REPRESENTASI MASYARAKAT PERBATASAN INDONESIA–MALAYSIA DALAM FILM (Analisis Semiotik Pada Film ‘Tanah Surga, Katanya…’)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Saat ini hampir semua masyarakat Indonesia tidak bisa lepas dengan

perkembangan teknologi media massa. Sesuai dengan namanya media massa
adalah media yang mempunyai segmentasi luas dan dapat menimbulkan efek-efek
positif dan negatif bagi khalayak masyarakat atau audience. Media massa
mempunyai klasifikasi-klasifikasi tersendiri dalam perkembangannya, ada media
cetak seperti koran, majalah, tabloid dan lain-lain dan ada media elektronik seperti
radio, televisi dan film. Berkaitan dengan hal tersebut, film menjadi suatu media
yang paling cepat ditangkap oleh khalayak karena sifatnya audio visual. Oleh
karena itu, pesan - pesan yang terdapat pada film akan dengan mudah ditangkap
dan diinterpretasikan oleh khalayak.
Sejarah perfilman di Indonesiatelah mengalami beberapa fase dalam
perkembangannya. Perkembangan film di Indonesia sudah sempat beberapa kali
mengalami pasang surut,namun dunia perfilman Indonesia terus berkembang
hingga saat ini. Pada sekitar tahun 1990, dunia perfilman marak kembali dengan

ditandai munculnya para sineas muda yang kreatif dan penuh semangat untuk
mendobrak dunia perfilman Nasional. Salah satu tokoh sineas yaitu Garin
Nugroho yang memproduksi film berjudul ‘Daun Di Atas Bantal’ dan film-film
lainnya yang di produksi oleh para senias, seperti ‘Pasir Berbisik’, ‘Ada Apa
Dengan Cinta’, ‘Bintang Jatuh’, dan lain-lain.

1

Sehubungan dengan hal di atas, kemudian menyusul adanya sebuah
monopoli yang melakukan peredaran film-film Hollywood dipasaran film
nasional melalui jaringan ‘Bioskop 21’. Di tengah dominasi film Amerika, hal ini
menyebabkan film nasional seperti orang asing di negerinya sendiri. Ironi tersebut
tumbuh dari akar masalah yaitu produk undang-undang perfilman sejak zaman
Hindia-Belanda sampai Orde Baru, mengandung berbagai kebijakan yang bersifat
memasung kreativitas. Bahkan, UU No 8/1992 tentang Perfilman sendiri
mengandung

pembatasan

yang


membuat

film

di

Indonesia

menjadi

terpasung.Pemasungan itu terjadi dengan berlindung pada terminologi yang
meyebutkan bahwa: ‘melindungi kebudayaan Indonesia dari pengaruh negatif’.
Dengan mengatasnamakan ‘perlindungan kebudayaan nasional’ itulah, dibuat
serangkaian perizinan yang harus dilalui dalam sebuah proses pembuatan sampai
penayangan film.
Seiring berjalannya waktu, persaingan antara film Hollywood dengan film
nasional sudah hampir sejajar. Sejak hadirnya film ‘The Raid’, ‘5 cm’, ‘Habibie
Ainun’ dan 'Tanah Surga, Katanya…' rekor pembelian film nasional menunjukan
peningkatan yang signifikan. Saat ini rekor penjualan tiket ‘Habibie Ainun’

dengan total penonton lebih dari dua juta jiwa, sedangkan ‘The Raid’dengan total
penonton 1.844.817 kemudian disusul film ‘5 CM’ dengan 1.401.064 penonton,
dan film 'Tanah Surga, Katanya…' yang ditonton sebanyak

133ribu jiwa

(Rangga, 2012: 1).
Film bisa memberikan berpengaruh kepada khalayak oleh adanya unsur
ideologi dari pembuat film, yaitu : unsur budaya, sosial, psikologis, penyampaian

2

bahasa film, dan unsur–unsur yang menarik atau merangsang imajinasi khalayak.
Dari situlah sebuah ideologi film akan masuk kepada khalayak. Ideologi
merupakan sistem ide-ide yang diungkapkan dalam komunikasi untuk
menyatakan nilai-nilai sosial dari sebuah realitas sosial. Menurut Jorge Larrain,
ideologi mempunyai dua sisi. Pertama yaitu secara positif, ideologi dipersepsikan
sebagai suatu pandangan dunia (worldview) yang menyatakan nilai–nilai
kelompok sosial tertentu untuk membela dan memajukan kepentingan–
kepentingan mereka. Kedua, secara negatif, ideologi dilihat sebagai suatu

kesadaran palsu, yaitu suatu kebutuhan untuk melakukan penipuan dengan cara
memutarbalikkan pemahaman orang mengenai realitas sosial.
Ideologi pembuat film bisa dimediumkan melalui kekuatan konotatifnya,
dari seni-seni lain dan juga menumbuhkan kekuatan konotatifnya sendiri, baik
secara paradigmatik maupun secara syntagmatik. Selain itu, terdapat arti konotatif
lain yaitu sinema bukan hanya suatu medium inter komunikasi. Dalam film jarang
orang terus melakukan dialog. Kalau untuk interkomunikasi dipergunakan bahasa
lisan dan tulisan, film seperti seni non-representatif umumnya (seperti bahasa jika
dipergunakan untuk tujuan artistik), merupakan komunikasi satu arah. Sehingga,
film-film yang untuk tujuan paling praktis sekalipun dalam arti tertentu masih
bersifat artistik (Monaco, 1984: 156-161). Dalam hal ini penampakan ideologi
film bisa diasumsikan setelah menelaah unsur konotasi yang dimunculkan dari
tipe shot, transisi, maupun pengambilan gambar pada suatu objek.
Film bertemakan masyarakat daerah yang disutradarai Herwin Novianto,
menjadi dasar kekuatan dari film 'Tanah Surga, Katanya…'. Film tersebut disertai

3

dengan unsur budaya yang membuka dan mengenalkan kepada khalayak tentang
adanya ketimpangan sosial masyarakat yang berada didaerah perbatasan negara

Indonesia dan Malaysia. Kehadiran film ini seolah menjadi bumbu baru dalam
membangun sikap generasi muda Indonesia ditengah keapatisan terhadap
masyarakat Indonesia yang jauh dari perhatian oknum–oknum kenegaraan. Film
yang mengangkat isu mengenai masyarakat perbatasan Indonesia dengan
Malaysia tersebut menggambarkan bahwa masyarakat perbatasan mempunyai
pesan kecenderungan budaya ganda, yaitu antara budaya hidup negeri sendiri dan
budaya hidup negeri tetangga. Hal ini yang kemudian dijadikan tayang-tayangan
menarik dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'. Film jenis kemasyarakatan seperti
'Tanah Surga, Katanya…' ini menggambarkan tentang bagaimana sesungguhnya
sebuah kelompok masyarakat diwilayah perbatasan dikontruksikan. Jenis film ini
banyak didominasi oleh penggambaran budaya perilaku masyarakat perbatasan
yang didominasi oleh warga sipil, yang mana kelas sosial tampak disorot karena
ketimpangannya.
Dalam realitas sejarahnya, Indonesia dengan Malaysia adalah negara
serumpun melayu yang bertetangga. Namun kedua negara ini kerap mengalami
konflik perbatasan. Sejarah yang melatari perseteruan dua negara ini dimulai sejak
1963, ketika terjadi demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur. Para
demonstran menyerbu gedung KBRI dengan merobek-robek foto Soekarno dan
membawa lambang negara Garuda Pancasila kehadapan Tunku Abdul Rahman
sebagai Perdana Menteri Malaysia saat itu serta memaksanya untuk menginjak

lambang negara Garuda Pancasila tersebut. Melihat hal ini, amarah Soekarno

4

terhadap Malaysia pun meledak. Soekarno akhirnya mengutuk tindakan
demonstrasi anti-Indonesian yang menginjak-injak lambang negara Indonesia dan
ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal
dengan nama Ganyang Malaysia. Soekarno memproklamirkan gerakan Ganyang
Malaysia melalui pidato beliau yang amat bersejarah. Lambat laun, konflik
tersebut mulai tenggelam dan pecah lagi pada tahun 2002 karena adanya konflik
kepulauan Sipadan dan Ligitanyang diklaim oleh Malaysia sebagai wilayah
mereka, yang didasarkan keputusan Mahkamah Internasional (MI) di Den Haag,
Belanda bahwa Sipadan dan Ligitan merupakan wilayah Malaysia (Arkib, 2009:
1). Mulai dari itu, hubungan yang bersangkutan dengan wilayah perbatasan dua
negara Indonesia dengan Malaysia menjadi lebih sensitive.Kabar tentang
pengklaiman sepihak beberapa makanan khas daerah dan seni khas daerah
Indonesia oleh Malaysia kepada dunia menambah runcingnya konflik antar dua
negara ini. Jika dikaitkan dengan film 'Tanah Surga, Katanya…', maka terdapat
kemungkinan alasan tentang isu tersebut diangkat untuk diproduksi, dan
kemudian dijadikan tayang-tayangan menarik dalam film 'Tanah Surga,

Katanya…'.
Penggambaran film yang dibuat sesuai dengan ideologi sebagai kreator
medianya, dapat berpengaruh kepada subjektifitas ideologi dalam film. Ideologi
tersebutpada umumnya dikonotasikan berdasarkan paradigma dan diadopsi oleh
pembuatnya untuk untuk melatari konstruksi realitas dalam teks film.Terkait
dengan hal tersebut, maka representasi masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia
dalam film 'Tanah Surga, Katanya…' ini akan dihubungkan dengan kebijakan

5

pemerintah (state) untuk melihat kepentingan sipil yang melatari pembuatan film
ini. Selain itu tidak jarang sistem kapitalisme menyusup dalam sebuah film di
Indonesia karenadipengaruhi oleh kebutuhan dana produksi dan dibenturkan
dengan kepentingan industri film. Membahas film yang menampilkan fenomena
masyarakat, hal ini tidak terlepas kaitannya dengan struktur pemerintah yang
mengaturnya negara tersebut. Bersamaan dengan pengamatan

pada sistem

pemerintahan yang ada, maka perlu sebuah kepekaan creator dalam meninjau

pihak mana saja yang terlibat dan dianggap tahu-menahu dalam sebuah proyek
politik. Sehingga dalam penelitian ini, permasalahan sosial budaya akan selalu
dikaitkan dalam melihat representasi masyarakat perbatasan. Maka dari itu, untuk
melakukan pengamatan sebuah film sebaiknya melibatkan dari sisi mana saja
ideologi film ini dikemudi.
Penggambaran sebuah kelompok masyarakat dalam sebuah film, maka
tinjauan yang akan dibahas terkait dalam bentuk sebuah teks film, tidak cukup
melalui interpretasi dan teori-teori tentang tanda saja. Dalam hal ini, dalam
penelitian ini penulis mencoba melihat keretakan teks agar bersifat lebih kritis
untuk bisa berkompetensi dalam menginterpretasikan makna tanda yang tersirat
dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'. Penulis ingin mengintrepretasikan tanda–
tanda yang dimunculkan untuk membangun logika khalayak, dalam menilai dan
mengungkap konotasi yang mempresentasikan masyarakat perbatasan yang ada
dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah semiotika dengan pendekatan kualitatif interpretatif karena dianggap
dapat berkompeten membongkar makna tanda untuk mengetahui keretakan teks

6

dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'. Dengan menggunakan konsep teori

penelitian mengacu pada Charles Sander Peirce dan Roland Barthes, penulis
bermaksud untuk menganalisis dan mencari makna yang tersirat dari nilai-nilai
tentang masyarakat perbatasan yang digambarkan sebagai warga negara dengan
sikap minim nasionalisme yang terepresentasikan dalam film 'Tanah Surga,
Katanya…'. Penulis akan menyimak film 'Tanah Surga, Katanya…' dengan
seksama dengan memperhatikan unsur-unsur semiotik sehingga penulis dapat
melihat nilai-nilai dari suatu kultur tertentu yang tersirat dalam film tersebut.
Film 'Tanah Surga, Katanya…' menceritakan bahwa kehadiran era
globalisasi membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia.
Pengaruh globalisasi juga merasuk dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk
kehidupan ekonomi, ideologi, sosial budaya, politik dan lain sebagainya. Dalam
kondisi yang demikian, masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan IndonesiaMalaysia khususnya daerah serambi Kalimantan sangat kecil kemungkinannya
untuk bisa mengikuti arus globalisasi. Selain lokasi tempat tinggalnya yang masih
tergolong pelosok, sosialisasi pemerintah Indonesia juga jarang yang sampai pada
mereka. Hal ini yang kemudian memungkinkan berdampak pada kehidupan sosial
mereka. Berdekatan dengan negara tetangga yaitu Malaysia, juga berpotensi untuk
mereka terus menerus juga terpengaruh oleh budaya negara tersebut.
Sekilas film 'Tanah Surga, Katanya…' menampilkan sisi lain dari realitas
masyarakat perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Terdapat sebuah konotasi
yang mengkonstruksikan penggambaran masyarakat perbatasan Malaysia yang

seolah mempunyai gestur keantagonisan. Digambarkan dengan sosok ibu tiri dari

7

Salman yang ditokohkan sebagai wanita yang judes serta memperbudak suami,
hal ini bertentangan dengan budaya Malaysia sendiri sebagai Negara islam.
Sehingga dalam hal ini film ini mempunyai potensi kontroversi tentang
kecenderungan paradigma creator dalam berpihak. Serta tayangan film 'Tanah
Surga, Katanya…' yang dibuka dengan gambar sosok lelaki tua mengayuh
sampan pada suatu sore di sungai. Sosok itu adalah Kakek Hasyim (Fuad Idris)
bersama dua cucunya, Salman (Osa Aji Santoso) dan Salina (Tissa Biani
Azzahra). Hal ini menggambarkan bahwa peradaban yang digambarkan dalam
film sangat berbeda dengan apa yang ada di wilayah yang dekat dengan pusat
pemerintahan. Penjelasan tersebut diatas menjadi alasan penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih dalam pada film ini.
Untuk itu, representasi masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia dalam
film 'Tanah Surga, Katanya…' ini menjadi focus kajian yang menarik untuk
dianalisis secara semiotik agar dapat lebih mudah memahami dan mendiskripsikan
makna yang terkandung terkait dengan kehidupan masyarakat perbatasan, serta
dapat menelaah apa yang dikomunikasikan dalam film secara tersembunyi yang

terkandung dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'. Sehingga, film yang rilis pada
tanggal 15 Agustus 2012 di bioskop-bioskop Indonesia ini menjadi objek
penelitian penulis dengan judul Representasi Masyarakat Perbatasan Indonesia Malaysia dalam Film 'Tanah Surga, Katanya…' (Analisis Semiotik Pada film
'Tanah Surga, Katanya…').

8

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dari penelitian ini adalah :
Bagaimana masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia direpresentasikan
dalam film 'Tanah Surga, Katanya…'?

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin didapat

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan makna serta tandatanda penggambaran masyarakat perbatasan Indonesia - Malaysia dalam film
'Tanah Surga, Katanya…'.

1.4

Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan

sumbangsih baik di bidang akademis maupun praktis bagi semua pihak.
1.4.1

Manfaat Akademis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi mahasiswa yang sedang melakukan penelitian mengenai
representasi dimana dapat dijadikan sebagai bahan untuk referensi. Selain
itu juga dapat memberikan pemahaman tentang representasi mengenai
masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia pada sebuah film.

9

1.4.2

Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran serta

wawasan tentang representasi mengenai masyarakat perbatasan Indonesia Malaysia pada sebuah film, serta dapat memberikan manfaat sebagai
referensi dan motivasi lebih kepada peneliti juga pembaca untuk lebih
kritis dan aktif dalam mengamati pesan film yang mengadopsi tentang
realita.

10

REPRESENTASI MASYARAKAT PERBATASAN
INDONESIA–MALAYSIA DALAM FILM
(Analisis Semiotik Pada Film ‘Tanah Surga, Katanya…’)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana ( S-1 )

Disusun Oleh :
Yoga Maygiarta
08220243

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.
Dengan selalu mengucap Alhamdulillahirobbil‟alamin, rasa syukur
kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan kuasa-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul :
REPRESENTASI MASYARAKAT PERBATASAN INDONESIAMALAYSIA DALAM FILM
(ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM TANAH SURGA, KATANYA…)
Tidak sedikit kesulitan dan rintangan yang penulis hadapi dalam
penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari
bebagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua
bantuan

dan

dorongan

baik

secara moral maupun materiil sehingga

terselesaikannya skripsi ini, kepada :
1. Allah SWT dan Junjungannya Nabi Muhammad SAW
2. Kedua orang tua saya Bapak Gibsoni dan Ibu Hartati, serta kakak saya Ari
Budi-Prisitania sekeluarga tercinta yang telah senantiasa tidak ada henti
untuk mendoakan, memotivasi dan memberikan kasih sayang yang
melimpah sehingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak Drs. Farid Rusman, M.Si selaku dosen pembimbing I dan bapak

Sugeng Winarno, MA selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dalam
menyampaikan

ilmunya,

memberikan

pencerahan,

bimbingan

dan

pengarahan sehingga skripsi ini dapat segera terselesaikan.
4. Bapak Jamroji, M.Comm dan Ibu HJ. Su‟adah selaku dosen Penguji skripsi.
Terima kasih atas kritik, saran dan, pencerahannya untuk menjadikan skripsi
ini lebih baik lagi.
5. Seluruh dosen jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah membantu dalam bentuk sumbangan pemikiran tentang
hal-hal yang terkait dalam skripsi ini, serta telah memberikan motivasi
sehingga skripsi ini dapat segera terselesaikan.
6. Seluruh penulis buku yang telah menjadi sumber inspirasi dan membantu
dalam memberikan ilmu pengetahuan, wawasan serta pemahan tentang
segala hal yang terkandung dalam penulisan skripsi ini.
7. Seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi khususnya “teman seperjuangan
skripsi”. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini serta telah
menjadi sahabat selama kuliah di UMM.
8. Semiotic Pictures, Terima kasih sudah menjadi keluarga, sahabat dan teman
bermain serta produksi selama kuliah di UMM.
9. Daus, Doan, Restu, Megi, Dwi, Agus, Ardian, Cumi, Memede, Bimo,
Dono, Widi, Galih, Beni, Koko, Imen, Tomi, Endrip, Keceng, Aga, Uyab,
Idur, Mbak Rosi, Mas habibi, Mas Ruly, Ranggi, Cendet, Mas Peping, Mas
Dharmo, Singkek, Kiki, Ade, Aris, Eca, Viki, Dila, Agam, Saprol, Dewi,
Ganis, Lala, Ayu berbagi canda tawa dan pengalaman dengan kalian
sungguh mengesankan.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... 2
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................ Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .................. Error! Bookmark not defined.
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI .......... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI.......................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 11
DAFTAR BAGAN ................................................................................................ 11
DAFTAR TABEL .................................................................................................. 11
ABSTRAKSI ......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ................................................. Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ........................................ Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian..................................... Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat Penelitian................................... Error! Bookmark not defined.
1.4.1
Manfaat Akademis ........................... Error! Bookmark not defined.
1.4.2
Manfaat Praktis ................................ Error! Bookmark not defined.
BAB II.................................................................... Error! Bookmark not defined.
KAJIAN PUSTAKA .............................................. Error! Bookmark not defined.
2.1 Film Sebagai Medium Komunikasi MassaError! Bookmark not defined.
2.1.1. Jenis – Jenis Film ............................. Error! Bookmark not defined.
2.1.2. Karakter Film ................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.3. Kontruksi Realitas Pada Media MassaError! Bookmark not defined.
2.1.4. Konteks Sosial Masyarakat Perbatasan dalam FilmError! Bookmark
not defined.
2.2. Film Sebagai Industri .............................. Error! Bookmark not defined.
2.2.1. Hubungan Film dan Realitas BudayaError! Bookmark not defined.
2.2.2. Representasi Budaya Masyarakat Perbatasan dan Industri Media
Error! Bookmark not defined.
2.3. Film Sebagai Institusi Politik .................. Error! Bookmark not defined.
2.3.1. Ideologi Politik dalam Film ............. Error! Bookmark not defined.
2.3.2. Film dan Integrasi Sosial ................. Error! Bookmark not defined.
2.4 Bahasa Film ............................................. Error! Bookmark not defined.
2.4.1. Teknis Sinematografi ....................... Error! Bookmark not defined.
2.4.2. Sound ............................................... Error! Bookmark not defined.
2.5 Film dalam Perspektif Teori Tanda ........ Error! Bookmark not defined.
2.5.1. Semiotika sebagai Tradisi Teori ...... Error! Bookmark not defined.
2.5.2. Makna Paradigmatik ........................ Error! Bookmark not defined.

2.5.3. Konsep Tanda Teori Charles Sanders Peirce ..Error! Bookmark not
defined.
2.5.4. Konsep Dasar Makna Roland BarthesError! Bookmark not defined.
2.6. Film Sebagai Representasi Realitas Sosial Masyarakat Perbatasan
Indonesia-Malaysia .................................... Error! Bookmark not defined.
2.6. Definisi Konseptual ................................. Error! Bookmark not defined.
2.6.1. Representasi ..................................... Error! Bookmark not defined.
2.6.2. Segitiga Makna Peirce ..................... Error! Bookmark not defined.
2.6.3. Signifikasi Dua Tahap...................... Error! Bookmark not defined.
2.6.4. Paradigmatik .................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III .................................................................. Error! Bookmark not defined.
METODOLOGI PENELITIAN............................. Error! Bookmark not defined.
3.1 Metode Penelitian .................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Obyek Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Pengumpulan Data .................................. Error! Bookmark not defined.
3.4 Analisis Data ........................................... Error! Bookmark not defined.
3.5 Tahapan Analisis ..................................... Error! Bookmark not defined.
BAB IV .................................................................. Error! Bookmark not defined.
SELINTAS TENTANG FILM 'TANAH SURGA, KATANYA…' ............. Error!
Bookmark not defined.
4.1. Tentang Rumah Produksi Film 'Tanah Surga, Katanya…'. ............ Error!
Bookmark not defined.
4.2. Kru dalam Tim Produksi Film 'Tanah Surga, Katanya…'. ............. Error!
Bookmark not defined.
4.3.1. Sekilas tentang Profil Herwin Novianto (Sutradara Film 'Tanah Surga,
Katanya…') ...................................... Error! Bookmark not defined.
4.3.2. Penulis Skenario 'Tanah Surga, Katanya…'. ..Error! Bookmark not
defined.
4.3.3. Eksekutif Produser dan Aktor Dedi Mizwar ...Error! Bookmark not
defined.
4.4. Proses Produksi ....................................... Error! Bookmark not defined.
4.5. Sistem Produksi Film 'Tanah Surga, Katanya…' ...Error! Bookmark not
defined.
BAB V ................................................................... Error! Bookmark not defined.
REPRESENTASI MASYARAKAT PERBATASAN .........Error! Bookmark not
defined.
INDONESIA-MALAYSIA DALAM FILM 'TANAH SURGA, KATANYA…'
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
5.1. Sinopsis Film 'Tanah Surga, Katanya…' : Representasi Situasi Kondisi
Batas Negara Indonesia dengan MalaysiaError! Bookmark not defined.
5.2. Kontruksi Ideologi Sipil dalam Film : Repesentasi Relasi Masyarakat
Perbatasan Indonesia-Malaysia (Sipil) dengan Kebijakan Pemerintah
(State) dalam film 'Tanah Surga, Katanya…' .........Error! Bookmark not
defined.
5.3. Representasi Ideologi Industri pada Teks Film : Modus Ideologi
Kapitalisme dalam Film 'Tanah Surga, Katanya…'Error! Bookmark not
defined.

5.4. Kontruksi Institusi Politik dalam Film „Tanah Surga, Katanya…‟ . Error!
Bookmark not defined.
5.5. Relasi Masyarakat Perbatasan Indonesia-Malaysia dalam Film Tanah
Surga, Katanya… .................................... Error! Bookmark not defined.
BAB VI .................................................................. Error! Bookmark not defined.
PENUTUP.............................................................. Error! Bookmark not defined.
6.1. Kesimpulan.............................................. Error! Bookmark not defined.
6.2. Saran ........................................................ Error! Bookmark not defined.
6.2.1. Praktis .............................................. Error! Bookmark not defined.
6.2.2. Akademis ......................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Salah satu adegan dalam film 'Tanah Surga, Katanya…' ............. Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2 Logo PT. Citra Sinema.......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3 Danial Rifki ........................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4 Dedy Mizwar......................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 5 Kontruksi Garis wilayah Perbatasan Negara Indonesia dengan Malaysia
dalam „Film Tanah Surga, Katanya...‟. . Error! Bookmark not defined.
Gambar 6 Penggambaran Disfungsi Program Pemerintah diwilayah Perbatasan
Negara Indonesia dengan Malaysia dalam „Film Tanah Surga, Katanya...‟.
............................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 7 Penggambaran Tentang Peradaban Masyarakat Perbatasan Malaysia.
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 8 Kontras Ideologi Industri pada Sosial Budaya Masyarakat Perbatasan
dalam Film 'Tanah Surga, Katanya...'.... Error! Bookmark not defined.
Gambar 9 Kredit Title 'Special Thanks To' ........... Error! Bookmark not defined.
Gambar 10 Penggambaran Sikap Sipil Sebagai Patriotik .....Error! Bookmark not
defined.
Gambar 11 Syair Puisi Salman Sebagai Medium Kritik Sosial.Error! Bookmark
not defined.
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Kategori Tipe Tanda Dari Peirce ............. Error! Bookmark not defined.
Bagan 2 Analisis Semiotika Triadik Peirce ........... Error! Bookmark not defined.
Bagan 3 Signifikasi Dua Tahap ............................. Error! Bookmark not defined.
Bagan 4 Kategori Tipe Tanda dari Peirce .............. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pemaknaan Konotasi Roland Barthes ....... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2 Karakter dan Peran Indonesia-Malaysia (Paradigmatik) Error! Bookmark
not defined.
Tabel 3 Penggalan scene 4 (Film 'Tanah Surga, Katanya…')Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4 Penggalan Scene 3 Film 'Tanah Surga, Katanya...'..Error! Bookmark not
defined.
Tabel 5 Komponen Segitiga Makna Peirce Penggalan Scene 4 Film 'Tanah Surga,
Katanya...' ................................................ Error! Bookmark not defined.
Tabel 6 Komponen Segitiga Makna Peirce Penggalan Scene 33 Film 'Tanah Surga,
Katanya...' ................................................ Error! Bookmark not defined.
Tabel 7 Penerapan Peta Tanda Roland Barthes pada Scene Kontruksi ModusIdeologi
Industri ..................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 8 Komponen Segitiga Makna Peirce Penggalan Kredit TitleError! Bookmark
not defined.
Tabel 9 Komponen Pemaknaan Barthes Penggalan Scene 6 Film 'Tanah Surga,
Katanya...' ................................................ Error! Bookmark not defined.
Tabel 10 Penerapan Peta Tanda Roland Barthes pada Scene Penggambaran
SikapPatriotisme Masyarakat Perbatasan Error! Bookmark not defined.
Tabel 11 Komponen Segitiga Makna Peirce Penggalan Scene 36 Film 'Tanah Surga,
Katanya...' ................................................ Error! Bookmark not defined.
Tabel 12 Karakter dan Peran.................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Ardianto, Elvinaro, Lukiari Komala, dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa
Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatam Media.
Berger, Arthur Asa. 2000. Tanda-tanda dalam kebudayaan Kontemporer.
Penerjemah M. Dwi Marianto dan Sunarto.Yogyakarta: Penerbit PT Tiara
Wacana.
Budiman, Kris. 2011. Semiotika Visual : Konsep, Isu dan Problem Ikonisitas.
Jalasutra.
Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta :
Jalasutra.
Fiske, John. 2010. Cultural and Communication Studies. Yogyakarta : Jalasutra.

Hartley, John. 2010. Communication, Cultural, and Media Studies . Yogyakarta :
Jalasutra.
Irawanto, Budi. 1999. Film, Ideologi, Dan Militer: Hegemoni Militer Dalam Sinema
Indonesia. Media Pressindo.
Ishak, Awang Faroek. 2003. Membangun Wilayah Perbatasan Kalimantan. Jakarta :
Indomedia.
Mulyana, Deddy. 2005. Human Communication Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Monaco, James. 1984. Cara Menghayati Sebuah Film. Terj. Asrul Sani. Jakarta:
Penerbit Yayasan Citra.
Octavio, Paz. 1997. Lévi-Strauss Empu Antropologi Struktural. Yogyakarta: LKiS.
Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : PT. LkiS.
Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka.
Semiawan, Conny R.. 2010. Metode Penelitian Kualitatif : Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya.PT. Grasindo : Jakarta.
Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing . Bandung : Remaja Rosydakarya.
__________. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
__________.2009. Komunikasi visual,, bandung.: PT remaja Rodakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 1997. Metode Peneliatian Komunikasi. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Rachmat Kriyantono. 2008. Resensi internet : Teknik praktis riset komunikasi,
Jakarta : Prenada Media Group.
Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra; Perkenalan Awal
terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Prenada Media Group.
Internet

:

Adenbagoes.
2011.
Pegantar
Struktur
Sosial.
Diakses
melalui
http://id.shvoong.com/sosial-sciences/sociology/2200852-pengertian-struktursosial/#ixzz2gY7IKQB6 pada tanggal 23 Agustus 2013 pukul 12:39

Admin. 2009. http://mindapengarang.wordpress.com/2009/06/23/definisi-institusipolitik/
Anonym. 2012. Diakses pada http://www.Indonesianfilmcenter.com/cc/danialrifki.html)
Anonym.2010.
Diakses
melalui
http://fakultasteknik.narotama.ac.id/download_berita/Kerangka%20dan%20La
ngkah.pdf pada tanggal 25 Maret 2013 pukul 05:00
Arief Gustaman. Diakses pada http://www.citrasinema.com/ tanggal 13 Feb 2009)
Ayu

Utami. 2012. http://www.cekricek.co.id/film/item/3959-film-tanah-surgamenumbuhkan-rasa-cinta-tanah-air.html)

Arkib. 2009. Tunku Tak Mahu Pijak Pancasila. Diakses melalui
http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2009&dt=0809&pub=Utusan_
Malaysia&sec=Rencana&pg=re_14.htm pada tanggal 9 Agustus 2013 pukul
20:20.
Berdikari
Online.
2011.
Diakses
melalui
http://www.berdikarionline.com/editorial/20110523/memprioritaskanpembangunan-di-daerah-perbatasan.html)
El-Rahman,Putri Filzaty . 2011. Politik Identitas. Diakses melalui
http://assignmentfilzaty.blogspot.com/2011/11/politik-identitas.html
Iwan

Darmawan.
2012.
Diakses
melalui
http://tatasuaraIndonesia.blogspot.com/2012/09/unsur-suara-dalam-film.html
pada tanggal 21 September 2013.

Malik, Yusuf, Dhea, Gurindra, Maryanto. 2013. REPRESENTASI BUDAYA.
Diakses
melalui
http://sosiologibudaya.wordpress.com/2013/03/18/representasi-budaya-2/ pada
tanggal 20OKTOBER 2013 pukul 14:00
Mtn. 2012. Ironis, Warga Perbatasan Pilih Gabung Ke Malaysia. Diakses melalui
http://esq-news.com/2012/berita/05/04/ironis-warga-perbatasan-pilih-jadiwarga-Malaysia.html pada tanggal 21 Agustus 2013 pukul 8:00
Rangga. 2012. 10 Film Indonesia Terbaik di 2012 (Bagian 1). Diakses melalui
http://raditherapy.com/2013/01/10-film-Indonesia-terbaik-di-2012-bagian-1/
pada tanggal 25 September 2013 pukul 23:00
Roni Wijaya. 2009. Diakses melalui http://biografi.rumus.web.id/biografi-deddymizwar/
Thompson, Roy & Bowen, Christopher J. 2009. Grammar of the Shot, Rabu, 8 Juni
2013.
Diakses
melalui

http://ifile.it/jdxzrt/ebooksclub.org__Grammar_of_the_Shot__Second_Edition
.pdf

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI MASYARAKAT PERBATASAN INDONESIA–MALAYSIA DALAM FILM (Analisis Semiotik Pada Film ‘Tanah Surga, Katanya…’)

0 7 26

Representasi Nasionalisme dalam Film Tanah Surga, Katanya (Studi Semiotik Roland Barthes Mengenai Representasi Nasionalisme dalam Film Tanah Surga,Katanya)

1 14 72

KONSTRUKSI NASIONALISME PADA FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn) Konstruksi Nasionalisme Pada Film Tanah Surga Katanya (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn).

0 3 20

PENDAHULUAN Konstruksi Nasionalisme Pada Film Tanah Surga Katanya (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn).

0 2 6

KONSTRUKSI NASIONALISME PADA FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn) Konstruksi Nasionalisme Pada Film Tanah Surga Katanya (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn).

0 2 12

REPRESENTASI NASIONALISME DAN PATRIOTISME Representasi Nasionalisme dan Patriotisme dalam Film Tanah Surga Katanya.

0 2 15

PENDAHULUAN Representasi Nasionalisme dan Patriotisme dalam Film Tanah Surga Katanya.

0 3 41

REPRESENTASI NASIONALISME DAN PATRIOTISME Representasi Nasionalisme dan Patriotisme dalam Film Tanah Surga Katanya.

0 1 16

ASPEK NILAI KERJA KERAS DAN WACANA CINTA TANAH AIR DALAM FILM “ TANAH SURGA KATANYA”(Analisis Semiotik) Aspek Nilai Kerja Keras Dan Wacana Cinta Tanah Air Dalam Film “Tanah Surga Katanya” (Analisis Semiotik).

0 0 12

MAKNA NASIONALISME MASYARAKAT PERBATASAN DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik pada FIlm "Tanah Surga Katanya" tentang Nasionalisme Masyarakat di Perbatasan) - UNS Institutional Repository

0 0 15