Kasih Sayang dan Damai

K A L A M

kasih sayang dan damai
M MUCHLAS ABROR

fsp

litm
erg
er.
co
m)

jumlah nama-nama yang terbaik atau al-Asmaul Husna yang terkandung di dalamnya segala sifat Kemahaan-Nya. Dari sekian banyak sifat Kemahaan-Nya itu yang dipilih dan dikedepankan hanyalah
dua sifat-Nya yang paling dominan, ar-Rahman dan ar-Rahim. Dengan
mengedepankan dua sifat-Nya itu, Allah hendak menegaskan bahwa
Dia Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Penyayang, bukan
Pembenci, Pendengki, dan bukan pula Pendendam. Kedua kata
yang menjadi sifat-Nya itu berasal dari rumpun kata yang sama,
yakni rahmat. “Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu” (Q.s. AlA’raf [7] : 156), demikian Allah dalam firman-Nya.
Dengan membaca Bismillaahirrahmaanirrahiim berarti kita

sedang menghiasi jiwa. Jiwa yang menghayati kekuatan dan kekuasaan Allah serta rahmat kasih sayang-Nya. Jika hal itu tertanam
dalam jiwa, maka nilai-nilai luhur terjelma keluar dalam bentuk
perbuatan. Karena perbuatan merupakan cerminan dari suasana
kejiwaan. Dengan bacaan itu pula kita akan merasakan kehadiran
Allah yang melakukan pengawasan terhadap diri kita. Pengawasan-Nya bukan bertujuan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk
pemeliharaan dan keselamatan kita. Di samping itu, dalam bacaan
tersebut ada harapan atau doa. Semoga yang kita kerjakan dimudahkan-Nya kepada yang baik dan dijauhkan-Nya dari yang buruk.
Atas dasar itu kita mendapatkan landasan pijak yang kuat
sehingga mantap menyatakan bahwa Islam adalah agama rahmat
bagi semesta alam. Bukan hanya menjadi rahmat bagi kaum
Muslimin saja. Sebagai agama rahmat, maka Islam menyerukan
kelamahlembutan dan kasih sayang dalam dakwah dan muamalah. Sebaliknya, mencela dan menolak kekerasan di tengah pergaulan dan kehidupan. Karena itu, umat Islam di mana dan kapan
pun sesuai dengan perintah Allah mestilah menjadi penyeru kebaikan, penyebar cinta dan kasih sayang, serta penganjur perdamaian. Muhammadiyah, sebagai Gerakan Islam, salah satu sifatnya sebagaimana disebutkan dalam Kepribadian Muhammadiyah, “Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan”.
Ada memang yang Islam phobi. Padahal Islam bukan macan
dan hantu. Jadi, tak perlu mereka takut. Mereka menuding dan
menuduh Islam adalah agama kekerasan dan umatnya tidak cinta
damai. Jika ada di antara umat Islam menggunakan kekerasan,
mereka itu tidak mewakili sebagian besar umat Islam. Mereka
hanya sekelompok kecil yang dibesar-besarkan terutama oleh
mass media Barat. Itu pun mereka lakukan karena kedlaliman

dan ketidakadilan Barat dan permusuhannya terhadap Islam. Kekerasan oleh sekelompok kecil itu sebenarnya juga ada dan dilakukan
umat beragama lain. Tetapi, mereka tidak mendapatkan tudingan
dan tuduhan negatif, sekurang-kurangnya tidak membesarbesarkan peristiwanya. Ini tidak adil dan obyektif.
Nah, mari kita tampilkan Islam dengan kasih sayang dan secara damai!l

De
mo
(

Vi
sit

htt
p:/
/w
w

w.

pd


K

ITA mulai memasuki tahun baru hijriyah 1432 dan tahun
baru miladiyah 2011. Ini berarti tahun 1431 H dan tahun
2010 M baru saja berlalu dan meninggalkan kenangan
kepada kita, baik manis maupun pahit. Kenangan itu memberi
nasehat dan pelajaran berharga bagi kita yang mau melakukan
introspeksi dan evaluasi guna perbaikan dan peningkatan kualitas
diri. Semoga dalam mengarungi lautan hayat pada tahun ini, kita
berhasil, hidup dan kehidupan kita lebih baik dan meningkat bila
dibandingkan dari tahun sebelumnya.
Melalui tulisan ini, saya mengajak para pembaca “Suara Muhammadiyah”, nomor perdana di tahun baru ini, untuk membaca
“Bismillaahirrahamaanirrahiim” – “Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. Bacaan
Basmalah kelihatannya sangat sederhana di samping singkat.
Tetapi di dalamnya padat makna, sangat penting kandungan isinya,
dan menentukan. Karena itu, ketika kita memulai suatu aktivitas
agar membaca Basmalah dan tidak meninggalkannya. Agar pekerjaan yang kita lakukan menjadi bermakna dan berguna.
Bacaan Basmalah itu kalau kita renungkan secara dalam,

ternyata merupakan pesan pengarahan pertama Allah kepada
manusia. Pesan singkat itu berisi pengarahan penting dari Allah
agar para hamba-Nya dalam memulai setiap aktivitas menyebut
nama-Nya. Sebab wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw dari Malaikat Jibril, sewaktu ia berada di gua Hira’,
Allah memerintahkan kepadanya, Nabi terakhir dan Rasul penutup,
“Iqra’ bismi Rabbikal ladzii khalaq” – “Bacalah dengan menyebut
nama Tuhanmu yang menciptakan !” (Q.s. Al-‘Alaq [96]: 1).
Ketika kita membaca Basmalah tentulah harus dengan segala
kesadaran dan ketulusan. Bukan sekadar membuka kedua bibir
dan kemudian membacanya tanpa pemahaman. Siapa yang
membacanya dengan kesadaran, ketulusan, dan pemahaman yang
benar, maka ia akan merasa mendapatkan daya kekuatan dan
memiliki semangat untuk berbuat yang membawa rahmat. Sebab,
baginya nama Allah sebagai titik tolak atau pangkalan tempat bertolak.
Bagi seorang Mukmin sedikit pun tak ada pada dirinya keraguan. Ia berkeyakinan bahwa jika ia memulai suatu pekerjaan dengan nama Allah atau atas nama-Nya, maka pekerjaan yang dilakukannya menjadi bernilai, tidak sia-sia hilang percuma. Sebab
pelakunya terhindar dari godaan nafsu atau dapat mengatasinya
jika godaan itu muncul dan timbul. Sehingga pekerjaan yang dikerjakannya menjadi dan berhasil baik. Apa yang dilakukannya itu
bukan hanya tidak merugikan orang lain, tetapi juga bermanfaat bagi
diri pribadinya, masyarakat, lingkungan, dan kemanusiaan. Di samping itu apa yang dikerjakannya itu dapat ganjaran atau pahala.
Dalam bacaan Basmalah setelah nama Allah kemudian diikuti

dan disebut dua sifat-Nya, yakni ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) dan ar-Rahim (Yang Maha Penyayang). Allah memiliki se-

SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 96 | 1 - 15 JANUARI 2011

43