Hubungan Ca dan Mg Dengan Produksi Kelapa Sawit di Kebun Pt.Buana Estate Kabupaten Langkat

TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa Sawit
Menurut Susila (2007) tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika
(taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae;

Divisi

: Spermatophyta;

Subdivisi

: Angiospermae;

Kelas

: Monocotyledoneae;

Ordo


: Palmales;

Famili

: Palmaceae;

Genus

: Elaeis;

Spesies

: Elaeis guineensis Jacq.

Akar kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) memiliki jenis akar serabut.
Akar serabut kelapa sawit memiliki sedikit percabangan, membentuk anyaman
rapat dan tebal. Sebagi akar serabut tumbuh lurus ke bawah (vertikal) dan
sebagian tumbuh mendatar kearah samping (horizontal). Akar kelapa sawit dapat
menembus kedalaman 8 m kedalam tanah dan 16 m tumbuh kesamping

(Tan, 2000).
Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20 – 75cm.
Tinggi tanaman dapat mencapai 24 m. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah
hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah yang mengering akan
terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa. Panjang pelepah daun
sekitar 7,5 – 9 m. Produksi pelepah daun selama satu tahun mencapai 20 – 30
pelepah (Rahayu dkk, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap dan
bertulang sejajar. Pada pangkal pelepah daun terdapat duri-duri atau bulu-buluh
alus sampai kasar. Panjang pelepah daun dapat mencapai 7,5 - 9 m, tergantung
pada umur tanaman (Tan, 2000).
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Bunga jantan
dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoeciousdiclin) dan
memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan
sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina
terlihat lebih besar dan mekar. Umumnya tanaman kelapa sawit melakukan
penyerbukan silang (Rahayudkk, 2008).

Dalam satu tandan terdapat sekitar 1.600 buah. Tanaman normal akan
menghasilkan 20 – 22 tandan per tahun. Jumlah tandan buah pada tanaman tua
sekitar 12 – 14 tandan per tahun. Berat setiap tandan sekitar 25 – 35 kg. Jumlah
per tandan dapat mencapai 1.600, Panjang buah 2 – 5 cm, beratnya sampai 30
gram, berbentuk lonjong sampai membulat. Bagian-bagian buah yang
menghasilkan minyak (crude palm oil) adalah mesocarp. Buah kelapa sawit
mencapai kematangan (siap untuk dipanen) sekitar lima bulan setelah terjadinya
pernyerbukan (Pahan, 2006).
Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa
sawit adalah 2.000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun, penyinaran matahari
harus penuh, suhu udara kisaran 22 – 320C, dengan kelembaban alternatif 7580%, dimana kelembaban optimal, untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa
sawita dalah 75% (Rahayudkk, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah sekitar
lintang utara sampai selatan 120 dan kelapa sawit juga dapat tumbuh pada
beberapa jenis tanah seperti podzolik, hidromorfik kelabu, latosol, andosol dan
alluvial tanaman kelapa sawit baik tumbuh pada kisaran pH sekitar 4,0 - 6,0
(Soeharjo, 1996).

Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4,0-6,0 namun terbaik adalah 5,0-5,5.
Kandungan hara yang tinggi yaitu C/N mendekati 10 dimana C 1% dan N
0,1%, daya tukar Mg = 1,2 Me/100 g, daya tukar K = 0,15-0,20 Me/100 g
(Hanum, 2010).
PT Buana Estate memiliki tingkat produktivitas yang cenderung
berfluktuasi. Tingkat produktivitas pada kebun PT BE dapat dilihat pada Tabel 1 :
Tabel 1. Data Realisasi Produksi
produksi
luas areal
TBM
TM
---Ha-----ton/tahun--2008
641,46
846,51
22.262.801
2009
260,73
1.227,24
26.641.352
2010

1487,97
32.760.177
2011
1487,97
41.488.033
2012
1487,97
40.675.440
2013
1487,97
42.701.386
Sumber : Data Produksi Sawit PT.Buana Estate.
Tahun

Produktivitas
---ton/ha/thn--14,96
17,90
22,02
27,88
27,34

29,68

Pada tabel diatas dapat terlihat bahwa perkebunan ini memiliki luasan
areal pertanaman untuk tanaman TBM pada tahun 2008 sebesar 641,46 ha dan
TM sebesar 846,51 ha yang memiliki tingkat produksi sebesar 22.262.801
ton/tahun dan produktivitas sebesar 14,96 ton/ha/tahun dan terus mengalami
peningkatan produksi sampai 2013 sebesar 42.701.386 ton/tahun dan tingkat
produktivitas 29,68 ton/ha/tahun, hal ini dikarenakan luasan lahan yang

Universitas Sumatera Utara

sebelumnya memiliki TBM saat ini sudah menjadi TM dengan luasan yang
bertambah menjadi 1487,97 ha.
Kalsium
Bentuk dan fungsi kalsium dalam tanaman
1. Hara makro sekunder, dibutuhkan dalam jumlah cukup besar, lebih sedikit
dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S, dan Mg.
2. Kebanyakan Ca berada dalam dinding sel dan dinding membran: hara
“apoplastik”, fungsi utama berada di luar sitoplasma, perannya dalam
metabolisme sedikit, menjadi jembatan divalen yang mengubungkan antar

molekul dan bersifat reversible.
3. Komponen struktural membran sel, menjaga stabilitas membran dan
integritas sel: mengatur selektivitas serapan ion, mengatur permeabilitas
membran dan mencegah kebocoran larutan dalam sel.
4. Komponen struktural dinding sel, berupa Ca-pektat di lamela tengah
diantara dinding sel yang saling berdekatan berfungsi menguatkan dinding
sel dan ketahanan terhadap infeksi jamur, atau berada di antara dinding sel
dengan membran plasma, fungsi membran.
5. Diperlukan dalam pemanjangan dan pembelahan sel: membentuk dinding
sel dan membran sel yang baru, ini merupakan fungsi pengaturan
sebagaimana fungsi struktur, dan ikatan yang reversible di dalam membran
dan dinding sel memungkinkan sel untuk tumbuh dan berkembang.

Universitas Sumatera Utara

Sumber Kalsium
1. Bahan organik: sebagian besar Ca dapat dengan cepat terlindi dari seresah
tanaman, sebagian yang lain mengalami mineralisasi pada awal tahapan
perombakan bahan tersebut.
2. Rabuk, kompos dan biosolid: sebagian besar Ca adalah larut dalam air,

bentuk yang segera tersedia, dapat dengan mudah hilang sebelum bahan
tersebut diberikan di lapangan.
3. Ca tertukar: Ca2+ merupakan kation yang dapat dipertukarkan, pertukaran
kation merupakan reaksi paling penting bagi unsur Ca dalam tanah.
4. Pelarutan mineral Ca: kehadiran mineral Ca di dalam tanah sangat
bervariasi. Pada tanah yang kasar kadar Ca lebih rendah dibanding tanah
yang halus teksturnya, kadar Ca juga rendah pada tanah yang sudah
terlapuk lanjut, kadarnya cukup banyak pada tanah humida, atau wilayah
beriklim temperate, tanah permukaan mungkin memiliki kadar Ca yang
lebih rendah karena sifatnya asam. Kadar Ca rendah pada tanah kapuran,
terbentuk senyawa Ca karbonat, terbentuk Gipsum (CaSO4) pada tanah
kering.
5. Kapur dan pupuk: kebanyakan Ca yang diberikan ke dalam tanah adalah
senyawa untuk menetralisir kemasaman tanah, terutama CaCO3 dan
CaMgCO3. Gipsum digunakan untuk memasok Ca tanpa mempengaruhi
pH tanah, Ca juga terkandung dalam pupuk superfosfat
Unsur Ca diserap dalam bentuk kation divalen Ca2+. Penyerapan
Ca2+ terbatas pada ujung akar: wilayah perakaran muda yang memiliki dinding sel

Universitas Sumatera Utara


endodermis belum mengalami suberisasi. Ca memasuki pembuluh xilem melalui
jalur apoplastik. Pengangkutan menembus membran terbatas, diperlukan
pertumbuhan akar terus menerus agar pengambulan Ca mencukupi kebutuhan.
Pengangkutan melalui xilem, Ca terbawa oleh aliran air transpirasi. mobilitas
lewat floem terbatas
Magnesium
Merupakan hara makro sekunder, diperlukan tanaman dalam jumlah relatif
banyak, lebih sedikit dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S dan Ca;
umumnya Mg Ca2+ > Mg2+ > K+ = NH4+ > Na+.
Kejenuhan Mg dan pH: diperlukan kejenuhan Mg2+ >10% agar mencukupi
tanaman, kejenuhan Mg2+ diperlukan lebih tinggi pada tanah lempung 2:1
dibanding, tanah dengan KPK yang bersumber dari bahan organik atau lempung
1:1, Mg kurang tersedia pada pH rendah: karena kejenuhan Mg2+ lebih
rendah, kehadiran Al3+ dalam larutan menghambat penyerapan Mg2+ . Kation
lain: Jika kadar Ca2+, K+, NH4+ tinggi akan mengganggu penyerapan Mg2+, Nitrat
dibandingkan Ammonium, akan meningkatkan serapan Mg2+ (Nasih, 2010).
Survei Tanah dan Pemetaan
Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik dan
biologi di lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan lahan

umum maupun khusus. Survei merupakan sebagian dari proyek, sedangkan
proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai
sasaran tertentu dan membutuhkan banyak sarana. Oleh karena itu agar survei
dapat mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seoptimal mungkin, perlu
dilakukan perencanaan survei (Abdullah, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Lain halnya dengan pendapat Rayes, (2007) yang mengemukakan bahwa
survei merupakan pendeskripsian karakteristik tanah-tanah di suatu daerah,
mengklasifikasikannya menurut sistem klasifikasi baku, memplot jenis dan
ketersediaan hara tanah pada peta dan membuat prediksi tentang sifat tanah.
Perbedaan

penggunaan

mempengaruhi

tanah


tanah
itulah

dan
yang

bagaimana
terutama

tanggapan

perlu

pengelolaan

diperhatikan

(dalam

merencanakan dan melakukan survei tanah). Informasi yang dikumpulkan dalam
survei tanah membantu pengembangan rencana penggunaan lahan dan sekaligus
mengevaluasi dan memprediksi pengaruh penggunaan lahan terhadap lingkungan.
Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir
sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati profil tanah
atas warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia dan lain-lain
(Hardjowigeno, 1995).
Interpretasi terhadap hasil survei tanah bagi pengembang sampai saat ini
meliputi :
1. Pendugaan potensi produksi jenis-jenis tanaman utama pada setiap tipe
tanah di bawah tingkat pengelolaan tertentu.
2. Kebutuhan masukan (input) bagi setiap jenis tanaman, yakni sebesar input
yang perlu bagi setiap level produksi yang diinginkan atau setiap tipe
tanah tertentu.
3. Kemungkinan perubahan perilaku setiap tipe tanah akibat irigasi.
4. Kemungkinan pembuatan drainase buatan.

Universitas Sumatera Utara

5. Pendugaan respon terhadap penggunaan pupuk dan kapur yang banyak
dikonsumsi oleh sifat-sifat tanah yang permanen berdasarkan tingkat
kesuburan yang ditunjukkan oleh uji tanah
(Hakim dkk, 1986).
Menurut Rayes (2007) dalam survei tanah dikenal 3 macam metode survei,
yaitu metode grid (menggunakan prinsip pendekatan sintetik), metode fisiografi
dengan bantuan interpretasi fotou dara (menggunakan prinsip amalitik), dan
metode grid bebas yang merupakan penerapan gabungan dari kedua metode
survey. Biasanya dalam metode grid bebas, pemeta „bebas‟ memilih lokasi titik
pengamatan dalam mengkonfirmasi secara sistematis menarik batas dan
menentukan komposisi satuan peta.
Analisis Regresi
Analisis regresi merupakan analisis hubungan antara satu atau lebih
variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel respon. Analisis regresi terbagi
menjadi regresi linear dan non linear. Disebut regresi linear apabila antara
variabel bebas dan variabel respon berhubungan secara linear sedangkan pada
regresi non linear maka antara variabel bebas dengan variabel respon
berhubungan secara non linear. Untuk regresi linear secara garis besar terbagi
menjadi dua yaitu regresi sederhana dan berganda. Regresi sederhana terjadi
apabila dalam model regresi hanya memuat satu variabel bebas sedangkan pada
regresi berganda memuat paling sedikit dua variabel bebas (Pramesti, 2013).
Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau
pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung. Besarnya R Square berkisar
antara 0-1 yang berarti semakin kecil besarnya R Square, maka hubungan kedua

Universitas Sumatera Utara

variabel semakin lemah. Sebaliknya jika R Square semakin mendekati 1, maka
hubungan kedua variabel semakin kuat (Sarwono, 2012).
Model regresi linear untuk analisis regresi linear berganda secara umum
seperti persamaan berikut
Y = a + b1X1 + b2X2
dengan Y adalah variabel respon ke X, a, b1, b2 merupakan parameter regresi dan
X merupakan variabel bebas (Pramesti, 2013).
Jika hasil tabel dari suatu data menunjukkan semua koefisien regresi
bernilai positif, maka pengaruh X1 dan X2 mempunyai kecendrungan positif
terhadap Y dan jika koefisien regresi bernilai negatif, maka pengaruh X1 dan X2
mempunyai kecendrungan negatif. Dapat diperhatikan pula bahwa

>

Sig.X1 maka pengaruh koefisien X1 signifikan dalam persamaan model regresi
linear berganda (Pramesti, 2013).

Universitas Sumatera Utara