Pembentukan Sistem Panas Bumi

8

2.1.1 Pembentukan Sistem Panas Bumi

Indonesia memiliki bentangan lebih dari 7.000 km lingkaran sabuk gunung api, sehingga memiliki potensi panas bumi yang besar Gaffar et al., 2007: 98. Sistem panas bumi secara umum terbentuk karena interaksi lempeng tektonik yang terus bergerak perlahan dan mengapung di atas astenosfer. Menurut Saptadji 2009: 2, lempeng tektonik bergerak memisah di beberapa tempat, sementara di tempat lain saling mendorong dan diantaranya menunjam ke bawah lempeng lain. Ujung lempeng tektonik yang menunjam hancur dan meleleh akibat panas lapisan astenosfer dan gesekan pada proses magmatisasi. Subduksi kerak samudera Indo- Australia di bawah kerak benua Eurasia menghasilkan magma yang naik dan membentuk busur vulkanik sepanjang Pulau Jawa Utama et al., 2012. Magma dengan densitas rendah pada proses magmatisasi mendorong batuan penutupnya. Tekanan dan suhu magma mengontrol proses pergerakan tersebut. Magma yang sampai ke permukaan membentuk kerak batuan. Bagian bawah kerak batuan tetap cair dan panas serta tidak bisa menerobos ke permukaan. Magma yang terperangkap mengalami proses pendinginan yang lambat. Proses pendinginan magma tersebut dapat mencapai ratusan bahkan ribuan tahun, sehingga panas dari magma tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber panas bumi Yunginger et al., 2012: 5. Daerah prospek panas bumi terutama daerah vulkanik gunung api era miosen-kuarter, memiliki sumber panas berupa intrusi magma pada kedalaman beberapa kilometer dari permukaan bumi. Temperatur tinggi 500 ⁰C sampai 1.000 ⁰C pada intrusi magma menyediakan potensial sumber panas. Sistem panas 9 bumi yang potensial dikembangkan minimal memiliki temperatur 200 ⁰C sampai 300 ⁰C pada kedalaman 5 km di bawah permukaan bumi. Sistem panas bumi hidrotermal mempunyai beberapa komponen utama, yaitu sumber panas, daerah resapan, batuan reservoir, lapisan penudung, dan fluida panas. Model skematik sistem panas bumi disajikan dalam Gambar 2.1. Gambar 2.1 Model Skematik Sistem Panas Bumi Daerah potensial prospek panas bumi di Gunung Ungaran dikontrol oleh sistem depresi sehingga memiliki banyak struktur geologi. Sistem panas bumi dibangun dari kemampuan daerah resapan mengalirkan air permukaan dan air meteorik ke bawah permukaan melalui rekahan. Air tanah bersentuhan dengan tubuh magma atau batuan beku panas, sehingga mendidih dan membentuk air atau uap panas. Panas merambat melalui batuan secara konduksi dan melalui fluida secara konveksi. Interaksi panas dengan batuan membentuk lapisan penudung yang menjadi jebakan panas dan merupakan batas pada batuan reservoir. 10 Reservoir mampu menyimpan fluida panas dan mengalirkannya karena berat jenis, temperatur, dan tekanan. Struktur geologi mendukung aliran uap dan air panas membentuk manifestasi panas bumi permukaan yang dapat diamati oleh manusia Saptadji, 2009: 2.

2.1.2 Manifestasi Panas Bumi