PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LIAT SEBAGAI CAMPURAN TERHADAP KEKUATAN BETON PASCA BAKAR.

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LIAT SEBAGAI CAMPURAN
TERHADAP KEKUATAN BETON PASCA BAKAR

Oleh :
Ekasari Malau
NIM 4113240007
Program Studi Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

i

iv


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan cinta kasihNya penulis dapat beroleh kesehatan dan hikmat
sehingga penelitian yang berjudul “ Pengaruh

Penambahan

Tanah

Liat

Sebagai Campuran Terhadap Kekuatan Beton Pasca Bakar” ini dapat
terselesaikan.
Sungguh suatu hal yang sangat luar biasa dimana akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang diharapkan. Penulis
menyadari dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan, bantuan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
beberapa pihak yang berperan penting, yaitu:

1.

Dekan FMIPA Universitas Negeri Medan, atas kesempatan dan waktu yang
telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi Strata-I di
FMIPA Universitas Negeri Medan dengan baik.

2.

Bapak Mukti H.Harahap, S.Si, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan dukungan, dan bimbingan serta meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini

3.

Bapak Drs.Abd Hakim S, M.Si., Bapak Prof.Dr.Mara Bangun, M.Si., dan
Bapak Eidi Sihombing, M.Si. selaku dosen penguji, atas saran dan masukan
yang diberikan kepada penulis terhadap skripsi ini

4.


Bapak Prof. Motlan M.Sc, Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik

5.

Bapak Alkhafi Maas Siregar, S.Si., M.Si. selaku ketua jurusan Fisika

6.

Bapak Drs. Pintor Simamora,M.Si selaku Ketua Prodi fisika

7.

Buat semua keluarga penulis, terkhusus kepada orangtua penulis, ayahanda
Binsar Malau, Ibunda Benti Nainggolan, serta keenam saudara atas segala
doa, kasih sayang dan dukungan, motivasi, dan nasehat.

8.

Buat Ibu Rahmi Karolina ST., MT selaku Kepala Laboratorium Beton
Departemen Teknik Sipil USU


v

9.

Buat seluruh asisten Laboratorium teknologi beton Fakultas Teknik USU
terkhusus buat T.Rizki nanda, Rahmadsyah Rangkuti, dan Bagus Hariawan
yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini

10. Buat pak Amran selaku teknisi di Bengkel Mesin Teknik Mesin Polmed yang
telah membantu dalam pelaksanaan penelitian
11. Buat teman-teman seperjuangan Fisika ND 2011 terkhusus buat Neni, Ervina,
Debora, Riris, Evi, Deslina, Christine, Randi, Iwan, Sahata, serta terima kasih
juga buat abang dan kakak senior serta adik-adik junior yang tidak dapat
disebutkan satu persatu terima kasih atas semangat dan bantuannya selama ini
12. Buat teman-teman satu kos yaitu Rita malona, Evi Eryanti, Dewi Bakara, dan
Novita Silalahi yang selalu memberi semangat
13. Dan segenap pihak yang belum penulis sebutkan disini atas jasa-jasa dalam
mendukung dan membantu penulis dalam segi apapun, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan masukan dan saran dari dosen pembimbing, dosen penguji,
serta semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil
penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi kita khusunya bagi pengembangan
penelitian selanjutnya

Medan,

Maret 2015

Ekasari Malau
NIM 4113240007

vi

DAFTAR ISI

Lembaran Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Batasan Masalah
1.3. Rumusan Masalah

1.4. Tujuan Penelitan
1.5. Manfaat Penelitian

1
1
4
5
5
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Beton
2.1.1. Kelebihan dan Kekurangan Beton
2.1.2. Kelas dan Mutu Beton
2.1.3. Beton Pasca Bakar
2.1.4. Sifat Beton Pada temperatur Tinggi
2.2. Karakterisasi Beton
2.2.1.Kuat Tekan Beton
2.3. Semen
2.3.1. Semen Portland

2.3.2. pozzolona
2.3.3. Tanah Liat/ Lempung
2.4. Kadar Semen dan Faktor Air Semen
2.5. Agregat
2.5.1. Agregat kasar
2.5.2. Agregat Halus
2.6. Air

6
6
6
7
9
10
11
11
13
14
17
19

24
25
26
27
28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
3.2.2. Bahan
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Perancangan Campuran Beton
3.3.2. Prosedur Pembuatan Sampel

31
31
31
31
31

32
32
33

vii

3.4. Pengujian Sampel
3.5. Diagram Alir Penelitian

35
37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.2. Pembahasan

38
38
41


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

43
43
43

DAFTAR PUSTAKA

ix

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Kelas dan Mutu Beton
Tabel 2.2. Sifat Beton Untuk Berbagai Temperatur
Tabel 2.3. Perbandingan Kuat Tekan Antara Silinder dan Kubus
Tabel 2.4. Syarat- Syarat Kimia Semen Portland Standar
Tabel 2.5. Syarat – Syarat Fisika Semen Portland Standar
Tabel 2.6. Persyaratan Kimia Pozzolan
Tabel 2.7. Komposisi Kimia Tanah Liat
Tabel 2.8. Perubahan Warna Tanah Liat Setelah Proses Kebakaran
Tabel 2.9. Persyaratan Jumlah Semen dan actor Air Semen
Tabel 2.10. Pengaruh Sifat Agregat Pada Sifat Beton
Tabel 3.1. Alat –alat yang digunakan
Tabel 3.2. Bahan –bahan yang digunakan
Tabel 3.3. Komposisi Pencampuran Bahan Baku
Tabel 3.4. Keterangan Kode Sampel
Tabel 4.1. Data Hasil Tekanan dan Pola Keretakan

7
10
13
16
17
19
19
23
25
26
31
32
33
33
38

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Alat uji kuat Tekan
Gambar 3.1. Cetakan Berbentuk Kubus
Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian
Gambar 4.1.1. Grafik Hubungan Suhu dan Tekan pada Beton Normal
Gambar 4.1.2. Grafik Hubungan Suhu dan Tekan pada Beton dengan
penambahan tanahliat 5%
Gambar 4.1.3. Grafik Hubungan Suhu dan Tekan pada Beton dengan
penambahan tanahliat 5%
Gambar 4.1.4. Grafik Hubungan Suhu dan Tekan pada Beton dengan
penambahan tanahliat 5%

12
34
37
39
40
40
41

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Faktor Bentuk Benda Uji
Lampiran 2. Komposisi Pencampuran Bahan Baku Beton
Lampiran 3. Perhitungan Tekanan Beton
Lampiran 4. Pola Keretakan Beton
Lampiran 5. Dokumentasi
Lampiran 6. Surat persetujuan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 7. Surat izin penelitian Laboratorium Beton USU
Lampiran 8. Surat balasan penelitian Laboratorium Beton USU
Lampiran 9. Surat balasan Pemakaian Alat Teknik Mesin Polmed
Lampiran 10. Hasil pengujian penelitian

46
47
49
57
60
63
64
65
66
67

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Beton merupakan material paling populer disepanjang sejarah dan menjadi
material struktur yang digunakan hampir diseluruh penjuru dunia (Susilorini,
2009). Beton dibentuk oleh pengerasan campuran dari semen, agregat halus,
agregat kasar, air,dan campuran tambahan lainnya dengan adanya rongga-rongga
udara (Laintarawan, 2009).
Beton sebagai konstruksi bangunan

mempunyai beberapa kelebihan

diantaranya dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi,
mampu memikul beban yang berat (Mulyono, 2004), Dan bila dibandingkan
dengan material lain, beton merupakan bahan bangunan yang memiliki daya tahan
terhadap api yang relatif lebih baik, karena beton merupakan material yang
memiliki daya hantar panas yang rendah, sehingga dapat menghalangi rambatan
panas kebagian dalam struktur beton tersebut. Saat terbakar beton tidak dapat
menghasilkan api namun dapat menyerap panas sehingga akan terjadi suhu tinggi
yang berlebihan, yang akan mengakibatkan perubahan pada mikro struktur beton
tersebut.
Terjadinya perubahan temperatur yang cukup tinggi, akan berpengaruh
terhadap elemen-elemen struktur beton. Karena pada proses tersebut akan terjadi
suatu siklus pemanasan dan pendinginan yang bergantian, yang akan
menyebabkan perubahan fase fisis dan kimiawi secara kompleks, hal ini akan
menyebabkan beton menjadi getas.
Dalam proses pembuatan beton, semen dan agregat halus, agregat kasar,
serta air mempunyai proporsi yang berbeda-beda . Sebagai material komposit sifat
beton juga sangat bergantung pada interaksi antara material pembentuknya.
Semen adalah unsur kunci dalam beton, meskipun jumlahnya hanya 7-15 % dari
campuran

(Murdock, 1999). Bahan material dalam pembuatan beton juga

memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda dan saling mempengaruhi. Semen
dalam campuran beton berfungsi sebagai bahan pengikat antar agregat, sedangkan

1

untuk dapat bereaksi semen membutuhkan air yang sekaligus untuk membasahi
agregat agar mudah dalam pengerjaan. Penggunaan semen yang mutlak ada dalam
setiap konstruksi beton mendorong penyelidikan menggunakan bahan campur
(additive) dan bahan tambah (admixture) yang mampu menurunkan cost
pengeluaran, juga merupakan semen baru dengan ciri-ciri khusus atau spesial.
Penggunaan bahan pengganti sebagian semen (SCM) melalui komposisi
campuran yang inovatif akan mengurangi jumlah semen yang digunakan sehingga
dapat mengurangi emisi gas-gas rumah kaca dan penggunaan konsumsi energi
fosil bumi pada industri semen. Bukti-bukti yang ada menunjukkan kekuatan
batas dengan mengganti sekurang-kurangnya 20% dari semen dengan pozzolan
hampir tak berbeda dengan, bilamana semen saja yang digunakan (Murdock,
1999).
Mineral tanah liat/ lempung merupakan penyusun batuan sedimen dan
penyusun utama dari tanah. Tanah liat/lempung mempunyai sifat-sifat fisis dan
kimia yang penting diantaranya yaitu Plastisitas yang berfungsi sebagai pengikat
dalam proses pembentukan sehingga tidak mengalami keretakan atau berubah
bentuk, selain itu tanah liat juga memiliki kualitas kemampuan bakar pada suhu
tinggi. Tanah liat dapat dikatakan pozolan karena mempunyai mutu yang baik
yaitu jumlah kadar SiO2 + Al2O3 + Fe2O3 tinggi dan reaktifnya tinggi dengan
kapur (Laintarawan, 2009).
Dalam penelitian ini, penulis juga memanfaatkan pasir merah sebagai
agregat halusnya. (Harahap, 2013) pada penelitian sebelumnya menjelaskan
mengenai Pengaruh Karakteristik Pasir Merah Labuhan Batu Selatan Terhadap
Sifat Mekanik (Uji Sem, XRD, Uji Impak) Dari Beton, Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa Pengujian sem pada Pasir Merah setelah di ayak diperoleh
Hasil bahwa rongga pada pasir merah ukurannya kecil, halus dan ukurannya bisa
mencapai 1 µm-10 µm. Pengujian XRD diperoleh Hasil bahwa terdapat unsurunsur seperti SiO2 (silikon Oxide), TaO2 (Tantalum Oxide), FeNi (Iron Nikel),
FeC (Iron Carbide), TaO (Tantalum Oxide), Fe 2 C (Iron Carbide) menunjukkan
nilai intensitas silikon pasir merah tinggi. Hasil pengujian impak diperoleh kuat
lentur terbesar yaitu pada penggunaan pasir merah 50% yaitu sebesar 18,6 Mpa.
2

Dari hasil data yang diperoleh terlihat kecenderungan pengaruh pasir merah dalam
agregat halus (pasir merah) 50% meningkatkan kualitas kuat lentur beton,
sedangkan menggunakan agregat halus (pasir merah) 25%, 75% lebih rendah.
Limbong (2014) pada Penelitian sebelumnya membahas mengenai
karakteristik beton dari pasir merah labuhan batu selatan pasca bakar dan Hasil
penelitian yang diperoleh nilai kuat tekan beton normal pasca bakar pada tiga
variasi suhu dengan komposisi 25%-75% di dapatkan hasil paling optimal pada
campuran 50% sekitar 25,0 Mpa. Pada pengujian pola retakan beton pasca
kebakaran dengan suhu 5000C dengan lama pembakaran selama 3 jam
menunjukkan tidak adanya retakan yang terjadi pada beton, dengan komposisi
penambahan pasir merah 25%-62,5% dan pada komposisi tertinggi yakni
campuran pasir merah 75% tampak terlihat retakan sedikit. Retakan ini
disebabkan oleh penyusutan beton pada saat terjadi proses pembakaran.
Tjokrodimuljo (2000) juga mengatakan bahwa beton pada dasarnya tidak
mampu menahan panas sampai di atas 250°C. Akibat panas, beton akan
mengalami retak, terkelupas (spalling), dan kehilangan kekuatan. Kehilangan
kekuatan terjadi karena perubahan komposisi kimia secara bertahap pada pasta
semennya.
Berdasarkan

penelitian Anwar (2006) meneliti mengenai pengaruh

penggunaan pasir laut sebagai agregat halus beton terhadap kekuatan beton pasca
bakar. Hasil yang diperoleh dari beberapa data kuat tekan beton menunjukkan
bahwa pada suhu

kuat tekan meningkat 11,52 % dan pada suhu

dan

menurun tajam masing-masing 36,168 % dan 65,356%.
Lianasari (2013) juga meneliti mengenai pengaruh suhu pembakaran
terhadap sifat mekanik beton fly ash dengan penambahan water reducer (203M).
Hasil penelitian menunjukkan beton fly ash umur 28 hari kuat tekan meningkat
3,34% dari beton normal, beton fly ash + sikament LN meningkat 17,03%. Beton
fly ash pada umur 56 hari kuat tekan meningkat 12,46% dari beton normal, beton
fly ash + sikament LN meningkat 21,76%. Beton normal umur 56 hari pasca
bakar suhu 200°c, 400°c, dan 500°c mengalami penurunan kuat tekan berturutturut sebesar 4,19%, 13,24%, 28,24%. Beton fly ash umur 56 hari pasca bakar
3

mengalami penurunan kuat tekan secara berturut-turut sebesar 19,81%, 31,27%,
31,42%. Beton fly ash + sikament LN umur 56 hari pasca bakar mengalami
penurunan kuat tekan secara berturutturut sebesar 8,64%, 10,96%, 14,37%.
Penelitian tentang pengaruh temperatur dengan atau tanpa bahan tambahan
pada beton masih merupakan topik yang hangat diteliti. Penelitian yang dilakukan
salah satunya merupakan usaha untuk menaksir kekuatan sisa suatu bangunan
yang telah terbakar. Namun sejauh ini penelitian penaksiran tersebut masih belum
menemukan landasan awal yang kuat (Ahmad, dkk.2009).
Berdasarkan uraian dan penelitian di atas maka peneliti ingin melakukan
penelitian mengenai beton pasca bakar dengan penambahan tanah liat sebagai
campuran dalam adukan beton, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh dari Tanah liat tersebut pada kekuatan dan pola keretakan beton pasca
bakar tersebut. Penambahan tanah liat ini juga ditujukan untuk mengurangi
penggunaan sebagian semen dalam adukan beton. Oleh karena itu judul
penelitian ini adalah “Pengaruh Penambahan Tanah Liat sebagai campuran
Terhadap Kekuatan Beton Pasca Bakar.”
1.2 Batasan Masalah
1) Pasir merah yang digunakan adalah 50% dari agregat halus yang
digunakan.
2) Variasi suhu yang digunakan adalah 2000 C, 3500 C, dan 5000 C
3) Variasi Tanah liat yang digunakan adalah 0%, 5%, 10%, dan 15% dari
berat semen.
4) Waktu pembakaran yang digunakan adalah 2 jam.
5) Tanah liat yang digunakan adalah yang lulus ayakan 200 mesh.
6) Karakteristik yang diuji adalah kuat tekan beton dan uji pola keretakan
beton.
7) Faktor air semen (FAS) adalah 0,5.
8) Perawatan beton dilakukan dalam 28 hari.

4

1.3 Rumusan Masalah
1) Bagaimana pengaruh komposisi tanah liat terhadap karakteristik beton
pasca bakar yaitu pada uji kuat tekan dan uji pola keretakan?
2) Bagaimana

pengaruh suhu

terhadap

beton

pasca bakar dengan

penambahan tanah liat?
1.4. Tujuan Penelitian
1) Mengetahui pengaruh komposisi tanah liat terhadap beton pasca bakar
yaitu pada uji kuat tekan dan uji pola keretakan.
2) Mengetahui pengaruh suhu terhadap beton pasca bakar dengan
penambahan tanah liat.
1.5. Manfaat Penelitian
1) Tanah liat dapat digunakan sebagai bahan campuran pada teknologi beton.
2) Sebagai bahan informasi pengetahuan tentang pengaruh penambahan tanah
liat pada campuran beton pasca bakar terhadap kuat tekan dan pola
keretakan.
3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi atau referensi
untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi
beton menggunakan tanah liat.

5

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian mengenai pengaruh penambahan tanah liat sebagai campuran
terhadap kekuatan beton pasca bakar dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.

Berdasarkan nilai kekuatan yang diperoleh dari pengujian beton, bahwa tanah
liat tidak optimal digunakan sebagai campuran untuk kategori beton pasca
bakar karena hanya pada penambahan 5% tanah liat kekuatannya lebih besar
jika dibandingkan dengan beton normal

2.

Dari keseluruhan sampel, untuk komposisi terbaik beton pasca bakar pada
tiga variasi suhu diperoleh pada penambahan tanah liat 5% dengan kuat tekan
sekitar 27,11 MPa. Sedangkan komposisi campuran 10% dan 15% tanah liat
mengalami penurunan.

3.

Pada pengujian pola retakan beton pasca kebakaran dengan penambahan
tanah liat pada suhu 2000C dan 3500C dengan lama pembakaran selama 2 jam
menunjukkan tidak adanya retakan yang terjadi, tetapi pada suhu tertinggi
5000C tampak terlihat sedikit retakan seperti retak-retak. Retakan ini
disebabkan oleh penyusutan beton pada saat terjadi proses pembakaran.

4.

Suhu tinggi berpengaruh pada kekuatan beton dan nilai keoptimalan
ditunjukkan pada benda uji dengan suhu 200⁰C jika dibandingkan dengan
benda uji pada 3500C dan 5000C.

5.2. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan dengan mengacu pada hasil penelitian
yang diperoleh, maka saran yang dikemukakan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1.

Tanah liat kurang optimal digunakan sebagai campuran pada beton pasca
bakar, jadi perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk menggunakan bahan
material yang lain.

43

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Aswanni. I.,Nur, AST., dan Abdul, H.A., (2009), Analisis Pengaruh
Temperatur Terhadap Kuat Tekan Beton, Jurnal Teoritis Dan Terapan
Bidang Rekayasa Sipil, 18 (2): 0853-2952
Anwar,

S.N.R..,

(2006),

Pengaruh

Penggunaan

Pasir

Laut

Sebagai

Agregat Halus Beton Terhadap Kekuatan Beton Pasca Kebakaran, Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil, Vol.2.No.2
Corsika, Y., (2013), Analisis Perilaku Mekanis Dan Fisis Beton Pasca
Bakar Skripsi, Fakultas Teknik, USU, Medan.
Departemen Pekerjaan Umum, (1971), Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI
1971), Bandung , Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pekerjaan Umum
Gunawan, (2000), Konstruksi Beton I, Jakarta, Penerbit Delta Teknik group
Harahap, F., (2013), Pengaruh Karakteristik Pasir Merah Labuhan Batu Selatan
Terhadap Sifat Mekanik (Uji Sem, Difraksi Sinar X, Uji Impak) Dari Beton,
Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan. Susilorini,R dan Sambowo, K.A
Ismail, Febrin Anas., (2009), Studi Kuat Tekan Beton Campuran 1 : 2 : 3
Berdasarkan Lokasi Pengambilan Agregat Di Sumatera Barat, Jurnal
Rekayasa Sipil, Vol.5.No.2
Laintarawan, P., Nyoman, S.W., dan Wayan, A., (2009), Buku Ajar Konstruksi
Beton, Denpasar, FT Universitas Hindu Indonesia
Lakum, C.K., (2009), Pemanfaatan Abu Sekam Padi Sebagai campuran Untuk
Peningkatan Kekuatan Beton, Skripsi, FMIPA, USU, Medan
Lianasari, E.A., Sabdo, T.M., dan Randy, K.T., (2013), Pengaruh Suhu
Pembakaran Terhadap Sifat Mekanik Beton Fly Ash Dengan Penambahan
Water Reducer (203M), Proceeding National Converence On Green
Tecnology , UNS, Surakarta

44

Limbong, L., (2014), Karakteristik Beton Dari Pasir Merah Labuhan Batu
Selatan Pasca Bakar, skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan
Masthura, (2010), Karakterisasi Batu Bata Dengan Campuran Abu Sekam Padi,
Skripsi, FMIPA,USU, Medan
Mulyono, T., (2004), Teknologi Beton, Yogyakarta, Penerbit Andi
Murdock, L.J., dan K.M., Brock., (1999).Bahan Dan Praktek Beton, Terjemahan
Oleh Stephanus Hindarko, Cetakan Ketiga, Jakarta, Erlangga
Nawy., Edward. G., (1990), Reinforce Concrete A Fundamental Approach,
Terjemahan, Cetakan Pertama, Bandung, PT.Eresco
Nugraha, P., dan Antoni, (2007), Teknologi Beton dari Material Pembuatan Beton
Kinerja Tinggi, Yogyakarta, Andi
Pambudi, Warih, (2005), Pengaruh Penambahan Serat Ijuk dan Pengurangan
Pasir terhadap Beban Lentur dan Berat Jenis Genteng Beton, Skripsi,
Universitas Negeri Semarang, Semarang
Siregar, N., (2010), Pemanfaatan Abu Pembakaran Ampas Tebu dan Tanah Liat
Pada Pembuatan Batu Bata, Skripsi, FMIPA, USU, Medan
Surdia, T., dan Saito, S., (1985), Pengetahuan Bahan Teknik, Jakarta, PT Pradnya
Paramita
Susilorini, Rr.s M.I. Retno, dan Suwarno, Dj., (2009), Mengenal Dan Memahami
Teknologi Beton. Semarang, Penerbit unika Soegijapranata
Tjokrodimuljo, K.I., (2000), Teknologi Beton, Yogyakarta: Biro Penerbit
Vlack, L. H.Van, (1992), Ilmu Dan Teknologi Bahan, Jakarta, Erlangga.

45