan
penyeleksian sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. 2.
Klasifikasi data, yaitu pengelompokan terhadap data sesuai dengan kerangka pembahasan yang sudah ditentukan.
3. Penyusunan data, yaitu pensistematisasian data sesuai dengan permasalahan
yang diteliti.
3.4. Analisis Data
Keseluruhan data yang sudah dikumpulkan dan telah dilakukan pemeriksaan, kemudian dilakukan analisis dengan menggunkan metode deskriptif kualitatif,
yaitu dengan memberikan arti terhadap data yang disajikan dalam bentuk kalimat untuk selanjutnya ditarik kesimpulan guna menjawab permasalahan penelitian
terhadap Pengisian Jabatan Sekretaris Daerah Secara Terbuka di Provinsi
Lampung.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengaturan Pengisian Jabatan Sekretaris Daerah Secara Terbuka di Provinsi
Lampung Dibandingkan dengan pengaturan pengisian jabatan sekretaris daerah sebelum
adanya UU ASN dan sebelum adanya pengaturan pengisian jabatan sekretaris daerah secara terbuka yaitu UU Pokok Kepegawaian, dapat disimpulkan
bahwa pengaturan pengisian jabatan sekretaris daerah secara terbuka yang dijelaskan di UU ASN dapat menghasilkan pemimpin daerah yang
berkompeten dan berkualitas apabila seleksi dilaksanakan secara objektif dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,
pendidikan, dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. 2.
Pelaksanaan Pengisian Jabatan Sekretaris Daerah Secara Terbuka di provinsi Lampung