Kreasi Kirigami

(1)

KREASI KIRIGAMI

KIRIGAMI NO SOUSAKU

KERTAS KARYA

Dikerjakan O L E H

ELSYA FITRI UTAMI

102203009

PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KREASI KIRIGAMI

KIRIGAMI NO SOUSAKU

KERTAS KARYA

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.

Oleh:

ELSYA FITRI UTAMI

102203009

PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

KREASI KIRIGAMI KIRIGAMI NO SOUSAKU

KERTAS KARYA

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan Oleh :

NIM : 102203009 ELSYA FITRI UTAMI

Pembimbing I Pembimbing II

Zulnaidi, S.S, M.Hum

Nip. 196708072005011001 Nip. 196910112002121001 Mhd. Pujiono, S.S, M.Hum

PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

Disetujui oleh:

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi DIII Bahasa Jepang Ketua Program Studi,

Nip : 196708072005011001 Zulnaidi, SS, M. Hum


(5)

PENGESAHAN

Diterima oleh,

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III dalam Bidang Ilmu Bahasa Jepang pada Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara.

Pada : Tanggal : Hari :

Fakultas Ilmu Budaya Dekan,

Nip : 195110131976031001 Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A.

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi, S.S, M.Hum ( )

2. Zulnaidi, S.S, M.Hum ( )


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt., atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul “KREASI KIRIGAMI / KIRIGAMI NO SOUSAKU” ini dengan baik. Serta shalawat berangkaikan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bimbingan dan bantuan serta dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus dari hati kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi, S.S., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Diploma III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Zulnaidi, S.S., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran mencurahkan pikiran serta meluangkan waktu, dan memberikan bimbingan dalam penyelesaian kertas karya ini.

4. Bapak Mhd. Pujiono, S.S, M.Hum selaku Dosen Pembaca yang telah meluangkan waktu, mencurahkan pikiran serta memberikan bimbingan untuk kesempurnaan kertas karya ini.


(7)

5. Bapak Drs. Amin Sihombing dan Zulnaidi S.S., M.Hum., selaku dosen wali.

6. Bapak Mistam selaku pengurus data akademik di jurusan Program Studi DIII Bahasa Jepang dan juga memberikan penulis arahan untuk mendapatkan beasiswa serta saran-saran yang membantu penulis untuk lebih paham tentang data akademik.

7. Seluruh dosen Program Studi DIII Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang tidak hanya memberikan pengajaran materi namun juga mendidik sikap dan moral serta memotivasi masa depan mahasiswanya.

8. Orang tuaku tercinta, Ayahanda Sudrianto Sritama, SP., MP., dan Ibunda Fira Citra Sari yang telah mendoakan, memberikan semangat, mencukupi kebutuhan materi serta kasih sayang dari buaian sampai seumur hidupku, love u full so much untuk orangtuaku. Bangga mempunyai orangtua seperti Bapak-Ibu, tak lepas-lepasnya ucapan syukur karena diberi kesempatan mendapatkan kasih sayang dalam keluarga yang rukun dan utuh serta merasakan dampak positif atas didikanmu selama hidupku. 9. Adikku Aina Adinda Putri, Naufal Afif Ramadhan serta Amira Rochella

walaupun terkadang memusingkan tetapi guyonan kalian selalu hilangkan penatku.

10.Abangda yang selalu di hati Filli Azandi, S.Pd, M.Or yang telah memberikan semangat, doa dan motivasi untuk menyelesaikan kertas karya ini lebih giat lagi.


(8)

11.Sahabat karibku Santri Cuu, Puja, Fitri, Ayu, Rika, Julaiha, Oshin, Cilukba, dan dindo-dindo Eks-a yang telah menyemangati, mendengar curahan hatiku dan memberi masukan untuk tegar menghadapi permasalahan kampus serta dalam menata karirku.

12.Rekan-rekan Program Studi DIII Bahasa Jepang angkatan 2010 yang telah membantu dalam proses penyelesaian penulisan kertas karya ini. Terimakasih untuk informasi dan kenang-kenangan pengalaman yang tak akan pernah kulupakan. Semoga kita selalu akrab dan meluangkan waktu untuk berkumpul sama-sama lagi.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril atau materil sehingga dapat terselesaikan penulisan kertas karya ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan kertas karya ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, Juni 2013

Penulis

Elsya Fitri Utami 102203009


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2Tujuan Penulisan ... 6

1.3Pembatasan Masalah ... 7

1.4Metode Penulisan... 7

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI 2.1 Sejarah Kirigami ... 8

2.2 Mengenal Macam-macam Kertas dan Perlengkapan Kirigami ... 10

BAB III PEMBUATAN KREASI KIRIGAMI 3.1 Kirigami Sederhana ... 14

3.2 Kirigami untuk Aksesoris ... 16

3.3 Kirigami Berbentuk Kartu Pop-Up ... 18

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 22

4.2 Saran ... 24 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN ABSTRAK


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta adanya pengaruh timbal balik dari karakter masyarakatnya. Bangsa Jepang umumnya dikenal sebagai bangsa yang mampu mengambil dan menarik manfaat dari hasil budi daya bangsa lain, tanpa mengorbankan kepribadiannya sendiri.

Menurut Suryohadiprojo (1982:192-193), rakyat Jepang pada dasarnya konservatif yaitu suatu bangsa yang berusaha memelihara dan meneruskan nilai-nilainya sendiri. Tetapi di lain pihak, sifat rakyat Jepang menunjukkan naluri yang amat kuat untuk menjamin keberlangsungan hidupnya, karena itu ia didorong untuk menerima atau bahkan mengambil hal-hal baru dari luar, jika hal-hal itu dirasakan bermanfaat untuk menjamin kelangsungan hidupnya.

Jepang sejak permulaan sejarahnya, banyak dipengaruhi budaya Cina (baik secara langsung), maupun melalui Korea. Oleh karena itu tidak heran apabila hingga saat ini Jepang pun masih merasa dekat dengan Cina. Jepang memperoleh pengaruh kebudayaan yang kuat dari Cina, ketika Cina dianggap sebagai bangsa dan negara termaju di dunia. Sehingga Jepang mengkombinasikan perkembangan


(11)

kebudayannya sendiri dengan hasil-hasil kebudayaan dari Cina, dan pada akhirnya hasil kebudayaan tersebut turut meningkatkan kebudayaan Jepang.

Jepang dikenal sebagai bangsa yang homogen, homogen di bidang bahasa dan kebudayaannya. Artinya bahwa cara hidup masyarakat di Utara tidak begitu berbeda dengan masyarakat di Selatan, walaupun tantangan alam di Selatan Jepang berbeda dengan tantangan alam di daerah Utara, Situmorang (2006:2).

Menurut Koentjaraningrat dalam Khaireni (2010:2), konsep tentang kebudayaan itu adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal. Oleh karena itu, budaya selalu dibedakan dengan kebudayaan.

Pendapat lain mengatakan, budaya adalah sesuatu yang semiotik, tidak kentara atau bersifat laten. Sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang konkret. Menurut Ienaga Saburo dalam Situmorang (2006:2-3) membedakan pengertian kebudayaan dalam arti luas dan dalam arti sempit.

Dalam arti luas, kebudayaan adalah seluruh cara hidup manusia (ningen no seikatsu no itonami kata). Ienaga menjelaskan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan hal yang bukan alamiah. Sedangkan kebudayaan dalam arti sempit adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni.

Oleh karena itu, Ienaga mengatakan kebudayaan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang bersifat konkret yang diolah manusia untuk memenuhi


(12)

kebutuhannya. Sedangkan kebudayaan dalam arti sempit adalah sama dengan budaya yang berisikan sesuatu yang tidak kentara atau yang bersifat semiotik. Maka dari itu, contoh budaya jepang adalah budaya rasa malu, budaya kelompok, budaya nenkoujoretsu (senioritas), dan sebagainya. Sedangkan contoh kebudayaan Jepang adalah chanoyu, ikebana, kimono, origami, dan sebagainya, Situmorang (2006:2).

Dari paparan di atas, maka Kirigami yang merupakan modifikasi baru dari kebudayaan origami dapat jugalah kita sebut sebagai salah satu bagian dari kebudayaan Jepang. Namun kebudayaan tidaklah terlepas dari seni. Seni kriya merupakan nama lain dari kerajinan tangan. Kriya termasuk dalam lingkup dunia seni rupa. Dahulu seni kriya merupakan bagian seni yang berdiri sendiri dan terpisah dari seni rupa murni. Namun kemudian “seni kriya” dikenal dan masuk menjadi bagian dari “seni murni” maka menjadi “kriya seni”, lalu menjadi berkembang dan disebut dengan istilah “kriya" saja, yang menghasilkan produk kekriyaan dengan penggunaan beragam bahan dan fungsi.

Kriya merupakan peng-Indonesiaan dari istilah Inggris yakni Craft, yaitu kemahiran membuat produk yang bernilai artistik (buatan seniman) dengan keterampilan tangan, produk yang dihasilkan umumnya eksklusif dan dibuat tunggal, baik atas pesanan ataupun kegiatan kreatif individual. Kriya berasal dari kata: “Creat” bisa juga dari “Kria” atau “Kriya” atau “Kr” dari bahasa Sansekerta

yang berarti “kerja”, “Karya” atau “Pakaryan” dari bahasa Jawa yang berarti produk. Sedangkan untuk pembuatnya atau pekerja atau penganut (orang) disebut “Kriyawan” atau “Pengrajin” atau “Perajin” atau “Karyawan” atau “Undagi” yang


(13)

berarti orang yang mempunyai kecakapan atau keterampilan teknik atau “Empu” (cerdik pandai atau ahli yang mumpuni) atau “Ahli Teknik Pertukangan” atau “Ahli Berseni”.

Salah satu pakar kriya modern Jepang, (Tadahiro Baba dalam http:// goesmul.blogspot.com/2012/03/pemahaman-produk-kekriyaan.html

1. Kriya tradisional yang dapat dikategorikan sebagai “Heritage” atau benda-benda peninggalan yang terkait dengan budaya suatu daerah tertentu, sangat terkait dengan sejarah dan kehidupan masa lampau, terutama kehidupan para bangsawan, benda-benda yang terkait dengan tradisi, upacara ritual maupun seremonial.

) mengatakan, bahwa esensi kriya adalah barang hasil ciptaan dari kebudayaan sehari-hari (dialy culture) berbasis tradisi, historis, kepercayaan nilai-nilai dan iklim lokal. Keberadaan barang kriya akan tetap langgeng di tengah masyarakat, apabila benda tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan strategi pengembangan produk yang meliputi aspek-aspek kebaharuan fungsi, originalitas bentuk dan ketetapan dalam pemilihan atau memerlukan material. Pada dasarnya kriya dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu:

2. Kriya baru yang berbasis tradisi yaitu produk-produk yang dihasilkan dan dipakai saat ini, yaitu kriya sebagai bagian dari kehidupan masa kini yang masih mengakar pada tradisi, sebagai bagian dari suatu “living culture”. 3. Kriya kontemporer yaitu kriya yang diproduksi berbasiskan bentuk dan gaya

tanpa harus terikat dengan tradisi masyarakat. Kriya sebagai ekspresi kriyawan untuk memenuhi kepuasan jiwanya.


(14)

Kriya pada zaman dahulu lebih banyak dipasarkan melalui berbagai festival-festival kebudayaan. Namun saat ini kriya justru menjadi salah satu lahan bisnis. Bisnis ini biasanya lebih disebut “bisnis kreatif’, yaitu bisnis aksesori yang dibuat dengan tangan, pernak-pernik handmade, dan aneka rupa kreativitas buatan tangan lainnya.

Kirigami yang memadukan antara seni melipat dan menggunting merupakan salah satu kriya yang dapat dikatakan unik, karena merupakan ekspresi kriyawan untuk memenuhi kepuasan jiwa seninya (kriya kontemporer)

dan juga termasuk kategori kriya living culture (kriya baru) karena merupakan kriya yang dihasilkan dan dipakai saat ini. Kriyawan yang tak lain merupakan masyarakat Jepang telah berhasil memadukan kerajinan melipat dan menggunting kertas. Dan hasil dari kriya kirigami dapat difungsikan untuk aksesoris dan merupakan salah satu modifikasi baru dari kriya yang berbahan kertas.

Walaupun kriya kirigami terlihat sederhana, namun bisa menjadi peluang bisnis yang berhasil, dan diharapkan dapat produktif menciptakan pundi-pundi penghasilan bagi para kriyawannya. Kerajinan kirigami tidaklah sulit untuk dipelajari. Hal yang menyulitkan adalah kekonsistenan untuk mempelajari pembuatan variasi bentuk baru, karena dengan adanya variasi bentuk baru, kreatifitas pun semakin meningkat, dan kirigami pun menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. Belakangan ini, bisnis kriya yang berbahan kertas pun menjadi lahan bisnis yang menjanjikan, terbukti dengan semakin banyaknya hasil kriya berbahan kertas yang diekspor sampai ke mancanegara.


(15)

Dari penjelasan singkat mengenai kriya kirigami di atas dan setelah berkonsultasi dengan beberapa dosen, maka penulis akhirnya memilih dan menetapkan “KREASI KIRIGAMI” sebagai judul kertas karya ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari kertas karya ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui teknik pembuatan kirigami

2. Untuk menambah wawasan penulisan tentang kreasi kirigami

3. Sebagai syarat utama dalam menyelesaikan pendidikan Jurusan Bahasa Jepang Program DIII Universitas Sumatera Utara.

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah utama yang ingin ditulis dalam kertas karya ini hanya membahas tentang sejarah kirigami, macam-macam-macam kertas dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat kirigami dan pembuatan kreasi kirigami dari beberapa model dan fungsinya.

1.4 Metode Penulisan

Untuk menyelesaikan kertas karya ini, penulis mengerjakannya dengan metode kepustakaan (Library Research). Metode kepustakaan adalah suatu metode pengerjaan karya ilmiah dengan cara mengumpulkan data-data dan tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan atau berhubungan dengan budaya Kirigami


(16)

pada masyarakat Jepang dan pembuatan kreasi Kirigami. Kemudian data-data tersebut dimasukkan ke dalam bab dan sub bab di dalam kertas karya ini.


(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI

2.1 Sejarah Kirigami

Seni kerajinan kertas kirigami merupakan salah satu varian dari kerajinan

origami. Origami merupakan kerajinan kertas lipat yang terlebih dahulu dikenal di masyarakat luas. Seni kerajinan ini berasal dari “Negeri Matahari”, Jepang. Pada kerajinan origami selain dijadikan sebagai bentuk ritual ataupun sebagai sarana untuk memohon kepada dewa, ada pula sebuah mitos yang menyertainya yaitu apabila membuat kerajinan kertas burung bangau akan mendatangkan kebaikan dan permintaannya sampai ke langit. Itulah sebabnya kerajinan origami

populer di Jepang bahkan sampai ke tanah Asia dan Eropa.

Kirigami yang pengucapan kata belakangnya sama dengan origami,

sebenarnya memang pengembangan dari seni kerajinan origami. Hal itu tidak terjadi begitu saja, namun sudah ada sejak zaman dahulu kala, di daratan Cina, pada zaman dinasti Tang. Kerajinan kertas kirigami dikembangkan dari kerajinan kertas origami yang hanya terbatas pada seni lipat melipat kertas. Tujuannya untuk semakin menambah bentuk lain dan meningkatkan kreatifitas serta membuat kerajinan tersebut lebih indah, bervariasi, dan hidup. Kerajinan kirigami

masih berhubungan dengan seni melipat kertas hanya saja ada penambahan pada seni memotongnya.


(18)

Seni kerajinan kirigami berhubungan dengan seni melipat dan memotong kertas, itu karena kata kirigami sendiri mempunyai dua kata dasar yaitu “kiru atau kiri” adalah kata kerja pertama (K1) dalam bahasa Jepang yang mempunyai arti memotong, dan kata “gami yang berasal dari kata kami” adalah kata benda dalam bahasa Jepang yang artinya kertas. Jadi apabila kedua kata dasar ini digabungkan, maka menjadi kirigami yang berarti pemontongan kertas. Apabila pengertian

kirigami dilihat dari segi budaya, maka menjadi salah satu bentuk kerajinan yang berhubungan dengan memotong kertas, (Sartika dan Saputra.2012:3).

Banyak orang menyangka bahwa kerajinan kirigami berasal dari negara Jepang, tapi yang sebenarnya terjadi adalah kerajinan kirigami berasal dari negeri Tiongkok. Memang di negara Cina, seni menggunting kertas tidak bernama

kirigami, namun semua pola dan cara pembuatannnya yang menggunakan gunting sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Biasanya kerajinan kertas yang digunting hanya digunakan untuk kegiatan keagamaan saja, lalu setelah berkembangnya kegiatan seni kerajinan dan aksesoris, maka kerajinan kertas yang digunting pun ikut berbaur mengikuti perkembangan kegiatan seni kerajinan dan aksesoris. Pada zaman Dinasti Tang, pembuatan seni menggunting kertas ini dibuat untuk hiasan kepala wanita. Bahkan, pada zaman Dinasti Song, sekitar abad ke-12, kerajinan menggunting kertas digunakan sebagai hiasan pembungkus oleh-oleh. Keterampilan ini berkembang disesuaikan dengan zamannya. Setelahnya, keterampilan menggunting kertas justru dijadikan sarana untuk mengetahui calon mempelai wanita memiliki keterampilan tangan atau tidak.


(19)

Kerajinan menggunting kertas kirigami kemudian bersinggungan dengan keterampilan origami milik orang jepang disebabkan oleh para peziarah yang melakukan perjalanan jauh dari Jepang ke Cina. Para peziarah dari Jepang ini membawa kerajinan origami milik mereka sebagai salah satu kesenian tradisional budaya mereka. Di perjalanan menuju Cina, para peziarah berhadapan dengan kerajinan yang ada di “Negara Tirai Bambu” tersebut. Maka terjadilah percampuran di antara keduanya. Karena adanya persinggungan di antara dua kebudayaan tersebut, maka masuklah kirigami ke negeri “Matahari Terbit” yang dibawa oleh orang-orang yang hilir mudik antara negeri sakura dan negeri tiongkok. Besar kemungkinan orang-orang itu adalah para pendeta yang pergi ke Tiongkok untuk mempelajari agama Budha.

2.2 Mengenal Macam-macam Kertas dan Perlengkapan Kirigami

Cara membuat kirigami merupakan hal yang tidak bisa dikatakan mudah maupun sulit, namun yang dibutuhkan adalah tingkat imajinasi dan ketelitian yang tinggi. Pembuatan kirigami biasanya dilakukan dengan cara melipat-lipat kertas menjadi beberapa lipatan, mengguntingnya dengan membentuk pola tertentu sehingga pada saat kertas kembali dibuka dan dikembangkan akan muncul dengan bentuk yang artistik dan sesuai dengan pola. Belakangan cara mengguntingnya pun semakin variatif hingga menciptakan bentuk-bentuk baru yang menakjubkan.

Untuk membuat kerajinan kirigami, bahan utama yang diperlukan tentu saja adalah kertas (kami atau gami), karena fokusnya kerajinan kirigami adalah


(20)

mengolah bentuk kertas menjadi aneka bentuk yang menarik. Ada berbagai macam kertas yang tersedia di pasaran yang bisa digunakan untuk membuat kerajinan kirigami, mulai dari tekstur yang lembut, berbahan kaku, keras, sampai jenis kertas daur ulang. Secara teknis hampir semua jenis kertas bisa dibuat menjadi kerajinan kirigami. Namun, kertas yang dipilih oleh banyak orang untuk menciptakan aneka rupa kreasi adalah kertas khusus untuk kerajinan kertas lipat

origami. Sedangkan khusus untuk kerajinan kirigami berbentuk kartu pop-up bisa digunakan kertas daur ulang dengan tekstur yang unik.

Tidak ada perlakuan khusus terhadap kertas yang akan digunakan untuk membuat kerajinan kirigami. Namun ada baiknya menggunakan kertas yang disesuaikan dengan pola kirigami yang akan dibuat, apakah bentuk sederhana, bentuk kartu pop-up, ataupun bentuk-bentuk yang difungsikan untuk aksesoris. Beberapa jenis kertas yang umum digunakan dalam kerajinan kirigami, antara lain yaitu :

1) Kami adalah kertas berbentuk bujur sangkar ukuran 2,5 cm hingga 25cm, dengan satu sisi berwarna dan sisi lainnya berwarna putih. Sisi yang berwarna ada yang berwarna gradasi, dua warna atau bermotif. Kami menyerupai kertas marmer yang kita kenal.

2) Washi adalah kertas tradisional yang umum digunakan untuk membatasi ruang rumah tradisional di Jepang. Menurut sejarah, sejak dahulu orang Jepang mempelajari cara untuk menggunakan serat kulit kayu dari semak belukar seperti kozo dan gampi untuk membuat kertas yang tipis tetapi kuat.


(21)

Kertas tersebut digunakan di rumah-rumah untuk pintu geser (fusuma) dan pembatas (byobu).

3) Kertas printer atau kertas fotocopi biasa, berat 70-90 gram. Umumnya digunakan untuk latihan membuat kirigami. karena selain mudah didapat, harganya pun murah.

4) Kertas origami memiliki warna-warna yang menarik. Umumnya warna hanya ada pada satu sisi, sementara sisi lainnya putih polos. Namun sekarang sudah ada kertas origami yang bercorak batik dan sebagainya.

5) Kertas berlapis foil, memiliki warna mengkilap dari lapisan alumunium tipis di satu sisinya. Umumnya digunakan untuk membuat kirigami bagi keperluan dekorasi.

Selain bahan utama di atas, kerajinan kirigami tidak akan lengkap tanpa kehadiran beberapa alat bantu lainnya. Alat bantu ini berguna untuk memtong dengan baik pola dasar yang sudah disiapkan untuk kerajinan kirigami. Beberapa alat yang harus disiapkan untuk pembuatan kerajinan kertas kirigami, antara lain : 1) Gunting

2) Cutter

3) Lem


(22)

BAB III

PEMBUATAN KREASI KIRIGAMI

Untuk memulai pembuatan kreasi kirigami, tidak perlu harus sampai mahir dahulu. Namun sebaiknya, sebagai pemula perlu mengetahui bentuk dasar

kirigami yang mudah atau sederhana. Setelah mampu melewati tahap bentuk dasar kirigami sederhana, maka kita masuk ke tahap yang kedua yaitu berkreasi bentuk kirigami untuk aksesoris. Pada tahap yang kedua ini hampir sama seperti kreasi bentuk kirigami sederhana, hanya saja memerlukan sedikit ketelitian, imajinasi yang tinggi, penguasaan pada pola lipatan dan guntingan yang lebih rumit dari bentuk sederhana.

Kreasi kirigami bukan hanya dibuat melalui cara dilipat dan digunting seperti pada bentuk kirigami sederhana dan untuk aksesoris. Pada tahapan ketiga yaitu kirigami yang berbentuk kartu pop-up sudah mendapatkan modifikasi antara teknik kirigami dengan pola lipatan kertas yang dapat menghasilkan bentuk 3 (tiga) dimensi. Kreasi kirigami bentuk kartu pop-up, merupakan seni kreasi

kirigami yang paling sukar. Tetapi bila mempunyai niat dan kesungguhan untuk belajar kreasi kirigami, maka sesukar apapun pola lipatan dan guntingan tersebut akan terasa ringan mengerjakannya.

Berikut adalah cara-cara pembuatan kreasi kirigami yang sudah disusun sesuai tahapannya. Mulai dari tahap pertama kreasi kirigami bentuk sederhana,


(23)

berbentuk kartu pop-up. Pada setiap tahapan, masing-masing akan diberikan 3 contoh kreasi kirigami yang bertujuan untuk membuka daya imajinasi dan menarik keinginan untuk berkreasi.

3.1 KIRIGAMI SEDERHANA

Kirigami sederhana ini merupakan tahapan yang mudah. Hal yang harus diingat dan merupakan bagian yang paling penting dari kerajinan kirigami adalah pola melipat kertas sebelum mengguntingnya. Kita harus memikirkan apakah lipatan-lipatan tersebut akan saling bersambung ketika proses pengguntingan selesai dan membentuk pola sesuai dengan yang kita inginkan. Bentuk kirigami

sederhana yang akan dijabarkan cara pembuatannya yaitu bentuk kirigami yang pola lipatan dan potongannya simpel dan sederhana, antara lain bentuk bintang, bunga dan kupu-kupu.

Sebelum mulai berkreasi, ada baiknya terlebih dahulu menyiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan, yaitu:

1. Kertas origami dua sisi. Kertas ini bisa mempercantik bentuk kirigami yang kita buat. Namun, penggunaan kertas origami dua sisi tidak mutlak. Pilihlah kertas sesuai dengan kebutuhan kreasi anda. Atau kertas karton, manila, dan sebagainya. Tapi pada tahap sederhana ini di harapkan untuk menggunakan kertas yang tipis dengan tujuan mudah dalam pengguntingannya.


(24)

3.1.1 Bentuk Bintang

a. Lipatlah kertas menjadi dua bagian ke arah samping, yang dimulai dari arah kanan ke kiri.

b. Setelah kertas dilipat pada tahap (a), maka kertas kembali dilipat namun dari arah bawah ke atas sampai kertas menjadi ukuran kubus yang kecil.

c. Lipat kertas pada sisi yang satu ke arah dalam hingga membentuk segitiga, dan biarkan sisa dari sisi tersebut tanpa lipatan.

d. Kemudian lipat sisi satunya lagi ke arah sebaliknya sehingga membentuk pola lipatan segitiga.

e. Jadilah lipatan segitiga dengan dua sisi yang dilipat berbeda dan dan siap dipotong mengikuti pola lipatan.

f. Apabila pola lipatan kurang tampak, untuk memudahkan pengguntingan, sebaiknya pola lipatan tersebut dibentuk kembali dengan pensil.

g. Pola kirigami bentuk bintang pun telah selesai.

3.1.2 Bentuk Bunga

a. Lipatlah kertas menjadi dua bagian ke arah samping, yang dimulai dari arah kanan ke kiri.

b. Setelah kertas dilipat pada tahap (a), maka kertas kembali dilipat, namun kali ini dari bawah ke atas sampai kertas membentuk kubus kecil.

c. Lipat kembali kertas pada satu sisi saja sehingga membentuk segitiga.

d. Setelah sisi membentuk segitiga, lipat sisi satunya ke arah berlawanan sehingga membentuk segitiga utuh.


(25)

e. Setelah jadi segitiga utuh yang membentuk segitiga siku, lalu lipat lagi kertas membentuk segitiga (seperti pada tahap c dan d).

f. Kemudian lipat kembali segitiga yang sudah jadi menjadi lebih kecil lagi. Satu lipatan ke arah bagian dalam. Satu lipatan lagi ke arah bagian luar. Agar ukuran kertas semakin mengecil dalam bentuk segitiga.

g. Pola untuk membuat bentuk bunga ada dua. Pertama, guntinglah kertas membentuk lingkaran oval yang dimulai dari sudut yang paling lancip/runcing. Pola kedua, guntinglah kertas membentuk lingkaran oval kembali, hanya saja pada bagian kertas belakang (dekat sudut siku).

3.2 KIRIGAMI SEBAGAI AKSESORIS

Pada kirigami sebagai aksesoris ini sebenarnya dibuat dengan mengembangkan teknik gunting dan lipatan yang lebih kompleks dan rumit.

Kirigami yang sudah menerapkan teknik pemotongan yang rumit, maka baru bisa dikategorikan sebagai kirigami yang fungsinya untuk hiasan atau aksesoris.

Sebelum mulai berkreasi, ada baiknya terlebih dahulu menyiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan. Bahan dan peralatan yang digunakan sama seperti kirigami bentuk sederhana. Hanya saja pada kirigami sebagai aksesoris ini, lebih banyak menggunakan kertas origami bermotif, seperti motif batik, abstrak dan sebagainya. Kertas bermotif ini nantinya akan memberi kesan keindahan dan dapat menarik minat pembeli apabila kirigami untuk aksesoris ini digunakan sebagai peluang usaha. Peralatan yang digunakan pun sama seperti kirigami


(26)

3.2.1 Kirigami untuk Alas atau Tatakan

a. Mula-mula, lipat kertas menjadi dua bagian ke samping, dimulai dari kanan ke kiri.

b. Lipat kertas menjadi bentuk kubus, dari arah bawah ke atas. c. Lipat kembali kertas pada satu sisinya saja, membentuk segitiga.

d. Setelah satu sisi membentuk segitiga, lipat lagi satu sisinya ke arah berlawanan sehingga membentuk segitiga yang utuh.

e. Lipat kembali segitiga yang sudah jadi menjadi lebih kecil lagi. Satu lipatan ke arah dalam, dan lipatan berikutnya ke arah luar.

f. Setelah lipatan yang berukuran kecil terbentuk, maka gambarlah kertas tadi menggunakan pensil sesuai keinginan. Bisa gambar heart, daun-daunan kecil, lingkaran, ataupun abstrak.

g. Setelah gambar selesai, gunting perlahan, apabila ada gambar yang tidak bisa dipotong dengan gunting, maka kita bisa menggunakan cutter sebagai penggantinya.

h. Kirigami untuk aksesoris pun selesai.

3.2.2 Kirigami sebagai Lukisan

a. Mula-mula, lipat kertas menjadi dua bagian ke samping, dimulai dari kanan ke kiri.

b. Lipat kertas menjadi bentuk kubus, dari arah bawah ke atas. c. Lipat kembali kertas pada satu sisinya saja, membentuk segitiga.


(27)

d. Setelah satu sisi membentuk segitiga, lipat lagi satu sisinya ke arah berlawanan sehingga membentuk segitiga yang utuh.

e. Lipat kembali segitiga yang sudah jadi menjadi lebih kecil lagi. Satu lipatan ke arah dalam, dan lipatan berikutnya ke arah luar.

f. Setelah lipatan yang berukuran kecil terbentuk, maka gambarlah sketsa pada kertas tadi menggunakan pensil sesuai keinginan. Misalkan sketsa wajah, boneka-boneka lucu, tokoh-tokoh anime, atau sketsa lain sesuai keinginan. g. Setelah selesai digambarkan, guntinglah sketsa tersebut secara perlahan dan

hati-hati sehingga membentuk sketsa sesuai yang diinginkan.

3.3 KIRIGAMI BERBENTUK KARTU POP-UP

Kirigami bukan hanya dibuat dengan cara dilipat dan digunting, tetapi bisa dimodifikasikan dan lebih diperluas lagi. Salah satu modifikasi dari kirigami

adalah jenis kartu pop-up, yaitu jenis lipatan yang kemudian menghasilkan bentuk tiga dimensi. Ini adalah seni dari kirigami yang termasuk sukar.

Kirigami bentuk pop-up biasanya digunakan sebagai kartu ucapan dan banyak diperjual-belikan. Bila desainnya rumit dan indah, harga yang dipatok untuk kerajinan jenis ini pun termasuk mahal dan melambung tinggi. Namun pada tahap pembuatan kirigami berbentuk kartu pop-up ini memerlukan ketelitian serta kecermatan dalam teknik melipat dan dibagian mana pola seharusnya dipotong. Kerumitan yang sesungguhnya dari kerajinan pop-up yaitu teknik melipat sehingga bentuk tiga dimensinya terlihat sempurna.


(28)

Sebelum memulai pembuatan kirigami pop-up, persiapkan jenis kertas yang agak kasar agar mudah dilipat. Sediakan pula kertas lapisan tambahan, seperti kertas karton warna hitam atau kertas duplek maupun kertas lain yang disesuaikan dengan kebutuhan. Ketika kertas pertama dipotong sesuai dengan pola, lalu lipat hasil potongannya. Biasanya potongannya akan dibuat tetap menyatu. Perhatikan baik-baik jenis potongan, kemudian lipat dengan hati-hati sesuai dengan alur potong. Apabila bentuk tiga dimensi yang diharapkan sudah didapatkan, kemudian lapis bagian belakang kertas tersebut dengan kertas lain. Terutama kertas yang tebal (kertas manila, duplek, dan sebagainya). Sehingga jadilah kartu pop-up. Di bawah ini akan dipaparkan berbagai jenis kartu pop-up

beserta cara pembuatannya.

3.3.1 Kirigami Kartu Pop-up Berbentuk Daun

a. Siapkan kertas agak kaku dan keras. Pastikan bentuk kertas kokoh ketika akan dipajang atau diberdirikan.

b. Lipat kertas menjadi dua bagian, yang dimulai dari bagian bawah ke atas. Setelah itu pola daun dapat digambarkan.

c. Gambarlah pola daun dengan ukuran sedang di tengah-tengah lipatan karton. Setelah pola digambar, tempel dengan kertas berwarna yang sesuai dengan gambar.

d. Gunting pola sesuai lipatan dan lipatlah kembali secara perlahan sesuai alur potongan lipatan.


(29)

3.3.2 Kirigami Kartu Pop-up Berisi Tulisan Timbul

a. Siapkan kertas agak kaku dan keras. Pastikan bentuk kertas kokoh ketika akan dipajang atau diberdirikan.

b. Lipat kertas menjadi dua bagian yang dimulai dari bagian bawah ke atas. c. Gunakan kertas dengan warna cerah atau putih agar bentuk tulisannya terlihat.

Padukan lapisannya dengan warna yang berbeda agar lebih berkesan.

d. Gambar pola dengan tulisan kata atau kalimat sesuai dengan yang diinginkan. Tempatkan tulisan tersebut di tengah-tengah lipatan kertas. Setelah itu tempel dengan kertas berwarna untuk menambah kesan keindahan.

e. Gunting pola sesuai lipatan dan lipatlah kembali secara perlahan sesuai alur potongan lipatan.

f. Kartu pop-up berbentuk tulisan pun selesai.

3.3.3 Cara Praktis Pembuatan Kirigami Kartu Pop-Up

a.

Jika Anda ingin membuat desain sendiri, menggambarlah di selembar kertas. b. Tempatkan kertas ke alas potong dan potong perlahan dengan hati-hati di

sepanjang semua garis solid (putur-putus) dalam desain kirigami dengan pisau kerajinan. Berhati-hatilah untuk tidak memotong luar garis padat, seperti kertas yang harus tetap melekat dalam poin-poin kunci untuk kartu pop-up .

c. Lipat mengikuti garis putus-putus dalam desain kartu kirigami. Konvensi bervariasi dari satu desain ke yang lain, tapi satu jenis garis putus-putus akan menunjukkan lipatan gunung dan lainnya akan menunjukkan lipatan lembah.


(30)

Lipatan di tengah kartu akan menjadi lipatan lembah karena di situlah kartu lipatan dalam setengah untuk menutup dengan bagian dalam desain kirigami. d. Tutup kartu kirigami sepanjang pusat lipat, berhati-hati bahwa desain dalam

lipatan di semua tempat yang benar dan tidak membungkuk atau lipat di lokasi lain.

e. Lem kartu ke kertas penyanggah dengan warna yang kontras. Pastikan lem hanya bagian dari kartu yang mengelilingi daerah dengan luka (bagian yang terkena lem). Jika Anda terlalu banyak lem, desain kartu pop-up kirigami tidak akan mampu keluar.


(31)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal

kebudayaan. Bangsa Jepang umumnya dikenal sebagai bangsa yang mampu mengambil dan menarik manfaat dari hasil budi daya bangsa lain, tanpa mengorbankan kepribadiannya sendiri.

2. Jepang sejak permulaan sejarahnya memperoleh banyak pengaruh budaya Cina (baik secara langsung), maupun melalui Korea.

3. Jepang dikenal sebagai bangsa yang homogen, homogen di bidang bahasa dan kebudayaannya, terbukti dari cara hidup masyarakat di Utara tidak begitu berbeda dengan masyarakat di Selatan, walaupun tantangan alam di Selatan Jepang berbeda dengan tantangan alam di daerah Utara

4. Kirigami yang merupakan modifikasi baru dari kebudayaan origami dapat jugalah kita sebut sebagai salah satu bagian dari kebudayaan Jepang apabila didasarkan pada pengertian kebudayaan dalam arti sempit adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni.

5. Kirigami termasuk dalam kriya yang merupakan peng-Indonesiaan dari istilah Inggris yakni Craft, yaitu kemahiran membuat produk yang bernilai artistik


(32)

umumnya eksklusif dan dibuat tunggal, baik atas pesanan ataupun kegiatan kreatif individual.

6. Seni kerajinan kertas kirigami merupakan salah satu varian dari kerajinan

origami. Kerajinan kirigami masih berhubungan dengan seni melipat kertas hanya saja ada penambahan pada seni memotongnya.

7. Kerajinan kirigami tidak berasal dari negara Jepang, tapi yang sebenarnya terjadi adalah kerajinan kirigami berasal dari negeri Tiongkok tetapi hanya namanya saja yang berbeda.

8. Pembuatan kirigami biasanya dilakukan dengan cara melipat-lipat kertas menjadi beberapa lipatan, mengguntingnya dengan membentuk pola tertentu sehingga pada saat kertas kembali dibuka dan dikembangkan akan muncul dengan bentuk yang artistik dan sesuai dengan pola. Belakangan cara mengguntingnya pun semakin variatif hingga menciptakan bentuk-bentuk baru yang menakjubkan.

9. Kertas yang digunakan untuk kreasi kirigami antara lain: kami/gami, washi,

kertas printer/foto copy, kertas origami, dan kertas berlapis foil. Sedangkan untuk peralatannya antara lain: pensil, gunting, cutter, dan lem.

10. Bentuk dasar kirigami yang mudah atau sederhana. Setelah mampu melewati tahap bentuk dasar kirigami sederhana, maka kita masuk ke tahap yang kedua yaitu berkreasi bentuk kirigami untuk aksesoris. Pada tahap yang kedua ini hampir sama seperti kreasi bentuk kirigami sederhana, hanya saja memerlukan sedikit ketelitian, imajinasi yang tinggi, penguasaan pada pola lipatan dan guntingan yang lebih rumit dari bentuk sederhana.


(33)

11. Pada tahapan ketiga yaitu kirigami yang berbentuk kartu pop-up sudah mendapatkan modifikasi antara teknik kirigami dengan pola lipatan kertas yang dapat menghasilkan bentuk 3 (tiga) dimensi. Kreasi kirigami bentuk kartu pop-up, merupakan seni kreasi kirigami yang paling sukar.

4.2 Saran

1. Kirigami memanglah suatu kesenian yang identik dengan dunia anak-anak. Akan tetapi, bukan berarti hanya anak-anak saja yang boleh melakukannya, melainkan orang dewasa juga boleh melakukannya. Hal tersebut dikarenakan

kirigami merupakan aktivitas yang sederhana dimana tidak memerlukan banyak biaya, menyenangkan serta memilki peluang sebagai dunia bisnis. Maka dari itu, bagi siapa saja tidak perlu malu untuk berkreasi kirigami

karena ini merupakan kebudayaan serta kesenian yang masih berkembang untuk menyamai origami.

2. Bagi orang-orang yang harus melakukan kegiatan kirigami, mungkin akan menemukan kendala dalam menyelesaikan suatu model kirigami, seperti salah lipat, ataupun guntingan di luar jalur garis putus-putus yang seharusnya diikuti yang mengarah pada ketidakberhasilan dalam menyelesaikannya. Maka disarankan janganlah mudah menyerah. Tetap terus belajar hingga suatu saat pasti akan berhasil dengan maksimal.

3. Bagi orang-orang yang berkreasi kirigami dengan memiliki tujuan dan maksud tertentu, seperti hendak membuat kirigami kartu pop-up, teruslah


(34)

selama proses pembuatannya. Jangan langsung pantang menyerah, tetaplah berusaha untuk segera menyelesaikannya. Apabila usaha anda sudah sangat maksimal, maka akan timbul rasa bangga, lega hati, dan ingin memberikan ke orang-orang yang disayang, serta yang lebih baik lagi memperluas ilmu kepada rekan-rekan, keluarga, dan masyarakat agar tingkat kreativitas semakin tinggi.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Khaireni, Okky. 2010. Kebudayaan Origami dalam kehidupan Masyarakat Jepang. Medan: Universitas Sumatera Utara

Sartika, Dewi dan Urip Saputra. 2012. Kreasi Kirigami. Jakarta: Dunia Kreasi Situmorang, Hamzon. 2006. Ilmu Kejepangan. Medan: USU Press

Suryohadiprojo, Sayidiman. 1982. Manusia dan Masyarakat Jepang dalam Perjuangan Hidup. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press) dan Pustaka Bradjaguna


(36)

LAMPIRAN

A. CARA PEMBUATAN KIRIGAMI BENTUK BINTANG

Gambar 1: Cara pembuatan kirigami bentuk bintang (hal 15)


(37)

Gambar 2: Cara pembuatan kirigami bentuk bunga (hal 16)

Catatan: Pola guntingan kirigami bentuk bunga, selain berbentuk oval, bisa juga kita gunting dengan meniru ujung-ujung daun hidup (daun mangga, nangka, jambu, dan sebagainya).

C. KIRIGAMI KARTU POP-UP BERBENTUK DAUN

Gambar 3: Cara pembuatan kirigami bentuk pop-up daun (hal 19)


(38)

Gambar 5: Kirigami sedehana bentuk bunga

Gambar 6: Kirigami sedehana bentuk bintang


(39)

Gambar 8: Kirigami aksesoris hiasan ruangan


(40)

F. KIRIGAMI BENTUK KARTU POP-UP

Gambar 10: Kirigami kartu pop-up pada

hari raya Idul Fitri

Gambar 11: Kirigami kartu pop-up


(41)

(42)

KREASI KIRIGAMI

KIRIGAMI NO SOUSAKU

Oleh:

Elsya Fitri Utami 102203009

Prodi DIII Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya

ABSTRAK

Jepang adalah sebuah negara yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Bangsa Jepang umumnya dikenal sebagai bangsa yang mampu mengambil dan menarik manfaat dari hasil budi daya bangsa lain, tanpa mengorbankan kepribadiannya sendiri. Jepang sejak permulaan sejarahnya, banyak dipengaruhi budaya Cina baik secara langsung maupun melalui Korea. Jepang memperoleh pengaruh kebudayaan yang kuat dari Cina, ketika Cina dianggap sebagai bangsa dan negara termaju di dunia. Sehingga Jepang mengkombinasikan perkembangan kebudayannya sendiri dengan hasil-hasil kebudayaan dari Cina. Pada akhirnya hasil kebudayaan tersebut turut meningkatkan kebudayaan Jepang.

Kebudayaan dalam arti luas adalah seluruh cara hidup manusia (ningen no seikatsu no itonami kata). Ienaga menjelaskan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan hal yang bukan alamiah. Sedangkan kebudayaan dalam arti sempit adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni. Oleh karena itu, Ienaga mengatakan kebudayaan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang bersifat konkret yang diolah manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan kebudayaan dalam arti sempit adalah budaya yang berisikan sesuatu yang tidak kentara atau yang bersifat semiotik. Maka dari itu, contoh budaya jepang


(43)

sebagainya. Sedangkan contoh kebudayaan Jepang yang lainnya adalah chanoyu, ikebana, kimono, origami, dan sebagainya.

Kirigami merupakan modifikasi baru dari kebudayaan origami dan dapat juga disebut sebagai salah satu bagian dari kebudayaan Jepang. Kirigami atau seni menggunting kertas pada awal sejarahnya berasal dari negeri Tingkok. Pada zaman Dinasti Tang, pembuatan seni menggunting kertas ini hanya sebagai hiasan kepala wanita. Sedangkan pada zaman Dinasti Song (abad ke-12), kirigami hanya digunakan sebagai hiasan pembungkus oleh-oleh.

Kirigami termasuk dalamseni kriya (kerajinan tangan). Kriya termasuk dalam lingkup dunia seni rupa yang menghasilkan produk kekriyaan dengan penggunaan beragam bahan dan fungsi.

Pembuatan kirigami biasanya dilakukan dengan cara melipat-lipat kertas menjadi beberapa lipatan, mengguntingnya dengan membentuk pola tertentu. Sehingga pada saat kertas kembali dibuka dan dikembangkan akan muncul dengan bentuk yang artistik dan sesuai dengan pola. Belakangan cara mengguntingnya pun semakin variatif. Sehingga menciptakan bentuk-bentuk baru yang menakjubkan.

Untuk membuat kirigami, bahan utama yang diperlukan adalah kertas (kami atau gami). Karena kirigami adalah membentuk kertas menjadi aneka bentuk yang menarik. Ada berbagai macam kertas yang tersedia di pasaran yang bisa digunakan untuk membuat

kirigami. Kertas tersebut mulai dari tekstur yang lembut, berbahan keras, sampai jenis kertas daur ulang. Secara teknis hampir semua jenis kertas bisa dibuat menjadi kirigami. Namun, kertas yang dipilih oleh banyak orang untuk menciptakan aneka rupa kreasi adalah kertas khusus membuat origami. Tetapi khusus untuk kirigami berbentuk kartu pop-up bisa menggunakan kertas daur ulang dengan tekstur yang unik.


(44)

a) kirigami sederhana, merupakan tahapan yang mudah karena pola lipatan dan gunting masih sederhana.

b) kirigami sebagai aksesoris, merupakan tahap pembuatan dengan mengembangkan teknik gunting dan lipatan yang lebih kompleks dan rumit. Menggunakan peralatan cutter

(pisau) untuk mendapatkan kirigami yang lebih artistik.

Kirigami bentuk pop-up, merupakan kreasi kirigami 3 dimensi. Menggunakan kertas yang bertekstur keras bertujuan dapat menopang lipatan dan guntingan sesuai pola yang diinginkan. Kirigami bentuk pop-up, biasanya digunakan sebagai kartu ucapan dan banyak diperjual-belikan.


(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)