HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini banyak media massa seperti televisi, radio, surat kabar dan lain -lain
yang mengangkat berita tentang perilaku-perilaku individu yang bisa berdampak
negatif bagi perkembangan anak-anak, terutama pada remaja. Remaja saat ini sangat
mudah terpengaruh dengan berbagai macam produk iklan yang menawarkan
berbagai macam kenikmatan bagi konsumen terutama bagi para remaja, misalnya
iklan rokok yang menawarkan berbagai macam sensasi rasa dan kenikmatan baru
yang terkandung di dalam rokok tersebut.
Merokok juga merupakan aktivitas utama yang dilakukan para remaja saat
ini untuk sekedar coba-coba atau berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Karena
pada masa remaja terjadi perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk
beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis. Sehingga remaja akan sangat
mudah terpengaruh dengan lingkungan di sekitarnya.
Perilaku merokok pada remaja saat ini sudah pada titik yang sangat
mengkhawatirkan dan dilihat dari berbagai macam sudut pandang sangat merugikan,
baik untuk individu maupun orang di sekelilingnya. Para remaja juga seakan tidak
peduli dengan efek penyakit yang ditimbulkan dari bahaya rokok yang bisa merusak
organ-organ vital manusia seperti kerusakan pada paru-paru, jantung, bronchitis

kronis, penyempitan pembuluh darah dan lain -lain.
Menurut Laventhal & Cleary (dalam Hasnida & Kemala, 2005) perilaku
merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai
dengan tahap perkembangannya yang di tandai dengan meningkatnya intensitas
merokok, dan sering mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan nikotin.
Remaja seringkali tidak bisa menghindar dari bahaya asap nicotine yang
sering mereka hirup setiap hari karena pengaruh orang dewasa. Ketika di dalam
keluarga ada salah satu anggota keluarga yang merokok maka remaja tersebut akan
berusaha untuk meniru perilaku orang dewasa tersebut. Perilaku tersebut akan

1

2

meningkat ketika remaja mulai beranjak dewasa dan akan menimbulkan efek
ketergantungan.
Kandungan yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan dan efek
ketergantungan pada tubuh kita. Peran nicotine dalam 1 batang rokok bisa
menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh kita. Selain itu konsumsi rokok
dan tembakau merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya penyakit tidak

menular seperti kardiovaskuler, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, dan kanker
mulut. penyakit-penyakit tersebut saat ini merupakan penyebab kematian utama di
dunia, termasuk di Indonesia.
Menurut beberapa penelitian terdahulu salah satunya adalah Komalasari dan
Helmi (2000) yang meneliti tentang faktor-faktor penyebab perilaku merokok,
menguraikan tentang efek jangka panjang dari merokok antara lain meningkatnya
tekanan darah dan detak jantung bertambah cepat. Menstimulasi kanker dan berbagai
penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi,
jantung, paru-paru dan bronchitis kronis. Disisi lain saat pertama kali mengkonsumsi
rokok, gejala -gejala yang mungkin terjadi adalah batuk-batuk, lidah terasa getir, dan
perut mual. Namun demikian, sebagian dari para pemula tersebut mengabaikan
perasaan tersebut, biasanya berlanjut menjadi kebiasaan, dan akhirnya menjadi
ketergantungan.
Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan
kepuasan secara psikologis. Gejala ini disebut dengan ketergantungan rokok
(Tobacco

Dependence).

Aktivitas


merokok

yang

bisa

menimbulkan

efek

menyenangkan bagi perokok tetapi lambat laun efek rokok akan cenderung bersifat
obsesif. Hal ini disebabkan oleh zat nicotine yang terkandung dalam rokok yang
bersifat adiktif, jika dihentikan secara tiba-tiba akan menimbulkan stress.
Dalam serangkaian laporan yang didokumentasikan oleh Sureon General of
the United States sejak tahun 1964, diperkirakan lebih dari 430.000 pengguna
tembakau di Amerika tewas di usia muda setiap tahunnya. Di Amerika rokok adalah
satu-satunya penyebab kematian dini yang paling dapat dicegah di Amerika Serikat
serta di berbagai negara lain di dunia. Rokok juga menewaskan lebih dari 1.100
orang setiap hari. (Davison, Neale, & Kring, 2010)


3

Data WHO mempertegas bahwa jumlah bahwa jumlah perokok yang ada di
dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja. Bahkan menurut data pada tahun 2000
yang dikeluarkan oleh Global Youth Tobacco Survey (GYTS) dari 2074 res ponden
pelajar Indonesia usia 15-20 tahun, 43,9% (63% pria) mengaku pernah merokok.
(Hasnida & Kemala, 2005).
Sedangkan di Negara-negara industri, merokok merupakan penyebab utama
kematian sebelum waktunya yang tidak dapat dicegah. Sebagian besar perokok mulai
merokok pada usia belasan tahun dan mayoritas remaja perokok merokok di usia
pertengahan. Diperkirakan perokok ringan bisa dua kali lipat terkena resiko kematian
sebelum umur 65 tahun dan asap rokok juga bisa membunuh setengah dari perokok
secara terus-menerus ( Jefferis, Graham, Manor, & Power, 2003).
Merokok biasanya mulai dilakukan selama masa kanak-kanak dan masa
remaja. Pada penelitian lainnya, jumlah remaja yang mulai merokok meningkat
tajam setelah usia 10 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 13 sampai 14 tahun.
Siswa yang mulai merokok pada usia 12 tahun atau lebih muda, lebih cenderung
menjadi perokok berat dan merokok secara teratur daripada siswa yang mulai
merokok pada usia yang lebih tua. ( Santrock, 2003).

Pada awalnya remaja merokok hanya karena coba -coba dan dilakukan
dengan sembunyi-sembunyi. Faktor yang biasanya datang dari remaja itu sendiri
yaitu dapat diartikan sebagai kepribadian remaja. Di dalam masa perkembangannya
remaja cenderung mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri, sehingga remaja
akan mengalami kebimbangan dan merasa bahwa salah satu kebutuhan dari mereka
tidak dapat terpenuhi. Faktor yang lainnya muncul dari lingkungan keluarga, teman
sebaya dan lingkungan sosial. Perilaku merokok pada orang tua akan memberikan
pengaruh penting terhadap perilaku merokok pada remaja. Remaja akan meniru
perilaku dari orang tua ataupun saudara yang merokok. Pengaruh teman sebaya juga
merupakan faktor penting dalam perilaku merokok pada remaja.
Menurut Hurlock (1999) merokok seringkali di mulai disekolah menengah
pertama, bahkan sebelumnya. Pada saat remaja duduk di sekolah menengah atas,
merokok merupakan kegiatan yang luas dalam berbagai kegiatan sos ial dan juga di
daerah-daerah terlarang, seperti di halaman sekolah. Remaja merasa bahwa dirinya
harus lebih banyak menyesuaikan diri dengan norma -norma kelompok sebaya

4

daripada norma-norma orang dewasa atau penguasa lembaga bila memang ingin
diidentifikasikan dengan kelompok sebaya dan tidak mau lagi dianggap anak-anak

melainkan hampir dewasa.
Sedangkan menurut Santrock (2003) merokok sudah dicoba oleh 45% siswa
kelas 2 SMP, dimana 15% diantaranya (dengan usia rata-rata sekitar 13 tahun)
merokok dalam 30 hari terakhir.
Kebanyakan remaja menjadi pecandu rokok semenjak usia 13 tahun. Alasan
para remaja merokok adalah sebagai cara untuk menghadapi stres. Hal ini dapat
mempengaruhi perkembangan kemampua n mereka dalam menghadapi stres dan
dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
Para peneliti menemukan bahwa penggunaan zat terlarang terutama rokok
pada masa remaja awal memiliki efek jangka panjang yang lebih merusak terhadap
perkembangan tingkah laku yang bertanggung jawab dan kompeten, dibandingkan
penggunaan zat terlarang pada masa remaja akhir (Newcomb & Bentler, dalam
Santrock, 2003).
Survey WHO juga menemukan lima juta orang meninggal setiap tahun
karena penyakit degeneratif akibat rokok, seperti kangker paru dan jantung koroner,
di Indonesia sendiri, survei demografi Universitas Indonesia mencatat 427.948 orang
meninggal setiap tahun akibat penyakit yang dipicu konsumsi rokok. Problem
kesehatan ini nantinya akan juga akan terjadi pada anak Indonesia korban perokok
pasif. Besarnya angka itu tak lepas dari tingginya konsumsi rokok di republik ini.
dalam daftar negara konsumen rokok terbesar 2002, indonesia berada pada posisi

kelima dunia dengan konsumsi 208 miliar batang per tahun. indonesia hanya kalah
dari negara-negara kaya seperti tiongkok yang melahap 1.634 triliun batang, amerika
dengan 451 miliar batang, jepang dengan 328 miliar batang, dan rusia 258 miliar
batang.
Sementara itu, dari data WHO jumlah perokok didunia ada sebanyak 1,1
miliar orang, dan 4 juta orang diantaranya meninggal setiap tahun. (Soamole, 2004).
Menurut Hurlock (1999) bahwa pada masa remaja terja di suatu masa
perubahan yang meliputi penyesuaian diri terhadap perubahan fisik yang
menyebabkan meningginya emosi, perubahan minat dan peran yang diharapkan oleh
kelompok sos ial untuk diperankan dan perubahan nilai- nilai.

5

Penyesuaia n ke masa dewasa seringkali menimbulkan stres tersendiri pada
remaja. Seperti kita ketahui bahwa individu yang berada pada masa remaja yang
berkisar antara 13-20 tahun akan mengalami perubahan hidup yang sangat sulit
seperti juga pada dewasa madya, karena pada remaja, individu berada dalam masa
transisi.
Stres merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan. Setiap
individu akan mengalami stres, terutama remaja. Kebanyakan stres di usia remaja

berkaitan dengan masa pertumbuhan. Remaja khawatir akan tuntutan dari keluarga
maupun dari lingkungannya sendiri. Sulit untuk beradaptasi dan selalu berusaha
mencari identitas diri membuat remaja mengalami permasalahan yang sulit untuk
dipecahkan.

Sebenarnya

remaja

bisa

membicarakan

masalah

mereka

dan

mengembangkan ketrampilan menyelesaikan masalah tetapi karena pergolakan

emosional dan ketidakyakinan remaja dalam membuat keputusan penting, membuat
remaja perlu mendapat arahan dari orang dewasa sehingga tidak lari ke hal-hal yang
bersifat negatif.
Ketika remaja menggunakan rokok untuk menghadapi stres, remaja
seringkali kehilangan keyakinan atau kepercayaan diri sehingga timbul niat untuk
melakukan sesuatu yang bisa membangkitkan rasa ketidakpercayaan terhadap diri
sendiri maupun terhadap lingkungannya dengan cara merokok. Mungkin beberapa
orang akan dapat meredakan dengan cara yang tepat, tetapi tidak jarang ada yang
memilih cara yang kurang tepat, seperti merokok, minum alkohol berlebihan, dan
menggunakan narkoba secara bebas (termasuk obat tidur dan penenang yang
diberikan oleh dokter, yang tidak digunakan berdasarkan aturan pemakaian).
Menurut penelitian Komalasari dan Helmi (dalam Hasnida & Kemala,
2005) menyatakan bahwa kepuasaan psikologis merupakan faktor terbesar dalam
perilaku merokok pada remaja. Hasil dari penelitian ini juga didapatkan bahwa stress
adalah kondisi yang paling banyak menyebabkan perilaku merokok pada remaja.
Konsumsi rokok ketika stress merupakan upaya -upaya pengatasan masalah yang
bersifat emosional atau sebagai kompensatoris kecemasan yang dialihkan terhadap
perilaku merokok.

6


Ketika remaja mengalami stres, maka remaja tersebut akan kehilangan
keseimbangan mental, sehingga mereka membutuhkan sesuatu untuk meredakan dan
menstabilkan mentalnya. Berbagai macam cara digunakan untuk meredakan stres
salah satunya dengan merokok, tetapi tidak jarang juga mereka memilih cara yang
tepat, seperti jalan-jalan, menonton film, dan membaca buku. Alasan utama
seseorang tetap merokok adalah untuk meredakan stres, tetapi ada alasan-alasan lain
mengapa remaja sekarang sudah sangat familiar dengan rokok.oleh karena itu pada
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat stres
dengan intensi merokok pada remaja.
Peneliti menganggap mengapa penelitian ini penting karena remaja
merupakan sumber daya manusia dimasa yang akan datang dan menjadi generasi
yang cerdas, sehingga perilaku-perilaku yang tidak sehat pada remaja dapat di cegah
dari sekarang. Karena akan menimbulkan dampak yang tidak sehat bagi generasi
muda saat ini dan dimasa yang akan datang.

7

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahannya yaitu apakah ada hubungan antara tingkat stres dengan intensi
merokok pada remaja?

B . Tujuan Penelitian
Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat stres dengan intensi
merokok pada remaja.

C. Manfaat Penelitian
1.

Manfaat Teoritis
Bagi pengembangan ilmu diharapkan dapat menjadi tambahan untuk
mengembangkan ilmu psikologi, khususnya psikologi perkembangan dan
pendidikan.

2.

Manfaat Praktis
a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi baru pada
orang tua, guru, dan remaja tentang gambaran dan efek perilaku merokok
ditinjau dari tingkat stress.
b. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mencari
solusi dalam mengurangi perilaku merokok pada masyarakat luas dan remaja
khususnya.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INTENSI
MEROKOK PADA REMAJA

SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
RETNO AYU WULANDARI
06810180

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

i

ii

iii

iv

KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Intensi Merokok Pada Remaja”, sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah
Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Drs. Tulus Winarsunu, M,Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Latipun, M.Kes dan Nimatuzahroh, S.Psi. M.Si selaku pembimbing I dan
pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dan arahan yang sangat berguna, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Diana Savitri Hidayati, S.Psi. M.Si selaku dosen wali, Ayah dan Mama,
kakak-kakakku (Mbak Uluk, Mbak Iwung, Mas Agung) dan untuk keluarga
Bapak Sofyan dan keluarga Bapak Didik, tiada kata yang dapat penulis
ungkapkan selain ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan,
do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini
4. Untuk Bapak Kepala Sekolah, TU, Siswa SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk,
terima kasih telah diberikan izin untuk penelitian dan kesediannya dalam
penelitian.
5. Guru dan Staff TU SMP PGRI 2 Tanjunganom Nganjuk, terima kasih untuk
bantuan dan kelancaran selama penelitian.

v

6. Buat sahabat-sahabatku Tika, Dani, Wika, Ulfa, Nissa dan Anung serta buat
Abiku, terima kasih atas motivasi, perhatian, do’a dan dengan sangat sabar
memberikan semangat kepada penulis.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini penulis ucapkan terima kasih banyak.
Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang berlipat ganda
atas segala bantuan yang telah di berikan kepada penulis dan penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan karena keterbatasan pada diri penulis, maka
dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, 4 Februari2012
Penulis

Retno Ayu Wulandari

vi

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................

iii

LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................

iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................

v

INTISARI ........................................................................................................

vii

ABSTRACT......................................................................................................

viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

xii

BAB I

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang ..............................................................................
Rumusan Masalah..........................................................................
Tujuan Penelitian ...........................................................................
Manfaat Penelitian .........................................................................

1
7
7
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Stres .............................................................................................
1. Pengertian stres .....................................................................
2. Faktor-faktor penyebab stres ..................................................
3. Gejala-gejala stres .................................................................
4. Dampak stres pada individu ...................................................
5. Cara mengatasi stres ..............................................................

8
8
9
11
12
14

B. Merokok .....................................................................................

14

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengertian merokok ..............................................................
Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok ........................
Tipe perokok ........................................................................
Aspek-aspek dalam perilaku merokok ....................................
Alasan merokok....................................................................
Dampak merokok .................................................................

14
15
17
18
19
20

C. Remaja ........................................................................................

21

1.
2.
3.
4.

Pengertian remaja .................................................................
Ciri-ciri masa remaja.............................................................
Tahap-tahap perkembangan remaja ........................................
Perilaku merokok pada remaja ...............................................

21
22
23
24

D. Intensi .........................................................................................

28

ix
vii

1. Pengertian intensi ..............................................................
E. Hubungan Antara tingkat stres Dengan
Prestasi Belajar Pada Anak Tuna Daksa .....................................

28
29

F. Hipotesis ......................................................................................
G. Kerangka Pemikiran.......................................................................

31
31

BAB III METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.

Rancangan Penelitian .....................................................................
Variabel Penelitian .........................................................................
Definisi Operasional ......................................................................
Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................
Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ......................................

32
32
33
34
35

1. Jenis data ..........................................................................
2. Instrumen penelitian.............................................................
F. Prosedur Penelitian......................................................................
1. Tahap persiapan...................................................................
2. Tahap pelaksanaan ..............................................................
3. Tahap analisa data ...............................................................

35
35
37
37
37
37

G. Validitas dan Reliabilitas ................................................................
1. Validitas...............................................................................
2. Reliabilitas ...........................................................................

38
38
41

H. Metode Analisis Data ..................................................................

42

BAB IV HASIL PENELITAN

A. Deskripsi Data .............................................................................
1. Deskripsi subyek penelitian .................................................
2. Deskripsi hasil penelitian .....................................................
B. Analisa Data ................................................................................
C. Pembahasan .................................................................................

45
45
45
46
47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran ............................................................................................

50
50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

51

LAMPIRAN ....................................................................................................

53

x
viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Skor untuk jawaban pernyataan pada Skala Likert ...............................

35

Tabel 3.2 Validitas Skala Tingkat Stres .........................................................

40

Tabel 3.3

Validitas Skala Intensi Merokok .........................................................

40

Tabel 3.4

Reliabilitas Skala Tingkat Stres dan Intensi Merokok...........................

42

Tabel 3.5 Rancangan Analisis Data ...................................................................

44

Tabel 4.6

Karakteristik Subyek Penelitian .........................................................

45

Tabel 4.7

Analisis Korelasi Product Moment Antara Tingkat Stres Dengan

Intensi Merokok..................................................................................................

ix
xi

46

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

: Persuratan

Lampiran II

: Skala Tingkat Stres dan Skala Intensi Merokok

Lampiran III

: Hasil Try Out Skala Tingkat Stres

Lampiran IV

: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Tingkat Stres

Lampiran V

: Hasil Try Out Skala Intensi Merokok

Lampiran VI

: Hasil Uji Valid itas dan Reliabilitas Skala Intensi Merokok

Lampiran VII

: Hasil Analisis Data Uji Product Moment

x
xii

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Ed. Revisi).
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Atkinson, L. R., Atkinson, C. R., Smith, E. E., & Bem, J. D. (t.t.). Pengantar
psikologi. (Terj. S. Lyndon). Interaksara .
Azwar, S. (1999). Penyusunan skala psikologi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Azwar, S. (1995). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Azwar, S. (1999). Dasar-dasar psikometri. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Azwar, S.(1997). Reliabilitas dan validitas. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Davison, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2006). Psikologi abnormal. (Terj.
F. Normalasari). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Dayakisni, T., & Hudaniah. (2006). Psikologi sosial. Malang: UMM Press.

Gandara, S., Yamin, A., & Taryono, Y. (2007). Hubungan antara tingkat stress,
dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan iklan dengan perilaku
remaja terhadap rokok . Penelitian praktisi klinis perawat Intensif Care.
Abstrak diakses 19 Desember 2010 dari http://www.google.com.

Hasnida & Kemala, I. (2005). Hubungan antara stres dan perilaku merokok pada
remaja laki-laki. Psikologia, 1(2):105-111.

Hurlock. E. (1999). Psikologi perkembangan. (Terj. M. Ridwan). Jakarta:
Erlangga.

xi

Jefferis, B., Graham, H., Manor, O., & Power, C. (2003). Cigarette consumption
and socio-economic circumstances in adolescence as predictors of adult
smoking. Addiction, 98, 1765-1772.

Komalasari, D., & Helmi, A. F. (2000). Faktor-faktor penyebab perilaku merokok
pada remaja. Jurnal Psikologi, 28:37-47.

Latipun. (2004). Psikologi eksperimen. Malang: UMM Press.

Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Mu’tadin, Z. (2002). Remaja dan rokok (online). Diakses 11 Desember 2011 dari
http://www.google.com.///G:/remaja%20dan%20rokok.htm.

Nasution, K. I. (2007). Stres pada remaja. (Skripsi, Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, Medan).

Nevid, J., Rathus, S. A., & Greene, B. (2003). Psikologi abnormal. (Terj. M.
Ratri). Jakarta: Erlangga.

Noi, S. T., & Smith, J. P. (1994). Managing stress. (Terj. P. Dean). Jakarta: PT
Pustaka Utama Grafiti.

Partodiharjo, S. (2003). Kenali narkoba dan musuhi penyalahgunaannya . Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratama.

Papalia, D. E, Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development. (Terj.
M. Brian). Jakarta: Salemba Humanika.

Poerwanti, E. (2000). Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang: UMM Press.

xii

Ratnasari, N. (2004). Hubungan antara sense of humor dengan tingkat stres
mahasiswa ditinjau dari perbedaan jenis kelamin. (Skripsi, Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

Santrock. J.W. (2003). Perkembangan Remaja. (Terj. C. Wisnu). Jakarta:
Erlangga.

Soamole, I. (2004). Hubungan antara sikap terhadap merokok dengan kebiasaan
merokok pada remaja. (Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang, Jawa Timur).

The Word Bank. Okt (2000). Curbing the epidemic: Governments and the
economics of tobacco control. Alih bahasa: Sri Moertiningsih Adioetomo.
Indonesia.

Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam penelitian psikologi dan pend idikan.
Malang: UMM Press.

Wade, C., & Tavris, C. (2007). Psikologi. (Terj. W. Resty). Jakarta: Erlangga.
Yatim, I , Danny., & Irwanto. (1986). Kepribadian, keluarga, dan narkotika.
Jakarta: Arcan.

xiii