KEPENTINGAN PEMERINTAH KOREA SELATAN TENTANG KEBIJAKAN MEMPERTAHANKAN KOMPLEK INDUSTRI GAESEONG PASCA PENYERANGAN PULAU YEONPYEONG

(1)

i SKRIPSI

KEPENTINGAN PEMERINTAH KOREA SELATAN TENTANG KEBIJAKAN MEMPERTAHANKAN KOMPLEK INDUSTRI GAESEONG PASCA PENYERANGAN PULAU YEONPYEONG

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

OLEH :

SOFI ANANTA RASTIA Nim : 07260066

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Sofi Ananta Rastia

NIM : 07260066

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Kepentingan Pemerintah Korea Selatan Tentang Kebijakan Mempertahankan Komplek Industri Gaeseong Pasca Serangan Pulau Yeonpyeong.

Disetujui,

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Tonny Dian Effendi, M.Si. Nurudin, M.Si.

Mengetahui,

Dekan FISIP UMM

Ketua Jurusan Hubungan Internasional


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Sofi Ananta Rastia

NIM : 07260066

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Kepentingan Pemerintah Korea Selatan Tentang Kebijakan Mempertahankan Komplek Industri Gaeseong Pasca Serangan Pulau Yeonpyeong.

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada hari: Sabtu Tanggal: 19 Desember 2013

Tempat: Laboratorium Hubungan Internasional UMM Mengesahkan,

Dekan FISIP- UMM

DR. Wahyudi, M.Si.

Dewan Penguji:

1. Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc. ( )

2. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si. ( )

3. Tonny Dian Effendi, M.Si. ( )


(4)

iv ABSTRAKSI

Sofi Ananta Rastia, 2012, 07260066, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Hubungan Internasional,

Kepentingan Pemerintahan Lee Myung Bak Tentang Kebijakan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska penyerangan Pulau

Yeonpyeong, Dosen Pembimbing I: Tonny Dian Effendi, M.Si dan Dosen Pembimbing II: Nurudin, M.Si

Penelitian ini akan membahas, bagaimana kepentingan pemerintah Lee Myung-bak yang tetap mempertahankan proyek Komplek Industri Gaeseong pasca penyerangan yang dilakukan oleh Korea Utara ke pulau Yeonpyeong. Mengingat pentingnya dari Komplek Industri Gaeseong ini yang merupakan simbol persatuan Korea. Sebagai proyek kerjasama ekonomi Korea Utara dan Korea Selatan yang diharapkan memberikan keuntungan bagi kedua Korea maka kelangsungan dari proyek Komplek Industri Gaeseong menjadi penting untuk tetap dipertahankan bagi pemerintah Korea Selatan.

Untuk menjawab rumusan masalah penulis menggunakan konsep Kepentingan Nasional, konsep kerjasama internasional dan konsep Bantuan Luar Negeri.

Hasil dari penelitian, bahwa kepentingan dari pemerintah Lee Myung-bak untuk tetap mempertahankan proyek Komplek Gaeseong pasca terjadinya serangan ke pulau Yeonpyeong ternyata cukup besar. Adapun hal ini didasari oleh beberapa hal, antara lain dari segi internasional karena pentingnya simbol dari Komplek Industri Gaeseong sebagai upaya untuk peningkatan identitas nasional (citra) dalam masyarakat internasional, mencegah dominasi dari Cina dalam perdagangan di Korea Utara. Dalam segi domestik pemerintah Korea Selatan terkait dengan kepentingan ekonomi dari pengusaha kecil dan menengah di Komplek Industri Gaeseong baik dari kerugian secara finansial jika Komplek Industri Gaeseong ditutup, mempertahankan pasar tenaga kerja dengan upah rendah dan pemerintah Korea Selatan ingin tetap memiliki akses untuk berhubungan langsung dengan Korea Utara terkait dengan pendistribusian bantuan Kemanusiaan ke Korea Utara. Dengan tetap dipertahankannya Komplek Industri Gaeseong maka pemerintah Korea Selatan untuk kedepannya akan tetap memiliki akses untuk mencapai reunifikasi Korea.

Kata kunci: Komplek Industri Gaeseong, kepentingan nasional Korea Selatan, penembakan Yeonpyeong.


(5)

v ABSTRACT

Sofi Ananta Rastia, 2012, 07260066, University of Muhammadiyah Malang, Faculty of Social and Political Sciences, Lee Myung-bak Government interests

about maintainingGaeseongIndustrial Complex Policy post-attack

YeonpyeongIsland, Major-Supervisor : Tonny Dian Effendi, M.Si and Co-Supervisor: Nurudin, M.Si

This research will descibe, how the interests of Lee Myung-bak government has maintained Gaeseong Industrial Complex project after the attack by North Korea's Yeonpyeong island. Given the importance of this Gaeseong Industrial Complex which is a symbol union of Korea. As the North Korean economic cooperation projects and South Korea are expected to benefit both the continuity of the Korea Industrial Complex project Gaeseong be important to be maintained for the South Korean government.

To answer the research question the author uses the concept of National Interest, international cooperation concept and Foreign Aid concept.

The results of the study, that the interests of the Lee Myung-bak government to maintain Gaeseong complex project after the attack on Yeonpyeong island is quite large. As it is based on several things, among others, in international terms because of the symbolic importance of Gaeseong Industrial Complex in an effort to increase national identity (image) in the international community to prevent the dominance of China in North Korean trade. In terms of domestic South Korean government related to the economic interests of small and medium-sized businesses in Gaeseong Industrial Complex both of financial losses if Gaeseong Industrial Complex is closed, maintaining labor market with low wages and the South Korean government to have access to deal directly with North Korea related to the distribution of humanitarian aid to North Korea. With still retained Gaeseong Industrial Complex the South Korean government for the future will continue to have access to achieve the reunification of Korea.

Keywords: Gaeseong Industrial Complex, South Korea's national interests, shelling Yeonpyeong.


(6)

vi

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Telah banyak referensi di Indonesia yang membahas masalah hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan dari masa ke masa. Namun tidak banyak yang membahas mengenai Komplek Industri Gaeseong dan juga dengan kepentingan dari pemerintah Korea Selatan tetap mempertahankan Komplek Industri Gaeseong pasca provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara. Penulis menyadari bahwa didalam proses pengerjaan dan penyajian skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan yang masih perlu untuk disempurnakan. Oleh karena itu masukan dan kritikan yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk menyelesaikan kekurangan tersebut.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi, walaupun kecil yang tidak hanya bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai studi Hubungan Internasional di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malangsaja akan tetapi juga disiplin Ilmu Hubungan Internasional di Indonesia secara umum. Amien.

Wassalamu’alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Malang, 22 Januari 2013 Penulis, Sofi Ananta Rastia


(8)

viii

UNGKAPAN PRIBADI DAN MOTTO

“ K ebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh” .( Confusius)

Sebagai rasa syukur atas terselesaikannya skripsi ini maka penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas berkat kehidupan bagi saya.

2. Kedua orangtua saya yakni Papa dan Mama saya : Agus Suheriyono dan Sunarti serta adik saya Agna Serli Ananta Rastia dan seluruh keluarga besar saya. Doa dan harapan serta keberadaan kalian semua benar-benar memberikan saya kekuatan untuk menghadapi keadaan sulit saat mengerjakan skripsi ini.

3. Kedua pembimbing saya yang terhormat: Bapak Tonny Dian Effendi, M.Si dan Bapak Nurudin, M.Si atas arahan dan kesabarannya dalam membimbing dan memberikan pengarahan kepada saya selama proses pengerjaan skripsi ini.

4. Segenap staf di Jurusan Hubungan Internasional UMM, yang telah memberikan bantuannya sehingga terselesaikan skripsi ini.

5. Teman-teman seperjuangan saya di Jurusan Hubungan Internasional UMM (maaf tidak bisa disebutkan satu persatu karena akan banyak sekali) yang sering mendengarkan keluh kesah saya selama mengerjakan skripsi ini.

Dan kepada seluruh pihak yang belum atau lupa saya sebutkan disini, saya mohon maaf dan terimakasih atas bantuan serta doanya.


(9)

ix

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sofi Ananta Rastia

Tempat, tanggal lahir : Malang, 5 Desember 1988

NIM : 07260066

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

KEPENTINGAN PEMERINTAH KOREA SELATAN TENTANG

KEBIJAKAN MEMPERTAHANKAN KOMPLEK INDUSTRI

GAESEONG PASKA PENYERANGAN PULAU YEONPYEONG

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 27 Januari 2013. Yang menyatakan


(10)

x DAFTAR ISI

Lembar Cover/Sampul Dalam...i

Lembar Persetujuan Skripsi...ii

Lembar Pengesahan...iii Lembar Originalitas...iv Ungkapan Pribadi/Motto...v Abstraksi ...vii Kata Pengantar...ix Daftar Isi...x Daftar Gambar...xii Daftar Tabel...xiii Daftar Lampiran...xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah... 12

1.3 Tujuan Penelitian ...12

1.4 Manfaat Penelitian ...12

1.5 Tinjauan Pustaka ...13

1.5.1 Penelitian Terdahulu ...13

1.6 Landasan Konsep ... ..16

1.6.1 Konsep Kepentingan Nasional (National Interest) ...16

1.6.2 Konsep Kerjasama Internasional ... 18

1.6.3 Konsep Bantuan Luar Negeri (Foreign Aid)... 19

1.7 Metode Penelitian ... 25

1.7.1 Jenis Penelitian ... 25

1.7.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ...26

1.7.2.1 Sumber Data ... 26

1.7.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 26

1.7.3 Teknik Analisis Data ... 26

1.7.4 Ruang Lingkup Waktu ... 27

1.7.5 Ruang Lingkup Materi ... 27

1.8 Argumen Dasar ... 27

1.9 Alur Pemikiran ... 28

BAB II KOMPLEK INDUSTRI GAESEONG DAN KRISIS SEMENANJUNG KOREA PADA PENYERANGAN PULAU YEONPYEONG. 2.1Komplek Industri Gaeseong... 31

2.1.1 Sejarah dibangunnya Kompleks Industri Gaeseong ...31

2.1.2 Produksi di Komplek Industri Gaeseong ...43

2.2Krisis Semenanjung Korea ... 61

2.2.1 Penyerangan kapal angkatan laut Cheonan ... 67

2.2.2 Penyerangan Pulau Yeonpyeong oleh Korea Utara ... 74 BAB III KEPENTINGAN PEMERINTAH KOREA SELATAN DALAM

KEBIJAKAN MEMPERTAHANKAN KOMPLEK INDUSTRI GAESEONG PASCA PENYERANGAN PULAU YEONPYEONG.


(11)

xi

3.1Kepentingan Internasional pemerintah Korea Selatan... 88 3.2Kepentingan Domestik pemerintah Korea Selatan ... 96

3.2.1 Kepentingan ekonomi pemerintah Korea Selatan terkait perusahaan di Komplek Industri Gaeseong ... 96 3.2.2 Komplek Industri Gaeseong sebagai akses yang penting

bagi Korea Selatan ... 112 BAB IV Penutup

4.1 Kesimpulan ………... 122 4.2 Saran ………...………...………….. 124 Daftar Pustaka ……….………..…... 125 .


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Komplek Industri Gaeseong di Korea Utara ...34

Gambar 2. Master Plan Hyundai Asan dalam Komplek Industri Gaeseong... 35

Gambar 3. Pembangunan tahap I Komplek Industri Gaeseong...39

Gambar 4. Lokasi Komplek Industri Gaeseong... 45

Gambar 5. Jalur penghubung Antar-Korea dengan Asia dan Benua Eropa... 48

Gambar 6. Posisi rasional Komplek Industri Gaeseong …………... 65

Gambar 7. Tenggelamnya kapal korvet Cheonan ... 75

Gambar 8. Penyerangan Korea Utara terhadap Pulau Yeonpyeong...86


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Detail Master Plan Hyundai Asan dalam Komplek Industri Gaeseong...38

Tabel 2. Statistic di Komplek Industri Gaeseong ... 44

Tabel 3. Jumlah pekerja di Kompleks Industri Gaeseong... 47

Tabel 4. Jumlah pengunjung dan kendaraan produksi di Komplek Industri Gaeseong... 47

Tabel 5. Jumlah perusahaan dan barang produksi di Kompleks Industri Gaeseong (2005-2011) ...50

Tabel 6. Produksi menurut kategori di Kompleks Industri Gaeseong ( 2005-2010) ... 58

Tabel 7. Ketegangan Korea Utara- Korea Selatan paska Perang Korea... 67

Tabel 8. Perdagangan Korea Utara – China 1995-2011... 100


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN


(15)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Hendarsah, Amir. 2007. 11 Macan Asia musuh Amerika. Yogyakarta : Galangpress

Holsti, KJ.1988. Politik internasional : kerangka untuk analisis .Jakarta : Erlangga

Ikbar Yanuar. 2007.Politik Internasional : Studi Pengenalan Umum, Bandung: Universitas Padjadjaran

Iqbal,Ahmad.2010.Perang-perang Paling Berpengaruh DiDunia. Yogyakarta:Jogja Bangkit Publisher

Mohtar Mas’oed. 1990. Ilmu Hubungan Internasional ( Disiplin dan Metodologi ). Jakarta : LP3ES

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005.

Pengantar Hubungan Internasional. Bandung : Remaja Roesdakarya

Seung-Yoon, Yang Mas'oed, Mohtar.2005.Memahami Politik Korea. Yogyakarta: GMUP Yang Seung Yoon dan Mohtar Mas’oed, Politik Luar Negeri Korea Selatan Gadjah Mada University Press

Yogyakarta. 2004.

Ulber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Adhitama

Jurnal dan Makalah Elektronik:

Bantuan luar negeri pemerintah dalam perekonomian Indonesia, diakses melalui:

<http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kebijakan_fiskal_monet

er/bab4-bantuan_luar_negeri_pemerintah_dalam_perekonomian_indonesia.p df>, pada 20 Agustus 2012.

CRS Report for Congress. 2011, The Kaesong North-South Korean

Industrial Complex, <http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL34093.pdf>, pada 20 Agustus 2011.

Dick K. Nanto & Mark E. Manyin. 2011. The Kaesong North-South Korean Industrial Complex,

<http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL34093.pdf>.

Human Right Watch.2006.Workers’ Rights at the Kaesong Industrial Complex,

<http://www.hrw.org/sites/default/files/reports/northkorea1006_web withcover_0.pdf>, pada 20 Agustus 2012.

Hong Yang-ho, 2001,Humanitarian Aid Toward North Korea:A Global Peace-Building Process,

<http://www.ieas.or.kr/vol13_4/13_4_2.pdf>, diakses pada 20 Agustus 2012.


(16)

xv

Jong-moo, LEE. 2009. International Conference on Humanitarian and Development Assistance to DPRK - Current Humanitarian Situation and International Cooperation ,

<http://www.ncnk.org/resources/publications/Seoul_Humanitarian_ Conference_Nov_2009_English.pdf>, diakses pada 20 Agustus 2012.

Marcus Noland ,2009. “FAMINE IN NORTH KOREA: Causes and Cures”, <http://www.iie.com/publications/wp/99-2.pdf>, diakses pada 22 Agustus 2012.

Moo Bong-ryoo.2009. THE KOREAN ARMISTICE AND THE ISLANDS.

<http://www.dtic.mil/cgi-bin/GetTRDoc?AD=ADA500904&Location=U2&doc=GetTRDoc.p df >, diakses pada 22 Agustus 2012.

Patrick M. Cronin. 2012. Economic Engagement of North Korea and the Kaesong Industrial Complex,

<http://www.cnas.org/files/documents/publications/CNAS_VitalVen ture_Cronin_0.pdf>, pada tanggal 20 Agustus 2012.

Tae-Hwan Kwak and Seung-Ho Joo. North Korea’s Changes and the Future of Inter-Korean Relations,

<http://facultypages.morris.umn.edu/~joos/us/Readings/4_Korea/cha pter%203_Kwak%20Joo.pdf>

JOHNS HOPKINS University. US-KOREAYearbook2009,

<http://uskoreainstitute.org/wp-content/uploads/2010/05/32282_JHU_yearbook.pdf>, pada 20 Agustus 2012.

Yanyan Mochamad Yan. Ketegangan di Semenanjung Korea,

<http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/ketegangan_di_semenanjung_korea.pdf>, diakses pada 20 Agustus 2012.

Yanyan Mochamad Yani, Drs., MAIR., Ph.D, Politik Luar Negeri,

<http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/politik_luar_negeri.pdf>, pada 27 Januari 2013.

Situs Internet

A Line in the Sea Divides the Two Koreas,

<http://thelede.blogs.nytimes.com/2010/11/23/a-line-in-the-sea-divides-the-two-koreas/>, pada 20 Januari 2013.

After North Korean strike, South Korean leader threatens 'retaliation', <http://edition.cnn.com/2010/WORLD/asiapcf/11/23/nkorea.skorea. military.fire/index.html>, pada 20 Agustus 2012.

AP Enterprise: Sub attack was near US-SKorea drill,

<http://www.guardian.co.uk/world/feedarticle/9113557>, pada 20 Agustus 2012.


(17)

xvi Border at Kaesong Reopened,

<http://www.dailynk.com/english/read.php?cataId=nk00100&num= 7164>, pada 20 Agustus 2012.

Cheonan Captain 'Reported Attack',

<http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2010/04/02/20100402 00678.html>, pada 20 Agustus 2012.

Dept. Unif menghentikan bantuan kemanusiaan untuk Korut untuk sementara,

<http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_Po_detail.htm?No=2237 2>, pada 20 Agustus 2012.

EU dan ASEAN mengkhawatirkan situasi di Semenanjung Korea,

<http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_In_detail.htm?No=20 977>, pada 20 Agustus 2012.

Experts cite succession and diplomatic pressure following artillery fire, <http://english.hani.co.kr/arti/english_edition/e_northkorea/450424.h tml>, pada tanggal 20 Agustus 2012.

Gov't Bans Visit to Kaesong Complex,

<http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2010/12/20/20101220 01049.html>, pada 14 Desember 2012.

Introduction,

<http://www.hyundai-asan.com/english/kaesong/intro_k01.jsp>, pada 20 Januari 2013.

In Clash Between Koreas, Fishermen Feel First Bite,

<http://www.nytimes.com/2009/06/24/world/asia/24korea.html>, pada 22 Agustus 2012.

Jalan untuk para komuter di kompleks industri Gaesong diperbaiki, <http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_IK_detail.htm?No=25 139>, pada 22 Agustus 2012.

Kaesong Industrial Complex Part IV: Rationale Behind Kaesong Selection,

<http://www.xborderjournal.com/2006/04/kaesong_industr_3.html>, pada 20 Januari 2013.

Kaesong Industrial Complex Part V: Economic Flow Architectures, diakses melalui:

<http://www.xborderjournal.com/2006/04/kaesong_industr_4.html>, pada 20 Agustus 2012.

Kaesong Complex Reels from Inter-Korean Tensions,

<http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2010/12/21/20101221 01006.html>, pada 20 Agustus 2012.

Kaesong “wages” rise by 5%,

<http://www.dailynk.com/english/read.php?cataId=nk00100&num= 9633, pada 20 Agustus 2012.

Kapal Korsel yang tenggelam "terbelah",

<http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/03/100328_skoreasunk .shtml>, pada tanggal 12 Agustus 2012.


(18)

xvii

Kedua Korea sepakat melanjutkan penggalian istana kuno di Gaesung,

<http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_IK_detail.htm?No=25 096>, pada 20 Januari 2013.

Korsel mencabut sebagian larangan bepergian transportasi Gaesung,

<http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_IK_detail.htm?No=2241 0>, pada 20 Agustus 2012.

Korea Utara – Korea Selatan saling serang,

<http://www.koranpagionline.com/index.php?option=com_content&

view=article&id=879:korea-utara-korea-selatan-saling-serang&catid=67:asia-a-afrika&Itemid=392>, pada 20 agustus 2012.

Korea Utara menderita kerugian 280 juta dolar pertahun akibat embargo Korsel,

<http://world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/news_01_d etail.htm?No=14205>, pada 20 Desember 2012.

Kedua Korea sepakat melanjutkan penggalian istana kuno di Gaesung, <http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_IK_detail.htm?No=25 096>, pada 20 Januari 2013.

KPA Supreme Command Issues Communique,

<http://www.kcna.co.jp/item/2010/201011/news23/20101123-19ee.html>, pada 20 Agustus 2012.

(LEAD) Military to kick off annual defense drill next week,

<http://english.yonhapnews.co.kr/national/2010/11/16/10/030100000 0AEN20101116007000315F.HTML>, pada 20 Agustus 2012.

Master plan of KIC,

<http://www.hyundai-asan.com/english/kaesong/plan01.jsp>, pada 20 Januari 2013.

Master plan of KIC,

<http://www.hyundai-asan.com/english/kaesong/plan02.jsp?navi=030509>, pada 20 Januari 2013.Mengutuk Tindakan Provokasi Korea Utara,

<http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_issue_detail.htm?No=20 314&id=issue>, pada tanggal 12 Agustus 2012.

Mantan presiden Kim Dae-jung, diakses melalui:

<http://world.kbs.co.kr/indonesian/event/kimdaejung_2009/sub_hon er.htm>, pada 20 Agustus 2012.

Major Statistics in Inter-Korean Relations,

<http://eng.unikorea.go.kr/CmsWeb/viewPage.req?idx=PG00000005 41>, pada 20 Januari 2013.

Ministry of Unification, MOU Policy,

<http://eng.unikorea.go.kr/CmsWeb/viewPage.req?idx=PG00000005 30#sec1>, pada 20 Agustus 2010.

North Korea fires artillery into sea near western border,

<http://www.nytimes.com/2010/08/10/world/asia/10korea.html>, pada 20 Agustus 2012.

North Korea’s Changes and the Future of Inter-Korean Relations,

<http://facultypages.morris.umn.edu/~joos/us/Readings/4_Korea/cha pter%203_Kwak%20Joo.pdf>, diakses pada 20 Agustus 2012


(19)

xviii

North Korea shells southern island, two fatalities reported,

<http://koreajoongangdaily.joinsmsn.com/news/article/article.aspx?a id=2928751>,pada 20 Agustus 2012.

North Korea's Full Moon Tower,

<http://archive.archaeology.org/1105/features/north_korea_goryeo_d ynasty_mount_songak.html>, pada 20 Januari 2013.

North Korea's floods leave children severely malnourished,

<http://www.guardian.co.uk/world/video/2011/oct/06/north-korea-floods-children-malnourished-video>, pada 20 Agustus 2012

North Korea: Flood Reportedly Leaves 30 Dead, Thousands Homeless,

<http://www.huffingtonpost.com/2011/08/05/north-korea-flood-reporte_n_919296.html>, pada 20 Agustus 2012

North-South Korea and Chinese trade,

<http://www.nkeconwatch.com/2012/05/23/north-south-korea-and-chinese-trade/>, pada 20 Agustus 2012.

N.K. artillery strikes S. Korean island,

<http://nwww.koreaherald.com/view.php?ud=20101123001048>, pada 20 Agustus 2012

NK fires shells onto S. Korean island, kills 2 Marines ,

<http://english.donga.com/srv/service.php3?biid=2010112430388>, pada 20 Agustus 2012

Northern Limit Line (NLL) West Sea Naval Engagements,

<http://www.globalsecurity.org/military/world/war/nll.htm>, pada 22 Agustus 2012.

Pejabat Hyundai Asan rayakan HUT peluncuran program wisata gunung Geumgang,

<http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_Po_detail.htm?No=28 288>, pada 20 Januari 2013.

Pemerintah konfirmasikan distribusi tranparan terhadap bantuan tepung di Korea Utara,

<http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_IK_detail.htm?No=25 351>, pada 22 Agustus 2012.

Pemerintah Seoul menghentikan petukaran antarKorea”,

<http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_IK_detail.htm?No=2095 3>, pada 14 Desember 2012.

Pemerintah Seoul izinkan 2 hal rencana pengiriman bantuan untuk Korut, <http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_IK_detail.htm?No=24 310>, pada 22 Agustus 2012.

Presiden Korsel: Korut Harus Bertanggungjawab,

<http://www.republika.co.id/berita/breaking- news/internasional/10/05/25/116889-presiden-korsel-korut-harus-bertanggungjawab>, pada 20 Agustus 2012.

Presiden Lee : Korsel akan menanggapi dengan keras jika Korut membuat provokasi lagi,

<http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_Po_detail.htm?No=22 415>, pada 20 Agustus 2012.


(20)

xix

Pyongyang sees US role in Cheonan sinking,

<http://www.atimes.com/atimes/Korea/LE05Dg01.html>, pada 20 Agustus 2012.

ROKS Cheonan (PCC-772) Patrol Combat Corvette (1989),

<http://www.militaryfactory.com/ships/detail.asp?ship_id=ROKS-Cheonan-PCC772>, pada 12 Agustus 2012.

ROK government planning to resume construction and relax sanctions in Kaesong zone, <http://www.nkeconwatch.com/2011/10/20/rok- government-planning-to-resume-construction-and-relax-sanctions-in-kaesong-zone>/, pada 20 Agustus 2012.

S. Korean Navy ship sinking in Yellow Sea: officials,

<http://english.yonhapnews.co.kr/national/2010/03/27/13/030100000 0AEN20100327000100315F.HTML>, pada 12 Agustus 2012.

Sejarah,

<http://world.kbs.co.kr/indonesian/korea/korea_abouthistory.htm>, pada tanggal 20 Januari 2013.

Seoul Warns of 'Severe Punishment' Over N.Korean Attack,

<http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2010/11/24/20101124 00306.html>, pada 22 Agustus 2012.

Seoul reaffirms N. Korea’s torpedo attack in final report,

<http://www.koreatimes.co.kr/www/news/nation/2010/09/205_7299 7.html>, pada 20 Agustus 2012.

Seoul's dilemma over sunken warship, <http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/8648970.stm>, pada 20 Agustus 2012

Seoul reaffirms N. Korea’s torpedo attack in final report,

<http://www.koreatimes.co.kr/www/news/nation/2010/09/205_7299 7.html>, pada 20 Agustus 2012.

Seoul Decides to Continue Kaesong Project, Humanitarian Aid,

<http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2010/05/25/20100525 01206.html>, pada 20 Agustus 2012.

Serangan Korut tewaskan warga sipil,

<http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/11/101124_koreacasua lties.shtml>, pada 12 Agustus 2012.

Ship Attack Shows South Korean Quandary Over How to Respond to North,

<http://www.nytimes.com/2010/04/26/world/asia/26korea.html?_r=0 >, pada 12 Agustus 2012.

South Korea's Case for How the Cheonan Sank,

<http://www.time.com/time/world/article/0,8599,2010455,00.html>, pada 20 Agustus 2012.

South Korean navy ship sinks near sea border with North,

<http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/8589507.stm>, pada 20 Agustus 2012.

South Korean divers search sunken warship,

<http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/8592175.stm>, pada 20 Agustus 2012.


(21)

xx

South-North Trade to Exceed US$1 Billion in 2005,

<http://global.kita.net/news/02/1188544_1687.jsp>, pada 20 Agustus 2012.

South Korea cuts trade ties with North over sinking,

<http://www.theage.com.au/world/south-korea-cuts-trade-ties-with-north-over-sinking-20100524-w7y6.html>, pada 22 Agustus 2012.

South Korean firms rack up $8.3 billion losses in the North,

<http://www.hani.co.kr/arti/english_edition/e_northkorea/534442.ht ml>, pada 20 Agustus 2012.

South thwarts even bigger attack,

<http://koreajoongangdaily.joinsmsn.com/news/article/article.aspx?a id=2928852>, pada 20 Agustus 2012.

The Kaesong North-South Korean Industrial Complex,

<http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL34093.pdf>, pada 20 Agustus 2012.

The uncertain future of the Kaesong district,

<http://temi.repubblica.it/limes-heartland/the-uncertain-future-of-the-kaesong-district/1771>, pada 22 Agustus 2012.

U.S. backs South Korea in punishing North Korea,

<http://usatoday30.usatoday.com/news/world/2010-05-24-clinton-koreas_N.htm>, pada 22 Agustus 2012.

Wages of North Korean workers in Kaesong Industrial Complex set to rise 5% for the fifth consecutive year,

<http://ifes.kyungnam.ac.kr/eng/FRM/FRM_0101V.aspx?code=FR M110810_0001>, pada 20 Agustus 2012.

Yeonpyeong,

<http://terms.naver.com/entry.nhn?cid=200000000&docId=1126675 &categoryId=200001021>, pada 20 Agustus 2012.

Yeonpyeong Island : a history, diakses melalui:

<http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/southkorea/81554 86/Yeonpyeong-Island-A-history.html>, pada 20 Agustus 2012

Skripsi :

Relita, Wieke, 2009, Reaksi Korea Utara Terhadap Kebijakan Pemerintah Lee Myung Bak (study kasus: Kompensasi perlucutan program dan bahan nuklir Korea Utara dengan Bantuan Ekonomi Korea Selatan), Thesis, Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, <http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/1249/1321> , pada 10 Januari 2011.

Al-Hikmah, Tuti, 2009, KEPENTINGAN EKONOMI AMERIKA SERIKAT DALAM BANTUAN EKONOMI WORLD BANK SEKTOR

PERTANIAN DIINDONESIA. Thesis, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Masalah yang terjadi di Semenanjung Korea memang menegang kembali setelah Korea Utara pada 23 November 2010 lalu membombardir pulau Yeonpyeong. Serangan yang dilakukan Korea Utara tersebut menewaskan 2 orang warga sipil, 2 orang anggota mariner Korea Selatan dan juga 18 orang juga terluka akibat serangan tersebut.1 Setelah sebelumnya juga pada bulan Maret tahun 2010 lalu, Korea Utara juga menenggelamkan kapal kovert Cheonan milik angkatan laut Korea Selatan dengan serangan torpedonya yang menewaskan 46 orang pelaut Korea Selatan.2 Serangan tersebut bukan yang pertama kali dilakukan oleh pihak Korea Utara setelah perjanjian gencatan senjata ditandatangani pada 27 Juli 1953. Sampai saat ini Korea Selatan dan Korea Utara masih berada dalam kondisi perang, karena perjanjian yang ditandatangani adalah gencatan senjata bukan berakhirnya perang maka dari itu konflik antar Korea tetap terjadi.

Tenggelamnya kapal korvet Cheonan milik angkatan laut Korea Selatan pada 23 Maret 2010 lalu merupakan tindakan provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara yang kembali meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea. Peristiwa tenggelamnya kapal korvet Cheonan tersebut merupakan sebuah

1Serangan Korut tewaskan warga sipil, diakses melalui:

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/11/101124_koreacasualties.shtml, pada 12 Agustus 2012.

2Kapal Korsel yang tenggelam "terbelah"

, diakses melalui:


(23)

2

provokasi yang serius yang dilakukan Korea Utara ke Korea Selatan sejak pecahnya Perang Korea antara 1950-1953. Pada saat kapal korvet Cheonan tersebut tenggelam sebanyak 58 pelaut Korea Selatan tenggelam dan 46 diantaranya tewas dalam peristiwa tersebut di Laut Kuning dekat perbatasan antara dua Korea. Setelah terjadinya peristiwa tenggelamnya kapal korvet Cheonan tersebut sebuah tim investigasi Internasional melakukan peyelidikan penyebab tenggelamnya kapal korvet Cheonan. Tim investigasi Internasional tersebut kemudian menyimpulkan bahwa sebuah kapal selam milik Korea Utara telah menembakkan torpedo ke kapal korvet Cheonan yang mengakibatkan badan kapal itu terbelah dan tenggelam.3

Pasca terjadinya peristiwa tenggelamnya kapal korvet Cheonan, presiden Lee Myung-bak menyebutkan jika provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara tersebut tidak benar. Presiden Lee Myung-bak juga menegaskan, jika pihak dari Korea Selatan akan mengambil langkah tegas untuk membuat Korea Utara bertanggungjawab atas tindakan provokasi yang dilakukannya. Perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani pada tahun 1953 mencegah Korea Selatan untuk mengambil tindakan militer sepihak kepada Korea Utara. Dalam peristiwa tenggelamnya kapal korvet Cheonan tersebut komisi gencatan senjata dari PBB menyelidiki jika insiden tenggelamnya kapal korvet Cheonan tersebut telah melanggar perjanjian gencatan senjata antar Korea tetapi Korea Utara tetap membantah untuk bertanggung jawab atas tenggelamnya kapal korvet Cheonan milik angkatan laut Korea Selatan. Seorang juru bicara Angkatan Laut Korea

3

Presiden Korsel: Korut Harus Bertanggungjawab, diakses melalui:

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/05/25/116889-presiden-korsel-korut-harus-bertanggungjawab, pada 20 Agustus 2012.


(24)

3

Utara yang bernama Pak Ho, menyatakan jika langkah apa pun yang dilakukan untuk untuk membalas ataupun menghukum Korea Utara berarti itu adalah perang.4

Setelah dikeluarkannya kesimpulan dari tim investigasi internasional jika tenggelamnya kapal korvet Cheonan dikarenakan serangan torpedo dari Korea Utara, Kementrian Unifikasi Korea Selatan mengatakan akan memberikan hukuman untuk Korea Utara dari sektor ekonomi. Pemerintah Korea Selatan akan memutuskan semua perdagangan dengan Korea Utara dan melarang semua kapal-kapal milik Korea Utara melintasi perairan milik Korea Selatan. Korea Selatan merupakan mitra dagang dari Korea Utara nomor dua terbesar setelah Cina. Meskipun embargo perdagangan untuk Korea Utara telah dikeluarkan oleh pemerintah Korea Selatan tetapi kawasan industri bersama di kota Gaeseong di perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan di mana 123 perusahaan Korea Selatan mempekerjakan sekitar 50.000-an warga Korea Utara akan tetap terbuka walaupun investasi baru atau peningkatan skala usaha perusahaan Korea Selatan di Komplek Industri Gaeseong masih diberikan larangan oleh pemerintah Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan akan menghentikan proyek bantuan terhadap Korea Utara, tetapi akan terus memberikan bantuan kemanusiaan untuk bayi, anak-anak dan para lansia di Korea Utara.5

Pasca tenggelamnya kapal korvet Cheonan milik angkatan laut Korea Selatan dan akhirnya militer Korea Utara dinyatakan sebagai pihak yang bertanggungjawab atas insiden tersebut, Korea Utara kembali melakukan

4Ibid

.

5Pemerintah Seoul menghentikan petukaran antarKorea”,

diakses melalui:


(25)

4

provokasinya kepada Korea Selatan dengan menembaki pulau Yeonpyeong pada 23 November 2010. Serangan yang dilakukan oleh Korea Utara pada pulau Yeonpyeong tersebut tentu saja membuat keadaan Korea Selatan menjadi menegang kembali kepada Korea Utara. Menurut pihak dari Korea Selatan serangan yang dilakukan oleh Korea Utara tersebut tidak bisa dibenarkan karena telah mengenai pekampungan damai dimana pulau Yeonpyeong ditinggali sekitar 400 keluarga. Serangan peluru artileri yang dilakukan oleh pihak militer Korea Utara terhadap perkampungan tersebut telah direncanankan dengan matang oleh pihak Korea Utara.6

Pemerintahan Korea Selatan dibawah Presiden Lee Myung Bak cenderung tegas dan keras dalam mengambil setiap tindakan provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara kepada Korea Selatan. Serangan yang dilakukan oleh pihak militer Korea Utara tersebut dilatarbelakangi oleh adanya latihan militer bersama yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan di Laut Kuning dekat perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan. Pihak militer Korea Utara mengklaim jika peluru yang ditembakkan oleh militer Korea Selatan pada latihan militer bersama tersebut telah mengenai wilayah Korea Utara dan akhirnya pihak Korea Utara mulai menembaki pulau Yeonpyeong dimana terdapat para anggota militer Korea Selatan yang sedang melakukan latihan militer bersama dengan Amerika Serikat. Pasca serangan Korea Utara kepada pulau Yeonpyeong tersebut pemerintah Korae Selatan mengeluarkan kebijakan dengan menghentikan untuk sementara semua akses baik pengiriman bantuan kemanusiaan untuk bayi,

6

Mengutuk Tindakan Provokasi Korea Utara, diakses melalui:

http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_issue_detail.htm?No=20314&id=issue, pada tanggal 12 Agustus 2012.


(26)

5

anak dan para lansia di Korea Utara dan membatasi para warga Korea Selatan yang akan menuju Korea Utara salah satunya untuk melakukan kunjungan bisnis ke Komplek Industri Gaeseong karena masalah keamanan.7

Komplek Industri Gaeseong merupakan sebuah proyek kerjasama ekonomi antara Korea Utara dan Korea Selatan berada di kota Gaeseong perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan yang dibuka sejak tahun 2004. Proyek kerjasama ekonomi antar Korea ini memiliki arti yang penting bagi sejarah Korea karena proyek ini dibuat sebagai puncak dari KTT Korea pada tahun 2000 yang untuk pertama kali dilakukan yang akhirnya Kim Dae-jung presiden Korea Selatan dan Kim Jong-il pemimpin Korea Utara menyepakati dilakukannya kerjasama antar Korea dalam segala bidang baik ekonomi, budaya, olahraga, dll. Komplek Industri Gaeseong merupakan proyek rekonsiliasi antar Korea yang menggabungkan perusahaan dengan tekhnologi dari Korea Selatan dan lahan serta pekerja dari Korea Utara selain dengan tujuan untuk merevitalisasi perekonomian Korea Utara diharapkan juga menyediakan jembatan untuk komunikasi dan sebagai penjembatan untuk interaksi budaya dan itu bisa membuat stabilitas dan meningkatnya komunikasi di kawasan perbatasan antar Korea dengan tujuan akhir reunifikasi Korea.

Proyek kerjasama ekonomi Komplek Industri Gaesong ini yang pada 2011 telah mempekerjakan hampir sekitar 50.000-an pekerja dari Korea Utara, pasca terjadinya provokasi-provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara tetap dioperasikan. Pemerintah Korea Selatan tetap mempertahankan proyek kerjasama

7Dept. Unif menghentikan bantuan kemanusiaan untuk Korut untuk sementara

, diakses melalui: http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_Po_detail.htm?No=22372, pada 20 Agustus 2012.


(27)

6

ekonomi ini mengingat simbol dari Komplek Industri Gaeseong sebagai simbol penyatuan Korea. Sehari setelah terjadinya serangan pulau Yeonpyeong tepatnya pada 24 November 2011, Departemen Unifikasi Korea Selatan mengeluarkan larangan kepada semua warga untuk bisnis yang mengunjungi Komplek Industri Gaeseong terkait masalah keamanan dari warga Korea Selatan. 8Tetapi beberapa hari kemudian pada 29 November 2010, pemerintah Korea Selatan mencabut sebagian larangan tentang pengiriman bahan dan barang produksi baik yang masuk maupun yang keluar dari Kompleks Industri Gaeseong di Korea Utara. Keputusan pemerintah Korea Selatan tersebut dikeluarkan karena adanya peningkatan kesulitan yang dihadapi oleh para pemilik perusahaan Korea Selatan di Komplek Industri Gaeseong yang sejak peristiwa tenggelamnya kapal korvet Cheonan pemerintah Korea Selatan melarang adanya investasi baru maupun perluasan pabrik dan juga adanya pengurangan tenaga kerja dari Korea Selatan. 9

Adanya larangan baik investasi baru maupun kunjungan ke Komplek Industri Gaeseong yang diberikan pemerintah Korea Selatan semakin mengancam kelangsungan dari Komplek Industri Gaeseong dan juga mengancam rekonsiliasi antar Korea dimana hampir semua proyek kerjasama antar Korea telah ditutup sejak presiden Lee Myung-bak terpilih menjadi presiden. Proyek kerjasama di Gunung Geumgang merupakan program wisata ke gunung Geumgang yang mulai dibuka pada tanggal 18 November 1998, tetapi proyek tersebut dihentikan pada

8Ibid.

9Korsel mencabut sebagian larangan bepergian transportasi Gaesung,

diakses melalui: http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_IK_detail.htm?No=22410, pada 20 Agustus 2012.


(28)

7

bulan Juli 2008 ketika militer Korea Utara melakukan penembakan kepada seorang wisatawan Korea Selatan di lokasi wisata gunung Geumgang.10

Komplek Industri Gaeseong yang terletak di kota Gaeseong perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Kota Gaeseong merupakan salah satu kota yang terbesar di Korea Utara, juga memiliki sejarah yang penting bagi kedua Korea karena disana terletak sebuah sisa-sisa peninggalan istana kerajaan kuno

Manwoldae pada zaman kerajaan Goryeo. Zaman kerajaan Goryeo dimulai sejak tahun 918 sampai tahun 1932 yang diperintah oleh Wang Kon, raja Taejo yang menetapkan Song-ak atau sekarang disebut Gaeseong sebagai ibu kotanya.11 Penggalian sisa-sisa kerajaan kuno Manwoldae ini disepakati oleh Korea Utara dan Korea Selatan pada Januari 2006 tetapi pada 24 Mei 2010 adanya sanksi yang diberikan oleh Korea Selatan kepada Korea Utara penggalian istana kuno tersebut sempat terhenti dan pada 28 Oktober 2011 disepakati untuk melakukan penggalian kembali istana kuno Manwoldae tersebut.12

Sebuah proyek kerjasama ekonomi antara Korea Utara dan Korea Selatan di Komplek Industri Gaeseong memang memberikan keuntungan bagi Korea Utara dan Korea Selatan. Setelah terjadinya serangan ke pulau Yeonpyeong adanya larangan yang diberikan untuk berhubungan langsung dengan Korea Utara. Akses menuju Komplek Industri Gaeseong yang sempat ditutup tetapi kemudian pada 29 November 2010 dibuka sebagian dan pada 20 Desember 2010 pemerintah mengijinkan kunjungan para pemilik perusahaan disana. Proyek

10Pejabat Hyundai Asan rayakan HUT peluncuran program wisata gunung Geumgang, diakses melalui:

http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_Po_detail.htm?No=28288, pada 20 Januari 2013.

11Sejarah, diakses melalui: http://world.kbs.co.kr/indonesian/korea/korea_abouthistory.htm, pada tanggal 20

Januari 2013.

12Kedua Korea sepakat melanjutkan penggalian istana kuno di Gaesung

, diakses melalui: http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_IK_detail.htm?No=25096, pada 20 Januari 2013.


(29)

8

kerjasama ekonomi antar Korea ini merupakan satu-satunya yang masih tersisa, sehingga menjadi penting untuk dipertahankan kelangsungan dari Komplek Industri Gaeseong ini. Sebagai akses yang bisa memungkinkan untuk Korea Utara dan Korea Selatan berhubungan secara langsung Komplek Industri Gaeseong juga merupakan kawasan yang strategis untuk menjadi akses pendistribusian bantuan kemanusiaan untuk anak-anak dan lansia di Korea Utara. Korea Utara memang belum terlepas dari bencana kelaparan yang melanda sejak tahun 1990-an dan sebagai Negara tetangga Korea Selatan memiliki tanggungjawab untuk membantu Negara tetangganya yang sedang dilanda bencana kelaparan.

Setelah terjadinya serangan-serangan yang dilakukan oleh Korea Utara, Korea Selatan tetap memberikan bantuan kemanusiaan untuk anak-anak dan lansia ke Korea Utara. Pada 24 Mei 2010, sanksi yang diberikan oleh pemerintah Korea Selatan untuk Korea Utara pengecualian juga untuk bantuan kemanusiaan yang diberikan anak-anak dan lansia di Korea Utara. Begitu juga setelah terjadinya serangan Yeonpyeong, walaupun bantuan kemanusiaan untuk Korea Utara sempat terhenti karena masalah ketegangan antar Korea tetapi bantuan kemanusiaan tersebut didistribusikan kembali untuk anak-anak dan para lansia di Korea Utara. Dan Komplek Industri Gaeseong yang memungkinkan sebagai kawasan yang strategis untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan ke Korea Utara karena letaknya yang berada di wilayah Korea Utara.

Runtuhnya Uni Soviet yang menyusul keruntuhan blok Eropa Timur mempercepat dunia Internasional masuk dalam suasana berakhirnya persaingan perang dingin. Setelah berakhirnya perang Dingin semua Negara mulai


(30)

9

mengutamakan urusan perekonomian dari pada ideologi nasionalnya. Hal ini mengisyaratkan bahwa negara-negara sahabat Korea Utara tidak berdaya dalam memberikan bantuan ekonomi kepada Korea Utara. Berhentinya pemberian bantuan dari sekutunya telah menyebabkan Korea Utara mengalami 4 kekurangan yang sangat serius yaitu kekurangan valuta asing, bahan mentah untuk industri, tenaga listrik dan bahan makanan.13 Keadaan itu yang memungkinkan untuk Korea Utara melakukan kerjasama dengan Korea Selatan yang selama ini menjadi musuhnya dan juga Cina yang selama ini menjadi sekutu dari Korea Utara.

Dengan adanya ketegangan di Semenanjung Korea yang meningkat, Uni Eropa dan ASEAN yang sama-sama menyampaikan kekhawatiran akibat penenggelaman kapal korvet Cheonan milik Angkatan Laut Korea Selatan oleh Korea Utara pada 23 Maret 2010 dan penyerangan pulau Yeonpyeong 23 November 2010 lalu. Kedua organisasi tersebut meminta Korea Selatan dan Korea Utara, maupun negara terkait lainnya untuk menahan diri dalam menangani masalah provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara dan berupaya untuk mempromosikan perdamaian dan kestabilan di Semenanjung Korea.14 Sebagai salah satu proyek rekonsiliasi Komplek Industri Gaeseong diharapkan bisa meredakan konflik di Semenanjung Korea dengan adanya kerjasama ekonomi antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Serangan yang menewaskan 4 warga pulau Yeonpyeong tersebut memaksa pemerintah juga bertindak tegas dengan pihak Korea Utara mengingat banyak

13

Yang Seung Yoon dan Mohtar Mas’oed, “ Politik Luar Negeri Korea Selatan “Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 2004. hal 16

14EU dan ASEAN mengkhawatirkan situasi di Semenanjung Korea

, diakses melalui:


(31)

10

pula warga Korea Selatan yang juga mengutuk tindakan Korea Utara tersebut. Meskipun ketegangan yang meningkat paska tindakan provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara, tetapi kedua Korea tidak memungkinkan jika Komplek Industri Gaeseong menjadi ditutup dan akan disalahkan jika Komplek Industri Gaeseong ditutup. Selain pentingnya simbol dari Komplek Industi Gaeseong, baik dari kedua pihak akan menanggung kerugian secara finansial jika produksi di Komplek Industri Gaeseong dihentikan.

Komplek Industri Gaeseong ini merupakan salah satu dari proyek kerjasama rekonsiliasi antara Korea Utara dan Korea Selatan yang masih tersisa. Komplek Industri Gaeseong ini memberikan Pemerintah Korea Utara dengan aliran dana sekitar USD 20.000.000 per tahun, berdasarkan dari saham yang dimiliki oleh pemerintah Korea Utara yang mengambil dari gaji yang dibayarkan kepada para pekerja Korea Utara.15 Dan kerugian secara financial juga akan ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan mengingat adanya asuransi resiko politik yang memungkinkan pemerintah Korea Selatan memberikan ganti rugi sampai dengan 90 persen dari investasi perusahaan-perusahaan di Komplek Industri Gaeseong.

Dibangunnya Komplek Industri Gaeseong ini sejak awal diharapkan akan membawa keuntungan bagi Korea Selatan dan Korea Utara. Proyek yang menggabungkan perusahaan dengan teknologi dari Korea Selatan dan menggabungkan lahan dan pekerja dari Korea Utara. Proyek kerjasama di

15The Kaesong North-South Korean Industrial Complex

, diakses melalui: http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL34093.pdf, pada 20 Agustus 2012.


(32)

11

Gaeseong ini dibangun melaui perjanjian antara Hyundai Asan Corporation16 dari Korea Selatan dan pemerintah Korea Utara pada tahun 2000. Proyek Komplek Industri Gaeseong untuk meningkatkan standar hidup para warga di Korea Utara dan akhirnya membuka jalan untuk reunifikasi Korea. Dengan dibukanya Komplek Industri Gaeseong ini diharapkan akan menurunkan biaya dan meningkatkan efisiensi karena pemilik perusahaan mencari peluang di pasar luar negeri. Proyek Komplek Industri Gaeseong ini juga diharapkan bisa memberikan kontribusi untuk merevitalisasi perekonomian Korea Utara dan juga mempromosikan rekonsiliasi antar Korea dan juga perdamaian di Semenanjung Korea. 17

Penelitian ini akan membahas mengenai kepentingan dari pemerintah Korea Selatan yang mempertahankan salah satu proyek rekonsiliasinya yaitu Komplek Industri Gaeseong pasca penyerangan Korea Utara kepada pulau Yeonpyeong. Pasca terjadinya penyerangan Korea Utara ke pulau Yeonpyeong pemerintah Lee Myung Bak pada 24 November 2010 mengeluarkan kebijakan untuk menutup untuk sementara semua akses yang berkaitan dengan Korea Utara, kemudian akses tersebut dibuka kembali hanya dalam Komplek Industri Gaeseong.

Hal ini menjadi menarik karena ditengah peningkatan ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan paska penyerangan yang dilakukan oleh Korea Utara, proyek kerjasama antar Korea ini masih dibuka dan mengingat Komplek

16Hyundai Asan Corporation

adalah perusahaan cabang dari Hyundai Group yang bertujuan membangun rekonsiliasi dan perdamaian Korea melalui kerjasama antar Korea.

17North Korea’s Changes and the Future of Inter-Korean Relations

,

http://facultypages.morris.umn.edu/~joos/us/Readings/4_Korea/chapter%203_Kwak%20Joo.pdf, diakses pada 20 Agustus 2012


(33)

12

Industri Gaeseong merupakan satu-satunya akses yang penting bagi Korea Selatan untuk berhubungan langsung dengan Korea Utara setelah semua akses yang berhubungan langsung dengan Korea Utara ditutup yang juga merupakan simbol dari persatuan Korea. Pemerintahan dibawah Lee Myung Bak ini selalu bersikap keras kepada setiap tindakan provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara, yang menghentikan semua proyek kerjasama yang dibuat oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya dan hanya proyek bersama Komplek Industri Gaeseong ini yang tersisa. Dengan tetap dibukanya Komplek Industri Gaeseong oleh Korea Utara dan Korea Selatan paska provokasi-provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara ke Korea Selatan, maka sebagai proyek kerjasama antar Korea yang masih ada setelah sebelumnya hampir semua proyek ditutup maka pemerintah Korea Selatan mempunyai kepentingan dari proyek kerjasama antar Korea ini.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana kepentingan Pemerintah Korea Selatan tentang kebijakan mempertahankan Kompleks Industri Gaeseong paska penyerangan pulau Yeonpyeong ?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah untuk mengetahui kepentingan dari pemerintah Korea Selatan dengan tetap mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska penyerangan yang dilakukan oleh Korea Utara ke pulau Yeonpyeong.

1.4Manfaat Penelitian


(34)

13

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Internasional, khususnya di Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu dapat menambah referensi bagi mahasiswa Hubungan Internasional yang berkaitan dengan kepentingan pemerintah Korea Selatan kepada pemerintah Korea Utara terkait proyek Industri Gaeseong.

2. Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan bagi penulis selama menjalankan pendidikan sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Penelitian diharapkan dapat menjelaskan mengenasi kepentingan dari Pemerintah Korea Selatan itu sendiri dalam mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska penyerangan pulau Yeonpyeong.

1.5Tinjauan Pustaka

1.5.1 Penenelitian Terdahulu

Pemerintah Korea Selatan sejak masa pemerintahan Kim Dae-jung telah membuat sejarah baru ketika diadakannya pertemuan untuk pertama kalinya antara kedua pemimpin Korea, Kim Jong-il dan Kim dae-jung. Dan setelah diadakannya pertemuan tersebut dibuatnya proyek-proyek kerjasama antar kedua Korea baik dalam bidang ekonomi, budaya, olahraga, dll. Dalam membahas kerjasama ekonomi antar kedua Korea, proyek yang berhasil diwujudkan pada masa Roh Moo-hyun adalah dibukanya Komplek Industri Gaeseong pada tahun 2004. Tetapi dalam kepemimpinan Lee Myung Bak


(35)

14

proyek-proyek kerjasama antar kedua Korea yang telah dibuat oleh para pemimpin-pemimpin Korea Selatan sebelumnya sudah banyak yang ditutup dan menyisakan proyek Komplek Industri Gaeseong. Tidak diberlakukan lagi proyek-proyek rekonsiliasi tersebut dikarenakan Korea Utara yang selama ini sering memberikan tekanan-tekanan kepada Korea Selatan melalui progam nuklirnya.

Dalam sebuah skirpsi dengan penulis Wieke Relita yang berjudul, Reaksi Korea Utara Terhadap Kebijakan Pemerintah Lee Myung Bak (study kasus: Kompensasi perlucutan program dan bahan nuklir Korea Utara dengan Bantuan Ekonomi Korea Selatan)”.18 Dalam skripsi tersebut dikatakan dengan adanya kebijakan untuk memberikan kompensasi bantuan ekonomi oleh Pemerintahan Lee Myung Bak yang memunculkan reaksi-reaksi dari pihak Korea Utara yaitu adanya penutupan perbatasan berupa jalur darat yang menghubungkan Korea Utara ke Korea Selatan dan juga adanya pelucutan jarak dekat oleh militer Korea Utara untuk menggertak Korea Selatan.

Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Yanyan Mochamad Yani yang berjudul “Ketegangan di Semenanjung Korea”.19 Tulisan tersebut mencoba untuk menjawab faktor -faktor yang kiranya diperhitungkan para elit pemerintahan Korea Utara dalam melancarkan kebijakan keras dan menantang terhadap Korea Selatan dan sekutunya dengan membatasi diri dari

18Reaksi Korea Utara Terhadap Kebijakan Pemerintah Lee Myung Bak (study kasus: Kompensasi

perlucutan program dan bahan nuklir Korea Utara dengan Bantuan Ekonomi Korea Selatan) , diakses melalui: http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/1249/1321, pada 10 Januari 2011.

19

Yanyan Mochamad Yan. Ketegangan di Semenanjung Korea, http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/ketegangan_di_semenanjung_korea.pdf, diakses pada 20 Agustus 2012.


(36)

15

perspektif strategis eksistensi kompleks industri Kaesong dalam hubungan antar Korea serta dinamika politik global kontemporer. Faktor-faktor tersebut yaitu adanya pengaruh Cina di Korea Utara dalam bidang ekonomi makin menguat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Cina yang spektakuler sebagai major power di Asia-Pasifik, adanya ideologi komunis yang masih berpengaruh dalam kebijakan yang diberikan kepada Korea Selatan dan sekutunya yang menjadi sulit untuk melakukan perindingan, dan juga dengan adanya sensitifitas keterlibatan dari Amerika Serikat.

Jika dilihat penelitian terdahulu ini lebih cenderung membahas reaksi-reaksi dari pemerintah Korea Utara sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis ini lebih membahas kepada kepentingan-kepentingan yang dimiliki oleh Pemerintah Korea Selatan dengan tetap mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska terjadi serangan di Yeonpyeong. Adanya motif-motif yang dimiliki pemerintah Korea Selatan dalam mengeluarkan kebijakan tersebut yang akan dibahas oleh penulis disini.


(37)

16

Table. Posisi Penelitian.

No. Nama / Judul Metode

Penelitian / Pendekatan

Hasil

1. Wieke Relita/ Reaksi Korea Utara Terhadap Kebijakan Pemerintah Lee Myung Bak (study kasus: Kompensasi perlucutan program dan bahan nuklir Korea Utara dengan Bantuan Ekonomi Korea Selatan) Skripsi Eksplanatif/ Teori Pengambilan Keputusan (Decision Making Theory)

Reaksi yang dikeluarkan oleh Korea Utara terhadap Korea Selatan, cenderung keras terkait dengan hubungan antar kedua Korea.

2. Yanyan Mochamad Yani/ Ketegangan di Semenanjung Korea Jurnal politik global kontemporer, realis.

Membahas mengenai faktor yang melatarbelakangi Korea Utara yang selalu keras kepada Korea selatan walaupun adanya perspektif strategis Komplek Industri Gaeseong.

3. Sofi Ananta Rastia/ Kepentingan pemerintah Korea Selatan tentang kebijakan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong pasca seranagn pulau Yeonpyeong. Skripsi. Deskriptif/ Konsep Kepentingan Nasional, Konsep Kerjasama Internasional, Konsep Bantuan Luar Negeri. Adanya kepentingan Internasional dan

kepentingan domestic yang ingin dicapai pemerintah Korea Selatan dengan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong.

1.6 Landasan Konsep

1.6.1 Konsep Kepentingan Nasional ( National Interest )

Penelitian ini menggunakan konsep Kepentingan Nasional, konsep kepentingan nasional Konsep lain yang melekat pada tujuan politik luar negeri adalah kepentingan nasional (national interersts) yang didefinisikan sebagai


(38)

17

konsep abstrak yang meliputi berbagai kategori/ keinginan dari suatu negara yang berdaulat. 20

Kepentingan nasional terbagai ke dalam beberapa jenis21 :

- Core/basic/vital interests; kepentingan yang sangat tinggi nilainya sehingga suatu negara bersedia untuk berperang dalam mencapainya. Melindungi daerah-daerah wilayahnya, menjaga dan melestarikan nilai-nilai hidup yang dianut suatu Negara merupakan beberapa contoh dari core/basic/ vital interersts ini.

- Secondary interests, meliputi segala macam keinginan yang hendak dicapai masing-masing negara, namun mereka tidak bersedia berperang dimana masih terdapat kemungjkinan lain untuk mencapainya melalui jalan perundingan misalnya.

Penjelasan diatas mengenai konsep kepentingan nasional ( National Interest ) sesuai untuk menjelaskan tentang kepentingan pemerintahan Lee Myung Bak yang teteap mempertahankan sebuah komplek Industri Gaeseong paska terjadinya provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara dengan menyerang Pulau Yeonpyeong. Dalam hal ini, pemerintah Korea Selatan tetap mempertahankan Komplek Industri Gaeseong merupakan kepentingan jangka pendek dan panjang dengan upaya pemerintah bisa tetap mendapatkan posisi yang strategis sebagai Negara yang menginginkan perdamaian di Semenanjung Korea dengan tetap mempertahankan proyek rekonsiliasi. Sebagi pengembang dan pengelola, Korea Selatan melalui Komplek Industri Gaeseong dalam akses untuk berhubungan langsung dengan Korea Utara baik dalam penyelesaian konflik di Semenanjung Korea, sebagai pemenuhan kebijakan bagi para perusahaan kecil dan menengah di Korea Selatan dan juga dalam pendistribusian bantuan kemanusiaan.

20

Yanyan Mochamad Yani, Drs., MAIR., Ph.D, Politik Luar Negeri, diakses melalui:

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/politik_luar_negeri.pdf, pada 27 Januari 2013.

21Ibid.


(39)

18

Salah satu poin dalam kepentingan nasional adalah meliputi segala macam keinginan yang hendak dicapai masing-masing negara, namun mereka tidak bersedia berperang dimana masih terdapat kemungkinan lain untuk mencapainya melalui jalan perundingan misalnya. Oleh karena itu untuk mencapai kepentingan pemerintah Korea Selatan, Korea Selatan menggunakan Komplek Industri Gaeseong sebagai instrument penting dalam memberikan pengaruhnya terhadap Korea Utara untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea. Komplek Industri Gaeseong merupakan kawasan industri yang berhubungan langsung dengan Korea Utara yang memberikan anggaran bagi negaranya dan memberikan lapangan kerja bagi para wara Korea Utara yang secara langsung bisa mengurangi kemiskinan Korea Utara. Dan menjadi cara yang efektif untuk memberikan pengaruhnya terhadap Korea Utara dalam menyelesaikan konflik di Semenanjung Korea yang membawa reunifikasi Korea.

1.6.2 Konsep Kerjasama Internasional.

Dalam Hubungan Internasional dikenal dengan apa yang dinamakan dengan Kerjasama Internasional. Dalam suatu Kerjasama Internasional bertemu dengan berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai Negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negerinya sendiri. Kerjasama internasional adalah sisi lain dari konflik internasional yang juga merupakan salah satu aspek dalam hubungan Internasional. Isu utama dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada sejauhmana keuntungan bersama yang


(40)

19

diperoleh melalui kerjasama dapat mendukung konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif.22

Dengan kata lain, kerjasama internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional meliputi berbagai bidang, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan, dan keamanan. Hal tersebut memunculkan kepentingan yang beraneka ragam sehingga mengakibatkan berbagai masalah social. Untuk mencari solusi atas berbagai masalah tersebut maka beberapa Negara membentuk suatu kerjasama internasional.23

Seperti yang telah disampaikan dalam pernyataan diatas bahwa prinsip dasar dengan adanya kerjasama ekonomi antara Korea Selatan dan Korea Utara dengan membangun Komplek Industri Gaeseong adalah adanya sifat saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Proyek kerjasama ekonomi Komplek Indutri Gaeseong ini dibangun dengan tujuan untuk merevitalisasi perekonomian Korea Utara selain itu diharapkan juga bisa meredakan ketegangan di Semenanjung Korea dengan adanya kerjasama di antara kedua Korea yang akan membawa reunifikasi Korea.

1.6.3 Bantuan Luar Negeri ( Foreign Aid )

Bantuan luar negeri merupakan salah satu instrument kebijakan yang sering dipakai dalam hubungan luar negeri. Secara umum pula bantuan luar negeri dapat didefinisikan sebagai transfer sumber daya dari satu

22

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yani, Yanyan Mochamad, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm: 33.

23Ibid.


(41)

20

pemerintahan ke pemerintahan lain dapat berbentuk barang dan dana.24 Dalam praktiknya, bantuan luar negeri merupakan jalinan konsep-konsep yang berhubungan dengan mengalirkan modal atau nilai kebendaan atau jasa-jasa kepada pihak lain di luar negeri dengan tujuan membantu atau dalam rangka kerja sama satu sama lain untuk tujuan tertentu. Ini berkenaan dengan ekonomi dan politik yang susah terpisah diantara keduanya. Secara umum konsep-konsep itu meliputi25 :

a. Keinginan pihak pemberi dapat dilandasi oleh berbagai kepentingan, biasanya ekonomis dan politis. Pihak penerima pun menggunakan pikiran-pikiran ekonomis dan politis ketika menerima bantuan tersebut.

b. Faktor-faktor yang bersifat politik dapat sama pentingnya dengan factor-faktor yang bersifat ekonomi dalam hubungan dengan kontribusi yang diperoleh oleh pihak pemberi maupun yang diberi bantuan. Namun ini banyak bergantung atas pemerintah pemberi dan pemerintah yang diberi bantuan.

c. Sukar sekali dijumpai kasus bantuan luar negeri yang bercorak murni ekonomi dan politis atau aspek lainnya semata. Kebanyakan orang membincangkan proses bantuan itu berupa hubungan ekonomi dan politik maupun lainnya secara timbal balik.

24Op.cit.

hal.81

25

Diambil dari skripsi, Tuti Al Hikmah,2009, KEPENTINGAN EKONOMI AMERIKA SERIKAT DALAM BANTUAN EKONOMI WORLD BANK SEKTOR PERTANIAN DIINDONESIA.


(42)

21

Bantuan luar negeri artian lebih luas, dibahas oleh K.J. Holsti dalam bukunya “International Politics : framework of analysis” yang mengartikan bantuan luar negeri sebagai transfer uang, teknologi, ataupun nasihat-nasihat teknis dari negeri donor ke Negara penerima. Menurut Holsti ada 4 tipe utama bantuan luar negeri yaitu: 26

1. Technical assistance / bantuan teknis 2. Grants / Hibah, dan program impor 3. Pinjaman pembangunan

4. Bantuan kemanusiaan yang sifatnya darurat ( Emergency Humanitarian Assistance )

Bantuan luar negeri merupakan salah satu instrument yang penting bagi setiap Negara, hampir tidak ada Negara yang hanya mengandalkaan sumber-sumber dana hanya dari dalam negeri saja untuk membiayai pembangunannya. Banyaknya faktor yang melatarbelakangi terjadinya hal tersebut, beberapa motivasi dari Negara pemberi bantuan luar negeri atau Negara pendonor yaitu:27

1. Motivasi Politik

Motivasi politik merupakan motivasi yang paling penting bagi Negara-negara pemberi bantuan. Kebanyakan program bantuan yang diberikan bagi Negara-negara diarahkan untuk memperkuat dan mempertahankan rejim-rejim pemerintahan yang kadang-kadang

26

Holsti, K.J, Politik Internasional : Kerangka Analisa, ( New Jersey : Prentice Hall), 1995, hal 180

27Bantuan luar negeri pemerintah dalam perekonomian Indonesia, diakses melalui:


(43)

22

goyah, daripada untuk mendorong pembangunan ekonomi dan sosial dalam jangka panjang. Bantuan luar negeri pertama-tama harus sebagai penjang tangan atau kepentingan dari Negara-negara pendonor. Motivasinya cenderung berbeda tergantung situasi nasional dan bukan semata-mata dikaitkan dengan kebutuhan Negara penerima yang secara potensial berbeda-beda antara Negara-negara yang satu dengan Negara yang lain.

2. Motivasi Ekonomi

Dalam konteks prioritas strategi dan politik yang luas, program bantuan luar negeri Negara-negara maju mempunyai rasional ekonomi yang kuat. Dalam kenyataannya walaupun motivasi politik mungkin merupakan yang utama, namun landasan yang bersifat ekonomis paling tidak merupakan suatu kepentingan untuk membenarkan motivasi memberikan bantuan. Adanya argumentasi ekonomi yang penting dan telah dikemukakan oleh pandangan yang mendukung bantuan luar negeri adalah sebagai berikut:

1. Sumber daya keuangan dari luar (pinjaman dan hibah) dapat memainkan peranan yang masuk akal dalam melengkapi kelangkaan sumber daya dalam negeri guna mengejar target kelangkaan sumber daya dalam negeri guna mengejar target tabungan, investasi dan devisa.

2. Bantuan luar negeri diberikan oleh Negara donor dalam rangka mempercepat proses pembangunan, yang nantinya akan


(44)

23

menghasilkan tambahan tabungan dalam negeri sebagai akibat dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

3. Bantuan keuangan perlu dilengkapi dengan teknik dalam bentuk

transfer of knowledge jika dalam manpower untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

4. Jumlah bantuan harus ditentukan sesuai dengan kapasitas menyerap Negara penerima bantuan, suatu euphemism untuk mengatakan kemampuannya menggunakan bantuan secara bijaksana dan produktif.

Bantuan luar negeri umumnya tidak ditujukan untuk kepentingan politik jangka pendek melainkan untuk prinsip-prinsip kemanusiaan atau pembangunan ekonomi jangka panjang. Dalam jangka panjang bantuan luar negeri dimaksudkan untuk membantu menjamin Negara donor yang tidak dapat dicapai hanya melalui diplomasi, propaganda atau kebijakan publik.28

Namun dikaji dari segi urgensinya bantuan luar negeri secara bilateral memiliki ikatan politik yang lebih kuat daripada bantuan luar negeri secara multilateral dan juga secara khusus lebih sensitive terhadap kondisi politik domestic. Sifat urgensinya itu tidak terlepas juga dari motivasi para pemberi bantuan luar negeri (Negara donor).29 Tujuan pemberian bantuan luar negeri antara lain adalah untuk mendukung persekutuan, membangun ekonomi, meraih dukungan ideologis, memperoleh bahan baku strategis, kemanusiaan,

28

Holsti, KJ.1988. Politik internasional : kerangka untuk analisis .Jakarta : Erlangga hal.328

29

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yani, Yanyan Mochamad, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, .hal.84


(45)

24

serta menyelamatkan kehidupan bangsa dari bahaya keruntuhan ekonomi ataupun bencana alam.

Dalam bukunya Ekonomi Politik Internasioanal: Studi Pengenalan Umum, Yanuar Ikbar mengatakan bahwa alasan pemberian bantuan oleh suatu Negara atau institusi tertentu, terutama adalah kepentingan dari negera donor itu sendiri baik politik, strategi dan ekonomi. Sekalipun pada umumnya alasan itu berupa motivasi moral, bantuan kemanusiaan atau bantuan untuk kesinambungan proses hubungan komplementasi dan pembangunan pihak lain. Namun demikian sulit ditemukan bukti-bukti sejarah perkembangan bantuan luar negeri selama periode tertentu yang menunjukkan bahwa Negara donor atau institusi-institusi kredit internasional membantu tanpa mengharap keuntungan tertentu.30

Jika dilihat dari penelitian ini, dalam hal ini pemerintah Korea Selatan tetap mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska penyerangan pulau Yeonpyeong yang dilakukan oleh Korea Utara juga tidak lepas dari kepentingan-kepentingan yang ingin dicapai oleh Korea Selatan. Korea Selatan melihat Korea Utara sebagai Negara tetangga yang memiliki kesamaan bahasa maupun sejarahnya yang juga sering melakukan tindakan-tindakan provokasi yang bisa mengganggu keamanan negaranya. Dalam hal ini, pemerintah Korea Selatan menggunakan Komplek Industri Gaeseong sebagai bantuan bagi Korea Utara yang bisa dipakai alat oleh pemerintah Korea Selatan untuk mencapai kepentingan Korea Selatan. Dengan Komplek

30

Ikbar Yanuar. 2007.Politik Internasional : Studi Pengenalan Umum, Bandung: Universitas Padjadjaran hlm: 188


(46)

25

Industri Gaeseong ini diharapkan bisa dicapainya kepentingan Korea Selatan baik dalam masyarakat internasional maupun domestik.

1.7Metode Penelitian. 1.7.1 Jenis Penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Tulisan ini akan menjelaskan kepentingan dari Korea Selatan dalam kebijakan tetap mempertahankan Komplek Industri Gaeseong pasca serangan pulau Yeonpyeong oleh Korea Utara. Judul dari penelitian ini adalah “Kepentingan Pemerintahan Korea Selatan tentang kebijakan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska penyerangan Pulau Yeonpyeong”. Dari judul tersebut kita bisa mengidentifikasikan variable-variabel dalam ilmu Hubungan Internasional atau level analisa. Penelitian ini memiliki dua variable yaitu:

1. Kepentingan Pemerintahan Korea Selatan dalam kebijakan tersebut sebagai unit eksplanasi atau variable independent karena nantinya kepentingan pemerintahan Korea Selatan tersebut akan dideskripsikan sehubungan dengan kebijakan tetap mempertahankan komplek Industri Gaeseong itu sendiri.

2. Komplek Industri Gaeseong sebagai unit analisanya atau disebut juga variable dependen karena Komplek Industri Gaeseong tersebut akan dideskripsikan sehubungan dengan fakltor-faktor yang mendukung tetap dipertahankannya komplek industri ini.


(47)

26

1.7.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 1.7.2.1Sumber Data

Peneliti menggunakan data sekunder yang mana diperoleh dari sumber lain yang masih berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Data – data tersebut diperoleh dari metode dokumentasi dan telaah literatur dan bahan – bahan pustaka yang dapat dijadikan acuan dalam menjawab rumusan masalah tersebut.

1.7.2.2Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan data sekunder yang mana teknik data tersebut dilakukan melalui kegiatan studi kepustakaan yakni pencairan data mengenai hal – hal atau variabel berupa catatan, buku, surat kabar, jurnal dan website yang diterbitkan oleh berbagai lembaga atau instasi yang masih berkaitan dengan judul penelitian ini. Setelah data terkumpul, data diseleksi dan dikelompokan kedalam beberapa bab pembahasan yang sesuai dengan sistematika penulisan.

1.7.3 Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisa data kualitatif.31 Teknik analisa data dilakukan melalui analisa non statistik dimana data tabel, grafik angka yang tersedia diuraikan dan ditafsirkan ke dalam bentuk kalimat atau paragraf. Teknik analisis data tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan yakni klasifikasi data, mereduksi dan memberi interpretasi pada data yang

31


(48)

27

telah diseleksi dengan menggunakan teori dan konsep tersebut. Untuk memaparkan dan menjelaskan secara mendalam kepentingan-kepentingan pemerintahan Korea Selatan tentang kebijakan tetap mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska dilakukan penyerangan ke pulau Yeonpyeong oleh Korea Utara, maka penulis akan menggunakan metode deskriptif.

1.7.4 Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu yang digunakan yaitu bulan November 2010 yaitu paska penyerangan Pulau Yeonpyeong oleh Korea Utara sampai akhir tahun 2011.

1.7.5 Ruang Lingkup Materi

Agar materi tetap focus terhadap pembahasan, maka peneliti memberi batasan materi sesuai dengan peneliti inginkan dimana peneliti ingin menjelaskan tentang kepentingan internasional dan kepentingan domestik terkait dengan proyek Kompleks Industri Gaeoseong sebagai alat untuk pencapaian kepentingan dari Pemerintah Korea Selatan dalam kebijakan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska serangan ke pulau Yeonpyeong.

1.8 Argumen dasar

Dalam penelitian ini penulis memiliki argumen dasar bahwa dalam pemerintahan Korea Selatan yang mengeluarkan kebijakan untuk tetap mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska penyerangan pulau Yeonpyeong tidak lepas dari kepentingan-kepentingan yang ingin dicapai


(49)

28

oleh pemerintah Korea Selatan. Adanya kepentingan baik dari segi internasional dan segi domestic yang berkaitan dengan Korea Utara menjadi penting untuk dicapai oleh Korea Selatan.

1.9 Alur Pemikiran.

Konsep

 Konsep

Kepentingan Nasional

 Konsep Bantuan Luar Negeri

Rumusan Masalah

Bagaimana kepentingan Pemerintahan Lee Myung Bak tentang kebijakan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska penyerangan pulau Yeonpyeong ?

Metode

Studi Literatur

Locus

- Kebijakan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong.

Fokus

- Kepentingan Internasional dan Kepentingan domestik Korea Selatan.


(50)

29

1.10 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan dijabarkan dalam beberapa bab. Pembagian bab tersebut disesuaikan dengan urutan kerangka pemikiran yang membentuk keseluruhan dari penelitian ini. Secara sederhana format kajian atau sistematika penulisan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1. Sistematika Penulisan

JUDUL SUB BAB

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Tinjauan Pustaka

1.5.1 Penelitian Terdahulu 1.6 Landasan Konsep

1.6.1 Konsep Kepentingan Nasional (National Interest)

1.6.2 Konsep Kerjasama Internasional

1.6.3 Konsep Bantuan Luar Negeri (Foreign Aid)

1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Jenis Penelitian

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data 1.7.3 Analisis Data

1.7.4 Ruang Lingkup Waktu 1.8 Argumen Dasar

1.9 Sistematika Penulisan

Krisis Semenanjung Korea paska penyerangan Pulau Yeonpyeong

2.1Komplek Industri Gaeseong

2.1.1 Sejarah dibangunnya Kompleks Industri Gaeseong

2.1.2 Produksi di Komplek Industri Gaeseong 2.2Krisis Semenanjung Korea

2.2.1 Penyerangan kapal angkatan laut Cheonan 2.2.2 Penyerangan Pulau Yeonpyeong oleh Korea

Utara

Bab III Kepentingan Pemerintah Korea Selatan dalam Kebijakan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska penyerangan Pulau Yeonpyeong.


(51)

30

Selatan.

3.2Kepentingan Domestik pemerintah Korea Selatan 3.2.1 Kepentingan ekonomi pemerintah Korea

Selatan terkait perusahaan di Komplek Industri Gaeseong.

3.2.2 Komplek Industri Gaeseong sebagai akses yang penting bagi Korea Selatan.

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan


(1)

25

Industri Gaeseong ini diharapkan bisa dicapainya kepentingan Korea Selatan baik dalam masyarakat internasional maupun domestik.

1.7Metode Penelitian. 1.7.1 Jenis Penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Tulisan ini akan menjelaskan kepentingan dari Korea Selatan dalam kebijakan tetap mempertahankan Komplek Industri Gaeseong pasca serangan pulau Yeonpyeong oleh Korea Utara. Judul dari penelitian ini adalah “Kepentingan Pemerintahan Korea Selatan tentang kebijakan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska penyerangan Pulau Yeonpyeong”. Dari judul tersebut kita bisa mengidentifikasikan variable-variabel dalam ilmu Hubungan Internasional atau level analisa. Penelitian ini memiliki dua variable yaitu:

1. Kepentingan Pemerintahan Korea Selatan dalam kebijakan tersebut sebagai unit eksplanasi atau variable independent karena nantinya kepentingan pemerintahan Korea Selatan tersebut akan dideskripsikan sehubungan dengan kebijakan tetap mempertahankan komplek Industri Gaeseong itu sendiri.

2. Komplek Industri Gaeseong sebagai unit analisanya atau disebut juga variable dependen karena Komplek Industri Gaeseong tersebut akan dideskripsikan sehubungan dengan fakltor-faktor yang mendukung tetap dipertahankannya komplek industri ini.


(2)

26

1.7.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 1.7.2.1Sumber Data

Peneliti menggunakan data sekunder yang mana diperoleh dari sumber lain yang masih berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Data – data tersebut diperoleh dari metode dokumentasi dan telaah literatur dan bahan – bahan pustaka yang dapat dijadikan acuan dalam menjawab rumusan masalah tersebut.

1.7.2.2Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan data sekunder yang mana teknik data tersebut dilakukan melalui kegiatan studi kepustakaan yakni pencairan data mengenai hal – hal atau variabel berupa catatan, buku, surat kabar, jurnal dan website yang diterbitkan oleh berbagai lembaga atau instasi yang masih berkaitan dengan judul penelitian ini. Setelah data terkumpul, data diseleksi dan dikelompokan kedalam beberapa bab pembahasan yang sesuai dengan sistematika penulisan.

1.7.3 Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisa data kualitatif.31 Teknik analisa data dilakukan melalui analisa non statistik dimana data tabel, grafik angka yang tersedia diuraikan dan ditafsirkan ke dalam bentuk kalimat atau paragraf. Teknik analisis data tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan yakni klasifikasi data, mereduksi dan memberi interpretasi pada data yang

31


(3)

27

telah diseleksi dengan menggunakan teori dan konsep tersebut. Untuk memaparkan dan menjelaskan secara mendalam kepentingan-kepentingan pemerintahan Korea Selatan tentang kebijakan tetap mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska dilakukan penyerangan ke pulau Yeonpyeong oleh Korea Utara, maka penulis akan menggunakan metode deskriptif.

1.7.4 Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu yang digunakan yaitu bulan November 2010 yaitu paska penyerangan Pulau Yeonpyeong oleh Korea Utara sampai akhir tahun 2011.

1.7.5 Ruang Lingkup Materi

Agar materi tetap focus terhadap pembahasan, maka peneliti memberi batasan materi sesuai dengan peneliti inginkan dimana peneliti ingin menjelaskan tentang kepentingan internasional dan kepentingan domestik terkait dengan proyek Kompleks Industri Gaeoseong sebagai alat untuk pencapaian kepentingan dari Pemerintah Korea Selatan dalam kebijakan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska serangan ke pulau Yeonpyeong.

1.8 Argumen dasar

Dalam penelitian ini penulis memiliki argumen dasar bahwa dalam pemerintahan Korea Selatan yang mengeluarkan kebijakan untuk tetap mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska penyerangan pulau Yeonpyeong tidak lepas dari kepentingan-kepentingan yang ingin dicapai


(4)

28

oleh pemerintah Korea Selatan. Adanya kepentingan baik dari segi internasional dan segi domestic yang berkaitan dengan Korea Utara menjadi penting untuk dicapai oleh Korea Selatan.

1.9 Alur Pemikiran.

Konsep

 Konsep Kepentingan Nasional

 Konsep Bantuan Luar Negeri

Rumusan Masalah

Bagaimana kepentingan Pemerintahan Lee Myung Bak tentang kebijakan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska penyerangan pulau Yeonpyeong ?

Metode

Studi Literatur

Locus

- Kebijakan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong.

Fokus

- Kepentingan Internasional dan Kepentingan domestik Korea Selatan.


(5)

29 1.10 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan dijabarkan dalam beberapa bab. Pembagian bab tersebut disesuaikan dengan urutan kerangka pemikiran yang membentuk keseluruhan dari penelitian ini. Secara sederhana format kajian atau sistematika penulisan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1. Sistematika Penulisan

JUDUL SUB BAB

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Tinjauan Pustaka

1.5.1 Penelitian Terdahulu 1.6 Landasan Konsep

1.6.1 Konsep Kepentingan Nasional (National Interest)

1.6.2 Konsep Kerjasama Internasional

1.6.3 Konsep Bantuan Luar Negeri (Foreign Aid) 1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Jenis Penelitian

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data 1.7.3 Analisis Data

1.7.4 Ruang Lingkup Waktu 1.8 Argumen Dasar

1.9 Sistematika Penulisan

Krisis Semenanjung Korea paska penyerangan Pulau Yeonpyeong

2.1Komplek Industri Gaeseong

2.1.1 Sejarah dibangunnya Kompleks Industri Gaeseong

2.1.2 Produksi di Komplek Industri Gaeseong 2.2Krisis Semenanjung Korea

2.2.1 Penyerangan kapal angkatan laut Cheonan 2.2.2 Penyerangan Pulau Yeonpyeong oleh Korea

Utara

Bab III Kepentingan Pemerintah Korea Selatan dalam Kebijakan mempertahankan Komplek Industri Gaeseong paska penyerangan Pulau Yeonpyeong.


(6)

30 Selatan.

3.2Kepentingan Domestik pemerintah Korea Selatan 3.2.1 Kepentingan ekonomi pemerintah Korea

Selatan terkait perusahaan di Komplek Industri Gaeseong.

3.2.2 Komplek Industri Gaeseong sebagai akses yang penting bagi Korea Selatan.

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan