Studi komparasi usaha tani bawang merah dan usaha tani padi : studi kasus usaha tani bawang merah dan padi di desa Demangrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010 - USD Repository
STUDI KOMPARASI USAHA TANI BAWANG MERAH DAN USAHA TANI PADI
Studi Kasus: Usaha Tani Bawang Merah dan Padi di Desa Demangrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010.
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Hendricus Prastoko Hadi 051324010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
STUDI KOMPARASI USAHA TANI BAWANG MERAH DAN USAHA TANI PADI
Studi Kasus: Usaha Tani Bawang Merah dan Padi di Desa Demangrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010.
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Hendricus Prastoko Hadi 051324010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Motto dan Persembahan
Orang – orang berkata jika ada yang dapat memahami dirinya sendiri ia akandapat memahami semua orang. Tetapi aku berkata, jika ada yang mencintai orang
lain ia dapat mempelajari sesuatu tentang dirinya sendiri…. (Kahli Gibran)Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat-keinginan adalah buta jika tidak disertai pengetahuan.
Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta….. (Kahli Gibran)
“Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon tertunda” {Amsal 13:12}
Kupersembahkan karyaku Kedua orang tuaku yang selalu membimbing dan menyertaiku Yohanes Baptista Wariyo,BS & Asminah. Yuliana Reni Susanti
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesunguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yagyakarta,29 Juli 2011
Penulis Hendricus Prastoko Hadi
LEMABAR PERNYTAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIYAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Hendricus Prastoko Hadi
Nomer Mahasiswa : 051324010 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiyah saya yang berjudul :
STUDI KOMPARASI USAHA TANI BAWANG MERAH DAN USAHA
TANI PADI Studi Kasus: Usaha Tani Bawang Merah dan Padi di Desa
Demangrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010Berserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal :29 Juli 2011 Yang menyatakan Hendricus Prastoko Hadi
ABSTRAK STUDI KOMPARASI USAHA TANI BAWANG MERAH DAN USAHA TANI PADI TAHUN 2010 Hendricus Prastoko Hadi
051324010 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Tujuan penelitia ini adalah untuk mengetahui:(1) apakah ada perbedaan omset penjualan antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi; (2) biaya produksi untuk usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi; (3) kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi; dan (4) mengetahui apakah ada perbedaan keuntungan bersih antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi di daerah Demangrejo. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilaksanakan di Desa Demangrejo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo pada bulan Januari 2011.
Sampel dalam penelitian ini adalah usaha tani bawang merah dan usaha tani padi di Dusun Kenteng, Banaran dan Belik. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Disproportionate Aksidental Sampling. Sampel petani bawang merah sebanyak 12 petani sedangkan sampel petani padi 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data yaitu uji beda mean dengan teknik t tes (independent sample t test).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan omset penjualan antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi, dimana rata-rata omset penjualan usaha tani bawang merah lebih besar dari rata-rata omset penjualan usaha tani padi; (2) ada perbedaan biaya antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi, dimana rata-rata biaya usaha tani bawang merah lebih besar dari rata-rata biaya usaha tani padi; (3) ada perbedaan kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi, dimana rata- rata kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) usaha tani bawang merah lebih besar dari rata-rata kesempatan kerja (pencurahan jam kerja) usaha tani padi; dan (4) ada perbedaan keuntungan bersih antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi, di mana rata-rata keuntungan bersih usaha tani bawang merah lebih besar dari rata-rata keuntungan bersih usaha tani padi.
ABSTRACT THE COMPARATIVE STUDY BETWEEN ONION AND RICE FARMING. IN 2010
Hendricus Prastoko Hadi 051324010
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2011 The purpose of this research is to know: (1) whether there is a turnover of each of the differences between onion farming and rice farming;(2) whether there are differences in production costs for the cultivation of onion farming and rice farming ;(3) employment (theshedding of working hours) between onion farming and rice farming and;(4) whether there is a difference between the net income of onion farming and rice farming in Demangrejo. This research is a case study conducted in Demangrejo, Sentolo, Kulon Progo in January 2011.
The samples in this study are onion farming and rice farming in the area of Kenteng, Banaran and Belik. Sampling is done by Disproportionte Aksidental Sampling method. Samples of onion farmers are 12 farmers while samples of rice farmers are 30 people. Data collection techniques were interviews and documentation A technique to analyze different data test method refers to the t test (test independent sample t).
The study shows that: (1) there is a difference between the sales turnover of onion farming and rice farming, where the average turnover of red onion farming is greater than the average turnover of rice farming;(2) there is a difference between the costred onion farming and rice farming, where the average cost of onion farming is greater than the average cost of rice farming;(3) there are differences in employment opportunities (the outpouring of work hours) between farmers with red onion rice framers, where the average working (the outpouring of work hours) onion farmers work is greater than the average (the outpouring of work hours) rice farming and;(4) there is a difference between the net profits of agricultural farming with onion and rice,whereas net profit average onion farming is greater than the average net profit of rice farming
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Theresia sehingga atas kehenda-Nyalah penyusunan skripsi yang berjudul
“STUDI KOMPARASI USAHA TANI BAWANG MERAH DAN USAHA
TANI PADI Studi Kasus: Usaha Tani Bawang Merah dan Padi di Desa
Demangrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010”dapat
diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana PendidikanUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari beberapa pihak,penyusunan skripsi ini kurang berjalan lancar. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis sangat ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Theresia buat rahmat dan kasih-Nya yang telah dianugerahkan.
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar membimbing dari seminar penelitian hingga akhir penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Pembimbing II yang dengan seksama memberikan arahan dan waktu untuk membimbing sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan baik.
5. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono.,M.S, trimakasih atas segala dukungan dan saran yang diberikan pada penulis.
6. Bapak Drs. Joko Wicoyo., M.Si., trimakasih atas bimbingan abstrak dari bapak.
7. Sekertariat Prodi Pendidikan Ekonomi (terutama Mbak Titin) yang telah banyak membantu dan memberikan informasi kepada penulis.
8. Bapak Sugeng yang selaku kepala Desa Demangrejo yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Para petani di Dusun Belik, Banaran dan Kenteng trima kasih atas partisipasi dan kerjasama sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar.
10. Ayah ku Yohanes Babtista wariyo dan Ibuku Asminah, trimakasih atas doa, dukungan,serta material yang diberikan kepada penulis.
11. Kurnia Martika trimakasih buat semua dukungan, saran dan waktu yang kamu berikan disela kesibukan kamu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
12. Anton Debiyo, Rinto, Jojo, Leley, Prima, Nian, Ari dan Reni trimakasih atas support-nya .
13. Teman-teman PE 2005(Ari, Nia, Nian, Ig, Anton, Rinto, Darwis, Priama, Leley, Tina, Lia, Andri, Ita, Kiki, Duwi, dan Lesti) trimakasih atas kebersamaan kita.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan trimakasih.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, segala saran, kritikan, dan masukan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan penyusunan skripsi pada masa-masa yang akan dating sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i HAL PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………... ii HAL PENGESAHAN………………………………………………………. iii HAL PERSEMBAHAN……………………………………………………. iv HAL MOTTO………………………………………………………………... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN………………………………. vi ABSTRAK…………………………………………………………………… vii ABSTRACT………………………………………………………………….. viii KATA PENGANTAR………………………………………………………. ix DAFTAR ISI………………………………………………………………… xi DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xvii
BAB I PEENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………….........
1 B. Rumusan Masalah………………………………………………
4 C. Tujuan Penelitian……………………………………………….... 4 D. Manfaat Penelitian..........................................................................
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Konsep Usaha Tani……………………………………………..
6 1. Konsep Usaha Tani dalam Kehiduapan Masyarakat…………..
6
2. Klasifikasi Usaha Tani…………………………………………
9 3 Manajemen Usaha Tani…………………………………………..
10
B. Sistem Pertanian di Indonesia…………………………………..
10 C. Sejarah Pertanian Indonesia…………………………………….
11 D. Komoditas Sangat Menarik Secara Ekonomi Bagi Petani………...
13 E. Diversifikasi Tanaman dalam Rangka Meningkatkan kesejahteraan................................................…
14 F. Kesempatan Kerja pada Lapangan Kerja Usaha Tani……………
15 G. Analisis Usaha Tani Bawang Merah dan Usaha Tani Padi………
16
1. Usaha Tani Bawang Merah…………………………………....…
17 2. Usaha Tani Padi……………………………………………….
19 H. Hasil Penelitian Terdahulu………………………………………..
20 I. Kerangka Berpikir………………………………………………..
21 J. Hipotesis………………………………………………………….
21 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitain…………………………………………………... 23
B. Tempat dan Waktu penelitian……………………………………
23 C. Subjek dan objek Penelitian……………………………………..
24 D. Teknik Pengambilan Sampel…………………………………….
24 1. Sampel daerah………………………………………………….
24 2. Sampel Petani…………………………………………………..
25 E. Variabel, Definisi, dan Pengukuran Variabel…………………….
25 1. Variabel Penelitian……………………………………………..
25 2. Definisi dan Pengukuran Variabel……………………………...
26 F. Teknik Pengumpulan Data………………………………………..
27
1. Data Primer…………………………………………………….
40 4. Pembagian wilayah..................................................................
51 2. Biaya .......................................................................................
51 1. Omset penjualan.....................................................................
49 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis data................................................................................
48 2. Responden Petani padi............................................................
47 1. Responden petani bawang merah............................................
47 E. Diskriptif responden..................................................................
43 D. Komoditi pertanian....................................................................
42 C. Keadaan sosial ekonomi..............................................................
42 5. Keadaan ikilm dan tanah.........................................................
40 3. Luas wilayah............................................................................
27 2. Data Sekunder………………………………………………….
39 2. Ukuran dan jarak.....................................................................
39 1. Batas wilayah..........................................................................
39 B. Letak geografis.........................................................................
BAB IV. GAMBARAN UMUM DESA DEMANGREJO A. Sejarah.......................................................................................
3. Kesempatan Kerja……………………………………………...... 34
29
27 2. Biaya…………………………………………………………......
27 1. Omset penjualan………………………………………………….
27 G. Analisis Data……………………………………………………...
54
3. Kesempatan kerja.....................................................................
58 4. Keuntungan bersih...................................................................
60 B. Pembahasan..................................................................................
63 1. Omset penjualan......................................................................
63 2. Biaya........................................................................................
65 3. Kesempatan kerja.........................................................................
68 4. Keuntungan bersih.......................................................................
70 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................
74 B. Saran............................................................................................
75 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
77 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman II.1 Setruktur Usaha Tani Bawang Merah Per 1000 meter..............................
18 II.2 Setruktur Usaha Tani Padi Per 1000 meter................................................
19 III.1 Setruktur Usaha Tani Bawang Merah Per 1000 meter..............................
30 III.2 Setruktur Usaha Tani Padi per 1000 meter................................................
31 IV.1 Luwas Tanah Menurut Penggunanya di Desa Demangrejo Tahun 2010....
40 IV.2 Penbagian Wilayah di Desa Demangrejo Berdasarkan Dusun RT dan RW.. 42
IV.3 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Desa Demangrejo.............................. 43
IV.4 Angkatan Kerja Berdasarkan Mata Pencaharianya di Desa Demangrejo....... 44
IV.5 Setruktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikanya di Desa Demangrejo2010.............................................................................................
46 IV.6 Komoditi Pertanian Dalam Sektor Tanaman Pangan Berdasarkan Tahun 2010........................................................................................................ 47
IV.7 Data Responden Petani Bawang Merah......................................................... 48
IV.8 Data Responden Petani Padi............................................................................ 49
V.1 Deskreptif Omset Penjualan Seluruh Sample.................................................. 51
V.2 Hasil Uji t Omset Penjualan.............................................................................. 52
V.3 Setruktur Biaya Rata-Rata Usaha Tani Bawang Merah................................... 54 V.4 Setruktur Biaya Rata-Rata Usaha Tani Padi.................................................
56 V.5 Deskriptif Biaya Seluruh Sample................................................................... 56
V.6 Hasil uji t Biaya............................................................................................... 57 V.7 Deskriptif Kesempatan Kerja (Pencurahan jam Kerja) Seluruh Sample.....
58
V.8 Hasil Uji t kesempatan Kerja.......................................................................
59 V.9 Deskriptif Keuntungan Bersih Seluruh Sample............................................
61 V.10 Deskriptif Uji t Keuntungan Bersih...........................................................
61
LAMPIRAN Lampiran
1. Pedoman Wawancara…………………………………………………………… 79
2.Surat Ijin Penelitian ……………………………………………………………... 80
3.Surat Keterangan Penelitian…………………………………………………….. 81
4. Data Omset Penjualan, Biaya, Pencurahan Jam Kerja dan Keuntungan Bersih Petani Bawang Merah dan Petani Padi………………………………………… 82
5. Deskriptif Petani Bawang Merah Dan Petani Padi…………………………….. 83
6. Uji t……………………………………………………………………………… 84
7. Data Responden Petani Bawang Merah dan Petani Padi……………………….. 85
8. Tabel T…………………………………………………………………………... 86
9. Gambar (Foto) Tanaman Bawang Merah Dan Tanaman Padi…………………. 87
10. Peta kabupaten Kulon Progo…………………………………………………… 88
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian sudah menjadi suatu tradisi masyarakat. Hal ini disebabkan Negara Indonesia sampai saat ini masih dianggap Negara agraris dan rakyat Indonesia
sebagian besar juga bermata pencarian sebagai petani. Berdasarkan data tahun 2009
jumlah petani hampir mendekati 20-21 juta petani yang masih aktif.
(http://www.jakartapress.com/news/id/3421/2009-HPP-Beras-dan-Gabah-Naik.jp).
Oleh karena itu beberapa tahun lalu pertanian lebih difokuskan pada petani
padi, karena masyarakat belum mengenal atau mengetahui cara menggarap tanahnya
selain ditanami padi. Namun banyak juga petani yang sudah mengenal dan
menggarap selain padi. Di Indonesia sampai saat ini usaha tani lebih difokuskan pada
usaha tani padi walaupun semakin sedikit yang menjalankannya karena resiko yang
ditanggung cukup besar.Mayoritas masyarakat belum sepenuhnya menjalankan diversifikasi pertanian
padahal ini penting bagi perkembangan pertanian di Indonesia. Yang dimaksud
diversifikasi yaitu pemberdayaan pertanian dengan cara menambah ragam varietas
bawang merah dalam satu musim tanam sehingga dapat memanen beberapa varietas
padai dan bawang merah dalam waktu yang bersamaan. Menurut Karsyono (2004)
dilihat dari segi ekonomi, deversifikasi bertujuan memperkecil resiko yang
disebabkan oleh dinamika harga dan faktor ekonomi lainya serta perubahan iklim.
Dari segi pemanfaatan sumber daya, deversifikasi berpeluang meningkatkan
pemanfaatan sunber daya manusia, peningkatan kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha serta pemanfaatan sumber daya alam dan modal. Seiring berjalannya waktu
dan semakin berkembangnya zaman, maka masyarakat mulai mengenal adanya
intensifkasi pertanian. Intensifikasi adalah penggunaan faktor produksi tenaga kerja
dan modal yang lebih banyak atas sebidang tanah tertentu untuk mencapai hasil
produksi yang lebih besar. Intensifikasi dapat berkembang menjadi diversifikasi
pertanian.Diversifikasi pertanian bukan hal yang baru saat ini. Salah satu penyebab
timbulnya deversifikasi pertanian yaitu semakin minimnya kondisi pertanian di
indonesia pada petani padi. Dengan dilakukannya dirversifikasi, masyarakat dapat
mengetahui lebih luas dan menyadari bahwa pertanian bisa berkembang dan berhasil
dapat menanam tanaman selain padi.Pada umumnya untuk melakukan diversifikasi dibutuhkan banyak sumber daya
baik tenaga kerja, uang, lahan dan sebagainya. Walaupun demikian demi kemajuan
dan kemakmuran petani, maka hal tersebut tetap dilakukan. Semakin maraknya
diversifikasi, maka sekarang ini banyak petani yang memanfaatkan lahannya dengan
menanam berbagai tanaman selain padi. Misalnya, menanam buah-buahan, sayur-
sayuran, palawija, dan sebagainya. Hal tersebut dilakukan demi meningkatkan
penghasilan dalam bidang pertanian.Gambaran keadaan petani di atas tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di
Desa Demangrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo. Di daerah ini
masyarakat masih fokus pada pertanian padi saja, walaupun punya potensi besar
untuk pertanian yang lain, misal tanaman sayuran, buah-buahan dan bawang merah.
Namun demikian daerah ini mencoba menanam bawang merah. Salah satu faktor
yang mempengaruhi adalah karena petani menganggap bahwa harga jual bawang
merah lebih mahal daripada beras.Hasil panen pertanian bagi petani sangat berpengaruh terhadap kesejahteraannya. Semakin besar hasil panen petani tersebut semakin sejahtera. Hal ini di alami oleh masyarakat Kulon Progo. Misal harga jual bawang merah Rp 8.500
per kilogram, sedangkan harga beras bersih dengan jenis beras 64 seharga Rp
4.500,00.perkilogram.(http://www.kompas.com/read/xml/2009/08/10/16005280/har ga.gula.pasir.naik).Selain itu, masyarakat menjadi semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan
pertaniannya untuk mencapai kesejahteraan hidup. Berdasarkan data BPS tahun
2009 bidang pertanian Indonesia menyerap tenaga kerja 43.029.493 juta orang.
Meskipun hanya menyumbang sekitar 858,252.0 Miliar Rupiah atas PDB. Dari datatersebut dapat dikatakan bahwa bidang pertanian dapat menciptakan lapangan
pekerjaan yang lebih luas dan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Hal ini
berarti masih banyak cara yang bisa dilakukan guna meningkatkan hasil panen
pertanian di desa Demangrejo, misalnya dengan mengifisienkan biaya.B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan omset penjualan antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi di daerah Demangrejo?
2. Apakah ada perbedaan biaya produksi antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi di daerah Demangrejo?
3. Apakah ada perbedaan kesempatan kerja antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi di daearah Demangrejo?
4. Apakah ada perbadaan keuntungan bersih antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi di daerah Demangrejo? C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan omset penjualan antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi di daerah Demangrejo.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan biaya produksi antara usaha tani bawang merah dengan usaha tani padi di daerah Demangrejo.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kesempatan kerja antara usaha
tani bawang merah dengan usaha tani padi di daerah Demangrejo.
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan keuntungan bersih antara usaha tani bawang merah dan usaha tani padi di daerah Demangrejo.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak
1. Bagi petani dan masyarakat sekitar Bagi usaha tani dan masyarakat dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan yang tepat dalam mengusahakan tanamanya hal ini antara tanaman padi dan tanaman bawang merah.
2. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan berguana untuk bahan kajian bagi peneliti yang akan datang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Usaha Tani
1. Konsep Usaha Tani dalam Kehidupan Masyarakat
Menurut A.T. Mosher (1987 : 66), usaha tani merupakan sebagian dari permukaan bumi di mana seorang petani, sebuah keluarga tani atau badan usaha lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak.
Pertanian rakyat merupakan usaha pertanian keluarga di mana tanaman yang ditanam seperti beras, palawija (jagung, kedelai dan umbi- umbian) dan tanaman holtikultura (sayur-sayuran dan buah-buahan). Pada umumnya hasil yang diperoleh masyarakat dari pertanian rakyat ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan individu (keluarganya). Dalam satu tahun mereka dapat menanam paling tidak dua jenis tanaman. Tanaman pertama ditekankan pada padi karena padi merupakan tanaman yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua tanaman yang ditanam dengan tujuan untuk diperdagangkan misalnya jagung, kacang, kedelai, sayur atau buah. Hasil dari tanaman tersebut diharapkan dapat menambah modal dalam menjalankan kegiatan pertaniannya.
Perkebunan biasanya dilakukan oleh masyarakat yang berada di daerah yang bermusim panas (dekat khatulistiwa). Hasil dari perkebunan tersebut dapat dipergunakan sebagai awal dari timbulnya industri pertanian atau perkebunan dengan menggunakan teknologi yang semakin maju.
Sedangkan peternakan dan perikanan merupakan hal penting juga dalam kehidupan manusia. Peternakan rakyat dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan cara tradisional, yaitu dengan Peme- liharaan yang semi komersial dan komersial. Di mana perbedaan yang mencolok dari ketiganya yaitu berasal dari modal yang digunakan. Sedangkan yang dimaksud perikanan adalah segala usaha penangkapan budidaya ikan serta pengolahan sampai pemasarannya. Perikanan bisaanya dilakukan oleh masyarakat yang berada di sekitar pantai atau bisa saja sungai.
Jadi sektor pertanian sebagai sektor utama, dapat mempengaruhi sektor-sektor lainnya. Misalnya pengaruh sektor pertanian terhadap sektor industri. Contoh konkritnya yaitu industri karet. Industri karet tercipta karena berawal dari adanya pertanian karet. Industri gula atau teh juga berasal dari tanaman perkebunan tebu dan teh.
Dalam ilmu usaha tani, dapat diartikan menjadi dua yaitu : (1) dalam arti sempit (kehidupan sehari-hari), pertanian sebagai kegiatan bercocok tanam; (2) dalam arti luas, pertanian diartikan sebagai kegiatan yang menyangkut proses produksi menghasilkan bahan-bahan kebutuhan manusia yang berasal dari tumbuhan maupun hewan yang disertai dengan usaha untuk memperbaharui, memperbanyak (reproduksi) dan memper- timbangkan faktor ekonomi (Soekartawi, 1986 : 5).
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pertanian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada suatu lahan tertentu, dalam hubungan tertentu antara manusia dengan lahannya yang disertai berbagai pertimbangan tertentu pula.
2. Klasifikasi Usaha Tani
Klasifikasi usaha tani terjadi karena adanya perbedaan faktor fisik, ekonomis dan faktor-faktor lain. Faktor fisik antara lain iklim, ketinggian di atas permukaan laut dan jenis tanah. Sedangkan faktor ekonomis yang mempengaruhi masyarakat dalam bertani misalnya permintaan pasar, pembiayaan, modal yang tersedia, dan risiko yang dihadapi. Selain faktor fisik dan ekonomis juga ada faktor lain yang mempengaruhi antara lain hama penyakit, sosiologis, pilihan pribadi, dan lain sebagainya.
a. Menurut Corak dan Sifatnya
Menurut corak dan sifatnya usaha tani dibagi menjadi dua yaitu komersial dan subsisten. Usaha tani komersial merupakan usaha tani yang lebih memperhatikan kualitas dan kuantitas produk. Jadi dalam usaha tani komersial, petani bukan hanya berorientasi ke dalam tetapi juga ke luar. Dalam arti petani berusaha melakukan kegiatan bertani dalam jumlah yang banyak dan kualitas yang baik untuk mendapatkan hasil dan keuntungan serta dapat memenuhi kebutuhan pasar. Sedangkan dalam usaha tani subsisten, hasil pertanian yang dihasilkan petani hanya digunakan untuk kebutuhan sendiri.
b. Menurut Organisasinya
Usaha tani menurut organisasinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (1) usaha individual yaitu usaha tani yang seluruh prosesnya dikerjakan oleh petani sendiri beserta keluarganya mulai dari perencanaan, mengolah tanah hingga pemasaran; (2) usaha kolektif adalah usaha tani yang seluruh proses produksinya dikerahkan bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk natura atau keuntungan; (3) usaha kooperatif istilah usaha tani yang tiap prosesnya dikerjakan secara individual, hanya pada beberapa kegiatan yang dianggap penting dikerjakan oleh kelompok, misalnya pemberantasan hama, pemasaran hasil dan pembuatan saluran.
c. Menurut Polanya
Menurut polanya usaha tani dibagi menjadi tiga yaitu : (1) usaha tani khusus yaitu usaha tani yang hanya mengusahakan satu cabang usaha tani saja, misalnya peternakan, perikanan dan tanaman pangan; (2) usaha tidak khusus yaitu mengusahakan beberapa cabang usaha bersama-sama; (3) usaha tani campuran merupakan usaha tani yang mengusahakan beberapa cabang secara bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas yang tegas, contohnya tumpangsari.
d. Menurut Tipenya
Usaha tani menurut tipenya dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan komoditas yang diusahakan, misalnya usaha tani ayam, usaha tani kambing dan usaha tani jagung. Jadi setiap jenis ternak dan tanaman dapat dikatakan tipe usaha tani.
3. Manajemen Usaha Tani
Pertanina akan melakukan manajemen usaha tani dengan tujuan akan memperoleh keuntungan dari apa yang telah diusahakan. Petani akan memilih bibit mana yang akan ditanam, berapa jumlahnya, pupuk apa yang digunakan dan memperhitungkan mana yang lebih menguntungkan. oleh karena itu petani akan membandingkan antara hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu panen dengan biaya (pengorbanan/cost) yang harus dikeluarkan.
B. Sistem Pertanian di Indonesia
Pertanian di Indonesia merupakan pertanian tropika karena sebagian daerahnya berada di daerah tropis yang langsung dipengaruhi oleh garis khatulistiwa yang memotong Indonesia hampir menjadi dua (Mubyarto, 1989 : 6). Di daerah yang curah hujannya rendah biasanya ditandai dengan adanya hutan yang lebat yang persediaan penghijauannya cukup sehingga di daerah tersebut cocok untuk beternak terutama sapi, kerbau, kambing dan sebagainya.
Di Indonesia mengenal empat (4) sistem pertanian yaitu sistem ladang, sistem tegal pekarangan, sistem sawah dan sistem perkebunan. Sistem ladang merupakan sistem yang paling primitif, yaitu suatu sistem peralihan dari tahap pengumpul ke tahap budaya penanam, pengolahan tanah sangat minimum dan produktivitas masih bergantung pada ketersediaan lapisan humus yang ada. Sistem tegal pekarangan bisaanya dilakukan orang yang setelah menetap lama di wilayah itu.
Sedangkan sistem sawah merupakan teknik budidaya yang tinggi terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air. Sistem pengelolaan airnya berkesinambungan. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Sistem yang keempat yaitu sistem perkebunan merupakan suatu perkebunan baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar yang dulu milik swasta asing tetapi sekarang dimiliki oleh perusahaan negara.
Selain terdapat empat sistem di atas, pembangunan pertanian di Indonesia juga menggunakan beberapa pendekatan seperti pendekatan usaha tani komoditi dan pendekatan usaha tani fungsional. Pendekatan komoditi peranan petani dalam menentukan usaha taninya sangat kecil,. Semakin lama pendekatan komoditi beralih ke pendekatan fungsional. Pendekatan fungsional petani diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri.
C. Sejarah Pertanian Indonesia Menurut Greertz (1974:51), ada dua sistem pertanian yang berkembang di Nusantara sebelum kolonoalisme, yakni sistem perladangan dan sistem persawahan. Ketika orang-orang Belanda datang, sistem pertanian di Nusantara telah relatif terbentuk. Pusat persawahan ada di perdalaman Jawa, sementara semakin ke barat, timur dan utara jumlah sawah-sawah semakin sedikit. Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia untuk mencari produk pertanian, khusus nya di Jawa. Pada tahun 1677 Belanda mendapatkan kekuasaan untuk memonopoli perdagangan, dengan perantara pejabat-pejabat daerah sehingga penyerahan hasil bumi dari rakyat. Sejak itu Belanda berkuasa dalam perdagangan, pada awal abad ke19 Belanda mengalami permasalahan keuangan dan terjadi pergantian kekuasaan. Jendral Van den
Bosch melaksanakan sistem tanam paksa dengan mengantikan tanaman padi dengan tanaman perkebunan yang sedang naik harganya di pasaran ekspor.
Proses kemerosotan usaha tani subsien terus berlanjut dan para kaum pemilik modal swasta menuntut agar bisa turut campur atas tanah jajahan sehingga pengusaha swasta berhak untuk menyewa tanah dalam jangka panjang dan murah, pada tahun 1870-1900 banyak modal asing yang masuk sehinga memunculkan perkebunan-perkebunan milik asing yang begitu banyak dan berdampak kemiskinan bagi kaum pribumi. Mulai abad 20 pemerintah mulai memperbaiki keadaan dengan enam program yaitu irigasi, reboisasi, trasmigrasi, sistem perkreditan, pendidikan dan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1960 dibentuklah UUPA ( udang-undang pokok argaria) agar memberi peluang berkembangnya usaha tani skala kecil milik rakyat. Dikarenakan pada UUPA No. 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok Agraria yang bersangkutan dengan Landrefrom, yaitu ketentuan mengenai luas maksimum-minimum hak tanah dan pembagian tanah kepada petani yang tak bertanah. Sejak tanggal 24 September 1960 para petani mempuyai kekuatan hukum untuk memperjuangkan hak atas tanah. Dengan pembagian adil untuk kemakmuran hidupnya (Gunawan winardi 2000:123 - 133).
Sejak orde lama runtuh usaha tani diperbaruhi dengan program Bimas. Progarm Bimas ini memberi hasil yang baik terhadap produktivitas sawah terhadap produksi padi. Pada masa orde baru pertanian ditekankan hanya berproduksi padi saja yang bersifat monokultur, dimana para petani tidak berani memperluas garapanya selain padi, dengan diadakannya program Bimas, petani di berikan penyuluhan tentang pemilihan bibit unggul, teknologi yang baru, pengunaan pupuk dan cara pengendalian hama. Pemerintah juga mengontrol atas kwalitas gabah yang dihasilkan petani dengan memberikan patokan standarisasi mutu beras sehingga mutu yang dihasilkan sangat bagus, sistem pemasaran hasil produksi pertanian dengan kebijakan penetapan harga dasar gabah. Dengan adanya revolusi hijau berdampak kurang baik terhadap kehidupan petani, revolusi hijau megakibatkan tepuruknya ekonomi petani karena mereka sulit untuk berkembang. Pada saat itu pula pemerintah membatasi investor asing yang masuk ke Indonesia, dikarenakan jika bayak investor asing yang masuk akan menyebabkan terjadinya perubahan dan industri-industri semakin marak berkembang. Padahal sektor utama nya dari sektor pertanian.
D. Komoditas Sangat Menarik Secara Ekonomi Bagi Petani Banyak persoalan yang dihadapi petani yang berhubungan dengan komoditas yang sangat menarik dilihat dari segi ekonomi. Namun setelah mengenal diversifikasi tanaman petani mulai menjalankan dengan berbagai macam tanaman sehinga hasil dari pertanian dijual kepasaran. Seperti yang di hadapi negara Thailand, negara ini berhasil menaikkan tingkat perkembangan ekonomi secara nasional dengan mengadakan diversifikasi dari tanaman padi ke tanamn jagung yang di ekspor ke Jepang (Luthifi Fata 2007:103).
E. Diversifikasi Tanaman dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan
Banyak persoalan yang dihadapi oleh petani yang berhubungan dengan produksi dan pemasaran hasil-hasil pertaniannya. Dilihat dari segi ekonomi pertanian, produksi petani dan tingkat harga merupakan faktor yang mempengaruhi kehidupan petani. Hal ini dapat dilihat bahwa pada kenyataannya pendapatan petani yang diterima masih harus diperhitungkan dengan adanya pengeluaran-pengeluaran pada waktu berproduksi.
Masalah pendapatan tentu akan berkaitan dengan harga. Harga setiap jenis hasil tanam berbeda-beda dan fluktuasi harga ini juga dipengaruhi adanya fluktuasi musiman berarti bahwa tidak setiap saat petani bisa memproduksi tanaman yang sama. Jika dikaitkan dengan pendapatan, diversifikasi juga sangat mempengaruhi pendapatan petani. Petani mendapatkan penghasilan tidak hanya dari satu jenis tanaman saja, tetapi petani juga memperoleh dari hasil tanaman yang lain. Misalnya petani menanam padi dan bawang merah, dengan menanam dua komoditas maka petani dapat memperoleh pendapatan dari dua macam tanaman tersebut. Dimana dengan menanam bawang merah hasilnya akan lebih besar dibandingkan dengan padi karena harga bawang merah lebih tinggi dibandingkan dengan padi. Selain itu produk yang dihasilkan petani kurang beranekaragam.
Melihat hal di atas, maka diversifikasi mulai dijalankan di berbagai daerah. Diversifikasi dilakukan dengan menanam berbagai macam tanaman misalnya buah, sayur-sayuran tanpa melupakan padi dan palawija. Masyarakat sudah mulai mengubah kehiduapnnya dengan mengembangkan pertanian. Terjadinya tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga dapat menembus pasar luar negeri.
F. Kesempatan Kerja pada Lapangan Kerja Usaha Tani
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam melakukan suatu usaha. Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja dapat dianalisis dengan berpangkal pada permintaan dan penawan akan tenaga kerja yang bertemu dipasar tenaga kerja (Gilarso, 2002 : 207).