PERBEDAAN SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN ANTARA SISWA SMA DENGAN SISWA SMK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
berlimpah. Namun hal itu tidak dibarengi dengan kualitas dari sumber daya manusia
yang ada untuk mengelola segala sumber daya alam yang telah disediakan. Sumber
daya manusia yang ada kurang memiliki daya saing yang tinggi untuk berlombalomba mengelola sumber daya alam tersebut. Sehingga banyak sumber daya alam
tersebut menjadi terbengkalai dan bahkan justru dikelola oleh pihak asing.
Kemiskinan masih merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi
bangsa Indonesia saat ini. Meski upaya-upaya penanggulangan kemiskinan terusmenerus dilakukan dan bahkan semakin gencar dan meningkat frekuensinya dalam
beberapa tahun terakhir, namun belum terlihat tanda-tanda yang meyakinkan bahwa
masalah kemiskinan dapat segera diatasi. Jumlah penduduk miskin bukan semakin
berkurang, tapi bahkan secara kasat mata terlihat semakin bertambah jumlahnya.
Karena itu, kemiskinan masih akan tetap menjadi tantangan dan masalah terberat
bagi Indonesia ke depan, selain tentunya masalah lainnya (Triyono, 2010).
Problem pengangguran terbuka di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh
pemerintah. Sepanjang 2009-2010, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Kemenakertrans) hanya mampu menurunkan 1,5 persen dari total pengangguran
tahun 2009-2010. Memasuki 2011 pengangguran terbuka sekarang ada pada angka
9,25 juta. Program baru pun disusun Kemenakertrans yakni bekerjasama dengan

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam menyebar
informasi lowongan kerja. Target barunya hingga 2014 pengangguran akan ditekan
sekitar tujuh persen hingga tiga persen (Jarno, 2011).
Menurut data dari Badan Pusat Statistik No. 33/05/Th.XIV, jumlah
pengangguran pada Februari 2011 mencapai 8,1 juta orang atau 6,80 persen dari total
angkatan kerja. Secara umum Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung
menurun, di mana TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen turun dari TPT Agustus
2010 sebesar 7,14 persen dan TPT Februari 2010 sebesar 7,41 persen (Badan Resmi
Statistik, 2011).

1

2

Jika dibandingkan keadaan Agustus 2010 TPT pada hampir semua tingkat
pendidikan cenderung turun, kecuali TPT untuk tingkat pendidikan Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas mengalami kenaikan masingmasing sebesar 0,38 persen dan 0,27 persen. Pada Februari 2011, TPT untuk
pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Diploma menempati posisi tertinggi, yaitu
masing-masing sebesar 12,17 persen dan 11,59 persen. TPT dengan tingkat
pendidikan Universitas mengalami penurunan yang signifikan dari 14,24 persen pada

Februari 2010 menjadi 9,95 persen pada Februari 2011. Hal ini diduga akibat
penerimaan Pegawai Negeri Sipil dalam setahun terakhir didominasi mereka yang
berpendidikan tinggi.
Tabel 1
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009–2011
(Persen)
Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan
(1)
SD Ke Bawah
Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Atas
Sekolah Menengah Kejuruan
Diploma I/II/III
Universitas
Jumlah

2009
2010

2011
Februari Agustus Februari Agustus Februari
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
4,51
3,78
3,71
3,81
3,37
9,38
8,37
7,55
7,45
7,83
12,36
14,50
11,90

11,90
12,17
15,69
14,59
13,81
11,87
10,00
2,68
2,79
2,89
3,02
11,59
4,22
4,66
4,94
5,25
9,95
8,14
7,87
7,41

7,14
6,80

Kepala Seksi Bursa Kerja Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Penduduk (Disnakertransduk) Provinsi Jawa Timur Raharjo
mengatakan, lulusan Sekolah Menengah Atas mendominasi jumlah pengangguran
terbuka di Jawa Timur. Tahun 2010, rasio pencari kerja, jumlah lowongan, dan
kualifikasi pekerja sebesar 4:2:1. Artinya dari empat pekerja yang memperebutkan
dua lowongan hanya tersaring satu orang yang memenuhi kualifikasi. Rasio ini
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009 sebesar 7:2:1. Saat ini pemerintah
terus memacu semangat enterprenuer pelajar. Mereka diharapkan tidak menjadi
pencari kerja di instansi pemerintah maupun swasta, melainkan harus mampu
menciptakan peluang kerja sendiri (Anon., 2011).

3

Menurut data Disnakertransduk Jawa Timur, daerah yang memiliki angka
pengangguran terbuka terbesar adalah Sidoarjo. Disusul Madiun, Mojokerto,
Pasuruan, dan Malang. Kelompok pengangguran ini berangsur-angsur mulai bergeser
ke jenjang lebih tinggi, yakni diploma dan sarjana. Banyaknya jumlah pengangguran

tak lepas dari paradigma berpikir (mindset) generasi muda yang rata-rata ingin
menjadi pegawai, sementara ketersediaan lapangan kerja di sektor formal sangat
terbatas. Hal ini sangat disayangkan, mengingat kemampuan dan kreativitas generasi
muda saat ini sangat tinggi dan memiliki potensi untuk di kembangkan. Menurut
David McClelland, untuk menjadi Negara maju dan makmur, minimal jumlah
wirausaha yang dibutuhkan adalah 2 persen dari total jumlah penduduk, Amerika
Serikat, tahun 2007 memiliki 11,5 persen entrepreneur, Singapura pada tahun 2005
memiliki 7,2 persen entrepreneur, sedangkan Indonesia hanya memiliki 0,18 persen
(Jarno, 2011).
Pola pikir yang diwujudkan dalam cita-cita untuk menjadi pegawai
sebenarnya sudah terjadi di berbagai belahan dunia sejak puluhan tahun yang lalu.
Seorang penulis buku tentang motivasi yang terkenal, yaitu Max Gunther pernah
mengkritik sistem pendidikan di Amerika Serikat tahun 70-an yang katanya hanya
akan melahirkan lulusan “Sanglaritis” yang artinya mereka mempunyai mental
buruh, yaitu ingin menjadi pegawai negeri atau pegawai swasta. Mereka kurang
mampu dan mau menciptakan lapangan kerja sendiri. Bahkan, untuk kasus Indonesia
hal itu masih terjadi sampai sekarang. Memang mengubah pola pikir seseorang untuk
memulai suatu usaha bukan pekerjaan mudah, banyak kendala yang menghadang,
mulai dari mental takut rugi, motivasi, bakat, soal keluarga, dana, pengalaman
sebelumnya, sampai kemampuan mengelola (Kasmir, 2010).

Selain itu juga menurut Kasmir (2010) karena didukung oleh lingkungan
budaya masyarakat dan keluarga yang dari dulu selalu ingin anaknya menjadi
pegawai. Di sisi lain, para orang tua kebanyakan tidak memiliki pengalaman dan
pengetahuan untuk berwirausaha. Oleh karena itu, mereka lebih cenderung
mendorong anak-anak mereka untuk mencari pekerjaan atau menjadi karyawan.
Orang tua juga merasa lebih bangga, bahkan sebagian merasa terbebas, bila anaknya
mampu menjadi pegawai. Dan faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah tidak
ada atau sulitnya memiliki modal untuk berwirausaha.

4

Memang tidak mudah untuk mengubah pola pikir yang sudah tertanam pada
masyarakat. Tetapi demi mewujudkan Indonesia menjadi Negara yang maju,
sebaiknya pola pikir seperti itu harus mulai diubah. Menjadi pegawai tidak selalu
menjamin masa depan yang menjanjikan. Bahkan menjadi seorang wirausaha yang
dapat menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain, justru dapat lebih
menjanjikan masa depan apabila mampu mengelola usahanya dengan baik.
Meredith (1992) mengatakan para wirausaha adalah individu-individu yang
berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam
mengejar tujuannya. Menjadi seorang wirausaha lebih daripada sebuah pekerjaan

atau karir. Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu akan
mempengaruhi strategi karir seseorang.
Sebagian besar orang lebih memilih untuk menjadi pegawai negeri sipil
(PNS) atau pegawai swasta. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa sebab, di
antaranya memiliki penghasilan yang teratur sehingga merasa aman meskipun
gajinya kecil, pekerjaan bersifat rutin, ada kepastian (dapat diprediksi) dalam banyak
hal termasuk kekayaan dapat diramalkan/dihitung, risiko dan tanggung jawab relatif
rendah. Sedangkan hanya sedikit orang yang memilih untuk membuka usaha sendiri
atau menjadi wirausahawan, karena penghasilan tidak tetap, pekerjaan bersifat tidak
rutin, tidak ada kepastian (ketidakpastian tinggi) dalam banyak hal, termasuk
meramalkan kekayaan, risiko dan tanggung jawab besar (Sunarya, 2011).
Sebenarnya terdapat berbagai keuntungan menjadi wirausaha menurut Alma
(Sunarya, 2011) yaitu mendapat peluang untuk mencapai tujuan yang diinginkannya,
terbuka peluang untuk mendemonstrasikan potensi diri secara penuh, terbuka
peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal, terbuka
peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha yang kongkret, dan
terbuka peluang untuk menjadi bos, minimal bagi diri sendiri.
Untuk dapat menciptakan peluang kerja sendiri atau menjadi enterprenuer
ditentukan oleh sikap seseorang. Dayakisni dan Hudaniyah (2009) menyatakan sikap
merupakan kecenderungan untuk bertindak untuk bereaksi terhadap rangsang. Oleh

karena itu manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, akan tetapi harus
ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup.

5

Thurstone mengemukakan bahwa sikap melibatkan satu komponen yaitu
komponen afek. Komponen afek atau perasaan tersebut memiliki dua sifat, yaitu
positif atau negatif. Individu yang mempunyai perasaan positif terhadap suatu obyek
psikologis dikatakan menyukai obyek tersebut atau mempunyai sikap yang
favorarable terhadap obyek itu. Sedangkan individu yang mempunyai perasaan
negatif terhadap suatu obyek psikologis dikatakan mempunyai sikap yang
unfavorable terhadap obyek tersebut. Dalam sikap yang positif reaksi seseorang
cenderung untuk mendekati atau menyenangi obyek tersebut, sedangkan dalam sikap
yang negatif orang cenderung untuk menjauhi atau menghindari obyek tersebut
(Dayakisni & Hudaniyah, 2009).
Sehingga sikap yang positif terhadap kewirausahaan harus ditumbuhkan
dalam diri individu. Agar individu tersebut dapat terus berkarya dalam bidang
kewirausahaan. Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan
antara lain (Kasmir, 2010) jujur dalam bertindak dan bersikap; rajin, tepat waktu, dan
tidak pemalas; selalu murah senyum; lemah lembut dan ramah tamah; sopan santun

dan hormat; selalu ceria dan pandai bergaul; fleksibel dan suka menolong karyawan;
serius dan memiliki rasa tanggung jawab; dan rasa memiliki perusahaan yang tinggi.
Apabila sikap dan perilaku tersebut telah dimiliki oleh seseorang, maka hal tersebut
tentunya juga akan berdampak bagi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia dalam
hal mengurangi jumlah masyarakat miskin dan mengurangi jumlah pengangguran.
Kelangsungan hidup Negara Indonesia berada di tangan para generasi muda
yang ada saat ini. Di antaranya yaitu siswa SMA dan siswa SMK. Kepala Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jateng, Laksono saat membacakan
sambutan Gubernur Jateng tentang cara mengatasi masalah tenaga kerja,
menyebutkan bahwa Pemprov Jateng terus berupaya meningkatkan rasio SMK
terhadap SMU. Pada 2008, rasio SMK terhadap SMU masih 54,4 persen berbanding
45,6 persen. Pada 2010, perbandingannya sudah mencapai 60,10 persen untuk SMK
dan 39,90 persen untuk SMU. Pemprov Jateng menargetkan rasio SMK terhadap
SMA mencapai 70 persen berbanding 30 persen pada 2013 mendatang (Kompas, 11
Oktober 2011).

6

Sirodjuddin (2011) menyebutkan pandangan mengenai perbedaan sikap
kewirausahaan pada siswa SMA dan SMK dapat diketahui dari tabel di bawah ini.

Tabel 2
Perbedaan SMA dan SMK
SMA
Ditujukan untuk siswa yang akan
melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Kurikulum SMA lebih banyak teori dari
pada praktek
Tamatannya tidak siap kerja dan tidak
mandiri
Tempat belajar hanya di sekolah

SMK
Ditujukan untuk siswa yang mau bekerja
dan melanjutkan ke perguruan tinggi
Kurikulum SMK lebih banyak praktek
dari pada teori
Tamatannya siap kerja dan mandiri
Tempat belajar di sekolah dan dunia kerja

Melihat data perbedaan di atas, Sirodjuddin menyimpulkan bahwa jelas
terlihat SMK lebih menjanjikan masa depan dibanding SMA. Hal ini disebabkan
karena kondisi perekonomian Indonesia yang belum bagus, solusi untuk mengatasi
keadaan tersebut adalah dengan menyekolahkan anak di sekolah yang lulusannya
cepat mendapat pekerjaan tetapi tidak membutuhkan waktu lama; banyak lulusan
SMA yang tidak melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi, kurang dari 10% lulusan
SMA yang melanjutkan kuliah di PT, padahal kurikulum SMA disetting untuk
melanjutkan sekolah di PT. Ini tentu sangat ironis karena hampir 90% tamatan SMA
terjun di dunia kerja padahal kurikulum SMA tidak disiapkan untuk bekerja.
Akibatnya banyak lulusan SMA yang kalah bersaing dalam mencari pekerjaan
karena mereka memang tidak siap kerja. Oleh karena itu, pemerintah mengambil
kebijakan untuk menambah jumlah SMK daripada mengembangkan SMA.
Komposisi perbandingan yang dibuat adalah 70% SMK dan 30% SMA. Ini tentu
dengan tujuan untuk menjadikan lulusan sekolah menengah yang siap kerja dan
mandiri; dan dunia kerja yang semakin kompetitif, ketatnya persaingan mencari kerja
menjadikan tamatan sekolah menengah harus orang yang kompeten di bidangnya dan
siap kerja. SMK sangat piawai dalam mencetak lulusan yang siap kerja dibanding
SMA (Sirodjuddin, Desember 2011).
Pernyataan-pernyataan di atas didukung pula oleh penelitian yang dilakukan
Riyanti (2007) tentang intensi menjadi wirausaha pada siswa SMK menunjukkan
bahwa 78,8% siswa SMK memiliki intensi yang tinggi (28,3% menyatakan ingin
menjadi wirausaha dan 50,5% menyatakan sangat ingin menjadi wirausaha).

7

Penelitian yang telah dilakukan Sulistiyono (2009), yang berjudul Perbedaan
self efficacy berwirausaha antara siswa SMA dengan siswa SMK didapatkan hasil
bahwa t = 14,448 dan p = 0,000. Sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan self
efficacy berwirausaha yang sangat signifikan antara siswa SMA dengan siswa SMK.
Di mana siswa SMK memiliki self efficacy berwirausaha lebih tinggi dengan mean
sebesar 111,76 dibandingkan dengan siswa SMA dengan mean sebesar 99,52.
Pada dasarnya SMA diprogram untuk mereka yang melanjutkan ke tingkat
yang lebih tinggi, sedangkan pembekalan skill (untuk SMA) bisa dikatakan hanya
sedikit pembekalan skill-nya. Berbeda dengan dunia SMK, mereka dituntut untuk
menguasai skill serta diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kurikulum yang dirancang untuk SMA dan SMK
berbeda dalam rangka untuk menghasilkan output SDM yang tepat sasaran. Tentunya
berdasarkan dari pendidikan tersebut akan menumbuhkan self efficacy yang berbeda
pula antara siswa lulusan SMA dan lulusan SMK dalam berwirausaha.
Harvey dan Smith (dalam Ahmadi, 2007) menyatakan bahwa sikap adalah
kesiapan merespons secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap
objek atau situasi. Objek atau situasi yang dimaksud adalah kewirausahaan. Jadi
bagaimana kesiapan siswa SMA dan siswa SMK setelah lulus nantinya dapat
merespons dalam bentuk positif (favorable) atau negatif (unfavorable) terhadap
kewirausahaan.
Dari latar belakang jenis sekolah antara SMA dan SMK terdapat perbedaan.
Di mana pada siswa SMA lebih dipersiapkan untuk memasuki Perguruan Tinggi.
Sedangkan pada siswa SMK lebih dipersiapkan untuk dapat memasuki dunia kerja.
Karena terbatasnya jumlah lapangan pekerjaan di sektor formal, seharusnya siswa
SMK yang lebih mengetahui tentang dunia kerja dibanding siswa SMA, sadar akan
hal tersebut. Siswa SMK seharusnya dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi
dirinya sendiri dan juga orang lain. Siswa SMK seharusnya juga memiliki sikap yang
lebih mendukung terhadap kewirausahaan daripada siswa SMA.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap terhadap
kewirausahaan dapat muncul apabila seseorang mempunyai pengalaman mengenai
hal tersebut dan juga dapat muncul apabila seseorang cenderung menyenangi hal
tersebut. Begitu pula dengan siswa SMA dan siswa SMK yang mempunyai

8

pengalaman dan mendapatkan metode pendidikan yang berbeda pula ketika duduk di
bangku sekolah. Sikap terhadap kewirausahaan dapat muncul karena pengaruh
lembaga pendidikan, yaitu apabila seseorang telah mengenyam pendidikan formal,
misalnya dengan bersekolah di sekolah khusus keterampilan. Siswa yang bersekolah
di SMA lebih dipersiapkan untuk dapat memasuki Perguruan Tinggi setelah
menamatkan pendidikannya di bangku SMA. Sedangkan siswa yang bersekolah di
SMK lebih dipersiapkan untuk dapat memasuki lapangan pekerjaan setelah lulus dari
sekolahnya. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi sikap terhadap kewirausahaan
yang akan ditunjukkan oleh siswa SMA dan siswa SMK. Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Sikap Terhadap
Kewirausahaan Antara Siswa SMA dengan Siswa SMK.”
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan
sikap terhadap kewirausahaan antara siswa SMA dengan siswa SMK?”

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sikap terhadap
kewirausahaan antara siswa SMA dengan siswa SMK.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dan dapat
memberikan masukan bagi pengembangan ilmu psikologi industri dan organisasi
serta psikologi sosial.
2. Manfaat Praktis
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan
wawasan bagi masyarakat pada umumnya baik Depnakertrans, Depdiknas, guru,
sekolah maupun bagi siswa SMA dan siswa SMK mengenai sikap terhadap
kewirausahaan dan pengembangan kewirausahaan di Indonesia.

PERBEDAAN SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN
ANTARA SISWA SMA DENGAN SISWA SMK

SKRIPSI

Oleh:
Saptyna Arom Marsono
08810025

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

PERBEDAAN SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN
ANTARA SISWA SMA DENGAN SISWA SMK

SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Psikologi

Oleh:
Saptyna Arom Marsono
08810025

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah Rabbil Alamin, dengan segala kebesarannya, karunia
dan izinnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam
selalu tercurah pada kekasih Allah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat
dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.
Skripsi ini berjudul “Perbedaan Sikap Terhadap Kewirausahaan Antara
Siswa SMA Dengan Siswa SMK”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai
salah satu syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa
kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan, dan
dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1.

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.

2.

Dra. Djudiyah, M.Si selaku Dosen Pembimbing I sekaligus dosen wali, terima
kasih atas bimbingan dan saran-saran yang bermanfaat selama penyusunan
skripsi ini dan telah banyak memberikan bantuan selama menjadi mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Malang.

3.

M. Salis Yuniardi, M.Psi selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih atas
bimbingan dan saran-saran yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.

4.

Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang.

5.

Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Malang dan Kepala Sekolah SMA
Muhammadiyah 1 Malang yang telah memberikan ijin kepada peneliti, sehingga
penelitian dapat berjalan dengan lancar.

6.

Yang teristimewa dan yang telah mendampingi saya dengan penuh kasih sayang,
Bapak H. Sindhu Marsono dan Ibu Hj. Sunarti yang telah mendukung dan
mendoakan ananda, terimakasih atas bantuan moril maupun materil yang telah
diberikan kepada ananda.

7.

Ade-adeku yang paling kakak sayang, Sefrina Dhona Marsono terima kasih telah
setia menemani kakak dalam mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini,
Muhammad Ridho Marsono, terima kasih atas dukungan dan perhatiannya.

8.

Bubuhan Buncis (Mute, Dini, Danti) terima kasih telah menjadi sahabatku dan
terima kasih atas semangat dan perhatian yang telah kalian berikan. Unyuuukk…

9.

Buat seseorang yang telah sempat dan akan selalu ada di hatiku, Dwi Santri
Pryambada terima kasih atas segala yang telah diberikan.

10. Kak Tri, terima kasih atas bantuan, saran dan dukungannya selama ini.
11. Untuk seseorang yang telah menjadi pondasi awalku membuat penelitian ini,
terima kasih atas saran, motivasi, dan kepercayaan yang telah diberikan.
12. Rekan-rekan Psikologi 2008 khususnya kelas A, kebersamaan yang begitu
berarti selama berkumpul bersama kalian.
13. Teman-teman seperjuangan selama bimbingan (Wiwin, Ima, Tya), tanpa kalian
penulis tidak akan bisa seperti sekarang terimakasih atas semangat dan
dukungan kalian.
14. Dan untuk semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak.
Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik
sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, Januari 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................
SURAT PENYATAAN .......................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
INTISARI ............................................................................................................
ABSTRACT .........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
DAFTAR TABEL ................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan Penelitian ............................................................................
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................

BAB II

i
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
xi
xii

1
8
8
8

TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap ...............................................................................................
1. Pengertian Sikap ........................................................................
2. Komponen Sikap ........................................................................
3. Ciri-ciri Sikap ............................................................................
4. Fungsi Sikap ..............................................................................
5. Faktor-faktor Pembentukan Sikap .............................................
6. Macam-macam Sikap ................................................................
B. Kewirausahaan ................................................................................
1. Pengertian Kewirausahaan .........................................................
2. Karakteristik Kewirausahaan .....................................................
3. Sikap dan Kepribadian Wirausaha .............................................
4. Keuntungan dan Kelemahan Menjadi Wirausaha .....................
C. Jenis Pendidikan Formal .................................................................
1. Pengertian Sekolah Menengah Atas ..........................................
2. Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas ............................
3. Tujuan Sekolah Menengah Atas ................................................
4. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan ...................................
5. Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan ....................
6. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan ........................................
D. Perbedaan Sikap Kewirausahaan Antara Siswa SMA dengan Siswa
SMK ...............................................................................................
E. Kerangka Berpikir ..........................................................................
F. Hipotesis Penelitian ........................................................................

9
9
10
10
11
12
14
14
14
16
17
19
20
21
21
22
22
23
24
24
26
27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .....................................................................
B. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................................
C. Definisi Operasional .......................................................................
1. Sikap Terhadap Kewirausahaan .................................................
2. Jenis Pendidikan Formal ............................................................
D. Populasi dan Sampel .......................................................................
E. Prosedur Penelitian .........................................................................
1. Tahap Persiapan .........................................................................
2. Tahap Pelaksanaan .....................................................................
3. Tahap Akhir ...............................................................................
F. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ....................................
1. Jenis Data ...................................................................................
2. Metode Pengumpulan Data ........................................................
G. Validitas dan Reliabilitas ................................................................
1. Validitas .....................................................................................
2. Reliabilitas .................................................................................
H. Metode Analisa Data ......................................................................

28
28
29
29
29
29
30
30
30
31
31
31
31
33
34
36
38

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ................................................................................
1. Sikap Terhadap Kewirausahaan pada SMK Muhammadiyah 1
kota Malang ...............................................................................
2. Sikap Terhadap Kewirausahaan pada SMA Muhammadiyah 1
kota Malang ...............................................................................
3. Sikap Terhadap Kewirausahaan dari Seluruh Subjek ................
B. Hasil Analisa Data ..........................................................................
C. Pembahasan ....................................................................................
BAB V

39
39
40
40
41
42

PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ...............................................................................................

46
46

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
LAMPIRAN .........................................................................................................

48
50

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan, 2009–2011 (Persen) ...............................

2

Tabel 2. Perbedaan SMA dan SMK ..................................................................

6

Tabel 3. Skor Pilihan Jawaban ..........................................................................

32

Tabel 4. Blue Print Skala Sikap Terhadap Kewirausahaan ...............................

33

Tabel 5. Hasil Rangkuman Analisa Validitas Butir Skala Sikap terhadap
Kewirausahaan ....................................................................................

35

Tabel 6. Uji Reliabilitas Item Skala Sikap Terhadap Kewirausahaan ...............

37

Tabel 7. Uji Reliabilitas Item Skala Sikap Terhadap Kewirausahaan Secara
Keseluruhan .........................................................................................

37

Tabel 8. Perhitungan T-score Sikap terhadap Kewirausahaan pada SMK
Muhammadiyah 1 Kota Malang ..........................................................

40

Tabel 9

Perhitungan T-score Sikap terhadap Kewirausahaan pada SMA
Muhammadiyah 1 Kota Malang ..........................................................

40

Tabel 10. Perhitungan T-score Sikap terhadap Kewirausahaan dari Seluruh
Subjek ..................................................................................................

40

Tabel 11. Hasil Uji Beda T-Test .........................................................................

41

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian .......................................................................

50

Lampiran 2. Data Kasar Sikap Terhadap Kewirausahaan ..................................

56

Lampiran 3. Hasil uji Validitas dan Reliabilitas .................................................

62

Lampiran 4. Hasil T-Score ..................................................................................

80

Lampiran 5. Tabel Frekuensi Variabel X dan Y .................................................

82

Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian ...........................................................

84

DAFTAR PUSTAKA
Alsa, Asmadi. (2004). Pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta kombinasinya
dalam penelitian psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi sosial. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Anon. (2011). Lowongan CPNS. http://www.lowongancpns.org/2011/03/minatmasyarakat-menjadi-pegawai-negeri-sipil-akan-picu-pengangguran-terbuka/
(diakses 19 Oktober 2011).
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Azwar, S. (2010). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2003). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2009). Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Badan Resmi Statistik. (2011). Keadaan ketenagakerjaan februari 2011
No.33/05/Th. XIV. http://www.bps.go.id/brs_file/naker-05mei11.pdf (diakses
19 Oktober 2011).
Dayakisni, T., & Hudaniyah. (2009). Psikologi sosial. Malang : UMM Press.
Dinas Pendidikan Provinsi Jakarta. (2010). Kalender pendidikan TK, TKLB, SD,
SDLB, SMP, SMPLB, SMA, SMALB, SMK dan PNFI tahun pelajaran
2010/2011. http://disdikdki.net/images/file/20937808371501072010@Kalender.pdf (diakses 14 Oktober 2011).
Djumena. E. (2011). BPS: Pengangguran turun jadi 8,12 juta.
http://www.lowongancpns.org/2011/06/pengangguran-indonesia-tahun-2011masih-8-12-juta/ (diakses 19 Oktober 2011).
Gerungan. (1988). Psikologi sosial. Bandung : PT. Eresco.
Meredith et al. (1992). Kewirausahaan teori dan praktek (Cetakan Kedua). Jakarta :
PT. Karya Unipress.
Hisrich et al. (2008). Entrepreneurship kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Ihsan, Fuad. (2005). Dasar-dasar kependidikan komponen MKDK. Jakarta : Rineka
Cipta.

Jarno. (2011). Awal tahun 2011 pengangguran masih 9,25 juta.
http://jarno.web.id/general/awal-tahun-2011-pengangguran-masih-925
juta.html#axzz1bEOix700 (diakses 19 Oktober 2011).
Jarno. (2011). Program wirausaha mandiri. http://jarno.web.id/general/programwirausaha-mandiri-young-technopreneur-2011.html#axzz1bEOix700 (diakses
19 Oktober 2011).
Kasmir. (2010). Kewirausahaan (Ed. 1 Cetakan Kelima). Jakarta : PT. Grafindo
Persada.
Karlinger, F. N. (2004). Asas-asas penelitian behavioristik (3 ed.). Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
Mulyasa. (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. (1985). Organisasi sekolah dan pengelolaan kelas. Jakarta : PT.
Gunung Agung.
M, Sardiman. A. (2004). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo.
Poerwanti, E. (1998). Metode penelitian. Malang : UMM Press.
Sirodjuddin. (2011). SMK lebih menjanjikan masa depan di banding SMA.
http://ardansirodjuddin.wordpress.com/2008/06/03/smk-lebih-menjanjikanmasa-depan-di-banding-sma/ (diakses 07 Desember 2011).
Sulistiyono, Yoyok. (2009). Perbedaan self efficacy berwirausaha antara siswa SMA
dengan siswa SMK. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.
Sunarya, Sudaryono,. & Saefullah, A. (2011). Kewirausahaan. Yogyakarta : CV.
Andi Offset.
Suryabrata, S. (1998). Metodologi penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suryosubroto, B. (2004). Manajemen pendidikan di sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Triyono, Juli. (2010). Hubungan antara religiusitas dengan kewirausahaan pada
siswa kelas XI SMK negeri 1 Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Walgito, B. (2003). Psikologi sosial suatu pengantar. Yogyakarta : Andi Offset.
Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang :
UMM Press.
Zimmerer. (2008). Kewirausahaan dan manajemen usaha kecil. Jakarta : Salemba
Empat.