Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Korelasi Parsial

Tabel 4.7 Nilai Durbin-Watson Untuk Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh nilai statistik Durbin-Watson D- W = 2,470, sementara dari tabel d untuk jumlah variabel bebas = 2 dan jumlah pengamatan n = 9 diperoleh batas bawah nilai tabel d L = 0,629 dan batas atasnya d U = 1,699. Karena nilai Durbin-Watson model regresi 2,159 berada diantara d U 2,301 dan 4-d L 2,301, yaitu daerah tidak ada autokorelasi, maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi. Gambar 4.5 Daerah Kriteria Pengujian Autokorelasi Setelah keempat asumsi regressi diuji, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis, yaitu pengaruh arus kas dan dividen tunai terhadap harga saham.

4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu arus kas dan dividen tunai terhadap harga saham. Estimasi Model Summary b .877 a .768 .691 622.15046 2.159 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Durbin- Wat son Predictors: Constant, CD, CF a. Dependent Variable: SP b. 4 Terdapat Autokorelasi Positif Terdapat Autokorelasi Negatif Tidak Terdapat Autokorelasi Tidak Ada Keputusan Tidak Ada Keputusan d L =0,629 d U =1,699 4 - d U =2,301 4 - d L =3,371 D - W =2,159 model regresi linier berganda ini menggunakan software SPSS.15 dan diperoleh hasil output sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Dari tabel diatas dibentuk persamaan regresi linier sebagai berikut : Y= 7,240 + 8,28E-06 X 1 + 38,865 X 2 Dimana : Y = Harga saham X 1 = Arus kas X 2 = Dividen tunai Koefisien yang terdapat pada persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Konstanta sebesar 7,240 rupiah menunjukkan rata-rata harga saham PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk jika arus kas dan dividen tunai sama dengan nol. 2. Arus kas memiliki koefisien bertanda positif sebesar 0,00000828 rupiah, artinya setiap peningkatan arus kas sebesar 1 juta rupiah diprediksi akan meningkatkan harga saham sebesar 8,28 rupiah, dengan asumsi dividen tunai tidak berubah. Coeffi ci ents a 7.240 395.999 .018 .986 8.28E-006 .000 .012 .036 .972 38.865 14.556 .867 2.670 .037 Constant CF CD Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig. Dependent Variable: SP a.

3. Dividen tunai memiliki koefisien bertanda positif sebesar 38,865 rupiah,

artinya setiap peningkatan dividen tunai sebesar 1 rupiah diprediksi akan meningkatkan harga saham sebesar 38,865 rupiah dengan asumsi arus kas tidak berubah.

4.3.3 Analisis Korelasi Parsial

Korelasi parsial digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan masing- masing variabel independen arus kas dan dividen tunai dengan harga saham. Melalui korelasi parsial akan dicari besar pengaruh masing-masing variabel independen terhadap harga saham ketika variabel independen lainnya konstan.

a. Korelasi Arus kas Dengan Harga Saham Ketika Dividen tunai Tidak