Hubungan Ca dan Mg Dengan Produksi Kelapa Sawit di Kebun Pt.Buana Estate Kabupaten Langkat

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di areal perkebunan tanaman kelapa sawit PT
Buana Estate yang berlokasi di Desa Cinta Raja Kabupaten Langkat, dengan luas
daerah yang mencapai 1788,27 ha dan terletak pada 98o 28‟ - 90o 32‟ BT dan 3o
49‟- 3o 51‟ LU dengan mengambil sampel tanah dan menghitung bobot TBS
disetiap sampelnya pada tanggal 15 juli 2014 dan analisis tanah dilakukan di
Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian
dengan skala 1:50.000, sampel tanah yang diambil dari daerah penelitian, serta
bahan-bahan kimia untuk analisis laboratorium.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Position
System) untuk menentukan letak lokasi penelitian, bor tanah untuk mengambil
sampel tanah, kantong plastik sebagai tempat sampel tanah, kertas label untuk
menandai sampel, kamera untuk dokumentasi serta alat-alat laboratorium yang
mendukung analisa.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan survei, yang
menggunakan metode grid bebas. Pengambilan sampel tanah ditetapkan secara

acak dengan mengacu pada peta kerja dengan skala semi detail 1:50.000 tersaji
pada Gamabar 1 berikut :

Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan Penelitian
Adapun tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1.

Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terlebih dahulu dilakukan

konsultasi dengan komisi pembimbing, penyusunan usulan penelitian, pengadaan
peralatan, pengadaan petakerja, studi literatur, dan penyusunan rencana kerja yang
berguna untuk mempermudah pekerjaan secara sistematis sehingga didapatkan
hasil sesuai dengan yang diharapkan
2.

Pelaksanaan di Lapanagan

Pelaksanaan dimulai dengan melakukan pengambilan data-data sekunder

yang diperlukan untuk lokasi penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini.
Pelaksanaan pengambilan contoh tanah di lapangan menggunakan metode
grid bebas pada jarak yang sudah ditentukan dan berpedoman pada grid cell peta
kerja. Kegiatan selanjutnya yaitu menentukan pohon sampelnya kemudian
dilakukan pengambilan contoh tanah dilakukan menggunakan bor tanah pada
kedalaman 10-30 cm, dari setiap pengambilan contoh dicatat hasil pembacaan
koordinat yang tertera pada GPS. Sampel tanah diambil dengan cara mengebor
diluar piringan mendekati tajuk daun tanaman yang akan di ukur bobot tandan
buah segar nya.
Setelah diperoleh contoh tanah dari pengeboran maka diambil + 1 kg
untuk setiap contoh tanah dan dimasukan kedalam tempat yang sudah disediakan,
selama pengambilan contoh tanah tersebut juga dilakukan pengamatan dan
pencatatan keadaan lingkungan di areal pengambilan sampel

Universitas Sumatera Utara

3.


Analisis Laboratorium
Contoh tanah yang diambil dari daerah penelitian dianalisis di

laboratorium riset dan teknologi Fakultas Pertanian universitas Sumatera Utara
untuk mengetahui

kandungan Ca dan Mg dengan metode AAS. Data yang

diperoleh dianalisis secara regresi untuk mengetahui keterkaitan hubungan
ketersedian Ca, Mg tanah dengan hasil tandan buah segar kelapa sawit. Ada pun
penggolongan tingkat kandungan Ca-tukar dan Mg tukar tertera pada Tabel 2.
Sifat

Satuan

Sangat

tanah

Rendah


Sedang

Tinggi

rendah

Sangat
tinggi

Ca-tukar

me/100

20.0

Mg-tukar

me/100


8.00

(Sumber : Balai Penelitian Tanah, 2005)
Pengolahan data
Dari data analisis Ca dan Mg yang diperoleh di lakukan penggabungan
(overlay) denagan data bobot tandan buah segar (TBS) yang diperoleh melalui
hasil analisis maupun data mengenai bobot TBS yang ditimbang secara manual
tersebut kemudian dikaji hubungannya dengan menggunakan analisis regresi
linier sederhana dalam bentuk persamaan :
Y = a +bX1+X2
Dimana :
Y

: variabel terikat (produksi kelapa sawit)

A

: intersep dari garis pada sumbu Y

B


: koefisien regresi linier

X1

: variabel bebas (unsur Ca)

Universitas Sumatera Utara

X2
5.

: variabel bebas (unsur Mg)

Pembuatan Peta Distribusi Ca dan Mg
Untuk pembuatan peta distribusi Ca dan Mg dilakukan dengan

metode interpolasi point. Dalam pemaparannya peta distribusi yang dihasilkan
akan di olah melalui program SIG Ilwis atau arc view GIS 3.2. Output data yang
diperoleh dikelompokan berdasarkan criteria penilaian sifat – sifat tanah yang

dibuat oleh Staf Pusat Penelitian Tanah (2005).

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di perkebuna PT Buana Estate desa Cinta Raja,
kecamatan secanggang, kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara yang
berjarak 60 km dari kota Medan, dengan luasan daerah yang mencapai 1788,27 ha
dan mulai di usahakan oleh PT Buana Estate ini sejak tanggal 31 oktober 1977.
Kegiatan survei di lapangan dan dilaboratorium memperoleh data primer
berupa bobot TBS, Hasil analisis Ca dan Mg pada setiap titik sampel yang telah di
tentukan. Data diolah dengan menggunakan rumas excel untuk mendapatkan
Rataan, Max, Min pada keseluruhan data. Hal yang dimaksud disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 1. Data Keseluruhan Bobot Janjangan di Setiap Titik Sampel
Produksi

Rataan


Max

Min

Bobot Janjang Sawit (kg)
Ca-tukar
Mg-tukar

37,26
10,45
0,92

44
20,93
0,95

24
1,36
0,83


Pada Tabel 1 terlihat bobot janjang TBS memiliki rataan 37,26, tertinggi
44 kg, terendah 24 kg. Sementara pada Ca-tukar memiliki rataan 10,45, tertinggi
20,93, terendah 1,36 sedangkan pada Mg-tukar memiliki rataan 0,92, tertinggi
0,95, terendah 0,83.
Berdasarkan hasil analisis dilaboratorium diperoleh data distribusi unsur
hara yang di gambarkan pada peta distribusi hara Ca-tukar yang tersaji pada
Gambar 1.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1. Sebaran Unsur Hara Ca-tukar
Penggolongan status hara Ca-tukar di lokasi di sajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Luas Wilayah Status Hara Ca-tukar
Status
Luas
---ha--sangat rendah
19,19
Rendah
470,59
Sedang

1.300,10
Total
1,780,817

Dari data analisis kandunagn Ca-tukar Tabel 2 terlihat bahwa areal
penelitian didominasi dengan keadaan Ca-tukar Sedang dengan luas 1.789,88 Ha,
Rendah dengan luas 470,59 Ha dan Sangat Rendah memiliki luas 19,19 Ha.
Berdasarkan hasil analisis dilaboratorium diperoleh data distribusi unsur
hara yang digambarkan pada peta distribusi Mg-tukar yang tersaji pada gambar 2.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. Sebaran unsur hara Mg-tukar
Berdasarkan kriteria kadar Mg-tukar dari tiap titik sampel maka areal
penelitian terbagi atas 5 areal status Mg-tukar yaitu sangat rendah, rendah, sedang,
tinggi, dan sangat tinggi dan pada areal penelititan terdapat cuma 1 kriteria yaitu
rendah selengkapnya disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Data Luas Wilayah Status Hara Mg-tukar
Status
Luas

---ha--Rendah
1.780,817
Total
1,780,817

Dari hasil analisis kandungan Mg-tukar pada Tabel 3 terlihat bahwa pada
areal penelitian semua di dominasi dengan keadaan Mg-tukar yang rendah dengan
luas 1.780,817 Ha.

Universitas Sumatera Utara

Analisis Regresi Linier Berganda
Dari hasil analisis regresi peran Ca terhadap produksi diperoleh model
regresi sebagai berikut :
Y = 39,845-0,248X1…………………………….(1)
Dari hasil analisis regresi diketahui R sebesar (0,214 ) memiliki hubungan
yang tergolong rendah. Tingkat signifikasi model (0,135) menyatakan bahwa
model yang tercantum tidak nyata.
Dari hasil analisis regresi peran Mg terhadap produksi diperoleh model
regresi sebagai berikut :
Y = 59,184-23,725X2………………………….(2)
Dari hasil analisis diketahui nilai R sebesar (0,132) memliki hubungan
yang tergolong sedang. Tingkat signifikasi model (0,362) menyatakan bahwa
model yang tercantum tidak nyata.
Dari hasil analisi regresi peran Ca dan Mg terhadap produksi diperoleh
model regresi sebagai berikut :
Y = 38,602-0,254X1+1,409X2…………………(3)
Dari hasil analisis diketahui nilai R sebesar (0,214) memliki hubungan
yang tergolong sedang. Tingkat signifikasi model (0,331) menyatakan bahwa
model yang tercantum tidak nyata.

Universitas Sumatera Utara

Pembahasan
Hubungan unsur hara Ca terhadap Produksi.
Dari hasil model regresi antara Ca dengan produksi yaitu Y = 39,8450,248X1…(1), Ca berpengaruh tidak nyata terhadap produksi. Dimana dapat
dilihat dari Respon tanaman terhadap pemberian pupuk tergantung pada keadaan
tanaman dan ketersediaan hara di dalam tanah. Hal ini tidak sejalan dengan
pernyataan Mas‟ud,(1992), yang mengatakan unsur hara kalsium berperan
memacu pertumbuhan akar, memperbaiki ketegaran tanaman secara umum yang
mendorong produksi biji, mengurangi penyerapan racun, meningkatkan
kandungan kalsium pada buah serta mengurangi serapan zat radioaktif.
Hal ini dimungkinkan sebaran Ca yang terdapat pada daerah penelitian
hanya tersebar pada sangat rendah hingga sedang dan tidak memiliki kriteria
tinggi dan sangat tinggi, sehingga tidak terperoleh peran Ca terhadap produksi
yang pengaruhnya sampai tingkat nyata.
Hubungan unsur hara Mg terhadap Produksi
Dari hasil model regresi antara Mg dengan produksi yaitu Y = 59,18423,725X2…(2), Mg berpengaruh tidak nyata terhadap produksi. Dimana dapat
dilihat dari Respon tanaman terhadap pemberian pupuk tergantung pada keadaan
tanaman dan ketersediaan hara di dalam tanah, Semakin besar respon tanaman,
semakin banyak unsur hara dalam tanah (pupuk) yang dapat diserap oleh tanaman
untuk pertumbuhan dan produksi. Menurut Sugiyono, et al. (2005), perimbangan
hara kation K, Ca dan Mg di dalam tanah, terutama K vs Mg, menjadi faktor
pembatas bagi tercapainya produktivitas kelapa sawit. Antagonisme K vs Mg
mengakibatkan defisiensi hara K dan atau Mg di lapangan. Defisiensi K dan Mg

Universitas Sumatera Utara

disebabkan kadar hara di tanah rendah dan mengusulkan perimbangan K, Ca dan
Mg optimum di dalam tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman adalah 5% K+,
65% Ca2+, 10% Mg2+ dan bila nisbah Mg/K hanya 2,0 dianggap rendah untuk
mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktivitas tingggi.
Hal ini dimungkinkan sebaran Mg yang terdapat pada daerah penelitian
hanya terdapat krtiteria rendah dan tidak memiliki kriteria yang lain, sehingga
tidak terperoleh peran Mg terhadap produksi yang pengaruhnya sampai tingkat
nyata.
Hubungan unsur hara Ca dan Mg terhadap Produksi
Setelah dilakukan kombinasi kedua variabel antara Ca dan Mg dengan
produksi yaitu Y = 38,602-0,254X1+1,409X…(3), Ca dan Mg berpengaruh tidak
nyata terhdap produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas
perkebunan kelapa sawit adalah tingkat ketersediaan unsur hara tanah, terutama
Kalsium dan Magnesium. Hal ini sesuia dengan pernyataan Barchia, 1995 yang
mengatakan produktivitas yang rendah disebabkan oleh rendahnya konsentrasi
kation kation basa Ca, Mg dan K yang dapat dipertukarkan dan kejenuhan basah,
rendahnya ketersediaan unsurhara P dan Mo, tingginya al-dd dan Mn-dd larut
dalam air dapat menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman. Faktor pembatas
kimia ini dapat diatasi dengan pengapuran dan pemupukan yang membutuhkan
biaya cukup tinggi.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit sangat dipengaruhi
oleh pemberian pupuk dan ketersediaan hara didalam tanah. Dimana Ca dan Mg
tidak berpengaruh nyata terhadap produksi dikarenakan serapan unsure hara
dibatasi secara kritis oleh unsur hara yang berada dalam minimum. Menurut

Universitas Sumatera Utara

Pahan (2006) yang mengatakan ada sifat sinergis dan antagonis serapan hara pada
beberapa unsur. Pemberian N akan mengganggu serapan Mg walaupun Mg dalam
tanah cukup, sehingga pada saat pemberian N, Mg juga perlu ditambahkan. Pada
keadaan alami, unsur Mg kurang tersedia karena serapannya diganggu unsur N,
akibatnya juga proses serapan N juga akan tergangu.
Hal ini dimugkinkan sebaran Ca dan Mg terdapat pada daerah penelitian
hanya tersebar pada kriteria sangat rendah hingga sedang pada Ca, sedangkan
pada Mg hanya terdapat kriteria rendah sehingga tidak diperoleh peran Ca dan Mg
terhadap produksi yang pengaruhnya tingkat nyata.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Sebaran hara Ca-tukar di kebun Buana Estate didominasi oleh kriteria
sedang (1.300,10 Ha) dan rendah (470,59 Ha), sedangkan Mg-tukar
seluruhnya pada kriteria rendah dengan luas (1,780,817 Ha).
2. Ca-tukar dan Mg-tukar berpengaruh tidak nyata baik secara parsial
maupun bersama-sama terhadap produksi kelapa sawit.
Saran
Disarankan

untuk

menigkatkan

Ca-tukar

dan

Mg-tukar

melalui

pemupukan karena hara tersebut paling tinggi berkriteria Sedang pada Ca dan
rendah pada Mg. Perlu kajian lagi untuk melihat peran Ca-tukar dan Mg-tukar
terhadap produksi.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa Sawit
Menurut Susila (2007) tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika
(taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae;

Divisi

: Spermatophyta;

Subdivisi

: Angiospermae;

Kelas

: Monocotyledoneae;

Ordo

: Palmales;

Famili

: Palmaceae;

Genus

: Elaeis;

Spesies

: Elaeis guineensis Jacq.

Akar kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) memiliki jenis akar serabut.
Akar serabut kelapa sawit memiliki sedikit percabangan, membentuk anyaman
rapat dan tebal. Sebagi akar serabut tumbuh lurus ke bawah (vertikal) dan
sebagian tumbuh mendatar kearah samping (horizontal). Akar kelapa sawit dapat
menembus kedalaman 8 m kedalam tanah dan 16 m tumbuh kesamping
(Tan, 2000).
Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20 – 75cm.
Tinggi tanaman dapat mencapai 24 m. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah
hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah yang mengering akan
terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa. Panjang pelepah daun
sekitar 7,5 – 9 m. Produksi pelepah daun selama satu tahun mencapai 20 – 30
pelepah (Rahayu dkk, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap dan
bertulang sejajar. Pada pangkal pelepah daun terdapat duri-duri atau bulu-buluh
alus sampai kasar. Panjang pelepah daun dapat mencapai 7,5 - 9 m, tergantung
pada umur tanaman (Tan, 2000).
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Bunga jantan
dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoeciousdiclin) dan
memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan
sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina
terlihat lebih besar dan mekar. Umumnya tanaman kelapa sawit melakukan
penyerbukan silang (Rahayudkk, 2008).
Dalam satu tandan terdapat sekitar 1.600 buah. Tanaman normal akan
menghasilkan 20 – 22 tandan per tahun. Jumlah tandan buah pada tanaman tua
sekitar 12 – 14 tandan per tahun. Berat setiap tandan sekitar 25 – 35 kg. Jumlah
per tandan dapat mencapai 1.600, Panjang buah 2 – 5 cm, beratnya sampai 30
gram, berbentuk lonjong sampai membulat. Bagian-bagian buah yang
menghasilkan minyak (crude palm oil) adalah mesocarp. Buah kelapa sawit
mencapai kematangan (siap untuk dipanen) sekitar lima bulan setelah terjadinya
pernyerbukan (Pahan, 2006).
Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa
sawit adalah 2.000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun, penyinaran matahari
harus penuh, suhu udara kisaran 22 – 320C, dengan kelembaban alternatif 7580%, dimana kelembaban optimal, untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa
sawita dalah 75% (Rahayudkk, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah sekitar
lintang utara sampai selatan 120 dan kelapa sawit juga dapat tumbuh pada
beberapa jenis tanah seperti podzolik, hidromorfik kelabu, latosol, andosol dan
alluvial tanaman kelapa sawit baik tumbuh pada kisaran pH sekitar 4,0 - 6,0
(Soeharjo, 1996).
Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4,0-6,0 namun terbaik adalah 5,0-5,5.
Kandungan hara yang tinggi yaitu C/N mendekati 10 dimana C 1% dan N
0,1%, daya tukar Mg = 1,2 Me/100 g, daya tukar K = 0,15-0,20 Me/100 g
(Hanum, 2010).
PT Buana Estate memiliki tingkat produktivitas yang cenderung
berfluktuasi. Tingkat produktivitas pada kebun PT BE dapat dilihat pada Tabel 1 :
Tabel 1. Data Realisasi Produksi
produksi
luas areal
TBM
TM
---Ha-----ton/tahun--2008
641,46
846,51
22.262.801
2009
260,73
1.227,24
26.641.352
2010
1487,97
32.760.177
2011
1487,97
41.488.033
2012
1487,97
40.675.440
2013
1487,97
42.701.386
Sumber : Data Produksi Sawit PT.Buana Estate.
Tahun

Produktivitas
---ton/ha/thn--14,96
17,90
22,02
27,88
27,34
29,68

Pada tabel diatas dapat terlihat bahwa perkebunan ini memiliki luasan
areal pertanaman untuk tanaman TBM pada tahun 2008 sebesar 641,46 ha dan
TM sebesar 846,51 ha yang memiliki tingkat produksi sebesar 22.262.801
ton/tahun dan produktivitas sebesar 14,96 ton/ha/tahun dan terus mengalami
peningkatan produksi sampai 2013 sebesar 42.701.386 ton/tahun dan tingkat
produktivitas 29,68 ton/ha/tahun, hal ini dikarenakan luasan lahan yang

Universitas Sumatera Utara

sebelumnya memiliki TBM saat ini sudah menjadi TM dengan luasan yang
bertambah menjadi 1487,97 ha.
Kalsium
Bentuk dan fungsi kalsium dalam tanaman
1. Hara makro sekunder, dibutuhkan dalam jumlah cukup besar, lebih sedikit
dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S, dan Mg.
2. Kebanyakan Ca berada dalam dinding sel dan dinding membran: hara
“apoplastik”, fungsi utama berada di luar sitoplasma, perannya dalam
metabolisme sedikit, menjadi jembatan divalen yang mengubungkan antar
molekul dan bersifat reversible.
3. Komponen struktural membran sel, menjaga stabilitas membran dan
integritas sel: mengatur selektivitas serapan ion, mengatur permeabilitas
membran dan mencegah kebocoran larutan dalam sel.
4. Komponen struktural dinding sel, berupa Ca-pektat di lamela tengah
diantara dinding sel yang saling berdekatan berfungsi menguatkan dinding
sel dan ketahanan terhadap infeksi jamur, atau berada di antara dinding sel
dengan membran plasma, fungsi membran.
5. Diperlukan dalam pemanjangan dan pembelahan sel: membentuk dinding
sel dan membran sel yang baru, ini merupakan fungsi pengaturan
sebagaimana fungsi struktur, dan ikatan yang reversible di dalam membran
dan dinding sel memungkinkan sel untuk tumbuh dan berkembang.

Universitas Sumatera Utara

Sumber Kalsium
1. Bahan organik: sebagian besar Ca dapat dengan cepat terlindi dari seresah
tanaman, sebagian yang lain mengalami mineralisasi pada awal tahapan
perombakan bahan tersebut.
2. Rabuk, kompos dan biosolid: sebagian besar Ca adalah larut dalam air,
bentuk yang segera tersedia, dapat dengan mudah hilang sebelum bahan
tersebut diberikan di lapangan.
3. Ca tertukar: Ca2+ merupakan kation yang dapat dipertukarkan, pertukaran
kation merupakan reaksi paling penting bagi unsur Ca dalam tanah.
4. Pelarutan mineral Ca: kehadiran mineral Ca di dalam tanah sangat
bervariasi. Pada tanah yang kasar kadar Ca lebih rendah dibanding tanah
yang halus teksturnya, kadar Ca juga rendah pada tanah yang sudah
terlapuk lanjut, kadarnya cukup banyak pada tanah humida, atau wilayah
beriklim temperate, tanah permukaan mungkin memiliki kadar Ca yang
lebih rendah karena sifatnya asam. Kadar Ca rendah pada tanah kapuran,
terbentuk senyawa Ca karbonat, terbentuk Gipsum (CaSO4) pada tanah
kering.
5. Kapur dan pupuk: kebanyakan Ca yang diberikan ke dalam tanah adalah
senyawa untuk menetralisir kemasaman tanah, terutama CaCO3 dan
CaMgCO3. Gipsum digunakan untuk memasok Ca tanpa mempengaruhi
pH tanah, Ca juga terkandung dalam pupuk superfosfat
Unsur Ca diserap dalam bentuk kation divalen Ca2+. Penyerapan
Ca2+ terbatas pada ujung akar: wilayah perakaran muda yang memiliki dinding sel

Universitas Sumatera Utara

endodermis belum mengalami suberisasi. Ca memasuki pembuluh xilem melalui
jalur apoplastik. Pengangkutan menembus membran terbatas, diperlukan
pertumbuhan akar terus menerus agar pengambulan Ca mencukupi kebutuhan.
Pengangkutan melalui xilem, Ca terbawa oleh aliran air transpirasi. mobilitas
lewat floem terbatas
Magnesium
Merupakan hara makro sekunder, diperlukan tanaman dalam jumlah relatif
banyak, lebih sedikit dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S dan Ca;
umumnya Mg Ca2+ > Mg2+ > K+ = NH4+ > Na+.
Kejenuhan Mg dan pH: diperlukan kejenuhan Mg2+ >10% agar mencukupi
tanaman, kejenuhan Mg2+ diperlukan lebih tinggi pada tanah lempung 2:1
dibanding, tanah dengan KPK yang bersumber dari bahan organik atau lempung
1:1, Mg kurang tersedia pada pH rendah: karena kejenuhan Mg2+ lebih
rendah, kehadiran Al3+ dalam larutan menghambat penyerapan Mg2+ . Kation
lain: Jika kadar Ca2+, K+, NH4+ tinggi akan mengganggu penyerapan Mg2+, Nitrat
dibandingkan Ammonium, akan meningkatkan serapan Mg2+ (Nasih, 2010).
Survei Tanah dan Pemetaan
Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik dan
biologi di lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan lahan
umum maupun khusus. Survei merupakan sebagian dari proyek, sedangkan
proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai
sasaran tertentu dan membutuhkan banyak sarana. Oleh karena itu agar survei
dapat mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seoptimal mungkin, perlu
dilakukan perencanaan survei (Abdullah, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Lain halnya dengan pendapat Rayes, (2007) yang mengemukakan bahwa
survei merupakan pendeskripsian karakteristik tanah-tanah di suatu daerah,
mengklasifikasikannya menurut sistem klasifikasi baku, memplot jenis dan
ketersediaan hara tanah pada peta dan membuat prediksi tentang sifat tanah.
Perbedaan

penggunaan

mempengaruhi

tanah

tanah
itulah

dan
yang

bagaimana
terutama

tanggapan

perlu

pengelolaan

diperhatikan

(dalam

merencanakan dan melakukan survei tanah). Informasi yang dikumpulkan dalam
survei tanah membantu pengembangan rencana penggunaan lahan dan sekaligus
mengevaluasi dan memprediksi pengaruh penggunaan lahan terhadap lingkungan.
Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir
sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati profil tanah
atas warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia dan lain-lain
(Hardjowigeno, 1995).
Interpretasi terhadap hasil survei tanah bagi pengembang sampai saat ini
meliputi :
1. Pendugaan potensi produksi jenis-jenis tanaman utama pada setiap tipe
tanah di bawah tingkat pengelolaan tertentu.
2. Kebutuhan masukan (input) bagi setiap jenis tanaman, yakni sebesar input
yang perlu bagi setiap level produksi yang diinginkan atau setiap tipe
tanah tertentu.
3. Kemungkinan perubahan perilaku setiap tipe tanah akibat irigasi.
4. Kemungkinan pembuatan drainase buatan.

Universitas Sumatera Utara

5. Pendugaan respon terhadap penggunaan pupuk dan kapur yang banyak
dikonsumsi oleh sifat-sifat tanah yang permanen berdasarkan tingkat
kesuburan yang ditunjukkan oleh uji tanah
(Hakim dkk, 1986).
Menurut Rayes (2007) dalam survei tanah dikenal 3 macam metode survei,
yaitu metode grid (menggunakan prinsip pendekatan sintetik), metode fisiografi
dengan bantuan interpretasi fotou dara (menggunakan prinsip amalitik), dan
metode grid bebas yang merupakan penerapan gabungan dari kedua metode
survey. Biasanya dalam metode grid bebas, pemeta „bebas‟ memilih lokasi titik
pengamatan dalam mengkonfirmasi secara sistematis menarik batas dan
menentukan komposisi satuan peta.
Analisis Regresi
Analisis regresi merupakan analisis hubungan antara satu atau lebih
variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel respon. Analisis regresi terbagi
menjadi regresi linear dan non linear. Disebut regresi linear apabila antara
variabel bebas dan variabel respon berhubungan secara linear sedangkan pada
regresi non linear maka antara variabel bebas dengan variabel respon
berhubungan secara non linear. Untuk regresi linear secara garis besar terbagi
menjadi dua yaitu regresi sederhana dan berganda. Regresi sederhana terjadi
apabila dalam model regresi hanya memuat satu variabel bebas sedangkan pada
regresi berganda memuat paling sedikit dua variabel bebas (Pramesti, 2013).
Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau
pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung. Besarnya R Square berkisar
antara 0-1 yang berarti semakin kecil besarnya R Square, maka hubungan kedua

Universitas Sumatera Utara

variabel semakin lemah. Sebaliknya jika R Square semakin mendekati 1, maka
hubungan kedua variabel semakin kuat (Sarwono, 2012).
Model regresi linear untuk analisis regresi linear berganda secara umum
seperti persamaan berikut
Y = a + b1X1 + b2X2
dengan Y adalah variabel respon ke X, a, b1, b2 merupakan parameter regresi dan
X merupakan variabel bebas (Pramesti, 2013).
Jika hasil tabel dari suatu data menunjukkan semua koefisien regresi
bernilai positif, maka pengaruh X1 dan X2 mempunyai kecendrungan positif
terhadap Y dan jika koefisien regresi bernilai negatif, maka pengaruh X1 dan X2
mempunyai kecendrungan negatif. Dapat diperhatikan pula bahwa

>

Sig.X1 maka pengaruh koefisien X1 signifikan dalam persamaan model regresi
linear berganda (Pramesti, 2013).

Universitas Sumatera Utara