ANALISIS KOMPARASI USAHA TANI BAWANG MERAH DENGAN SISTEM JARING DAN NON JARING Studi Kasus di Desa Mranggon Lawang Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo

ANALISIS KOMPARASI USAHA TANI BAWANG MERAH DENGAN
SISTEM JARING DAN NON JARING Studi Kasus di Desa Mranggon
Lawang Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo
Oleh: AGUK SUNAMTORO (02720054)
agribisnis
Dibuat: 2007-01-08 , dengan 3 file(s).

Keywords: bawang merah, usaha tani
Dalam pengembangan usahatani melalui penggunaan teknologi tepat guna dapat memperbaiki
hasil produksi pertanian. Penggunaan teknologi jaring dalam berusahatani bawang merah
menjadi salah satu penentu keberhasilan dalam memberikan kontribusi dalam menyediakan
sayuran di sektor holtikultura, khususnya dalam memenuhi kebutuhan nasional Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan struktur biaya sarana produksi, penerimaan
dan pendapatan antara penerapan sistem jaring dan non jaring pada usahatani bawang merah.
Hipotesa penelitian sebagai berikut: (1) Diduga dengan penerapan sistem jaring dapat
meningkatkan hasil produksi usahatani bawang merah. (2) Diduga petani yang sudah
mengaplikasikan sistem jaring pada budidaya bawang merah lebih efektif dan efisien, baik dari
segi biaya maupun pendapatan daripada yang tidak mengaplikasikan jaring. Penelitian dilakukan
secara Purposive dengan pertimbangan bahwa Desa Mronggon Lawang merupakan salah satu
sentra usahatani bawang merah yang menerapkan sistem jaring. Teknik pengambilan sampel
dengan metode Quota Sampling digunakan apabila populasinya tidak diketahui secara pasti.

Setiap lapisan dalam populasi harus diwakili dengan proporsi yang sama seperti proporsi pada
populasinya, maka jumlah quota untuk setiap lapisan dapat ditentukan. Penentuan sampel petani
jaring sebesar 20 responden dan petani non jaring sebesar 20 responden yang ada di Desa
Mranggon Lawang. Pada penelitian ini digunakan analisis deskriptif dan analisis finansial
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai data primer dan data
sekunder yang telah dikumpulkan, sedangkan analisis finansial dimaksudkan untuk menarik
kesimpulan hipotesis berdasarkan data primer. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan analisis biaya sarana pro-duksi, penerimaan, pendapatan, analisis efisiensi
usahatani, dan analisis kom-parasi (uji beda). Dari hasil analisis usahatani bawang merah ratarata biaya tetap petani jaring berbeda dengan petani non jaring. Dari perhitungan statistik
diperoleh nilai t hitung sebesar 14,662 sedangkan nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% adalah
2,021 (db: 38) berarti nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak, yang mana biaya penyusutan
media jaring dimasukkan kedalam biaya tetap, sehingga rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan
petani jaring berbeda dengan petani non jaring. Pada hasil analisis rata-rata biaya variabel
usahatani bawang merah petani jaring sebesar Rp 27.585.407/Ha dan petani non jaring Rp
28.469.894/ha. Keduanya menunjukkan adanya perbedaan dari segi biaya variabel yang
dikeluarkan, dari analisis uji beda diperoleh nilai t hitung sebesar 0,389 sedangkan nilai t tabel
pada taraf kepercayaan 95% adalah 2,021 (db: 38) berarti nilai t hitung < t
tabel maka H0 diterima, maka rata-rata total biaya variabel yang dikeluarkan oleh kedua petani
responden adalah sama atau tidak ada perbedaan. Dan rata-rata total cost petani jaring Rp
28.994.647/Ha lebih besar, karena biaya untuk sarana produksi berupa pupuk dan tenaga kerja

tinggi, sedangkan petani non jaring yang besar dari segi biaya pestisida sebesar Rp 28.715.244.
Dari analisis statistik diperoleh nilai t hitung sebesar 0,056 sedangkan nilai t tabel pada taraf
kepercayaan 95% adalah 2,021 (db: 38) sehingga nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima

artinya rata-rata biaya total produksi yang dikeluarkan oleh petani jaring tidak ada perbedaan
dengan petani non jaring. Dari rata-rata penerimaan petani jaring sebesar Rp 55.208.249/ha dan
hasil produksi sebesar 9.410,71Kg/ha, se-dangkan petani non jaring rata-rata penerimaan sebesar
Rp 55.017.191/ha dan rata-rata hasil produksi sebesar 8.445 Kg/ha, dengan rata-rata harga
bawang merah di tingkat petani antara Rp 5.955-Rp 6.050, baik petani sistem jaring maupun non
jaring. Sedangkan dari hasil analisis statistik diperoleh nilai t hitung sebesar 0,043 sedangkan
nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% adalah 2,021 (db: 38) jadi nilai t hitung < t tabel maka
H0 diterima, maka tidak terdapat perbedaan penerimaan antara petani jaring dengan petani non
jaring. Hal ini dikarenakan jumlah produksi yang dihasilkan rata-rata sama dari kedua responden
dengan harga yang juga relatif sama. Adapun rata-rata pendapatan petani jaring sebesar Rp
26.213.602/ha dan petani non jaring sebesar Rp 26.289.447/ha. Dari hasil pendapatan sudah
dapat disimpulkan bahwa keuntungan petani jaring dan petani non jaring adalah sama. Dari hasil
uji beda dengan analisis komparasi diperoleh nilai t hitung sebesar 0,022 sedangkan t tabel pada
taraf kepercayaan 95% adalah 2,021 (db: 38) jadi nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima, maka
tidak ada perbedaan antara petani jaring dan petani non jaring, sehingga dapat disimpulkan
bahwa rata-rata pendapatan kedua petani responden sama karena banyak faktor yang

menentukan mengenai kelebihan dan kekurangannya dalam berusahatani bawang merah.
Diketahui bahwa efisiensi usahatani bawang merah yang menerapkan sistem jaring adalah R/C
ratio 4,42, karena R/C ratio (>1), sedangkan petani non jaring adalah R/C ratio 5,83 karena
nilainya (>1), maka dapat disimpulkan kedua petani jaring dan non jaring sama-sama efisien dan
menguntungkan untuk dikem-bangkan sebagai komoditi holtikultura yang menjanjikan
keuntungan.

Dokumen yang terkait

ANALISA PENDAPATAN USAHA TANI DAN PERSEPSI PETANI PADA BAWANG MERAH ORGANIK (Studi kasus di Desa Sajen, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto)

2 24 2

ANALISIS USAHA TANI BERAS MERAH (Studi Kasus di Desa Pada jaya Kecamatan Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi)

0 8 1

“ANALISIS USAHA TANI PADI PADA SALURAN PEMASARAN YANG MELALUI KUD DAN NON KUD” (Studi kasus di Desa Triwungan, Kecamatan Kotaanyar,Kabupaten Probolinggo)

1 12 1

ANALISIS SOSIAL EKONOMI USAHATANI BAWANG MERAH (Allium Ascalonicum L.) (Studi Kasus di Desa Tamansari, Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo)

0 2 129

Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo

2 39 5

Analisis keunggulan komparatif dan kompetitif usaha tani bawang merah di desa Lamajang kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung, Jawa Barat

0 11 126

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI BAWANG MERAH LAHAN PANTAI DI KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL

0 3 100

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH : STUDI KASUS PADA USAHA TANI DI DESA SRIGADING, FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH : Studi Kasus pada Usaha Tani di desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, DIY Tahun 20

0 3 15

Studi komparasi usaha tani melon dan padi : studi kasus usaha tani melon dan padi di desa Tawangharjo, kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri - USD Repository

1 2 135

Studi komparasi usaha tani bawang merah dan usaha tani padi : studi kasus usaha tani bawang merah dan padi di desa Demangrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010 - USD Repository

0 0 110