Pengaruh Koperasi Dalam Ketersediaan Sarana Produksi dan Penyuluhan Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Kasus: KUD Harta, Kec. Selesai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara).

(1)

PENGARUH KOPERASI DALAM KETERSEDIAAN SARANA

PRODUKSI DAN PENYULUHAN

TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT

(Kasus: KUD Harta, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat,

Sumatera Utara)

SKRIPSI

SAKHTI M. LUBIS 040309026

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

ABSTRAK

Sakhti M. Lubis (040309026), dengan judul Pengaruh Koperasi Dalam Ketersediaan Sarana Produksi dan Penyuluhan

Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Kasus: KUD Harta, Kec. Selesai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara). Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2009 dan dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim M.Si dan Ibu Emalisa SP, M.Si.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Mengetahui latar belakang berdirinya KUD di daerah penelitian. 2. Mengetahui penyuluhan usahatani kelapa sawit di daerah penelitian. 3. Mengetahui ketersediaan sarana produksi di KUD di daerah penelitian.

4. Mengetahui pendistribusian sarana produksi dari KUD untuk usahatani kelapa sawit di daerah penelitian.

5. Menganalisis pengaruh penggunaan sarana produksi dari KUD terhadap produksi kelapa sawit di daerah penelitian.

Daerah penelitian ditentukan secara Purposive (sengaja) yaitu di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat , Sumatera Utara dan metode penarikan sampel yang digunakan adalah Stratifed Random Sampling yaitu sebanyak 30 anggota KUD yang aktif . Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat KUD di daerah penelitian untuk meningkatkan produksi petani. kelapa sawit

2. Penyuluhan ddi daerah penelitian kurang mendapat perhatian.

3. Sarana produksi di KUD yaitu bibit tersedia, obat obatan tersedia, sedangkan pupuk subsidi kurang tersedia.

4. Pendistribusian sarana produksi dari KUD yaitu merata.

5. Secara serempak sarana produksi berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit, sedangkan secara parsial sarana produksi pupuk dan pencurahan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit, sedangkan penggunaan obat obatan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit.


(3)

RIWAYAT HIDUP

Sakhti M. Lubis, dilahirkan di Laguboti pada tanggal 14 Maret 1986. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari Bapak XXX dan Ibu XXX.

Jenjang Pendidikan:

1. Tahun 1992 masuk SD Neg. No. XXXXXX Laguboti dan tamat pada tahun 1998.

2. Tahun 1998 masuk SLTP XXX Balige dan tamat pada tahun 2001. 3. Tahun 2001 masuk SMU XXX Balige dan tamat pada tahun 2004.

4. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

5. Bulan Juni - Juli Tahun 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Nagori XXX Kecamatan XXX Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara.

6. Tahun 2009 melakukan penelitian skripsi di KUD Harta Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Sumatera Utara.

Selama masa perkuliahan, penulis mengikuti organisasi Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) USU.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Koperasi Dalam Ketersediaan Sarana Produksi dan Penyuluhan Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Kasus: KUD Harta, Kec. Selesai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara). Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Emalisa SP, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing atas segala bimbingannya pada saat penyusunan usulan penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Sekretaris Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian khususnya dan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada umumnya.


(5)

6. XXX. 7. XXX.

8. Ayahanda XXX dan Ibunda XXX, adik-adik tercinta XXX dan XXX, serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan, semangat dan

doa kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

9. Sahabat-sahabat yang telah membantu penulis selama pengerjaan skripsi ini serta teman-teman Mahasiswa SEP 04’ yang selalu memberikan semangat dan mendukung penulis dalam doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan kualitas skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk pembaca, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2009


(6)

DAFTAR ISI

Hal ABSTRAK ... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

1.5. Hipotesis Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehadiran Koperasi Unit Desa ... 8

2.2 Penyuluhan Usahatani Kelapa Sawit ... 9

2.3. Sarana Produksi Kelapa Sawit ... 10

2.4. Landasan Teori ... 12

2.5. Distribusi sarana Produksi ... 13

2.6. Penggunaan Sarana Produksi ... 15

2.7. Kerangka Pemikiran ... 17

III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ...19

3.2. Metode Penentuan Sampel ... 20

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 20


(7)

3.5. Definisi dan Batasan Operasional ... 23

IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK NELAYAN SAMPEL 4.1. Luas Dan Topografi Kecamatan ... 25

4.2. Karakteristik Nelayan Sampel ... 28

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Latar Belakang Berdirinya KUD ... 30

2. Penyuluhan Usahatani Kelapa Sawit ... .. ... 36

3. Ketersediaan sarana Produksi di KUD Harta ... 38

4. Pendistribusian Sarana Produksi oleh KUD Harta ... 43

5. Pengaruh Penggunaan Saprodi terhadap Produksi Kelapa Sawit ... 45

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 48

2. Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman 1. Penggunaan Pupuk Untuk Tanaman Menghasilkan ... 16 2. Produksi Kelapa sawit per Kabupaten di Sumatera Utara ... 19 3. Jenis dan Sumber Data Yang Dikumpulkan ... 21 4. Distribusi Penduduk Kecamatan Selesai

Menurut Kelompok Umur Tahun 2008 ... 26 5. Komposissi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Kecamatan SelesaiTahun 2008 ... 27 6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

Kecamatan Selesai Tahun 2008 ... 27 7. Sarana Dan Prasarana Sosial Ekonomi Yang tersedia

Di Kecamatan Selesai Tahun 2007 ... 28 8. Karakteristik Petani Sampel Anggota KUD Harta ... 29 9. Jumlah Penggunaan bibit Oleh Petani Sampel

Di Daerah Penelitian ... 39 10. Perbandingan Daftar Harga Pupuk di daerah Penelitian ... 40 11. Penggunaan Pupuk di Daerah Penelitian ... 41 12. Distribusi Penggunaan Obat obatan oleh Petani Sampel

Di Daerah Penelitian ... 42 13. Hasil Regresi Non Linear (Cobb-Douglass)/Hektar ... 46


(9)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman


(10)

DAFTAR LAMPIRAN


(11)

ABSTRAK

Sakhti M. Lubis (040309026), dengan judul Pengaruh Koperasi Dalam Ketersediaan Sarana Produksi dan Penyuluhan

Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Kasus: KUD Harta, Kec. Selesai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara). Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2009 dan dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim M.Si dan Ibu Emalisa SP, M.Si.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Mengetahui latar belakang berdirinya KUD di daerah penelitian. 2. Mengetahui penyuluhan usahatani kelapa sawit di daerah penelitian. 3. Mengetahui ketersediaan sarana produksi di KUD di daerah penelitian.

4. Mengetahui pendistribusian sarana produksi dari KUD untuk usahatani kelapa sawit di daerah penelitian.

5. Menganalisis pengaruh penggunaan sarana produksi dari KUD terhadap produksi kelapa sawit di daerah penelitian.

Daerah penelitian ditentukan secara Purposive (sengaja) yaitu di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat , Sumatera Utara dan metode penarikan sampel yang digunakan adalah Stratifed Random Sampling yaitu sebanyak 30 anggota KUD yang aktif . Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat KUD di daerah penelitian untuk meningkatkan produksi petani. kelapa sawit

2. Penyuluhan ddi daerah penelitian kurang mendapat perhatian.

3. Sarana produksi di KUD yaitu bibit tersedia, obat obatan tersedia, sedangkan pupuk subsidi kurang tersedia.

4. Pendistribusian sarana produksi dari KUD yaitu merata.

5. Secara serempak sarana produksi berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit, sedangkan secara parsial sarana produksi pupuk dan pencurahan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit, sedangkan penggunaan obat obatan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit.


(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Negara Indonesia adalah sebuah negara yang sebagian besar penduduknya tinggal di daerah perdesaan. Desa adalah unsur terkecil bangsa dan secara umum penduduknya terdiri dari para petani dengan kehidupan yang masih terlalu sederhana. Karena sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di perdesaan perlu diketahui bagaimana strategi membangun bangsa ini melalui tingkat yang paling rendah sampai ke tingkat yang paling tinggi (Hagul, 1992).

Kebijaksanaan yang diambil sebagai langkah utama oleh pemerintah adalah dengan hadirnya koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional. Dalam menjalankan fungsinya koperasi melakukan pendidikan untuk meningkatkan kehidupan sosial anggotanya.

Umumnya koperasi dikenal sebagai perkumpulan orang-orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk mencapai kepentingan-kepentingan ekonomi atau menyelenggarakan usaha bersama melalui pembentukan suatu perkumpulan yang diawasi secara demokrasi. Dengan kata lain, koperasi merupakan organisai ekonomi rakyat yang berwatak sosial atau badan hukum koperasi yang membentuk tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaaan (Sunaryojogi, 1997).

Undang Undang No.25 tahun 1992 mengatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai


(13)

gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas dasar asas kekeluargaan. Fungsi dan peranan koperasi yang diuraikan dalam Bab III pasal 4 UndangUndang Republik Indonesia No.25 / 1992 sebagai berikut:

1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya,

2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat,

3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya, 4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi ( Firdaus dan Susanto, 2002).

Koperasi Unit Desa (KUD) dibentuk oleh warga desa atau sekelompok desa-desa yang disebut unit desa yang dapat merupakan satu kesatuan ekonomi masyarakat kecil. Pengembangannya diarahkan agar KUD dapat menjadi pusat pelayanan kegiatan ekonomi di daerah pedesaan. Sesuai dengan tujuan tersebut maka secara umum karakteristik yang harus dimiliki oleh KUD sebagai koperasi untuk dapat disebut sebagai pusat pelayanan masyarakat pedesaan adalah:

1. Mampu menyediakan sarana dan bahan kebutuhan dasar bagi masyarakat desa sesuai kodratnya sebagai manusia baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk kegiatan konsumsi.


(14)

2. Mampu berperan untuk membangkitkan inisiatif lokal agar mereka (masyarakat pedesaan) dapat meningkatkan peran sertanya dalam proses pembangunan.

3. Dapat berperan sebagai sarana dalam proses transformasi struktural termasuk redistribusi faktor produksi dan pendapatan.

4. Lebih memberikan tekanan pada aspek kemanusiaan dan moral.

5. Pelayanan tidak hanya terbatas pada kebutuhan materi, tetapi mencakup juga hak hak asasi.

6. Merupakan salah satu unsur pembangunan dari penjabaran atas konsep pembangunan dari bawah ke atas (bottom up approach)(Nasution, 2002). Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang paling penting di Indonesia. Berbagai macam produk turunan dapat dihasilkan dari minyak mentah kelapa sawit baik edible (dapat dikonsumsi secara langsung) maupun non-edible product (tidak dapat dikonsumsi secara langsung). Negara produsen utama minyak kelapa sawit adalah Indonesia dan Malaysia, dimana pada tahun 2000 kedua negara ini memproduksi lebih dari 81% produksi minyak kelapa sawit dunia (BPS, 2004).

Dalam peningkatan produksi kelapa sawit, salah satu hal penting dan nyata yang tidak dapat dipisahkan yaitu tersedianya sarana produksi yang dibutuhkan oleh kelapa sawit. Adapun sarana produksi yang dibutuhkan antara lain pupuk, bibit, pestisida dan alat alat pertanian lainnya. Penggunaan sarana produksi yang sesuai dan efisien dapat meningkatkan produksi kelapa sawit(Setyamidjaja, 1991).

Dalam peningkatan produksi usahataninya, petani juga membutuhkan pembinaan usahataninya. Masyarakat dapat diperbaiki dan sumberdayanya


(15)

dikembangkan. Pembangunan masyarakat desa dapat dilaksanakan melalui proses pendidikan yang mempunyai tujuan meningkatkan standart kehidupan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan, dan terjalinnya kerjasama dan gotong royong ke arah tercapainya masyarakat perdesaan yang mandiri. Pembinaan masyarakat perdesaan itu melibatkan lembaga lembaga baik dari pihak pemerintah, pihak swasta dan pihak masyarakat tani (Mardikanto, 1992).

Penyuluh pertanian sebagai bagian dari pembangunan masyarakat memiliki peran penting dalam membantu petani ke arah tercapainya tingkat kehidupan yang lebih baik, menimbulkan dan memelihara semangat petani memperbaiki usahataninya, dan membantu petani agar mampu memecahkan dan menghadapi masalah masalah yang mereka hadapi (Mardikanto, 1992).

Akhir akhir ini para petani sulit untuk mendapatkan sarana produksi yang dibutuhkan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu agen yang dapat mempermudah petani dalam memperoleh sarana produksi tersebut. Salah satunya adalah dengan hadirnya koperasi unit desa (KUD) sebagai soko guru perekonomian masyarakat tani. Dengan hadirnya KUD dapat membantu para petani untuk memperoleh sarana produksi yang dibutuhkan dan secara nyata dapat meningkatkan produksi kelapa sawit para anggotanya.

Adapun fungsi fungsi KUD yakni menyediakan sarana produksi meliputi bibit, pupuk, pestisida, dan lainnya untuk meningkatkan produksi anggotanya dan membantu anggotanya untuk mengatasi perekonomian mereka.

Di Kabupaten Langkat masih banyak koperasi yang aktif dan potensial seperti KUD, KSU, KSP, KPN, dan Koperasi Perkebunan. Jumlah KUD di Kabupaten Langkat ada 14 unit yang aktif dan tersebar di berbagai kecamatan.


(16)

Salah satu KUD yang aktif yaitu KUD Harta yang terdapat di Kecamatan Selesai yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh koperasi dalam ketersediaan sarana produksi dan penyuluhan terhadap produksi kelapa sawit.

Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana latar belakang berdirinya KUD (Koperasi Unit Desa) di daerah penelitian?; Bagaimana penyuluhan terhadap usahatani kelapa sawit rakyat di daerah penelitian?; Bagaimana ketersediaan sarana produksi di KUD (Koperasi Unit Desa) untuk usahatani kelapa sawit rakyat di daerah penelitian?; Bagaimana pendistribusian sarana produksi dari KUD (Koperasi Unit Desa) untuk usahatani kelapa sawit rakyat di daerah penelitian?; Bagaimana pengaruh penggunaan sarana produksi dari KUD (Koperasi Unit Desa) terhadap produksi kelapa sawit rakyat di daerah penelitian?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui latar belakang berdirinya KUD (Koperasi Unit Desa) di daerah penelitian. Untuk mengetahui penyuluhan untuk usahatani kelapa sawit rakyat. Untuk mengetahui ketersediaan sarana produksi di KUD (Koperasi Unit Desa) untuk usahatani kelapa sawit rakyat. Untuk mengetahui pendistribusian sarana produksi dari KUD (Koperasi Unit Desa) untuk usahatani kelapa sawit rakyat di


(17)

daerah penelitian. Untuk menganalisis pengaruh penggunaan sarana produksi dari KUD (Koperasi Unit Desa) terhadap produksi kelapa sawit rakyat.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan dapat memberi manfaat yaitu:

Dari segi praktis informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu petani untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangannya selama berusahatani kelapa sawit.

Dari aspek informasi diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi instansi terkait untuk membuat kebijakan dalam usaha meningkatkan pendapatan petani kelapa sawit.

Dari segi pengembangan ilmu, diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang teori ekonomi rumah tangga petani kelapa sawit, yang merupakan bagian dari ilmu ekonomi pertanian, ilmu sumber daya, system pengelolaan usahatani kelapa sawit serta ilmu perencanaan.


(18)

Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat KUD di daerah penelitian karena perlu dibentuk lembaga perekonomian Indonesia untuk meningkatkan produksi petani kelapa sawit. Ada penyuluhan terhadap usahatani kelapa sawit rakyat. Terdapat sarana produksi di KUD untuk usahatani kelapa sawit rakyat di daerah penelitian. Terdapat distribusi sarana produksi di daerah penelitian. Terdapat pengaruh penggunaan sarana produksi dari KUD terhadap produksi kelapa sawit rakyat.


(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Koperasi Unit Desa (KUD)

Pembangunan masyarakat di perdesaan turut mempercepat tingkat kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan berdasarkan swadaya masyarakat desa. Untuk itu perlu digerakkan potensi rakyat di desa desa. Usaha tersebut mencakup berbagai lapangan

pembangunan pertanian, perikanan, peternakan dan kerajinan (Chaniago dan Sirodjudin, 1994).

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi pertanian dan kehidupan rakyat di daerah perdesaan pemerintah menganjurkan pembentukan KUD. Keberadaan KUD dan bangkitnya ekonomi desa dapat mewujudkan masyarakat desa yang maju dan sejahtera dan berkeadilan sosial. Sesungguhnya KUD sebagai wadah pusat pelayanan kegiatan perekonomian perdesaan harus didirikan serta dikembangkan dengan perhitungan dan pertimbangan ekonomis yang membutuhkan pemikiran yang jauh ke depan (Widiyanti dan Sunindhia, 1992).

KUD (Koperasi Unit Desa) tugasnya tidak hanya terbatas pada satu bidang kegiatan, melainkan meliputi tugas tugas meningkatkan produksi, membimbing pengolahan hasil produksi, pemasaran produksi secara terpadu, mengusahakan

kredit untuk memperlancar usahataninya dan sebagainya (Kartasapoetra, dkk 2001).

Dalam menjalankan tugasnya untuk membina anggota, KUD juga bekerjasama dengan penyuluh pertanian. Peranan KUD dalam penyuluhan pertanian dapat dilihat dari program BIMAS. Menurut Kepres RI. Nomor 62/1983


(20)

BIMAS (Bimbingan Massal) merupakan perangkat terpadu dari kegiatan penyuluhan pertanian disertai dengan penyediaan sarana produksi dan kredit untuk meningkatkan produksi pertanian melalui intensifikasi pertanian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya (Mardikanto, 1992).

Penyuluhan Usahatani Kelapa Sawit

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya agar mereka mau dan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Sebagai pendidikan non formal, penyuluhan pertanian mempunyai potensi yang besar untuk mempeluas jangkauan pendidikan bagi masyarakat perdesaan karena terbatasnya pendidikan formal yang ada sehingga dapat meningkatkan produktifitas serta kualitas usahatani dalam meningkatakan usahatani petani (Mardikanto, 1992).

Koperasi Indonesia dalam rangka pembangunan ekonomi dan perkembangan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, berperan dan bertugas untuk mempersatukan, mengarahkan, membina dan mengembangkan potensi, daya kreasi, daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan tercapainya pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata (Kartasapoetra, dkk 2001).

KUD sebagai lembaga perekonomian bangsa harus dapat menjadi pendidik dan pembina masyarakat perdesaan. KUD harus pula melibatkan daya pikir masyarakat karena rakyat masih terpaut pada kehidupan dan pemikiran tradisional. Dengan kata lain KUD harus mampu mengubah pola pikir masyarakat perdesaan untuk lebih maju (Widiyanti dan Sunindhia, 1992).


(21)

Petani yang bergabung dalam KUD (Koperasi Unit Desa) dan yang mengelola agribisnis terbukti tingkat kesejahteraannya lebih baik karena KUD telah dapat menimbulkan kegiatan kerja untuk meningkatkan produksi, kemudian para petani dibimbing untuk mengelola lebih lanjut hasil pertanian itu sehingga menjadi komoditi pertanian yang harganya dapat lebih tinggi. Pemasaran dilakukan melalui KUD dengan harga yang layak sehingga memperoleh pendapatan yang lebih besar yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Kartasapoetra, dkk 2001).

Sarana Produksi Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman tropis penghasil minyak nabati yang hingga saat ini diakui paling produktif dan ekonomis dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Minyak kelapa sawit akan menjadi komoditas andalan Indonesia dan merupakan sumber devisa Negara yang tidak akan pernah kalah bersaing di pasar bebas karena kelapa sawit memiliki karakter yang khas yaitu hanya dapat dikembangkan di daerah tropis sehingga tidak semua negara dapat mengembangkannya (Mustafa, 2004).

Dalam peningkatan produksi pertanian salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan adalah penggunaan sarana produksi. Penggunaan sarana produksi yang sesuai dan tepat akan memberikan dampak yang sangat baik terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Adapun sarana produksi yang dibutuhkan antara lain bibit yang unggul, pupuk yang sesuai, pestisida dan alat alat pertanian lainnya (Setyamidjaja, 1991).


(22)

Keberhasilan suatu usahatani kelapa sawit antara lain ditentukan oleh faktor bahan tanaman atau bibit yang memiliki sifat sifat unggul. Bibit yang unggul akan menjamin suatu pertumbuhan yang baik dan tingkat produksi yang tinggi apabila perlakuan dilakukan secara optimal. Adapun ciri ciri bibit kelapa sawit yang layak untuk ditanam adalah memiliki warna radikula kekuning kuningan sedangkan plumula keputih putihan, ukuran radikula lebih panjang dari plamula, pertumbuhan radikula dan plumula lurus dan berlawanan arah (Yan, 2007).

Selain bibit, para petani juga membutuhkan pupuk, obat obatan. Perlindungan tanaman kimiawi sejak proses modernisasi pertanian di negara yang sedang berkembang melalui revolusi hijau dimulai telah sangat tergantung pada kedua jenis sarana produksi pertanian tersebut (Soetrisno, 1999).

Pupuk merupakan sumber unsur hara utama yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi tanaman. Setiap unsur hara memiliki peranan masing masing dan dapat menunjukkan gejala tertentu apabila ketersediaannya kurang. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar pemupukan efisien dan tepat sasaran adalah meliputi penentuan jenis pupuk, dosis pupuk, waktu dan frekwensi pemupukan serta pengawasan mutu pupuk (Yan, 2007).

Pemberantasan terhadap gulma, hama dan penyakit juga merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usahatani kelapa sawit. Akibat yang ditimbulkannya sangat besar, seperti penurunan produksi bahkan kematian. Pemberantasan yang dilakukan dapat secara mekanis, biologis misalnya memelihara predator alami, dan kimiawi yaitu dengan menggunakan obat obatan (Yan, 2007).


(23)

Landasan Teori

Dasar hukum keberadaan koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 antara lain dikemukakan: ”...perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan”. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Sedangkan menurut pasal 1 UU No.25 1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah :”badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”(Baswir, 1997).

Undang Undang tentang pokok pokok perkoperasian (UU No.12 Tahun 1967) yang menyebutkan bahwa koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial yang beranggotakan orang orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Watak perekonomian koperasi memungkinkan koperasi tampil sebagai lembaga ekonomi dalam masyarakat yang kelak mampu melakukan peranan ekonomi sebagai berikut: Koperasi memudahkan sistem tata niaga yang memungkinkan peningkatan efisiensi perdagangan dengan cara mendidik para anggotanya untuk menjadi konsumen yang kritis dan efisien serta tidak terpengaruh oleh iklan yang menjurus kepada pemborosan. Selain itu dengan manajemen yang terbuka koperasi mendidik semua unsur dalam koperasi untuk bersikap terbuka baik dalam rencana rencana, kegiatan kegiatan, dan laporan laporan yang dilakukannya. (Direktorat Penyuluhan Koperasi, 1984)


(24)

Distribusi Sarana Produksi

Koperasi pertanian adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari petani pemilik tanah, penggarap, buruh tani, dan orang orang yang berkepentingan serta mata pencahariannya berhubungan dengan usaha pertanian yang bersangkutan. Adapun usaha usaha yang dapat dilakukan oleh koperasi pertanian antara lain:

1. Mengusahakan pembelian bibit, pupuk, obat obatan dan alat alat pertanian. 2. Mengolah hasil pertanian dari tingkat bahan mentah menjadi barang jadi. 3. Memberi perkreditan bagi yang memerlukan untuk keperluan produk

pertanian supaya terhindar dari system ijon.

4. Mendidik petani berorganisasi secara koperatif untuk mengatasi kesulitan. ( Firdaus dan Susanto, 2002).

Koperasi pertanian dapat mewadahi para petani untuk memenuhi kebutuhannya terutama untuk kepentingan usahataninya. Koperasi pertanian dapat juga memenuhi kebutuhana para petani untuk mendapatkan informasi pertanian yang penting demi kelangsungan usahataninya. Sebagai organisasi ekonomi, Koperasi Unit Desa (KUD) dibina dan dikembangkan agar mampu melayani kebutuhan anggotanya dan menjadi organisasi perdesaan yang mandiri (Mardikanto, 1992).

Usaha yang dilakukan KUD yaitu memberikan bantuan di segala bidang pertanian untuk meningkatkan perekonomian anggotanya antara lain:

1. Meningkatkan pengadaan pangan bagi rakyat, sehubungan dengan itu KUD menyalurkan bibit bagi para petani.


(25)

3. KUD berusaha agar para petani menjadi anggota yang baik membiasakan hidup hemat, menjadi gemar menabung dan mengatur modal pinjaman untuk meningkatkan usaha (Chaniago dan Sirodjudin, 1994).

Masalah yang dihadapi koperasi Indonesia pada hakekatnya timbul dari suasana lingkungan tersebut yang secara langsung mempengaruhi keadaan intern lembaga koperasi. Besar kecilnya persoalan yang dihadapi dengan sendirinya tergantung pada kekuatan koperasi itu sendiri dalam arti ketahanan koperasi terhadap lingkungan dipengaruhi oleh kekuatan dan kelemahan koperasi itu sendiri. Pengaruh tersebut akan berbeda dirasakan oleh masing masing koperasi (Afifuddin, 1997).

Kegiatan KUD dalam meningkatkan produktivitas pertanian erat berkaitan dengan kegiatan penyuluhan pertanian. Hal ini dapat dilihat dari hubungan kerjasama antara KUD dengan penyuluh pertanian Lapangan (PPL). Penyaluran kredit dan sarana produksi oleh KUD kepada petani merupakan rangkaian kegiatan penyuluhan pertanian. PPL menganjurkan penggunaan teknologi baru kepada para petani. Seiring dengan itu, KUD menyediakan dan menyalurkan sarana produksi untuk petani (Mardikanto, 1992).

Pembangunan masyarakat desa dapat dilaksanakan melalui proses pendidikan yang mempunyai tujuan meningkatkan standart kehidupan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan, dan terjalinnya kerjasama dan gotong royong ke arah tercapainya masyarakat pedesaan yang mandiri. Pembinaan masyarakat pedesaan itu melibatkan lembaga lembaga baik dari pihak pemerintah, pihak swasta dan pihak masyarakat tani (Mardikanto, 1992).


(26)

Petani tidak mempunyai kemampuan sendiri untuk mengolah usahataninya. Oleh karena itu bantuan dari luar sangat diperlukan baik secara langsung dalam bentuk bimbingan dan pembinaan usaha, maupun dalam secara tidak langsung dalam bentuk insentif yang dapat mendorong petani menerima hal hal baru, mengadakan tindakan perubahan (Tohir, 1991).

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya agar mereka mau dan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Dalam menjalankan tugasnya untuk membina anggota, KUD juga bekerjasama dengan penyuluh pertanian (Mardikanto, 1992).

Penggunaan Sarana Produksi

Dalam menunjang keberhasilan agribisnis, maka tersedianya bahan baku pertanian secara kontinu dalam jumlah yang tepat sangat diperlukan. Tersedianya produksi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain macam komoditi, luas lahan, tenaga kerja, modal, manajemen dan iklim. Besar kecilnya produksi juga sangat dipengaruhi oleh kondisi setempat mengingat sifat pertanian yang adaptasinya tergantung pada kondisi setempat (Soekartawi, 2002).

Dalam setiap jenis usahatani selalu terdapat hubungan antara input(masukan) dan output (hasil). Hubungan ini sering disebut hubungan fungsional antara input dan output, yang merupakan landasan utama dari rencana pengelolaan dan anggaran dari usahatani (Tohir, 1991).

Keberhasilan suatu usahatani perkebunan kelapa sawit antara lain ditentukan oleh faktor bahan tanaman atau bibit yang memiliki sifat sifat unggul. Bibit yang unggul akan menjamin suatu pertumbuhan yang baik dan tingkat


(27)

produksi yang tinggi apabila perlakuan dilaksanakan secara optimal. Penyeleksian bibit dimaksudkan agar bibit tahan terhadap hama dan prnyakit serta memiliki produktivitas yang tinggi. Penggunaan bibit yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akan menurunkan produksi kelapa sawit (Yan, 2007).

Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produksi tanaman kelapa sawit. Jarak tanam optimal adalah 9 meter. Dari hasil penelitian, susunan dengan bentuk segitiga sama sisi merupakan yang paling ekonomis karena populasi tanaman mencapai 143 pohon per hektar (Yan, 2007).

Pemupukan memegang peranan penting dalam meningkatkan produksi pertanian, sebab tanah yang dipupuk akan menaikkan hasil panen. Untuk itu pupuk yang sering dipakai adalah nitrogen (N), phospat (P), dan kalium (K). Untuk meningkatkan produksi tanaman, maka salah satu usaha yang ditempuh adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Pemberian pupuk yang tepat jenis, dosis, waktu dan cara akan meningkatkan produksi tanaman (Mustafa, 2004).

Pemberian pupuk pada tanaman kelapa sawit harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya daya serap akar tanaman, cara pemberian, waktu pemberian serta jenis dan dosis pupuk. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur tanaman, jenis tanah dan waktu pemberiannya. Secara umum, dosis pemupukan untuk tanaman menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.


(28)

Tabel 1. Penggunaan pupuk untuk tanaman menghasilkan.

Jenis pupuk Dosis (kg/pohon) Frekwensi pemberian (kali per tahun)

UREA 0,75-1,5 2x

TSP 0,5-1 2x

MOP 0,75-1 2x

Kiesrite/Dolomit 0,25-0,75 2x

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 1993

Pemberantasan hama dan penyakit adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam budidaya kelapa sawit. Akibat yang ditimbulkan sangat besar, seperti penurunan produksi bahkan kematian tanaman. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida maupun obat obatan sesuai dengan gejala yang timbul (Mustafa, 2004).

Kerangka Pemikiran

KUD merupakan suatu lembaga yang mempunyai tugas dalam berbagai bidang yang meliputi meningkatkan produksi pertanian, membina anggota untuk meningkatkan usahataninya, dan pendistribusian sarana produksi pertanian.

Kehadiran KUD sebagai lembaga perekonomian nasional memiliki sasaran inti untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat negara umumnya dan sosial ekonomi anggota koperasi khususnya. Dengan hadirnya KUD diharapkan dapat meningkatkan produksi anggotanya. Salah satu tugas dari KUD yakni menyediakan sarana produksi yang dibutuhkan oleh anggotanya. Dengan tersedianya sarana produksi seperti bibit unggul, pupuk, obat obatan yang dibutuhkan dalam usahatani kelapa sawit di KUD (Koperasi Unit Desa) diharapkan memberikan dampak yang nyata terhadap produksi anggota koperasi yaitu meningkatnya produksi anggotanya.


(29)

Pendidikan yang rendah dan budaya yang turun menurun menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya. Untuk itu sangat diperlukan pembinaan yang dapat membantu petani dan keluarganya dalam meningkatkan perekonomian mereka. Dalam pelaksanaan peranannya, KUD (Koperasi Unit Desa) perlu mengadakan pendekatan kepada petani kelapa sawit. Pendidikan ataupun pembinaan yang diberikan KUD berupa penyuluhan terhadap usahatani anggota baik dalam budidaya kelapa sawit, penggunaan sarana produksi dan pemasaran hasil produksi dapat mengubah pola pikir anggotanya menjadi lebih maju sehingga produksi kelapa sawit anggota KUD meningkat.

Pendistribusian sarana produksi oleh KUD harus sesuai dengan yang diharapkan oleh para anggotanya baik dari segi jumlah, kualitas, harga dan waktu sehingga dapat meningkatkan produksi kelapa sawit anggotanya dan meningkatnya perekonomian anggotanya. Selain itu, KUD juga harus bersikap adil dalam menyalurkan sarana produksi yang dibutuhkan para anggotanya. KUD harus dapat menyalurkan sarana produksi secara merata sesuai dengan kebutuhan anggotanya sehingga dapat mempengaruhi produksi petani yaitu dengan meningkatnya produksi kelapa sawit anggotanya.


(30)

Distribusi

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran, Pengaruh koperasi dalam ketersediaan sarana produksi dan penyuluhan terhadap produksi kelapa

sawit. Ket:

: Ada pengaruh Penyuluhan

-Penggunaan sarana produksi

-Budidaya kelapa sawit -Pemasaran

Dll

KUD

Sarana Produksi: Bibit Pupuk Obat obatan Petani Kelapa

Sawit


(31)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Wilayah Penelitian

Daerah Penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Kabupaten Langkat, Kecamatan Selesai. Adapun alasan memilih daerah ini karena KUD Harta di Kecamatan ini mendapat prestasi nasional pada tahun 2005, dan Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten penghasil Kelapa Sawit di Sumatera Utara yang dapat dilihat dari data berikut :

Tabel 2. Produksi Kelapa Sawit per Kabupaten di Sumatera Utara

NO Kabupaten/ Kota Produksi sawit 2006 Produksi sawit 2007

1 Nias - -

2 Mandailing Natal 151352,25 176353,80

3 Tapanuli Selatan 918370,89 827320,69

4 Tapanuli Tengah 24140,98 24140,98

5 Tapanuli Utara 3,76 3,87

6 Toba Samosir 19544,26 11243,62

7 Labuhan Batu 1588232,00 1703156

8 Asahan 446082,51 797129,98

9 Simalungun 505441,41 490304,27

10 Dairi 580,00 739,00

11 Karo 19305,00 16661,00

12 Deli Serdang 169734,90 177267,80

13 Langkat 532779,00 534762,00

14 Nias Selatan - -

15

Humbang

Hasundutan 275,77 325,10

16 Pakpak Barat 6216,00 12648,00

17 Samosir - -

18 Serdang Bedagai 104420,00 123774,00

19 Batu Bara x x

20

Padang Lawas

Utara x x

21 Padang Lawas x x

22 Total 4486478,73 4895830,11


(32)

Metode Penentuan Sampel

Dasar pemilihan KUD Harta adalah karena KUD Harta merupakan KUD paling maju di Kabupaten Langkat. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota KUD yang aktif yaitu petani kelapa sawit yang terdiri dari 171 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling (Acak sederhana) yaitu dengan mengambil sampel sebanyak 30 orang dengan pertimbangan bahan sampel penelitian bersifat homogen atau memiliki karakter yang sama. Hal ini sesuai dengan Teori Bailey yang menyatakan bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis statistik ukuran responden paling minimum adalah 30.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian dan pengamatan langsung dari lapangan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari BPS, KUD Harta, Dinas Pertanian, buku buku pendukung, instansi atau lembaga yang terkait.


(33)

Tabel 3. Jenis dan Sumber Data yang Dikumpulkan

NO Jenis Data Sumber Data Metode Alat Pengumpulan

Data

1 Identitas Petani Petani Wawancara Kuisioner

2 Latar belakang KUD KUD Wawancara Kuisioner

3 Jumlah sarana produksi yang dibutuhkan

Petani Wawancara Kuisioner

4 Jumlah sarana produksi yang tersedia

KUD, Petani Wawancara, Observasi

Kuisioner dan lapangan 5 Jumlah produksi kelapa

sawit anggota KUD

Petani Wawancara Kuisioner dan

lapangan 6 Pendistribusian sarana

produksi.

KUD Wawancara Kuisioner

7 Pembinaan usahatani kelapa sawit.

KUD, Petani Wawancara Kuisioner

Metode Analisis Data

Untuk menyelesaikan hipotesis 1 dianalisis secara deskriftif yaitu dengan melihat latar belakang berdirinya KUD (Koperasi Unit Desa) di daerah penelitian.

Untuk menyelesaikan hipotesis 2 dianalisis secara deskriftif yaitu dengan melihat penyuluhan terhadap usahatani kelapa sawit rakyat dan pengaruhnya terhadap produksi petani kelapa sawit.

Untuk menyelesaikan hipotesis 3 dianalisis secara deskriftif yaitu dengan melihat ketersediaan sarana produksi di KUD untuk usahatani kelapa sawit rakyat di daerah penelitian.

Untuk menyelesaikan hipotesis 4 dianalisis secara deskriftif yaitu dengan melihat pendistribusian sarana produksi oleh KUD apakah merata untuk usahatani kelapa sawit rakyat dan melihat pengaruhnya terhadap produksi petani kelapa sawit.

Untuk menyelesaikan hipotesis 5 dianalisis dengan menggunakan metode Cobb-douglass berikut ini:


(34)

Untuk mempermudah, fungsi tersebut diubah menjadi bentuk fungsi linear berganda denngan cara mentransformasikan persamaan ke dalam logaritma. Bentuk persamaan fungsi produksi menjadi:

Log Y = Log a + bLogX1 + cLogX2 + dLogX3 + eLogX4 Dimana:

Y = Produksi

a = Koefisien intercept b,c,d,e = Koefisien regresi X1 = Bibit (batang) X2 = Pupuk (Kg)

X3 = Obat obatan (Liter) X4 = Tenaga kerja (HKP)

Untuk mengetahui variabel tersebut berpengaruh terhadap produksi petani maka diadakan uji F :

2 2 1 1 R k n k R Fh     Dimana :

=

koefisien determinasi n = Besar sampel

k = Jumlah variabel

n-k-1 = Derajat bebas penyebut Dengan kriteria uji:

F-hitung < F tabel ……….. H0 diterima

F-hitung ≥ F tabel ……….. H0 ditolak (H1 diterima)

Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan sarana produksi dari Koperasi terhadap produksi kelapa sawit.

H1 : Ada pengaruh penggunaan sarana produksi dari Koperasi terhadap produksi kelapa sawit.


(35)

Definisi dan Batasan Operasional Definisi

1. KUD adalah koperasi serba usaha yang meliputi semua bidang kegiatan ekonomi masyarakat perdesaan seperti pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan/industri, kelistrikan desa, jasa serta melaksanakan fungsi fungsi perkreditan, penyediaan dan penyaluran sarana sarana produksi serta barang-barang keperluan sehari hari, pengolahan dan pemasaran hasil produksi, kegiatan perekonomian lainnya seperti: perdagangan, pengangkutan dan sebagainya.

2. Petani kelapa sawit adalah petani yang memiliki mata pencaharian dari usahatani kelapa sawit.

3. Produksi (Y) adalah seluruh kegiatan usahatani yang dapat dipanen dan dijual dengan satuan Kg.

4. Bibit (X1) adalah komponen yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produksi usahatani yang baik dengan satuan pokok.

5. Pupuk (X2) adalah kandungan unsur hara yang dapat meningkatkan kualitas tanah dengan satuan Kg.

6. Obat obatan (X3) adalah zat kimia yang dapat menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman dengan satuan Liter.

7. Tenaga Kerja (X4) adalah banyaknya tenaga kerja dalam pengelolaan usahatani kelapa sawit dengan satuan HKP.

8. Ketersediaan sarana produksi adalah tersedianya sarana produksi yang dibutuhkan baik dari segi jumlah, harga, dan kualitas.


(36)

9. Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya agar mereka mau dan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

10.Pendistribusian adalah penyaluran barang dan jasa dari konsumen ke produsen.

11.Pembinaan adalah pendidikan secara formal maupun non-formal untuk tujuan pemahaman dan pengertian terhadap suatu program.

Batasan Operasional

1. Tempat penelitian adalah KUD Harta, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat.

2. Sarana produksi yang digunakan adalah bibit, pupuk, obat obatan dan tenaga kerja.

3. Waktu penelitian pada bulan September - Oktober tahun 2009.

4. Sampel adalah anggota KUD Harta yang merupakan petani kelapa sawit. 5. Dalam penelitian ini informan adalah petani kelapa sawit dan pihak


(37)

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

Luas Dan Topografi Kecamatan

Kecamatan Selesai merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Langkat, dengan luas wilayah sekitar 152,08 km2 (15.208 Ha) yang terdiri dari 13 desa/kelurahan dengan ibukota di kelurahan Pekan Selesai. Jarak kantor camat ke kota sekitar 22 km.

Kecamatan Selesai terletak di dataran rendah dengan ketinggian 190 s/d 500m diatas permukaan laut. Daerah Kecamatan Selesai beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan suhu berkisar 23o C-24oC. Kedua musim ini sangat dipengaruhi oleh arah angin laut yang membawa panas dan lembab. Curah hujan di wilayah Kecamatan Selesai yang paling menonjol adalah pada bulan Maret, April, September, hingga Desember. Sedangkan musim kemarau paling menonjol yaitu pada bulan Januari, Februari, Mei, hingga Agustus.

Wilayah Kecamatan Selesai berbatasan dengan: Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Stabat

Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Binjai dan kota Binjai Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Sei Bingei dan Kuala. Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Wampu dan Bahorok.


(38)

Keadaan Penduduk

Penduduk Kecamatan Selesai berjumlah 67.226 jiwa yang terdiri dari 33.627 jiwa laki-laki dan 33.599 jiwa perempuan. Jumlah dan distribusi penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Penduduk Kecamtan Selesai Menurut Kelompok Umur Tahun 2008

No Golongan Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

1 0-4 7.070 10,51

2 5-9 7151 10,63

3 10-14 7275 10,82

4 15-19 7589 11,28

5 20-24 7080 10,53

6 25-29 5694 8,46

7 30-34 5514 8,20

8 35-39 4699 6,98

9 40-44 4232 6,29

10 45-49 2999 4,46

11 50-54 2325 3,45

12 55-59 1611 2,39

13 60-64 1334 1,98

14 65-69 1036 1,54

15 70-74 853 1,26

16 75+ 764 1,13

Jumlah 67.226 100

Sumber: BPS Sumatera Utara, Kecamatan Selesai Dalam Angka 2008.

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa penduduk Kecamatan Selesai masih tergolong umur produktif (22-55 tahun) yaitu sebanyak 34.000 jiwa (50,57%) yang produktif. Pada usia ini biasanya petani mempunyai semangat dan berusaha untuk lebih maju.

Mata pencaharian utama penduduk kecamatan Selesai adalah bertani. Selain bertani, ada juga penduduk yang bekerja sebagai pedagang, karyawan, angkutan dan lain-lain. Komposisi mata pencaharian penduduk di Kecamatan Selesai dapat dilihat pada Tabel 5.


(39)

Tabel 5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kecamatan Selesai Tahun 2008.

No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Petani 12.039 69,07

2 Pedagang 2.199 12,61

3 Karyawan 525 3,01

4 Angkutan 912 5,23

5 Lainnya 1.754 10,06

Total 17.429 100

Sumber: BPS Sumatera Utara, Kecamatan Selesai Dalam Angka 2008

Mayoritas penduduk di Kecamatan Selesai merupakan suku Jawa. Pada umumnya penduduk sudah saling mengenal satu sama lainnya. Keakraban pendduk dapat dilihat dari adanya gotong royong dan acara adat. Distribusi penduduk berdasarkan jenis suku bangsa dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa Kecamatan Selesai

Tahun 2008.

No Jenis Suku Bangsa Jumlah (Orang) Persentase(%)

1 Melayu 8638 12,85

2 Karo 7711 11,47

3 Simalungun+Tapanuli 2272 3,38

4 Madina 1344 2,00

5 Jawa 44652 66,42

6 Lainnya 2602 3,87

Total 67.226 100%


(40)

Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana sosial ekonomi yang tersedia di Kecamatan Selesai dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi yang Tersedia di Kecamatan Selesai Tahun 2007.

No Jenis sarana dan prasarana Jumlah (Unit)

1 Sarana Pendidikan Formal

SLTP 5

SMU 2

2 Sarana Kesehatan

Rumah Sakit 4

Puskesmas 1

Poliklinik 5

3 Sarana Ibadah

Mesjid 69

Gereja 24

Kuil 1

Vihara 2

4 Sarana Ekonomi

KUD 1

Non-KUD 13

Jumlah Total 127

Sumber: BPS Sumatera Utara 2008

Karakteristik Sampel Penelitian

Karakteristik petani sampel yang dimaksud adalah Karakteristik sosial ekonomi petani, yaitu umur, pendidikan, lama berusahatani, lama keanggotaan KUD, luas lahan dan produksi kelapa sawit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini:

Tabel 8. Karakteristik Petani Sampel Anggota KUD Harta

No Uraian Range Rataan

1 Umur (Tahun) 37-60 48.23

2 Pendidikan (Tahun) 6-12 7.2

3 Lama berusahatani (Tahun) 10-30 21

4 Lama menjadi anggota KUD 10-30 21

5 Luas Lahan (ha) 2-8 4.19

6 Produksi (Kg/Ha/Tahun) 15.200-23.200 19246.67

Sumber: Diolah dari lampiran 2.

Dari Tabel 8 dapat dijelaskan karakteristik petani sampel secara rinci sebagai berikut:


(41)

Umur Petani Sampel

Umur petani sampel yang menjadi objek penelitian memiliki range antara 37-60 tahun dengan rataan 48.23. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong usia produktif.

Pendidikan

Pendidikan petani sampel terdiri dari SD, SLTP, dan SLTA. Adapun rata rata tingkat pendidikan petani sampel adalah 7.2 tahun artinya petani sampel rata rata memiliki pendidikan tamat Sekolah Dasar (SD).

Lama Berusahatani

Petani sampel memiliki rentang lama berusahatani antara 10-30 dengan rataan 21 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani kelapa sawit telah berpengalaman dalam mengelola usahataninya.

Lama menjadi anggota KUD

Petani sampel memiliki rentang lama menjadi anggota KUD antara 10-30 tahun dengan rataan 21 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel telah berpengalaman dalam organisasi KUD.

Luas Lahan

Petani sampel di daerah penelitian memiliki rentang luas lahan 2-8 Ha. Dengan rataan luas lahan sebesar 4.19 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel mempunyai lahan yang cukup luas.

Produksi

Petani sampel di daerah penelitian memiliki produksi TBS/Ha/Tahun dengan rentang 15.200 Kg - 23.200 Kg dengan rataan 19246.67 Kg.


(42)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Latar belakang Berdirinya KUD Harta.

Pembangunan masyarakat di perdesaan turut mempercepat tingkat kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan berdasarkan swadaya masyarakat desa. Untuk itu perlu digerakkan potensi rakyat di desa desa.

Menurut Widiyanti dan Sunindhia (1992) dalam bukunya menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan produksi pertanian dan kehidupan rakyat di daerah perdesaan maka pemerintah menganjurkan pembentukan KUD. Keberadaan KUD dan bangkitnya ekonomi desa dapat mewujudkan masyarakat desa yang maju dan sejahtera dan berkeadilan sosial.

Demikian juga halnya di daerah penelitian. Demi kesejahteraan masyarakat petani di Kabupaten Langkat, maka pemerintah pusat merasa perlu melaksanakan pengembangan masyarakat petani dengan perencanaan pembentukan Koperasi Petani Kelapa Sawit (KPPS). Oleh karena itu dibentuk KPPS HARTA yang beranggotakan petani kelapa sawit dan akhirnya berubah anggaran dan badan hukum yang baru menjadi KUD Harta.

KUD Harta (Harapan Tani) ini terletak di Desa Sei Limbat, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat yang berdiri pada tanggal 20 Oktober 1982 dengan Badan Hukum 4332 A/BH/III/23 Mei 1992.

Adapun wilayah kerja dari KUD Harta yaitu: 1. Kecamatan Selesai terdiri dari 4 desa.


(43)

2. Kecamatan Sei Bingei terdiri dari 1 desa.

3. Kecamatan Sei Lapian terdiri dari 1 desa.

Visi dan Misi KUD Harta.

Sesuai dengan historis berdirinya KUD Harta pada tahun 1982 maka pada dasarnya KUD Harta sangat berperan dalam hal alih teknologi dari kebun Inti ke petani PIR-LOKAL sekaligus melayani kebutuhan-kebutuhan sosial ekonomi anggota seperti: Simpan Pinjam, Pupuk, Sembako, Saprodi, Transport TBS dll. Melalui lembaga KUD Harta, petani telah dididik untuk lebih cerdas dan produktif dengan cara mengikutsertakan petani dalam pelatihan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui instansi terkait. Keberadaan KUD Harta pada anggota dan masyarakat diharapkan secara ekonomi dan sosial mampu memberikan manfaat yang besar sebagai pelayan dan suri teladan perekonomian di daerah ini.

KUD Harta diharapkan berfungsi antara lain:

1. Menjembatani petani dengan produsen pupuk, pestisida, alat-alat pertanian sehingga diperoleh harga yang standard. Dimana pupuk yang ada di KUD Harta merupakan pupuk bersubsidi sehingga harganya dapat dijangkau oleh anggota KUD.

2. Menjembatani petani dengan pembeli hasil pertanian sehingga diperoleh harga yang maksimal. Dimana KUD Harta menampung hasil produksi anggotanya dengan harga standard pabrik.


(44)

3. Melindungi petani dari para ijon dan Rentenir dengan cara memberikan simpan pinjam kepada anggotanya supaya dapat meningkatkan produksi kelapa sawitnya.

Adapun unit usaha yang dilakukan oleh KUD Harta diantaranya Unit Jual Beli TBS, Unit Penyaluran TBS, Unit USP Otonom, Wartel, Unit Kerjasam PLN, Penjualan LPG dan Aqua, Pupuk dan Saprodi, Waserda, Fotocopy, dan Pembibitan Kelapa Sawit.

KUD Harta juga menyediakan transportasi untuk mengangkut sarana produksi dan hasil produksi anggotanya. Biaya pengangkutan dikenakan sebesar Rp 25-30/Kg TBS dan sesuai dengan jarak yang ditempuh. Selain itu, KUD Harta juga mempunyai timbangan untuk TBS. Biaya untuk jasa timbangan dikenakan sebesar Rp 5-10/Kg TBS.

Struktur Organisasi KUD Harta

Adapun yang menjadi pembagian tugas pengurus di KUD Harta adalah: A. Pengurus

1. Berdasarkan Struktur Organisasi

Ketua I : Tanggung jawab luar dan dalam. Ketua II : Pengawasan dan pembinaan usaha. Sekretaris I : Administrasi umum.

Sekretaris II : Personalia karyawan. Bendahara : Keuangan


(45)

2. Mekanisme Kerja

Kegiatan Harian:

a. Tugas dalam struktur organisasi dan berdasarkan bidang kegiatan.

b. Aktif dalam pekerjaan menurut kegiatan masing-masing.

c. Mengatasi segala kesulitan dalam kegiatan masing-masing.

Kegiatan Bulanan

a. Membuat rekapitulasi kegiatan serta membawa dalam rapat pengurus.

b. Mengkompilasi segala kondisi yang mengakibatkan tidak tercapainya program.

c. Mengadakan perbaikan.

Kegiatan Tahunan:

a. Menyimpulkan segala laporan kegiatan organisasi dan usaha selama 1 tahun untuk persiapan mengadakan RAT.

b. Mengadakan evaluasi atas rencana dan rencana anggaran belanja dan menetapkan RAT

B. Badan Pengawas

Ketua : Tanggung jawab untuk melaksanakan pengawasan secara rutin maupun insidentil.

Anggota : Bersama-sama dengan ketua melaksanakan fungsi pengawasan.


(46)

C. Karyawan

Manager : Mengawasi dan mengontrol karyawan. Karyawan : Melaksanakan fungsi masing masing. D. Anggota KUD Harta.

Adapun Struktur organisasi KUD Harta terdiri dari dua unsur yaitu; unsur unsur alat perlengkapan koperasi (rapat anggota, pengurus, pengawas) dan unsur unsur pelaksanaan teknis (manager dan karyawan) yang dapat dilihat pada Gambar 2

Mekanisme Kerja:

Dari gambar 2 dapat kita lihat bahwa KUD Harta melaksanakan kegiatan kegiatan jual beli TBS, simpan pinjam, penyaluran sarana produksi, pertokoan/waserda, dan pembibitan kelapa sawit.

Sesuai dengan fungsi KUD, maka KUD Harta diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian para anggotanya. Dimana para anggotanya memperoleh pelayanan pelayanan dalam meningkatkan produksi kelapa sawit mereka dan penyaluran sarana produksi ke tangan anggota dapat berjalan dengan lancar.


(47)

Penyuluhan Usahatani Kelapa Sawit

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya agar mereka mau dan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Sebagai pendidikan non formal, penyuluhan pertanian mempunyai potensi yang besar untuk memperluas jangkauan pendidikan bagi masyarakat perdesaan karena terbatasnya pendidikan formal yang ada sehingga dapat meningkatkan produktifitas serta kualitas usahatani dalam meningkatkan usahatani petani.

Menurut Mardikanto (1992) dalam bukunya menyatakan bahwa pembangunan masyarakat desa dapat dilaksanakan melalui proses pendidikan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Pembinaan masyarakat perdesaan melibatkan berbagai pihak baik dari pihak pemerintahan, pihak swasta dan pihak masyarakat tani.

Dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Kecamatan Selesai hingga saat ini, dilakukan dengan memperhatikan tanaman kelapa sawit yang memerlukan perhatian khusus. Sehingga apabila ada inovasi dan teknologi yang baru maka penyuluhan akan diprioritaskan pada tanaman tersebut. Akan tetapi, penyuluhan terhadap usahatani kelapa sawit di daerah penelitian sangatlah memprihatinkan. Hal ini dikarenakan kegiatan penyuluhan di Kecamatan Selesai sangat jarang dilakukan.

Pembinaan terhadap usahatani kelapa sawit rakyat di daerah penelitian kurang mendapat perhatian dari pihak pihak yang terkait baik dari pemerintah, swasta maupun KUD Harta. Kurangnya penyuluhan terhadap usahatani kelapa sawit dapat mempengaruhi produksi petani.


(48)

Disamping itu ada juga anggapan dari para petani bahwa penyuluhan itu tidak terlalu penting dikarenakan tanpa penyuluhan pertanian kelapa sawit mereka juga akan berproduksi. Selain itu, ada juga anggapan dari para petani bahwa penyuluhan itu rumit dan menghabiskan waktu.

Pembinaan oleh KUD Harta

Dalam pelaksanaan perannya, KUD perlu mengadakan pendekatan kepada anggotanya. Pendidikan ataupun pembinaan yang diberikan KUD dapat mengubah pola pikir anggotanya menjadi lebih maju sehingga produksi anggotanya meningkat.

Menurut Kartasapoetra dkk, 2001 menyatakan bahwa peranan KUD sangat diperlukan untuk mendorong pengembangan potensi masyarakat maupun anggotanya. Kegiatan pendidikan dan penyuluhan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggotanya dalam mengembangkan usahataninya dan meningkatkan produksi usahataninya. Kegiatan penyuluhan dalam usahatani dapat berupa mengajarkan pengolahan yang benar, penggunaan bibit unggul, pemberian pupuk dan obat obatan yang sesuai anjuran, maka hasil yang diperoleh petani akan lebih meningkat lagi.

KUD Harta melakukan pembinaan kepada para anggotanya dalam mengolah usahataninya. Misalnya dalam pengolahan lahan, KUD Harta menghimbau anggotanya supaya melakukan jarak tanam 9x9x8 meter supaya perkembangan dan pertumbuhan kelapa sawit baik. Begitu juga dalam penggunaan bibit unggul, KUD Harta menghimbau supaya para anggotanya menggunakan bibit yang tersertifikasi sehingga hasilnya lebih baik. Adapun bibit


(49)

yang dihimbau yaitu DP yang kualitasnya telah tersertifikasi. Dimana seluruh bibit tersebut dapat diperoleh di KUD Harta. Begitu juga halnya dalam penggunaan pupuk. KUD Harta menghimbau anggotanya supaya menggunakan pupuk seefisien mungkin sehingga tidak terjadi pemborosan.

Akan tetapi tenaga ahli untuk pembinaan usahatani anggota KUD Harta sangat kurang. Hal ini menjadi perhatian utama bagi pihak KUD Harta dalam memberitahukan inovasi maupun teknologi baru.

Selain penggunaan sarana produksi, KUD Harta juga sangat menghimbau para anggotanya untuk menjual produksinya ke KUD Harta demi kepentingan bersama. Akan tetapi persaingan dengan agen maupun PKS (Penampung Kelapa Sawiit) yang berada di sekitar wilayah KUD Harta sangat mengganggu terhadap kinerja KUD Harta. Hal ini disebabkan para agen maupun PKS tersebut mampu memberikan harga naik lebih sedikit dari harga TBS yang ditetapkan oleh KUD Harta. Sehingga banyak anggota memilih untuk menjual produksinya di luar KUD Harta yang menyebabkan kerugian bagi pihak KUD tersebut.

Ketersediaan Sarana Produksi Di KUD Harta Bibit

Kelapa sawit di daerah penelitian merupakan tanaman yang menghasilkan (TM). Dimana penanaman kelapa sawit ini bersifat monokultur, hal ini dikarenakan pada saat tanaman telah menghasilkan (4-5 tahun) tanaman sudah relatif tinggi.

Menurut Mustafa 2004 dalam bukunya menyatakan bahwa keberhasilan suatu usahatani perkebunan kelapa sawit antara lain ditentukan oleh faktor bahan


(50)

tanaman atau bibit yang memiliki sifat sifat unggul. Bibit yang unggul akan menjamin suatu pertumbuhan yang baik dan tingkat produksi yang tinggi apabila perlakuan dilaksanakan secara optimal.

Di daerah penelitian, bibit yang digunakan oleh petani sampel diperoleh dari KUD Harta. Untuk memperoleh bibit yang tahan terhadap penyakit biasanya memperoleh bantuan dari pemerintah ataupun instansi lain dalam penyediaannya. Adapun bibit yang tersedia di KUD Harta yaitu DP yang kualitasnya telah tersertifikasi.

Di daerah penelitian petani sampel melakukan penanaman kelapa sawit dengan sistem susunan penanaman berbentuk segitiga sama sisi dimana merupakan yang paling ekonomis karena untuk tiap hektar lahan kelapa sawit dapat memuat 143 pokok kelapa sawit. Jarak tanam yang digunakan petani sampel adalah 9 x 9 x 9 m.

Adapun jumlah bibit yang digunakan oleh petani sampel di daerah penelitian untuk tiap hektarnya adalah 143 pokok. Distribusi penggunaan bibit oleh petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 9 ini.

Tabel 9. Jumlah penggunaan bibit oleh petani sampel di daerah penelitian. Luas Lahan (Ha) Jumlah bibit/Ha Total bibit

125.8 Ha 143 pokok 17989 pokok

Sumber: Data diolah dari Lampiran 3.

Bibit yang digunakan oleh petani sampel di daerah penelitian seluruhnya diperoleh dari KUD Harta. Adapun harga bibit di KUD Harta relatif lebih murah dari luar KUD yakni Rp 15.000/ pokok, sedangkan dari luar KUD dapat mencapai Rp 25.000/pokok. Sarana produksi bibit mencukupi untuk usahatani kelapa sawit rakyat di daerah penelitian.


(51)

Pupuk

Menurut Mustafa, 2004 pemupukan merupakan salah satu tindakan perawatan tanaman yang sangat penting artinya. Tujuan pemupukan adalah menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Beberapa jenis pupuk yang sering digunakan antara lain Urea, TSP, KCl, Kieserite, dan Borax. Jika tanaman kelapa sawit kekurangan unsur hara tersebut akan menghambat pertumbuhhan kelapa sawit sehingga tanaman kelapa sawit menjadi kerdil dan berproduksi rendah. Dosis pemupukan untuk masing-masing tempat saling berbeda dari tingkat kesuburan tanahnya.

Di daerah penelitian pupuk yang disediakan oleh KUD Harta antara lain Urea, TSP, KCl (MOP), Kieserite, dan Borax. Harga pupuk di KUD Harta relatif lebih murah dibandingkan toko pertanian lainnya, dimana pupuk yang tersedia di KUD Harta merupakan pupuk subsidi yang berasal dari pemerintah. Akan tetapi, selain pupuk bersubsidi KUD Harta juga melayani penjualan pupuk non subsidi.

Adapun perbandingan harga pupuk subsidi dan non subsidi di KUD Harta yang ada di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Perbandingan daftar harga pupuk di daerah penelitian. No Jenis pupuk Harga pupuk subsidi

(Rp/Sak)

Harga non subsidi (Rp/Sak)

1 Urea 75.000 250.000

2 TSP 120.000 300.000

3 MOP 125.000 250.000

4 Kieserite 30.000 70.000

5 Borate 17.000 40.000

Sumber : KUD Harta

Petani sampel di Kecamatan Selesai melakukan pemupukan sekali atau dua kali setahun yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.


(52)

Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk secara merata di sekeliling piringan pokok.

Di daerah penelitian, petani sampel memberikan pupuk Urea terhadap tanaman kelapa sawit dengan dosis 1-2 kg/pokok/sampel. Sedangkan penggunaan pupuk TSP terhadap kelapa sawit dengan dosis 0,5 kg – 2 kg / pokok/sampel. Penggunaan pupuk MOP terhadap kelapa sawit yaitu dengan cara menaburkan di sekitar keliling pinggiran dengan dosis 1- 2 kg/ pokok/sampel. Penggunaan pupuk Kiesrite dengan dosis 0,5-2 kg/ pokok/sampel. Pupuk Borate sangatlah jarang digunakan oleh petani sampel dan dosis yang diberikan hanya 0.05-0.1 kg/pokok.

Untuk penggunaan pupuk di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. Penggunaan pupuk di daerah penelitian

No Jenis Pupuk Range Dosis Pupuk/Pokok

1 Urea 1-2 Kg/Pokok

2 TSP 0.5-2 Kg/Pokok

3 MOP 1-2 Kg/Pokok

4 KIESRITE 0.5-2 Kg/Pokok

5 BORATE 0.05-0.1 Kg/Pokok

Sumber :Data diolah dari lampiran 3

Ketersediaan pupuk subsidi di KUD Harta akhir akhir ini sangat terbatas. Hal ini sangat mengganggu terhadap produksi anggotanya. Pupuk subsidi yang tersedia di KUD Harta tidak dapat memenuhi sepenuhnya kebutuhan anggotanya. Pihak koperasi selalu berusaha untuk mendapatkan stock pupuk, akan tetapi dari pihak distributor kurang memperhatikan KUD Harta. Dalam penyaluran pupuk subsidi kepada anggotanya, KUD Harta berusaha memberikan secara merata apabila persediaan pupuk subsidi terbatas. Pupuk subsidi yang ada di koperasi yakni tersedia tetapi tidak mencukupi.


(53)

Obat obatan

Menurut Mustafa, 2004 serangan hama dan penyakit adalah salah satu faktor yang dapat menurunkan produksi kelapa sawit. Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan cara mekanis misalnya dengan memotong bagian tanaman yang terserang, cara biologis dengan memelihara predator alami, dan cara kimia dengan menggunakan obat-obatan.

Di daerah penelitian, pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan pembabatan, pemotongan dan pembakaran. Sedangkan penggunaan obat obatan dilakukan dengan melihat gejala gejala yang timbul. Hanya sebagian petani sampel yang menggunakan obat obatan Karena penggunaan obat obatan memberikan dampak yang sangat buruk terhadap kesehatan petani begitu juga terhadap tanaman kelapa sawit.

Adapun jenis obat obatan yang sering digunakan petani sampel di daerah penelitian adalah Gramaxone, Semar, Round Up. Petani sampel di daerah penelitian mendapatkan obat obatan dari KUD Harta.

Untuk penggunaan sarana produksi obat obatan yang digunakan petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini.

Tabel 12. Distribusi penggunaan obat obatan oleh petani sampel di daerah penelitian.

No Jenis Obatan Range dosis/Ha (Liter) Rataan

1 Gramaxone 0 – 4 1.73

2 Semar 0 – 5 1.83

3 Round up 0 – 5 2.76


(54)

Panen

Dalam setiap proses produksi akan menghasilkan produksi, dimana produksi itu akan diambil atau dipanen oleh petani. Kelapa sawit biasanya berbuah setelah berumur 2.5-3 tahun. Kelapa sawit di daerah penelitian merupakan tanaman menghasilkan (TM).

Para petani melakukan pemanenan 2 kali dalam sebulan (sekali 2 minggu). Sedangkan untuk cara pemanenan digunakan egrek atau kampak karena tanaman sudah tinggi. TBS yang telah dipanen kemudian dikumpulkan dan dibawa ke timbangan.

Dalam menjalankan fungsinya, KUD Harta juga melaksanakan unit jual beli TBS (Tandan Buah Segar). KUD Harta menampung produksi anggotanya dengan harga standart pabrik. Akan tetapi persaingan dengan agen di luar KUD menjadi kendala bagi KUD Harta. Para anggota juga banyak menjual produksinya di luar KUD, dimana harga yang ditawarkan oleh agen hanya selisih Rp100-Rp150. Hal ini sangat mengganggu terhadap kinerja KUD Harta dan sangat merugikan pihak KUD Harta.

Dalam mengangkut hasil panennya, KUD Harta juga menyediakan jasa transportasi yaitu dikenakan biaya Rp 25-30/Kg TBS. Selain jasa transportasi, KUD Harta juga menyediakan jasa penimbangan dan dikenakan biaya Rp 5-10/Kg TBS.


(55)

Pendistribusian Sarana Produksi Oleh KUD Harta

Berdasarkan fungsi KUD, menurut Edilius dan Sudarsono (1993) KUD sebagai koperasi serba usaha yang meliputi semua bidang kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan seperti pertanian, perikanan, peternakan, KUD juga melaksanakan fungsi fungsi:

1. Perkreditan,

2. Penyediaan dan penyaluran sarana produksi serta barang barang keperluan sehari hari.

3. Pengolahan dan pemasaran hasil produksi, 4. Dan kegiatan perekonomian lainnya.

Pupuk yang berada di KUD Harta merupakan pupuk bersubsidi dari pemerintah dan non subsidi. KUD Harta bekerja sama dengan pihak distributor seperti PUSRI. KUD Harta melaksanakan penyediaan dan pendistribusian sarana produksi kepada anggotanya. Dalam pendistribusian sarana produksi KUD memberikan keringanan kepada para anggotanya.

Apabila anggotanya tidak mempunyai modal untuk membeli sarana produksi secara tunai, maka KUD Harta memberikan kredit kepada anggotanya. Anggota dapat membayarnya dengan cara mencicil dan bahkan ketika mereka panen.

Akhir akhir ini pupuk subsidi sangat sulit didapatkan oleh para petani, baik dari segi jumlah maupun harga yang sangat mahal. KUD Harta juga sulit untuk memperoleh pupuk bersubisidi dan stocknya sangat terbatas. Dalam pemenuhan keinginan anggota untuk usahataninya, maka KUD Harta memberikan kebijakan yaitu dengan memberikan pupuk subsidi secara merata kepada anggotanya. Selain


(56)

pupuk subsidi, KUD Harta juga menyediakan pupuk non subsidi, akan tetapi harganya lebih mahal dibanding pupuk subsidi.

Selain menyalurkan sarana produksi, KUD Harta juga menampung pemasaran produksi anggotanya. Harga yang diberikan KUD Harta yaitu Rp 1.050/Kg. Akan tetapi persaingan dengan agen agen dan Penampung Kelapa Sawit (PKS) di sekitar wilayah KUD Harta sangat menggangu terhadap KUD Harta. Hal ini disebabkan para agen tersebut berani menampung produksi kelapa sawit di atas harga yang diberikan KUD Harta. Sehingga banyak anggota KUD menjual produksinya di luar KUD.

Pengaruh Penggunaan Saprodi Terhadap Produksi Kelapa Sawit. Regresi Non Linear (Cobb-Douglass) per Hektar

Pengaruh sarana produksi terhadap produksi kelapa sawit usahatani kelapa sawit dianalisis melalui model regresi Non linear (Cobb-Douglass). Dalam analisis regresi non linear (Cobb-bouglass) yang menjadi variabel bebas adalah : X1 = Bibit (pokok)

X2 = Pupuk (Kg)

X3 = Obat obatan (Liter) X4 = Tenaga kerja (HKP)

Pengaruh penggunaan sarana produksi terhadap jumlah produksi dapat diperoleh dengan mengubah semua data input menjadi satu hektar. Sehingga sarana produksi jumlah bibit (X1) tidak masuk dalam persamaan karena semua angkanya sama yaitu 143 pokok. Sehingga ada 3 variabel bebas yang ikut dalam regresi ini yaitu X2(Pupuk) ,X3 (Obat obatan) dan X4 (curahan tenaga kerja).


(57)

Dari hasil regresi non linear (Cobb-Douglass) per hektar diperoleh sebagai berikut:

Tabel 13. Hasil regresi non linear (Coob-Douglass)/hektar Variabel Koefisien

Regresi

Std. Errors t-hitung Significan Jumlah Pupuk

Jumlah Obat obatan Tenaga kerja Konstanta 0.137 0.007 0.430 2.963 0,052 0.033 0.106 3,336 0.219 4.040 * tn * R2 t-tabel (0,05) F ratio Fα (0.05)

0,630 1,71 14.774 3,59

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 9)

Ket; tn = tidak nyata

* = nyata pada taraf 95%

Dari hasil regresi linear berganda per hektar dapat ditulis persamaan berikut: Y = 2.963X20.173 X30.007X40.106

T –hit = 3,336 0,219 4.040

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa secara serempak sarana produksi berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari nilai F-hit = 14.774 lebih besar dibandingkan dengan nilai F-tabel (0,05) = 3,59 yang berarti bahwa hipotesis (H1) diterima yakni ada pengaruh penggunaan sarana produksi dari KUD terhadap prooduksi kelapa sawit rakyat. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.630 berarti bahwa hanya 63 % perubahan produksi dapat dipengaruhi oleh penggunaan sarana produksi, sedangkan 37 % lagi diterangkan oleh variabel di luar model ini.


(58)

Sedangkan secara parsial sarana produksi pupuk (X2) berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hit sarana produksi pupuk yaitu 3,336 pada X2 yang lebih besar dari nilai t-tabel (0,05) = 1,71 yang berarti bahwa hipotesis (H1) diterima. Pupuk berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi hal ini dikarenakan pupuk mengandung senyawa organik maupun unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman kelapa sawit untuk dapat meningkatkan mutu dan produksi kelapa sawit. Dengan pemberian pupuk yang sesuai dan tepat maka akan mempengaruhi produksi kelapa sawit..

Sedangkan untuk obat obatan (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hit sarana produksi obat-obatan yaitu 0,219 pada X3 yang lebih kecil dari nilai t-tabel (0,05) = 1,71 yang berarti bahwa hipotesis (H1) ditolak.

Pencurahan tenaga kerja (X4) berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hit tenaga kerja (X4) yaitu 4,040 pada X4 yang lebih besar dari nilai t-tabel (0,05) = 1,71. Yang berarti bahwa hipotesis (H1) diterima. Tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam usahatani kelapa sawit baik dalam pemupukan, penyiangan, penyemprotan dan pemanenan. Dengan pencurahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi kelapa sawit.


(59)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

a. Terdapat KUD Harta di daerah penelitian karena perlu dibentuk suatu lembaga perekonomian desa yakni KUD agar dapat melaksanakan fungsinya yakni melayani kebutuhan-kebutuhan sosial ekonomi anggota seperti: Simpan Pinjam, Pupuk, Sembako, Saprodi, Transport TBS dll.

b. Penyuluhan terhadap usahatani kelapa sawit di daerah penelitian sangat jarang dan tenaga ahli untuk pembinaan anggota KUD Harta masih kurang.

c. Sarana produksi di KUD Harta khususnya pupuk subsidi yaitu tersedia akan tetapi tidak mencukupi kebutuhan keinginan anggotanya.

d. Pendistribusian sarana produksi oleh KUD Harta kepada anggotanya dapat dilakukan secara merata. Para anggota dapat membeli sarana produksi di KUD Harta dengan harga lebih murah dibanding dengan toko pertanian lainnya. Selain itu petani juga dapat membayarnya secara kredit.

e. Secara serempak sarana produksi dari KUD berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit, secara parsial jumlah pupuk (X2) dan pencurahan tenaga kerja (X4) berpengaruh nyata terhadap hasil produksi kelapa sawit sedangkan obat obatan (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit.


(60)

Saran

a. Kepada petani

- Sebagai anggota KUD diharapkan petani untuk dapat lebih aktif lagi dalam berorganisasi demi kepentingan bersama.

- Penggunaan sarana produksi sebaiknya sesuai dengan anjuran agar produksi lebih meningkat.

b. Kepada KUD.

- KUD Harta diharapkan agar lebih memperhatikan kesejahteraan angotanya yaitu dengan penyediaan sarana produksi yang dibutuhkan oleh anggota. - KUD Harta supaya lebih meningkatkan potensi yang telah dicapai. c. Kepada Pemerintah

- Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih menggalakkan kegiatan penyuluhan terhadap usahatani kelapa sawit rakyat.

- Pemerintah melalui Dinas Perkoperasian dan UKM serta instansi terkait lainnya perlu memperhatikan kesejahteraan petani dan mendorong KUD Harta untuk dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya yaitu dengan membantu penyediaan sarana produksi. Pemerintah juga perlu menggalakkan kegiatan penyuluhan untuk usahatani kelapa sawit demi kesejahteraan masyarakat.

d. Kepada Mahasiswa

Dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang Evaluasi Perkembangan KUD dan Pengaruhnya terhadap Kesejahteraan Anggotanya sehingga dapat menambah wawasan dan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin. S, 1997, “Koperasi dan Pembangunan Desa.”, Fakultas Ekonomi USU,Medan.

BPS, 2004, “Produksi Kelapa Sawit Sumatera Utara.”, Medan.

Chaniago .A dan I. Sirodjudin, 1994, “Koperasi Unit Desa (KUD)”, Penerbit Angkasa, Bandung.

Direktorat Penyuluhan Koperasi, 1984, “Pengetahuan Perkoperasian”, Departemen Koperasi, Jakarta.

Edilius dan Sudarsono, 1993, “ Koperasi Dalam Teori dan Praktek.”, Rineka Cipta, Jakarta.

Firdaus. M dan Susanto.A.E, 2002, “ Perkoperasian: Sejarah, Teoridan Praktek.”, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Hagul P, 1992, “Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat.”, Rajawali Press, Jakarta.

Hasan, M. 2002, “Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.” Jakarta, Ghalia Indonesia.

Kartasapoetra .G, dkk, 2001, “Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.” Rineke Cipta, Jakarta.

Mardikanto T,Ir, 1992, ”Penyuluhan Pembangunan Pertanian.” Sebelas Maret University Press, Surakarta.

Mustafa .H, 2004, “Teknik Berkebun Kelapa Sawit”, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.

Nasution. M, 2002, “Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan Untuk Agroindustri.” , IPB Press, Bogor.

Setyamidjaja. E, 1991, “Budidaya Kelapa Sawit.”, Kanisius, Jakarta. Sunaryojogi, 1997, “ Koperasi.”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tohir, K.A, 1991, ”Seuntai Pengetahuan Tentang Usahatani Indonesia”. Bina Aksara Jakarta


(62)

Widiyanti dan Sunindhia, 1992, “Koperasi dan Perekonomian Indonesia.”, PT. Rineke Cipta, Jakarta.


(63)

Mulai

Pembukaan lahan

Pembuatan menara sumber air

Pemasangan tabung marihot dan instalasi irigasi tetes

Persiapan media tanam tanaman selada

Penanaman dan budidaya tanaman selada

Pengambilan data

Perhitungan data-data yang diperoleh

Analisis data Berfungsi

Selesai

LAMPIRAN

Lampiran 1. Flow chart penelitian

Perencanaan dalam pembuatan jaringan irigasi tetes

Ya

Tidak


(1)

Sedangkan secara parsial sarana produksi pupuk (X2) berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hit sarana produksi pupuk yaitu 3,336 pada X2 yang lebih besar dari nilai t-tabel (0,05) = 1,71 yang berarti bahwa hipotesis (H1) diterima. Pupuk berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi hal ini dikarenakan pupuk mengandung senyawa organik maupun unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman kelapa sawit untuk dapat meningkatkan mutu dan produksi kelapa sawit. Dengan pemberian pupuk yang sesuai dan tepat maka akan mempengaruhi produksi kelapa sawit..

Sedangkan untuk obat obatan (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hit sarana produksi obat-obatan yaitu 0,219 pada X3 yang lebih kecil dari nilai t-tabel (0,05) = 1,71 yang berarti bahwa hipotesis (H1) ditolak.

Pencurahan tenaga kerja (X4) berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hit tenaga kerja (X4) yaitu 4,040 pada X4 yang lebih besar dari nilai t-tabel (0,05) = 1,71. Yang berarti bahwa hipotesis (H1) diterima. Tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam usahatani kelapa sawit baik dalam pemupukan, penyiangan, penyemprotan dan pemanenan. Dengan pencurahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi kelapa sawit.


(2)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

a. Terdapat KUD Harta di daerah penelitian karena perlu dibentuk suatu lembaga perekonomian desa yakni KUD agar dapat melaksanakan fungsinya yakni melayani kebutuhan-kebutuhan sosial ekonomi anggota seperti: Simpan Pinjam, Pupuk, Sembako, Saprodi, Transport TBS dll.

b. Penyuluhan terhadap usahatani kelapa sawit di daerah penelitian sangat jarang dan tenaga ahli untuk pembinaan anggota KUD Harta masih kurang.

c. Sarana produksi di KUD Harta khususnya pupuk subsidi yaitu tersedia akan tetapi tidak mencukupi kebutuhan keinginan anggotanya.

d. Pendistribusian sarana produksi oleh KUD Harta kepada anggotanya dapat dilakukan secara merata. Para anggota dapat membeli sarana produksi di KUD Harta dengan harga lebih murah dibanding dengan toko pertanian lainnya. Selain itu petani juga dapat membayarnya secara kredit.

e. Secara serempak sarana produksi dari KUD berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit, secara parsial jumlah pupuk (X2) dan pencurahan tenaga kerja (X4) berpengaruh nyata terhadap hasil produksi kelapa sawit sedangkan obat obatan (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit.


(3)

Saran

a. Kepada petani

- Sebagai anggota KUD diharapkan petani untuk dapat lebih aktif lagi dalam berorganisasi demi kepentingan bersama.

- Penggunaan sarana produksi sebaiknya sesuai dengan anjuran agar produksi lebih meningkat.

b. Kepada KUD.

- KUD Harta diharapkan agar lebih memperhatikan kesejahteraan angotanya yaitu dengan penyediaan sarana produksi yang dibutuhkan oleh anggota. - KUD Harta supaya lebih meningkatkan potensi yang telah dicapai.

c. Kepada Pemerintah

- Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih menggalakkan kegiatan penyuluhan terhadap usahatani kelapa sawit rakyat.

- Pemerintah melalui Dinas Perkoperasian dan UKM serta instansi terkait lainnya perlu memperhatikan kesejahteraan petani dan mendorong KUD Harta untuk dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya yaitu dengan membantu penyediaan sarana produksi. Pemerintah juga perlu menggalakkan kegiatan penyuluhan untuk usahatani kelapa sawit demi kesejahteraan masyarakat.

d. Kepada Mahasiswa

Dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang Evaluasi Perkembangan KUD dan Pengaruhnya terhadap Kesejahteraan Anggotanya sehingga dapat menambah wawasan dan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin. S, 1997, “Koperasi dan Pembangunan Desa.”, Fakultas Ekonomi USU,Medan.

BPS, 2004, “Produksi Kelapa Sawit Sumatera Utara.”, Medan.

Chaniago .A dan I. Sirodjudin, 1994, “Koperasi Unit Desa (KUD)”, Penerbit Angkasa, Bandung.

Direktorat Penyuluhan Koperasi, 1984, “Pengetahuan Perkoperasian”, Departemen Koperasi, Jakarta.

Edilius dan Sudarsono, 1993, “ Koperasi Dalam Teori dan Praktek.”, Rineka Cipta, Jakarta.

Firdaus. M dan Susanto.A.E, 2002, “ Perkoperasian: Sejarah, Teoridan Praktek.”, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Hagul P, 1992, “Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat.”, Rajawali Press, Jakarta.

Hasan, M. 2002, “Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.” Jakarta, Ghalia Indonesia.

Kartasapoetra .G, dkk, 2001, “Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.” Rineke Cipta, Jakarta.

Mardikanto T,Ir, 1992, ”Penyuluhan Pembangunan Pertanian.” Sebelas Maret University Press, Surakarta.

Mustafa .H, 2004, “Teknik Berkebun Kelapa Sawit”, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.

Nasution. M, 2002, “Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan Untuk Agroindustri.” , IPB Press, Bogor.

Setyamidjaja. E, 1991, “Budidaya Kelapa Sawit.”, Kanisius, Jakarta. Sunaryojogi, 1997, “ Koperasi.”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(5)

Widiyanti dan Sunindhia, 1992, “Koperasi dan Perekonomian Indonesia.”, PT. Rineke Cipta, Jakarta.


(6)

Mulai

Pembukaan lahan

Pembuatan menara sumber air

Pemasangan tabung marihot dan instalasi irigasi tetes

Persiapan media tanam tanaman selada

Penanaman dan budidaya tanaman selada

Pengambilan data

Perhitungan data-data yang diperoleh

Analisis data Berfungsi

Selesai

LAMPIRAN

Lampiran 1. Flow chart penelitian

Perencanaan dalam pembuatan jaringan irigasi tetes

Ya

Tidak