KOHESIVITAS KELUARGA PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERTEMPAT TINGGAL TERPISAH.

(1)

KOHESIVITAS KELUARGA PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERTEMPAT TINGGAL TERPISAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Antropologi

OLEH:

ANTA YOLANDA LESTARI NIM. 3133322012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL


(2)

ABSTRAK

Anta Yolanda Lestari, NIM:3133322012, Kohesivitas Keluarga pada Pasangan Suami Istri yang Bertempat Tinggal Terpisah, Skripsi. Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2017.

Setiap pasangan ingin hidup bersama dalam satu atap atau rumah namun beberapa keluarga harus tinggal terpisah dari pasangannya. Rasa sedih dan kesepian dialami oleh pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah. Terdapat banyak alasan satu mengapa pasangan suami istri lebih memilih untuk bertempat tinggal terpisah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah yang timbul pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah dan untuk mengetahui komunikasi suami istri yang bertempat tinggal terpisah agar tercipta kohesivitas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Ternyata faktor ekonomi dan faktor pekerjaan menjadi pemicu pasangan suami istri rela tinggal terpisah. Ketika tinggal terpisah pasangan suami istri akan menghadapi banyak masalah. Namun dengan adanya komunikasi interpersonal pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah dapat menciptakan, membina, dan mengubah hubungan menjadi lebih baik. Terdapat beberapa masalah yang dilami oleh pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah. Pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah juga memiliki perbedaan dalam memenuhi fungsi keluarga,namun pasangan seperti ini memiliki cara sendiri untuk tetap dapat mempertahankan kohesivitas dalam keluarganya. Walau terjadi banyak masalah namun ketika komuniksi dan rasa percaya diterapkan dalam kehidupan maka akan mengurangi rasa khwatir pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah. Pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah juga memiliki media khusus untuk tetap dapat berkomunikasi dan tentu berbeda dengan pasangannya.

Key words : Kohesivitas, Komunikasi, Interpersonal.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia yang diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Kohesivitas Keluarga pada Pasangan Suami Istri yang Bertempat Tinggal Terpisah”

Penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial 3. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Antropologi sekaligus dosen Penguji II yang memberikan saran dan bimbingan dalam penulisan skripsi.

4. Bapak Bakhrul Khair Amal, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan semangat dan motivasi agar dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi.

5. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberi motivasi dan arahan dalam mengikuti perkuliahan

6. Bapak Muhammad Iqbal, M.Si selaku dosen penguji III ,Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si, selaku dosen penguji II, dan Ibu Noviy Hasanah, M.Hum selaku dosen penguji I.

7. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Antropologi. Terimakasih atas didikan dan pengajarannya selama ini.


(4)

8. Ayahanda Hamid Midian Aritonang dan Ibu Tercinta Listra Debora Ketaren yang senantiasa memberikan cinta, kasih sayang dan dukungan baik material maupun non material dan membantu penulis selama penelitian serta senantiasa memberikan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan dapat menyelesaikan perkuliahan ini.

9. Adikku tersayang Pandu Philifus Aritonang yang memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Opung sayang yang tercinta yang memberi dukungan dan doa. 11.Sahabat kecil penulis Manis Ucing Pandita yang selalu menghibur

hati.

12.Sahabat-sahabat terbaik penulis: Erwita Febrina Siahan, Lydia Sari Hutagalung dan Okta Harni tumanggor yang selalu ada suka dan duka.

13.Teman-teman kelas B ekstensi 2013 yang memberikan kenangan indah selama ini, memotivasi dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

14.Teman-teman PPLT dan Siswa siswi SMP PGRI 3 Medan Marelan yang selalu mengingat penulis.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi yang membacanya.

Medan, April 2017 Penulis

Anta Yolanda Lestari 3133322012


(5)

DAFTAR ISI

Abstrak ... ... i

Kata Pengantar... ... ii

Daftar isi ... ... iv

Daftar Tabel……….. vii

Daftar Gambar ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 4

1.5 Tujuan Penelitian ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Kajian Pustaka ... 6

2.2 Kerangka Teori ... 19

2.2.1. Teori Struktural Fungsionalis. ... 19

2.2.2 Teori Komunikasi Interpersonal. ... 20

2.3 Kerangka Konseptual ... 22

2.4 Kerangka Berfikir ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29


(6)

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 30

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.5 Teknik Analisa Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33

4.1.1. Lokasi Penelitian ... 33

4.1.2Profil Keluarga Informan ... 37

4.2 Teori Fungsional Struktural dan Pasangan Suami Istri yang bertempat tinggal Terpisah ... 63

4.3 Teori Komunikasi Interpersonal pada pasangan Suami istri yang bertempat tinggal terpisah ... 64

4.4 Faktor- Faktor Yang Menyebabkan Pasangan Suami Istri Bertempat Tinggal Terpisah. ... 65

4.4.1. Tuntutan Ekonomi ... 65

4.4.2. Tuntutan Pekerjaan ... 66

4.5 Masalah yang timbul pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah... 67

4.6 Faktor- Faktor Yang Mendukung Kohesivitas Pasangan Suami IstrI Bertempat Tinggal Terpisah. ... 70

1. Komunikasi Antara Pasangan Suami Istri yang Bertempat Terpisah ... 70

2. Komunikasi Antara Ayah ( pihak yang terpisah ) Dengan Anak... 71

v i


(7)

3. Pemenuhan Fungsi –Fungsi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri

Yang Bertempat Tinggal Terpisah... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 85

5.1Kesimpulan... 85

5.2 Saran... 86

DAFTAR PUSTAKA... ... ix

LAMPIRAN... xii


(8)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Teori Skripsi ... ... 11

2. Tabel 1.2 Teori Jurnal ... 17

3. Tabel 4.1 Luas Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per Km2 di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2015... 35

4. Tabel 4.2 Jumlah Dusun/Lingkungan, RT, RW dan Banyaknya Perangkat Desa/Kelurahan di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2015 . 36 5. Tabel 4.3 Teori Fungsional-struktural pada pasangan Suami istri yang bertempat tinggal terpisah ... 63

6. Tabel 4.4 Teori Komunikasi Interpersonal pada pasangan Suami istri yang bertempat tinggal terpisah ... 64

7. Tabel 4.5 Faktor- Faktor Yang Menyebabkan Pasangan Suami Istri Bertempat Tinggal Terpisah ... 67

8. Tabel 4.6 Fungsi Afeksi ... 73

9. Tabel 4.7 Fungsi Biologis ... 75

10.Tabel 4.8 Fungi Ekonomi ... 76

11.Tabel 4.9 Fungsi Pendidikan... 78

12.Tabel 4.10 Fungsi Sosialisasi ... 79

13.Tabel 4.11 Fungsi Agama ... 80

14.Tabel 4.12 Fungsi Perlindungan ... 82

15.Tabel 4.13 Fungsi Rekreasi... 83


(9)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 4.1 Sketsa Peta Kecamatan Lubuk Pakam ... ... 34

2. Gambar 4.2 Informan 1 Emiati Br. Sitepu ... 41

3. Gambar 4.3 Informan 2 Beru Menda ... 44

4. Gambar 4.4 Informan 3 Jakup Sebayang ... 49

5. Gambar 4.5 Informan 4 Bunga Tinambunan ... 53

6. Gambar 4.6 Informan 5 Alemina ... 57

7. Gambar 4.7 Informan 6 Ratna ... 58


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Setiap manusia pasti membutuhkan orang lain untuk hidup contohnya berinteraksi. Setiap manusia membutuhkan teman untuk saling berinteraksi untuk saling bertukar pendapat. Hal ini dikarenakan manusia membutuhkan rasa untuk dicintai dan dimiliki. Membina hubungan rumah tangga tidak hanya dapat mengandalkan cinta atau kasih sayang.

Kebutuhan pasangan dan keluarga lainnya untuk kelangsungan hidup juga harus terpenuhi dengan baik. Salah satu hal yang sering dialami setiap keluarga adalah permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi menjadi tantangan bagi setiap orang yang harus rela meninggalkan keluarganya demi memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga. Belakangan ini semakin banyak kasus pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah dan harus melakukan pernikahan jarak jauh karena alasan ekonomi.

Waskito (2011) mengatakan suami-istri terkadang harus tinggal terpisah karena tugas dalam jangka waktu yang cukup lama, mengakibatkan masing-masing pihak akan merasakan kesepiaan. Kesepian yang dialami oleh setiap


(11)

2

pasangan akan membuat mereka bertambah sedih ketika masalah-masalah yang mereka hadapi harus mereka lalui tanpa kehadiran pasangannya.

Kehidupan beberapa anggota keluarga yang kurang beruntung yang harus tinggal terpisah dengan anggota keluarganya. Frekuensi waktu untuk kebersamaan yang dimiliki oleh keluarga ada pasangan suamistri yang bertempat tinggal terpisah jauh lebih sedikit. Beberapa diantaranya harus berpisah cukup lama. Dimulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Hal ini menjadi kekhawatiran oleh setiap keluarga karena tanpa pengawasan salah satu anggota keluarganya harus tinggal terpisah dari anggota keluarga lainnya.

Menjalani kondisi yang terpisah dari keluarga dan harus menjalani aktivitas sendiri tanpa adanya keluarga yang menemani membuat seseorang merasa kesepian. Walaupun teknologi zaman sekarang telah yang menyajikan berbagai kecanggihan mempermudah komunikasi setiap pasangan yang bertempat tinggal terpisah namun tetap memiliki keterbatasan akan hal-hal tertentu. Keinginan untuk bertemu seperti rekreasi, makan bersama, nonton bersama menjadi hal yang sulit dicapai.

Kurangnya kebutuhan akan perilaku kasih dan sayang yang dapat dirasakan secara nyata sebagai penyaluran rasa sayang dapat memicu perasaan kesepian diantara suami dan istri. Komunikasi suami istri jarak jauh pada keluarga dan permasalahan permasalahan yang harus dihadapi memang menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Ketika suami istri bertempat tinggal terpisah akan banyak


(12)

3

yang akan mengganggu keharmonisan keluarga bahkan keutuhan sebuah keluarga.

Adanya tindakan pasangan yang rela meninggalkan keluarganya dapat melanjutkan kehidupan setiap anggota keluarga. Sehingga hal ini tentu akan menjadikan keluarga tetap kohesi walaupun salah satu anggota pasangan berada pada tempat tinggal yang terpisah dari keluarganya. Permasalahan ini akan memicu terjadi perceraian terhadap rumah tangga yang tempal tinggalnya berpisah. Namun setiap keluarga harus tetap bisa menjaga kohesivitas di dalam keluarganya. Maka berdasarkan hal-hal diatas peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Kohesivitas keluarga pada pasangan suami istri

yang bertempat tinggal terpisah”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan masalah-masalah yang ditemukan di defenisikan sebagai berikut :

1. Kurangnya komunikasi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

2. Kurangnya kebersamaan keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

3. Tingginya kemungkinanan terjadinya perceraian pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.


(13)

4

1.3 Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut, maka penelitian akan dibatasi yaitu tentang :

1. Masalah yang timbul pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

2. Komunikasi suami istri yang bertempat tinggal terpisah agar tetap kohesif.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah peneliti uraikan tersebut maka penulis merumuskan masalah yaitu :

1. Apa masalah yang timbul pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah?

2. Bagaimana komunikasi suami istri yang bertempat tinggal terpisah agar tetap kohesi?

1.5 Tujuan Penelitian


(14)

5

2. Untuk mengetahui komunikasi suami istri yang bertempat tinggal terpisah agar tetap kohesi.

1.6 Manfaat Penelitian

Memperoleh gambaran bagaimana dan dapat dijadikan bahan pengetahuan dan informasi tentang kohesivitas keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

Selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk mengembangkan dan memperkaya khasanah teoritis mengenai kohesivitas keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.


(15)

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas diatas maka penulis menemukan kesimpulan bahwa tuntutan ekonomi dan tuntutan pekerjaan menjadi alasan pasangan suami istri bertempat tinggal terpisah. Pada tuntutan ekonomi yang menjadi kebutuhan dasar adalah hal yang harus dipenuhi, biaya persekolahan anak, dan pengeluaran lainnya membuat bingung setiap keluarga. Setiap pasangan bekerja keras agar dapat menyambung kehidupannya juga anggota keluarga. Bertempat tinggal terpisah pun akhirnya menjadi sebuah pilihan yang dipilih untuk sebagian keluarga demi menyambung hidup.

Faktor pekerjaan juga menjadi salah satu faktor pasangan suami istri bertempat tinggal terpisah. Sekarang ini harga setiap kebutuhan melambung tinggi. Harga yang semakin naik menjadi masalah bagi setiap orang. Hal ini tentu menjadikan orang berlomba –lomba untuk mendapatkan posisi yang lebih baik dalam pekerjaan atau karier yang baik agar memperoleh tunjangan yang lebih tinggi pula guna menutup segara pengeluaran.


(16)

86

keluarga khawatir akan kelangsungan hidup keluarganya sehingga merelakan tinggal terpisah dari keluarga demi mendapatkan kehidupan yang lebih layak lagi.

Bertempat tinggal terpisah pada pasangan suami istri hal ini menjadi beban pemikiran setiap anggota keluarga. Sehingga pilihan berjauhan tempat tinggal dengan keluarga pun di tempuh demi memperoleh kehidupan yang lebih layak. Namun ada beberapa hal yang dapat tetap mempertahankan kohesivitas pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

Komunikasi antara pasangan suami istri bertempat tinggal terpisah yang intens sehingga dapat memantau keseharian pasangan walau berjauhan tempat tinggal. Lalu komunikasi antara ayah ( pihak yang terpisah ) dengan anak juga harus tetap berjalan dengan demikian hubungan antara anak dan ayah tetap berjalan dengan baik

Lalu pemenuhan fungsi –fungsi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah harus tetap terpenuhi dengan menggunakan media khusus agar tetap dapat menjalankan fungsi keluarga dengan baik misalnya seperti melaui media telepon walau tidak dapat dipungkiri banyak masalah-masalah yang terjadi pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah yang diantaranya:


(17)

87

1. Timbulnya Prasangka Negatif Pada Pasangan Suami Istri

2. Kekhawatiran terhadap anggota keluarga (anak atau istri) yang sedang sakit.

3. Kurangnya komunikasi tatap muka dengan anggota keluarga. 4. Kurangnya manajemen keuangan dalam keluarga.

5.2. Saran

Menjalani pernikahan jarak jauh menjadi tantangan tesendiri bagi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah. Namun pada keluarga pasangan suami istri yang berbeda tempat tinggal terpisah setiap masalah yang muncul harus dapat diatasi. Karena tinggal terpisah bukanlah suatu keinginan melainkan sebuah keterpaksaan dalam sebuah pilihan.

Komunikasi yang dilakukan dengan cara jarak jauh juga harus bisa teratasi dengan baik. Melalui media komunikasi yang canggih saat ini proses komunikasi tetap dapat teratasi. Walaupun tidak terjadi tatap wajah namun segala pesan verbal dapat tersampaikan sehingga tidak menjadi suatu masalah jika pasangan suami istri tinggal terpisah. Walaupun begitu sikap saling percaya terhadap pasangan harus tetap menjadi pegangan bagi setiap pasangan terutama pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Reny (2009) Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri Keluarga. Militer Dalam Menjaga Keutuhan dan Keharmonisan Perkawinan. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Cangara, Harfied. 2003.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Devito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antarmanusia edisi kelima (terjemahan). Pamulang : Karisma Publishing Group.

Feist, J. & Feist, G, J. 2008.Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Festinger, dkk. 1950. Social Pressures in Informal Groups; A Study of Human . Factors in Housing. New York: Harper and Brothers.

Geenberg. J. (2005). Managing Behavior in Orgaanization. New Jersey: Pearson Printice Hall.

Griffin, Emory A. 2003. A First Look at Communication Theory. Singapore : Mc Graw-Hill.

Hadisubrata. 1993. Keluarga Dalam Dunia Modern Tantangan Dan Pembinaannya. Jakarta: PT Bpk Gunung Mulia.

ix vi


(19)

Jones, Pip. 2009. Pengantar Teori-Teori Sosial, Dari Teori Fungsionalisme Hingga Postmodernisme. Jakarta: Yayasan obor.

Maylan, Penggie (2010) Faktor-Faktor yang Mendukung Kohesi Keluarga pada Pasangan Suami Istri yang Bertempat Tinggal Terpisah. Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bndung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2013. Harmonious Family Upaya Membangun Keluarga Harmonis. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Soekanto, Soerjono. 2002. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Rineka Cipta

Ritzer, George and Barry Smart (eds).2001. Handbook of Social Theory. London: SAGE Publication Ltd.

Qomariah, Nurul N (2015) Gambaran pernikahan Jarak Jauh. Skripsi. Yoyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Jurnal:


(20)

Rahmah, Eka. 2013. Keterbukaan Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri yang Berjauhan Tempat Tinggal. Ejournal. Volume 1. Nomor 2. (Diakses tanggal 20 Desember 2016)

Suciati. 2013. Kohesivitas Suami Istri dalam Mewujudkan Keharmonisan Rumah Tangga : Studi Kasus di Gunung Kidul Yogyakarta. Jurnal. (Diakses . tanggal 20 Desember 2016)

Internet:

Edratna.“Jikaterpaksaharus berjauhan”.https://edratna.wordpress.com/2011/07/16/ jika-terpaksa-harus-berjauhan/. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2016 Pukul 20.00

Eya,Ekasari.“ https://wolipop.detik.com/read/2011/11/03/081138/1758942/854/11-cara-atasi-masalah-dalam-pernikahan-jarak-jauh”. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2016 Pukul 20.30


(1)

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas diatas maka penulis menemukan kesimpulan bahwa tuntutan ekonomi dan tuntutan pekerjaan menjadi alasan pasangan suami istri bertempat tinggal terpisah. Pada tuntutan ekonomi yang menjadi kebutuhan dasar adalah hal yang harus dipenuhi, biaya persekolahan anak, dan pengeluaran lainnya membuat bingung setiap keluarga. Setiap pasangan bekerja keras agar dapat menyambung kehidupannya juga anggota keluarga. Bertempat tinggal terpisah pun akhirnya menjadi sebuah pilihan yang dipilih untuk sebagian keluarga demi menyambung hidup.

Faktor pekerjaan juga menjadi salah satu faktor pasangan suami istri bertempat tinggal terpisah. Sekarang ini harga setiap kebutuhan melambung tinggi. Harga yang semakin naik menjadi masalah bagi setiap orang. Hal ini tentu menjadikan orang berlomba –lomba untuk mendapatkan posisi yang lebih baik dalam pekerjaan atau karier yang baik agar memperoleh tunjangan yang lebih tinggi pula guna menutup segara pengeluaran.

Biaya kebutuhan untuk makan sehari-hari, biaya anak sekolah, sampai pada biaya pengeluaran lainnya. Tentu hal ini membuat setiap


(2)

86

keluarga khawatir akan kelangsungan hidup keluarganya sehingga merelakan tinggal terpisah dari keluarga demi mendapatkan kehidupan yang lebih layak lagi.

Bertempat tinggal terpisah pada pasangan suami istri hal ini menjadi beban pemikiran setiap anggota keluarga. Sehingga pilihan berjauhan tempat tinggal dengan keluarga pun di tempuh demi memperoleh kehidupan yang lebih layak. Namun ada beberapa hal yang dapat tetap mempertahankan kohesivitas pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

Komunikasi antara pasangan suami istri bertempat tinggal terpisah yang intens sehingga dapat memantau keseharian pasangan walau berjauhan tempat tinggal. Lalu komunikasi antara ayah ( pihak yang terpisah ) dengan anak juga harus tetap berjalan dengan demikian hubungan antara anak dan ayah tetap berjalan dengan baik

Lalu pemenuhan fungsi –fungsi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah harus tetap terpenuhi dengan menggunakan media khusus agar tetap dapat menjalankan fungsi keluarga dengan baik misalnya seperti melaui media telepon walau tidak dapat dipungkiri banyak masalah-masalah yang terjadi pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah yang diantaranya:


(3)

87

1. Timbulnya Prasangka Negatif Pada Pasangan Suami Istri

2. Kekhawatiran terhadap anggota keluarga (anak atau istri) yang sedang sakit.

3. Kurangnya komunikasi tatap muka dengan anggota keluarga. 4. Kurangnya manajemen keuangan dalam keluarga.

5.2. Saran

Menjalani pernikahan jarak jauh menjadi tantangan tesendiri bagi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah. Namun pada keluarga pasangan suami istri yang berbeda tempat tinggal terpisah setiap masalah yang muncul harus dapat diatasi. Karena tinggal terpisah bukanlah suatu keinginan melainkan sebuah keterpaksaan dalam sebuah pilihan.

Komunikasi yang dilakukan dengan cara jarak jauh juga harus bisa teratasi dengan baik. Melalui media komunikasi yang canggih saat ini proses komunikasi tetap dapat teratasi. Walaupun tidak terjadi tatap wajah namun segala pesan verbal dapat tersampaikan sehingga tidak menjadi suatu masalah jika pasangan suami istri tinggal terpisah. Walaupun begitu sikap saling percaya terhadap pasangan harus tetap menjadi pegangan bagi setiap pasangan terutama pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Reny (2009) Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri Keluarga. Militer Dalam Menjaga Keutuhan dan Keharmonisan Perkawinan. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Cangara, Harfied. 2003.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Devito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antarmanusia edisi kelima (terjemahan). Pamulang : Karisma Publishing Group.

Feist, J. & Feist, G, J. 2008.Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Festinger, dkk. 1950. Social Pressures in Informal Groups; A Study of Human . Factors in Housing. New York: Harper and Brothers.

Geenberg. J. (2005). Managing Behavior in Orgaanization. New Jersey: Pearson Printice Hall.

Griffin, Emory A. 2003. A First Look at Communication Theory. Singapore : Mc Graw-Hill.

Hadisubrata. 1993. Keluarga Dalam Dunia Modern Tantangan Dan Pembinaannya. Jakarta: PT Bpk Gunung Mulia.

ix vi


(5)

Jones, Pip. 2009. Pengantar Teori-Teori Sosial, Dari Teori Fungsionalisme Hingga Postmodernisme. Jakarta: Yayasan obor.

Maylan, Penggie (2010) Faktor-Faktor yang Mendukung Kohesi Keluarga pada Pasangan Suami Istri yang Bertempat Tinggal Terpisah. Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bndung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2013. Harmonious Family Upaya Membangun Keluarga Harmonis. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Soekanto, Soerjono. 2002. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Rineka Cipta

Ritzer, George and Barry Smart (eds).2001. Handbook of Social Theory. London: SAGE Publication Ltd.

Qomariah, Nurul N (2015) Gambaran pernikahan Jarak Jauh. Skripsi. Yoyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Jurnal:

Juairiyah, Eni. 2014. Pola Komunikasi Suami Istri Jarak Jauh. Jurnal Ilmiah. Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret. (Diakses tanggal 20 Desember . 2016)


(6)

Rahmah, Eka. 2013. Keterbukaan Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri yang Berjauhan Tempat Tinggal. Ejournal. Volume 1. Nomor 2. (Diakses tanggal 20 Desember 2016)

Suciati. 2013. Kohesivitas Suami Istri dalam Mewujudkan Keharmonisan Rumah Tangga : Studi Kasus di Gunung Kidul Yogyakarta. Jurnal. (Diakses . tanggal 20 Desember 2016)

Internet:

Edratna.“Jikaterpaksaharus berjauhan”.https://edratna.wordpress.com/2011/07/16/ jika-terpaksa-harus-berjauhan/. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2016 Pukul 20.00

Eya,Ekasari.“ https://wolipop.detik.com/read/2011/11/03/081138/1758942/854/11-cara-atasi-masalah-dalam-pernikahan-jarak-jauh”. Diakses pada tanggal 28

Oktober 2016 Pukul 20.30